Sabtu, 19 September 2015

Jadilah Pemaaf



Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil  ketika menghadapi seseorang yang sempat melukai perasan. Kita bisa menyimpan dendam yang bergemuruh di dada atau memilih menjadi pribadi pemaaf yang melepas segala kesalahan yang dilakukan orang pada diri kita. Tentu pilihan terbaik yang diajarkan oleh agama adalah menjadi pribadi kedua.

“Saya menangis sesaat menamatkan baca biografi Muhammad. Tidak ada teladan luhur selain Muhammad”. Inilah ucapan dari seorang Mahatma Gandhi. Lantas kita bagaimana ?. memang sudah semestinya kita mengingat kembali teladan Rasul saw tentang memafkan. Ketika Beliau saw berdakwah ke Thaif, penduduk tidak hanya menolak dakwahnya, tapi juga mengusir dengan cara yang anarkis. Melepari Rasul saw hingga babak belur berlumur darah. Rasul terus berupaya untuk lari, tanpa ada sedikitpun upatan.

Sungguh Jibril tak tega melihat apa yang terjadi pada Kekasih Allah tersebut.Akhirnya menawarkan untuk memusnahkan seluruh penduduk Thaif. Tapi sungguh menakjubkan. Rasul pun mengatakan kepada Jibril. “ Jangan lakukan hal itu, sungguh mereka belum mengerti.” Subhanallah. Inilah maaf yang menguar dari hati yang selalu dekat dengan Rabbnya, hati yang ingin dikotori oleh dendam durjana, dan inilah yang menjadikan Rasul saw menjadi pemaaf sejati. Sebab pemaaf sejati lebih memilih memaafkan meskipun sebenarnya mereka punya kuasa untuk membalas keburukan yang dicampakan padanya.

Perjalanan hidup kita yang seperti buku, cover depan adalah tanggal lahir ,cover belakang adalah tanggal Kematian . Tiap Halamannya , adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan . sayangnya apapun yang sudah tertulis dalam buku itu, tidak akan bisa di'Edit’ lagi . Tapi seBuruk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih , baru dan tidak tergores . Tidak cantik jika lembara-lembaran itu ternodai oleh titik-titik kedendaman. Cobalah untuk memafkan. Sejarah mencatat  bahwa orang-orang besar memiliki jiwa yang sangat pemaaf. Mereka tak mau mengerdilkan dirinya dengan menjadi pribadi pendendam. Bagi mereka cara terbaik untuk mengekspresikan dendam adalah dengan meraih kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar