Senin, 21 September 2015

Memahami Kehidupan Agar Lebih Hidup



Sekarang kita tengah  dihajar kesibukan. Waktu yang kita punya makin tiris karena pekerjaan yang kita tekuni kian egois. Imbasnya, tanpa sebab jelas kita sering naik pitam, masalah yang ada juga tak pernah benar-benar terselesaikan. Sibuk melempar permasalahan dan mencari pembenaran. Menggiring dan bertukar bola api yang semakin lama jilatannya bertambah besar.  Pada akhirnya, membuat kita dibelenggu keperihan, dilanda kesedihan yang tak berkesudahan. Merasa paling malang. Aduh kasihan..

Pada saat ini kita hidup di era yang penuh dengan keegoisan dimana seseorang tidak peduli dengan apapun jika hal tersebut tidak menguntungkan untuk diri sendiri.  Maka mencari makna hidup adalah salah satu bahasan penting yang  fenomenal dan eksotik sekaligus banyak peminatnya. Sebab dengan memahami makna hidup itulah kita bisa menjalani hidup yang lebih bermakna dan lebih bervisi.  Kita juga tahu bahwa setiap orang ingin hidup bahagia dan punya arti yang baik bagi orang-orang di sekelilingnya.  Betapa tak asyik hidup ini jika terjebak dalam segitiga permanen KT (kamar tidur), KM (kamar makan), KB (kamar buang,WC). Ia tidur bila lelah dan kantuk menyerang. Jika bangun dan perutnya lapar, ia pergi ke dapur untuk makan. Dan bila telah terjadi pembusukkan dalam usus, ia harus pergi ke KB untuk membuang menu internasional yang tadi baru di pamer lewat IG dan sosmed lainnya. Lalu semua aktivitas lainnya hanyalah menjadi aksesoris dari kerangka utama segitiga mogok tersebut. 

Sepertinya pondasi memang harus giat kita susun dari sekarang. Kita harus mulai merombak tatanan demi kebaikan. Gelombang pekerjaan yang menuntut kerja keras dan sedang menghisap kita ini memang demi menjamin kehidupan di masa depan, tapi maukah kita berjuang untuk menyeimbangkan pekerjaan?.  Sebab, keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS Adz Dzaariyaat:56)

 Selain hidup ini adalah ibadah mari kita telusuri kembali, makna-makna kehidupan kita. Bahwa kehidupan kita adalah ujian. Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,
(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”,

Lalu  hidup adalah sementara Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,

 “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“

Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35, 
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.“
Jika hidup itu adalah ibadah, maka pastikan semua aktivitas kita adalah ibadah. Caranya ialah pertama selalu meniatkan aktivitas kita untuk ibadah serta memperbaharuinya setiap saat karena bisa berubah.  lalu pastikan juga apa yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan (ibadah mahdhah) dan tidak dilarang oleh syariat (ghair mahdhah).  Jika hidup itu adalah ujian, maka tidak ada cara lain menyelaraskan hidup kita, yaitu menjalani hidup dengan penuh kesabaran.  Jika kehidupan akhirat itu lebih baik, maka kita harus memprioritaskan kehidupan akhirat. Bukan berarti meninggalkan kehidupan dunia, tetapi menjadikan kehidupan dunia sebagai bekal menuju akhirat.  Jika hidup ini adalah sementara, maka perlu kesungguhan (ihsan) dalam beramal. Tidak ada lagi santai, mengandai-ngandai, panjangan angan-angan apalagi malas karena kita tidak hidup ini tidak selamanya. 
Bergeraklah sekarang, bertindaklah sekarang, dan berlomba-lombalah dalam kebaikan Kebaikan bukan hanya perasaan, melainkan emosi yang mengarah ke tindakan. Kebaikan memberikan kehangatan pada kehidupan dan setiap interaksi yang baik memicu suatu perasaan relasi dan kesenangan. Dengan begitu kehidupan kita akan sangat berarti untuk generasi selanjutnya, setidaknya anak cucu kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar