Matahari yang terus melangkah
dalam tarian radian lalu menyusuri pola jalan yang bersudut tak hingga, begitu
pun bumi yang terus melangkah dalam pola lingkaran. Kita ? juga terus akan melangkah
kan. Melangkah menuju kedewasaan. Ketika kaki kita dibawa langkah hingga begitu jauh perjalanan, Mampukah diri
mampu bertanggungjawab atas nikmat menghirup udara lepas? Akankah hati sudah
lebih kokoh dan tak serapuh kamarin ketika kesedihan tiba-tiba datang? Bisakah paradigma menjadi lebih luas tuk menelaah tragedi demi tragedi yang melintas di depan
mata? Sebab ternyata, kedewasaan adalah tentang pilihan. Memilih untuk belajar
mendewasa dari hari ke hari, atau menikmati hidup tanpa menemukan apa-apa. Kita
dituntut bertanggung jawab atas pilihan kita entah kini, esok, atau nanti.
Kita bersama semesta tarus
melangkah mendewasa. Semesta mendewasa dengan terus meluas ke hingga yang entah
tempatnya. Kita mendewasa dengan terus meluas hingga ke seluas-luasnya
kesabaran, kesyukuran, dan keikhlasan. Menjadi dewasa adalah menjadi manusia yang mampu membawa
hidup dengan kaki sendiri tanpa melupakan tangan orang lain yang membantu kita
belajar berjalan. Menjadi dewasa merupakan sebentuk keberanian berdamai dengan
segala yang memporak-porandakan rasa. Di titik itu kita diharapkan bisa
menyikapi segala sesuatu dengan bijak. Kita yang dibuat untuk dapat mengubah
bisa menjadi biasa, agar ‘tak bisa’ bukan lagi menjadi alasan.
Kita mendewasa bersama janji. Sebab
janji adalah janji. sekuat apapun kita mengingkari akan ada saat kita tersadar
bahwa janji adalah janji. Kita pernah berjanji kan pada Tuhan. Semoga kita
tidak dibuat lupa. bahwa kita telah diwarisi pendengaran, penglihatan, dan hati
yang semuanya akan diminta pertanggungjawaban. Kita telah berjanji. Bahwa kita
adalah hamba Tuhan. Sejatinya kita mendewasa dengan langkah-langkah sebagai
hamba Tuhan. Semoga Tuhan tetap menjadi yang pertama sesuai dengan janji.
Kita menempuh
perjalanan, dengan derap-derap langkah yang mendewasakan pemahaman. Sehingga
kita dijadikan mengerti bahwa hidup bukan main-main. Kata semesta, “perbanyaklah
belajar bukan main-main”, Karena hidup ini adalah keseriusan. Serius dalam
belajar, belajar bersabar dan belajar
bersyukur. Sebuah pembelajaran yang proses belajarnya tak pernah habis hingga
usia lapuk disudahi waktu. tentang Usia yang lapuk itu. Tahu kan ? Suatu saat
yang tersisa dari kita adalah nama dan sejarah perjalanan tentang langkah kita
yang mendewasa. Namun pada akhirnya, orang-orang perlahan akan melupa. Lalu, tegakah kita tetap hidup tanpa mampu melakukan
apa-apa. Esok…. jika kita hanya tinggal nama, siapkanlah nama terbaik untuk dikenang.
Biasanya nama yang baik adalah nama orang baik. Bersama langkah menuju
pendewasaan jadilah baik. Itu cukup.
Kelak kita yang
telah menjadi dewasa. Jangan lagi banyak mengeluh. Jangan pula banyak menuntut.
Yang telah dikanfaskan Tuhan untuk kita. Lihatlah dengan pandangan takjub,
jangan suka mencela dengan rentetan gerutu dan keluhan. Jangan ya… ! Keluhan
dan gerutu itu diwaspadai dapat merusak hati terlebih iman kita. Karena secara
tidak sadar kita tengah mempertanyakan keadilan Tuhan. Betapa horornya
pertanyaan itu. Jika kita tengah mempersoalkan ikhlas dan sabar. Marilah
merenung. Mungkin dahi kita sudah jarang menyentuh tempat sujud. Tuhan tak
meminta banyak bukan. Hanya mau kita merendah dan sadar bahwa tanpa Dia kita
tiada dan bukanlah apa-apa. Dan ujung-ujungnya semua akan kembali pada terserah
mana yang terbaik menurut Tuhan saja.
Kelak kita yang telah menjadi
dewasa. Akan menikmati hidup sebagai perjalanan. Lalu menjadikan kehidupan
dunia hanyalah persinggahan sementara dari sebuah perjalanan yang panjang. Kisah
perjalanan kita tak selalu cerita senang, di sisi kehidupan ini takkan pernah
berhenti menawarkan cobaan. Tawa dan air mata bergulir terus menerus. Sebagai
cara Tuhan untuk mendekatan kita pada-Nya. Dia kuatkan kita dengan manisnya
iman dalam kesabaran, kesyukuran, dan keikhlasan. Semoga kita dikaruniakan
ketenangan hati dari kesetiaan kita
bertemu Tuhannya pada puncak tertinggi
disepanjang sujud sepertiga malam.
©Ningsi_afj
#remainder,#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar