Orang kerdil selalu
merasa sedih dengan keinginan yang belum dimilki, sementara orang besar selalu
mendayagunakan apa yang sudah dimiliki. Kita yang semacam apa ? hanya kitalah
yang patut menilai diri sendiri. Kita mesti menyadari bahwa manusia memiliki
potensi yang jauh lebih dahsyat ketimbang malaikat. Itulah mengapa saat baru
dicipta, Allah meminta malaikat bersujud kepada Adam. Maka tidak baiklah jika kita meremehkan Mahakarya
Tuhan dengan plihan hidup kita yang kerdil. Engganlah melecehkan Mahakarya
Tuhan dengan aktivitas kita yang tak berarti. Bukankah kezhaliman yang teramat dahsyat jika kita menjadikan Mahakarya yang istimewa ini hanya
numpang lewat dalam sejarah. Lahir, hidup, lalu mati, tanpa meninggalkan
warisan berharga bagi generasi selanjutnya.
Jika kita harus
kecewa dan menggerutu terhadap kekurangan pada diri kita, maka datanglah pada ‘Arsitek’
yang telah merancang dan menciptakan kita. Bisa ? Yakinlah tidak ada satu pun
manusia di muka bumi ini yang hanya diberi kelebihan tanpa dikaruniai
kekurangan, begitupun sebaliknya. tidak ada satu pun manusia yang diberi
kekurangan tanpa dihadiahkan kelebihan pada dirinya. Tetaplah berbaik sangka. Allah memberikan
ketidaksempurnaan pada diri seseorang pasti ada rencana besar untuk menjadikan
hal itu sebagai alasan untuk memuliakannya di masa mendatang.
“…. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(Q.S.al-Baqarah:216)
Kita hanya
satu-satunya yang ada di muka bumi. Kita adalah Mahakarya Terindah. Masterpiece
yang tiada duanya. Sebab tak ada satu pun yang lahir nya, pengalaman hidupnya,
serta matinya, sama persis dengan kita. Kita adalah satu dari tiga ratus
miliaran kemungkinan yang ditakdirkan untuk ada. Dengan kata lain, tiga ratus
ribu miliar ‘saudara kandung’ kita telah kalah untuk lahir ke dunia ini. Lalu
kitalah yang terpilih untuk menjadi wakil Tuhan dimuka bumi. KITA MEMANG LUAR
BIASA.
Dan Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
(Q.S.al-Baqarah:30)
Menjadi wakil Tuhan untuk bumi
yang telah diciptakan-Nya memang bukan lah tugas ringan. Ini adalah amanah
berat. Oleh karena itu, kita diciptakan dengan serius bukan dengan bercanda.
Menyadari bahwa jasad ini miliki tanah, sementara ruh yang bersemayam adalah
milik Allah, dan suatu saat akan diminta-Nya, lantas bagian mana yang menjadi
milik kita, dialah amalan kita.
Ketika pikiran
kita di tulis oleh berjilid-jilid kebaikan, kesuksesan, kemenangan, kedamaian,
cinta, dan kasih sayang. Tidak sulit bagi Tuhan untuk membantu semesta agar
membentuk sistem kerja yang ritmis dan sismatis untuk merealisasikan apa yang
kita pikirkan. Hidup hanya sekali. Maka pelangikan hidup dengan penuh
warna-warni berarti. Yang jasadnya pergi namun namanya terus bergentayangan di
seanter bumi. Kita tentu tidak mengerti
mengapa sampai hari ini kita masih ada di muka bumi, mungkin tugas kita belum
selesai, atau bisa jadi karena dosa kita terlalu banyak dan Allah masih memberi
kita nafas untuk bertaubat dan berbuat. Karena
kita adalah satu-satunya yang ada di muka bumi, jadilah yang berarti, jadilah
luar biasa.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(Q.S.Ali-Imran:139)
©Ningsi_afj
08:41 PM . 18-09-15@HomeBangko
#remainder,#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar