Ada banyak
pilihan yang bisa kita ambil ketika
menghadapi seseorang yang sempat melukai perasan. Kita bisa menyimpan dendam
yang bergemuruh di dada atau memilih menjadi pribadi pemaaf yang melepas segala
kesalahan yang dilakukan orang pada diri kita. Tentu pilihan terbaik yang
diajarkan oleh agama adalah menjadi pribadi kedua.
“Saya
menangis sesaat menamatkan baca biografi Muhammad. Tidak ada teladan luhur
selain Muhammad”. Inilah ucapan dari seorang Mahatma Gandhi. Lantas kita
bagaimana ?. memang sudah semestinya kita mengingat kembali teladan Rasul saw
tentang memafkan. Ketika Beliau saw berdakwah ke Thaif, penduduk tidak hanya menolak
dakwahnya, tapi juga mengusir dengan cara yang anarkis. Melepari Rasul saw
hingga babak belur berlumur darah. Rasul terus berupaya untuk lari, tanpa ada
sedikitpun upatan.
Sungguh Jibril tak tega melihat apa
yang terjadi pada Kekasih Allah tersebut.Akhirnya menawarkan untuk memusnahkan
seluruh penduduk Thaif. Tapi sungguh menakjubkan. Rasul pun mengatakan kepada
Jibril. “ Jangan lakukan hal itu, sungguh mereka belum mengerti.” Subhanallah.
Inilah maaf yang menguar dari hati yang selalu dekat dengan Rabbnya, hati yang
ingin dikotori oleh dendam durjana, dan inilah yang menjadikan Rasul saw
menjadi pemaaf sejati. Sebab pemaaf sejati lebih memilih memaafkan meskipun
sebenarnya mereka punya kuasa untuk membalas keburukan yang dicampakan padanya.
Perjalanan hidup
kita yang seperti buku, cover depan adalah tanggal lahir ,cover belakang adalah
tanggal Kematian . Tiap Halamannya , adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa
yang kita lakukan . sayangnya apapun yang sudah tertulis dalam buku itu, tidak
akan bisa di'Edit’ lagi . Tapi seBuruk apapun halaman sebelumnya, selalu
tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih , baru dan tidak tergores .
Tidak cantik jika lembara-lembaran itu ternodai oleh titik-titik kedendaman.
Cobalah untuk memafkan. Sejarah mencatat
bahwa orang-orang besar memiliki jiwa yang sangat pemaaf. Mereka tak mau
mengerdilkan dirinya dengan menjadi pribadi pendendam. Bagi mereka cara terbaik
untuk mengekspresikan dendam adalah dengan meraih kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar