Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Maret 2022

Impian Ibu

Semakin kesini, kok merasa gak pernah lagi memancang impian yang mengangkasa layaknya zaman gadis dulu. Menjadi ibu dengan rutinitas yang tak berketepian seperti 'melenyapkan'  segala asa yang telah didamba-damba.  Mulai bangun tidur, hingga tidur kembali dapat shalat tepat waktu plus shalat Dhuha dan mengaji aja udah bersyukur banget. Boro-boro upgrade ilmu seperti dulu duduk berjibaku di perpus seharian, ikut training yang mengasah potensi, berkumpul dengan kolega akademisi yang se-ide. Aaahh... sepertinya hal itu sempat terbersit jadi impian. Bukan tak menikmati peran yang Allah amanah saat ini. Tapi memang begitu lah realitanya.

Tentunya selalu ada pertanyaan dalam hati. Kemana kamu yang dulu? Mana semangat yang dulu?. Kok berat banget ya mencari alasan untuk bisa sesemangat dulu. Juga kadang suka minder sekian tahun hanya berotasi di dunia domestik sedang teman2 udah tiba melancong ke negara bersalju menuntaskan impiannya, mereka yang kian melejit dan outstanding. Keseharian cuma di rumah dan jarang berinteraksi dengan kolega dulu secara perlahan menurunkan wawasan dan keberanian untuk berjuang kembali mencapai apa yang pernah diharapkan.

Pas liat wajah anak tidur. Ada hadir Semangat berbeda. Semangat untuk menjadi sebaik-baiknya ibu baginya. Lebih ke semangat bagaimana anak ini bisa jadi anak yang Sholih lagi menyolihkan, gimana nanti dia punya bekal hidup yang baik untuk masa depannya, dllnya. Maka terus menjadi penguatan dan  akhirnya, Allah takdirka  join ke beberapa komunitas momies. Ternyata terkuak, aku tak sendiri. Ada sekian dari mereka pun juga para sarjana,  magister bahkan doktoral yang kini memilih untuk membersamai anaknya, membersamai keluarganya. Merasa lebih lega dan mendapat new insight bersama mereka. Bahwa di rumah pun kita tetap bisa berkarya. Saling menguatkan, saling menebar inspirasi, dan semangat menjalani peran fitrah sebagai wanita. Bahwa di rumah pun butuh wanita yang cerdas dan bijaksana agar rumah tangga lebih terarah dan tertata. Walaupun akunya masih jauh dari itu. Haks

Trus...pas liat rumah?
Hela nafas lagi, mungkin ini konsekuensi atas pilihan yang sudah ditetapkan. Berani mengambil pilihan berani menjalaninya dengan tuntas. Bismillah beresin lagi, masak lagi, nyuci lagi, daan sekian domestik lainnya yang tak pernah kenal garis finish. Tentunya, mau kerja di luar maupun kerja di rumah. Sama-sama capek, sama-sama ada tekanannya, sama-sama gak ada selesainya. Kita tinggal tetapkan hati, capek mana yang sesuai dengan visi dan misi keluarga kita. Lalu belajar 'bodo amat' sama hidup dan pencapaian orang lain. Cuma kita yang tahu apa yang kita pilih dan kita tak perlu mengharapkan siapapun untuk memahami pilihan kita. Ya kan?

Memang hidup ini tak akan pernah bertabur janji manis. Kitalah yang menentukan untuk menjalaninya dengan gula versi kita sendiri. Saat kita berhenti membanding-bandingkan, berhenti merendahkan diri sendiri, berhenti mengelu-elukan pencapaian dunia. Berasa ada cucuran air ketenangan yang memandikan jiwa. Lalu terus belajar untuk mencintai diri sendiri, mengingat atas semua yang telah dilalui. Sungguh tak semua orang mampu di orbit mu saat ini.

Endingnya, ingat mati...
Ya udah lah, kalau mati semua ini juga akan selesai, bukanlah impian tertinggi yang harus dicapai adalah ridho Allah dan syurga-Nya..okey calm lagi hati.
Berjalanlah semampumu bu dengan menyandang keyakinan utuh pada Allah. 
Sebab semua 'beban' itu akan membahagiakan mu pada waktu yang Allah tetapkan. Bila kau mampu untuk ikhlas menyelesaikannya dengan baik.  Berhentilah bila lelah, kau tetap manusia biasa yang boleh mengeluh. Tapi bukan pada siapapun kecuali hanya pada Allah. 

Bu kamu wanita hebat, terima kasih banyak sudah berjuang hingga titik ini. Semoga Allah tanamkan pada hatimu, keyakinan dan kelembutan untuk menemukan apa yang kau impikan di dunia dan akhirat. Hidup ini sangat sebentar Bu, rugi banget kalau cuma disia-siakan aja. Jadi yang bermakna lagi yuk. Kuat yaaa sayang.

Yuk lah Buu, warming up...
Ramadhan counting down 😊
*Duuuh dah lama ndak diskusi dan memuji diri sendiri kayak ini 🥺

Sabtu, 21 Oktober 2017

Ayah dan Anak Laki Laki

Suatu ketika anak laki-laki Ayah  bertanya pada Ayahnya tentang mengapa memilih Ibu:

Anak: Yah, mengapa dulu memilih ibu?

Ayah: Karena Ibu itu cantik

Anak: Oh ya? apa defenisi cantik seorang wanita menurut Ayah?

Ayah: Entahlah, bagi ayah wanita yang senang akan ilmu itu cantik, apalagi ketika melihat Ibu dulu yang sering baca buku di perpustakaan, Ia tampak cantik sekali.

Anak: Wah (sang anak pun tersenyum), apa hanya itu yang membuat Ayah jatuh hati pada Ibu?

Ayah: Ibu itu sangat mempesona.

Anak: Bagaimana bisa Ibu membuat Ayah terpesona?

Ayah: Wanita itu semakin mempesona dengan ketaatannya pada Allah dan kedekatannya dengan al-Qur'an serta kontribusinya. Ayah mulai terpesona saat tahu bahwa Ibumu mengajar anak-anak mengaji di mesjid dekat kosannya. Walau dengan sedemikian rupa tuntutan akademik dan amanah di kampus, namun Ibumu selalu menyempatkan diri untuk berkhidmat pada sesama.

Anak: MasyaAllah...

Jumat, 20 Oktober 2017

Mengendap-endap Hilang

Ya Allah...
Helu perempuan penikmat langit senja itu.
Sudah sangat lama ia ingin melepas rongsokan dunia yang membebani hatinya itu. Tapi selalu Allah uji dengan tampilan yang sedemikian rupa membuatnya lunglai dan kembali dalam air mata taubat. Astagfirullah...

Ia hanya ingin menjadi senyap yang memberi warna. Telah cukup lama perempuan itu mengendap-endap hilang dari orbit tipuan muslihat sosial media. Mencoba menata ulang segalanya hanya yang untuk Allah ridhoi.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Mencintai Cinta

Semoga yang menyentuh cintamu adalah sebaik-baik  keimanan seseorang, dengannya sempurnalah agamamu dan semakin baiklah keimananmu pada Allah. Seseorang yang sangat menjaga Allah dihidupnya  lalu dengan itu pula ia menjaga hatinya dan menjaga hatimu sampai saat Allah tetapkan waktu  untuk takdir terbaik.

Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan hamba-Nya. Allah memiliki cara dan ketetapan yang indah bagi hamba-Nya yang ridho pada ketetapan-Nya. Jika pernikahan untuk mencapai ridho Allah, maka mana mungkin menempuh jalan yang tidak Allah  ridhoi.

Jika kita mengikat hati kepada Allah dan membiarkan Allah yang menentukan kepada siapa hati itu untuk ditempatkan. InsyaAllah ruang hati menjadi lebih mapan dalam keyakinan pada Allah. Sehingga lebih tenang, lebih fokus pada mengaktualkan potensi diri dalam kebaikan. Jika keyakinan pada Allah semakin kuat  dipautkan dihati maka bersiaplah akan  ketakjuban skenario Allah yang ditakdirkan untukmu. Maka taatlah kepada Allah jika memang yakin pada janji Allah. Ketaatan itu membantu hatimu semakin kokoh. Lalu bertawakal lah pada Allah semata.

Jika kita melepaskan sesuatu karena mengharapkan keridhoan Allah. Maka Allah gantikan dengan sesuatu yang membuat Allah ridho pada kita  dan itu yang terbaik dari sisi Allah.

Jodoh itu menjadi sangat rumit jika menggunakan logika dan matematikanya manusia. Jadikan akhlak dan agama menjadi pertimbangan utama untuk memilih jodohmu.

Untuk itu  Jadikan waktu sendiri untuk fokus memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada Allah. Sandarkan cinta dan harapmu pada Allah semata.

Mencintai tak sekedar perkara waktu, jeda, dan keberanian atau kesempatan. Melainkan  tentang keimanan, ketakwaan, dan kedekatan pada Allah. Kala kau mencintai seseorang yang tidak Allah ridhoi maka sejujurnya kau tengah diuji tentang seberapa besar Allah ada dihatimu dan sekuat apa sabarmu dalam menjauhi apa-apa yang Allah tidak suka. Fokuslah terhadap yang membawa mu ke syurga. Lalu tinggalkan sekuatnya apapun yang menghalangi kebaikan yang akan didapatkan di yaumul akhir kelak. Teguh hati itu untuk penilaian Allah semata dan jangan tinggalkan hati itu pada persepsi makhluk yang mengguncangkan keimanan. Jangan...itu hanya melemahkan langkah mu menuju-Nya.

Tak ada cinta terbaik selain membuatnya semakin rindu dan berharap pada ridho Allah. Sedang seburuk buruk cinta adalah yang membuatnya lalai dari mengingat Allah. Jatuh hatilah karena keimanannya, jika takdir berbeda dari yang diharapkan darinya kau belajar untuk memperbaiki keimanan. Jatuh hatilah pada akhlaknya, bila jalan ceritanya berbeda kau menjadi tahu bagaimana cara memperindah akhlakmu. Jatuh hatilah karena ilmunya, bila skenario yang ada perlu direvisi maka kau pun semakin bertumbuhan dalam ilmu. Jatuh hatilah karena kedekatannya  pada Allah, bila kehendak Allah tak seirama dengan inginmu semua itu pun menjadi pembelajaran untuk kau bisa lebih dekat dengan Allah...

Selamat menjaga diri dan memperbaiki keimanan...
Selamat menjadi sebaik-baik hamba Allah yang bertakwa...
Selamat menjemput takdir terbaik dari Allah...

Jumat, 06 Oktober 2017

Keep Trust

Percayalah nona...Allah lebih mengerti domain terbaik bagimu di masa depan. Berbaik sangkalah pada Allah. Tidak pernah ada unsur mendzalimi dari apa yang Allah tetapkan. Memang ada nikmat yang diberikan dalam bentuk ujian. Lantas, hanya imanlah yang mampu menumbuhkan pemahaman akan hal ini. Apa yang Dia berikan, semua itu agar kau bisa lebih dekat dengan Allah. Kau tengah dilatih dalam menyikapi hal yang tak kau suka agar kau mengerti bahwa titian jalan ke syurga penuh bubuhan hal hal yang tidak mengenakkan. Setelah sekian banyak, Allah pun telah menguji mu dengan hal-hal yang kau  senangi agar kau mampu mensyukuri bukab malah lalai dari-Nya. Jangan sampai sejumput getir mencabik-cabik rasa syukurmu sedang nikmat telah menghujanimu setiap saat.

Serahkan seutuhnya hatimu pada Allah, hadapkan wajah hatimu menuju Allah dengan tulus ikhlas. Apapun yang datangnya dari Allah dan dilakukan untuk Allah maka biarkan Allah yang menyelesaikannya. Kau akan kembali pada Allah nona...berbekal lah dengan sebaik takwa.

Merepotkan diri dengan Al-Qur'an

Menjalani studi S2 sebuah pilihan yang didalamnya harus menelan konsekuensi tersendiri. Tugas tugas kuliah sudah tak lagi se ritme S1. Kalau mau menyerah bisa aja. Tapi itu pilihan kan?. Berjuang dan bersyukur lebih diutamakan dari mengeluh.

Alhamdulillah, bisa menyeimbangkan tekanan tugas dengan tamasya ke taman Qur'an. Nah, ini yang paling membuat diri semakin semangat. Kian terpicu untuk menghafal Qur'an semakin baik semangat belajarnya.

Untuk itu tidak ada alasan lain selain merepotkan diri dengan al-Qur'an. Urusan kuliah akan kecipratan berkahnya insyaAllah. Memang lelah kuliah dibarengi dengan menghafal itu. Tapi bukan lelah yang menjadi titik tumpu melainkan tekad, semoga selalu teguh dan tak gampang goyah oleh cobaan. Apalagi cobaan hati -_-

Semangat ya sholihah...
Dengan kelapangan hati, kobarkan lah semangat juang.
Hati hati dengan hatinya, repotkan dengan al-Qur'an agar terjaga dan terbimbing.

Minggu, 01 Oktober 2017

Orang Baik

Dalam harapku, ingin sekali mendengar cerita mu selepas jenuh dan lelahnya hari yang kau jejali itu. Tapi, mungkin akan membuat kau menjadi risih jika aku bertanya kan?.   Aku hanya tengah meraba persepsimu, tapi sangat riskan sebab kita memang berbeda.

Kedepan, aku selalu mencoba tuk  menyapa harimu, walau bagimu bisa saja itu menjadi sesuatu yang menjanggalkan. Percayalah, bukan untuk apa-apa. Hanya  ingin  tidak lagi ada sangkaan yang lain selain perihal kita telah menjadi yang biasa biasa saja.

Aku pun hanya wanita biasa, yang juga sulit membendung apa apa yang ada di hari kemarin. Sesuatu yang aku bingungkan kenapa bisa terjadi dan itu sangat singkat.

Aku hanya ingin menjadi yang lebih baik dan aku yakin kamu orang baik. Mengenalmu memberi banyak arti bagiku untuk menjadi yang lebih bersabar. Terima kasih telah menjadi bagian kisah perjalanan ini.

Ada hal yang  ingin ku tahu, apakah aku menjadi cerita yang baik dalam catatan perjalanan mu?

Sabtu, 30 September 2017

Nona Berbahagialah Selalu

Nona, bagaimana kisah perjalananmu menuju-Nya?. Gempulan haru biru yang menyesakkan itu jangan sampai menempeleng komitmen yang dulu sempat kau camkan. "Jadi Ratu Bidadari Syurga". Estimasi karir terhebat untuk kau titi di kehidupan setelah kehidupan senda gurau  ini binasa.

Apa kabar impianmu sholiha?

Apa kau tega membuatnya terkulai sebab harap yang salah lagi kau pancangkan. Jangan sayang... Bukankah kau telah sepakat dengan hatimu bahwa dunia ini sekedar menjalani peran, entah peran yang tengah bahagia, entah peran yang tengah dinaungi kegetiran, entah apalagi lah yang telah Dia tetapkan untukmu. Semua rasa itu hanya pergulatan emosi yang bisa dikendalikan jika kau kembali pada Yang Maha Mengendalikan hati. Dendangkan di jiwamu tentang iringan kebahagiaan dan kesedihan yang  sebentuk ritme sinusoidal kontinu sepanjang sumbu hidup ini. Agar kau banyak tahunya...agar hatimu lebih bijaksana dalam membuat keputusan. Maka kau mesti berkali-kali mengarus dalan gelombang rasa yang naik turun itu.

Walau perjalanan kali ini, masih saja yang kau kecup adalah pahit. Sebab begini akankah lagi kau tergugu ?. Itu tak adil, karena Allah lebih banyak memberi kelapangan dan kebaikan. Dear hati yang ingin melembut, berjuanglah mensyukuri yang lebih banyak atas karunia Allah. Belajarlah menangkaskan hati itu dengan logika iman. Sebab bahagianya mukmin itu dari hati yang berkemulkan sabar dan syukur. Dua itu sering diingat ya  nona sayang.

Apa kabar iman mu hari ini sholiha?

Wah, bagian terpenting yang harus kau upayakan adalah baiknya keimananmu pada Allah. Boleh berimpian lebih tapi imannya juga mesti melebihi impian duniawi itu. Agar impian duniawi itu menjadi jembatan untuk impian ukhrawi.

Apa kabar hatimu yang gampang rapuh itu sayang?

Percayalah semua akan terlewati, seperti dulu kau pun telah melewati. Baik itu memulai, menjalani, hingga mengakhiri dari suatu prosesi yang Allah takdirkan tak ada yang gampang. Selalu terselip deduri yang bisa membuatmu perih. Itu ladang pahala bagimu. Semakin perih rasa sakitmu, kian hebat kau memohon ampun. Semoga Allah pun semakin cinta padamu sayang. Upaya mu yang dilangkahkan karena Allah tidak pernah sia-sia. Kuatlah hati...! Kuatlah bersama ketaatan pada Allah. 

Beranjaklah sholiha, meski dengan langkah lelah yang menggontai. Tepuk dadamu dan katakan pada diri itu "Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya" lalu jejaki langkah baru di hari-hari yang penuh kasih sayang dan kebaikan Allah. Lintasanmu telah melampaui banyak hal dari hidup ini.  Kumpulkan hikmah dengan hati yang bersih. Jangan berhenti apalagi berbalik arah. Allah yang kau tuju tengah menunggumu tuk kembali dalam keridhoan-Nya.
Melangkah lah sayang...pasti sampai. Berbekallah dengan sebaik-baik takwa. Jadilah yang terbaik di sisi-Nya.

Ucapkan terima kasih padanya. Seseorang yang Allah percaya tuk membuatmu kian dekat dengan Allah. Mungkin dengan cara  yang berbeda. Tapi luka hati yang berdarah-darah itu sengaja tercipta agar Allah lah yang mengobatinya dengan kebaikan-Nya, rahmat-Nya, cinta-Nya. Untuk kamu, hamba pendosa dan papa yang ingin dekat dengan-Nya. Menangislah sayang jika memang sakit, karena kau memang manusia. Usai isakan yang meletihkan itu, kembali bangkit dalam keyakinan mengejar ridho-Nya.  Bukankah ridho Allah sebagai muara dari segala tujuan yang kau titi?

Titip hatimu yang rapuh itu pada Allah. Percayakan pada-Nya. Akan ada masa terbaik untuk Dia letakkan hatimu itu pada hati yang Allah ridhoi yang membuatnya tak lagi rapuh apalagi patah. ^_^

Berbahagilah selalu nona....Allah Maha Baik dan Sayang pada hamba yang banyak mengingat-Nya.

Wanita dan Sensitifnya

Wanita suka bercermin yah...tanpa disadari ia pun seperti cermin. Sangat rentan. Jika retak aja sedikit maka tak pernah bisa memantulkan bayangan dengan baik. Begitulah hati seorang wanita, ia sangat mudah memaafkan tapi sesuatu yang terlanjur membekas dihatinya tak bisa hilang, sulit mungkin.

Wanita pun tak pernah minta punya hati yang sedemikian rupa rapuh. Tapi memang begitu kodratnya.

Pahami aja...karena bukan hanya sekedar lagu bahwa "wanita itu ingij dimengerti". Walau sangat sulit untuk bisa memahaminya dengan musim yang mudah berubah ubah.

Jumat, 29 September 2017

Sibukkan dirimu dengan Allah

Ya Allah dalam labilnya diri ini semoga iman selalu dibantu untuk kian membaik setiap harinya pada Mu.

Aamiin...
Terkadang sulit sekali menyelesaikan perkara hati itu selain Allah yang memberi pertolongan. Makanya apapun yg sesebentar hadir lalu membuat hati itu berantakkan ke Allah. Istighfar aja. Bilang aja jujur ke Allah "Ya Rabb hamba rapuh banget hatinya, kuatkan ya Allah...hamba ingin dekat dengan Mu...bantu ya Allah" trus istighfar aja ....kalau gak bisa nangis dalam istighfarnya coba tangisi kenapa hati itu gak bisa nangis. InsyaAllah ya..Allah itu Maha Baik Banget...jika kita berupaya menyibukkan hati kita dengan Allah. Apa apa yang mau dilakukan, dicari, dituju selalu bisa buat kita dekat dengan Allah.

Allah selalu punya cara melindungi kita dari perkara yang membuat kita tidak dekat dengan Allah. Jika kita tekad dan doa terus untuk Allah izinkan jadi hamba yang Allah sayang.

Mungkin jodoh belum bertemu hingga saat ini karena Allah ingin diri itu mesra mesraan sama Allah lebih lama. Trus apa yang lebih romantis dan indah dari hidup ini selain nikmatnya bisa bermesraan dengan Allah lebih khusyuk. Yang hati fokus ke Allah, belum diberi beban pikiran ini dan itu. Ya Allah...

Sibukkan terus hati itu dengan Allah...semakin yakin pada Allah makin tenang hidup ini. Makin taat pada Allah makin terarah menapaki hidup ini, makin banyak mengingat Allah pasti Allah yang jamin hidupnya nyaman dan tentram. Udahlah...menepilah pada Allah, cukupkan Allah dan Rasul dihati itu.

Berbuat salah itu bukti kita manusia, tapi sebaik baik yang berbuat salah adalah yang taubat tak henti henti pada Allah itulah yang menjadikannya manusia luar biasa di hadapan Allah. Sibukkan terus dengan minta ampun pada Allah. Allah itu Maha Baik Banget lah...sejelek apapun kita dimasa lalu tapi masa depan kita masih utuh baik jika kita mau mengupayakan kebaikan untuk masa depan.

Berdamailah dengan hati itu, relakan kesalahan yang sempat berkali-kali diulanginya dengan mohon ampun pada Allah. Katakan pada hati yang rapuh itu bahwa kamu akan berupaya untuk menjadikannya lebih tegar dan kuat dengan selalu mendekatkan diri pada Allah. Pasti Allah bantu kok, Allah itu Maha Baik tak hingga kebaikannya.

Apapun yang mengganjal rasanya dalam hati itu terkait dunia coba di taubatin aja. Intensitas sama Qur'an diperbaiki.

Al-Quran itu dari al-Baqarah sampai an-Nas semua isinya petunjuk. Juga ada petunjuk tentang obat kerapuhan hati itu. Lagi lagi sibukkan diri itu dengan surat cinta dari Allah. Galaunya hati pupuskan dengan baca Qur'an, kalau berat baca Qur'an pasti maksiat hati yang menghijabnya. Istighfar lagi pada Allah, nangis aja terus tiap hari minta bantuan pada Allah agar hati itu lembut tapi tak rapuh. Ingatlah dan selalu diulang ulang Allah itu Maha Baik dan gak ada tandingan kebaikan-Nya. Keyakinan semacam ini penting banget dan gak boleh bergeser sedikitpun. Semakin yakin Allah Maha Baik makin kuat hati itu dengan apa-apa yang tengah dihadangkan oleh Allah. Dikasih apa aja sama Allah bilang sama hati itu bahwa kesedihan, kegetiran, dan apapun prosesi yang bagi kita tidak enak itu dari Allah Yang Maha Baik pasti tidak untuk menyakiti hamba-Nya. Melainkan agar hamba itu makin dekat dengan Dia. Makin butuhnya hanya sama Allah. Sampai di tiap detiknya si hamba itu hanya Allah saja yang tersirat dari hati pikiran dan segala yang ada dirinya hanya untuk Allah. Keren kan? Itulah bentuk Maha Baiknya Allah. Karena Allah ingin hamba-Nya hidupnya dibimbing Allah. Maka Allah  tetapkan skenario yang bisa buat sang hamba mendekatkan diri pada Allah. Entah dengan ujian semacam apalah jenisnya. Yang dengan ujian itu hati dan pikiran si hamba jadi makin sibuknya ke Allah aja bukan lagi ke dunia bukan lagi ke makhluk.

Sibukkan hati itu dengan Allah aja trus minta tolong lagi nih sama Allah agar hatinya gak tergoncang dengan persepsi orang. Biar jadi hamba yang mukhlis gitu. Apa apanya untuk Allah senang aja bukan untuk dinilai manusia. Udah gak usah suka meng'aku' kan diri lah. Siapa sih diri itu? Bisa begini dan begitu yah karena kebaikan Allah aja. Bukan diri itu yang hebat tapi karena Allah berbaik untuk memudahkannya. Istighfar lagi, karena sering bangetkan hati itu merasa punya daya upaya melakukan banyak hal karena ikhtiar. Padahal kalau Allah buat lemah aja tubuh itu gimana? Gak bisa ikhtiar kan? Allah buat susah aja mikir. Yakin deh artikel sesederhana apapun gak bakal kelar. *ups curcol -_-   yah gitu dah ya...

Nah, yang mukhlis itu yang melakukan apa aja selalu merasa disertai oleh Allah. Sibuk hatinya itu pada Allah aja. Dijamin setan bakal gak kuat menembus benteng hati yang Allah kokohkan atas keikhlasan sang hamba pada-Nya.

Kamis, 21 September 2017

Untitled 2

Tidak ada nikmat paling tinggi selain nikmatnya iman. Dengan nikmat itu ibadah menjadi ringan, hati jadi tenang, pikiran terarah untuk memikirkan hal - hal yang baik.

Nikmatnya iman bisa didapat dari taman-taman syurga di dunia. Temuilah di majelis ilmu. Ditempat-tempat ibadah.

Harus punya target dan fokus agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Karena banyaknya kegagalan dilatarbelakangi kurang fokus.

Fokus ke Allah dan targetkan amalan-amalan yang membuat Allah ridho dipertemukan dengan-Nya di yaumul akhir. Dengan fokus maka dapat melatih kekuatan hati dan pikiran full all out ke Allah. Maka harus buat target yang jelas harus bisa fokus.

semangat hijrah sholiha, Terus perbaiki diri dan lakukan yang terbaik.

Bismillah...

Rabu, 20 September 2017

Remainder

Sekali lagi sholiha....aku ingatkan kamu untuk fokus pada Allah. Pliss say....

Jangan jauh dari al-Qur'an dan jangan lepas dari mengingat Allah.

Jangan suka pamer, plisss sekalipun makanan. 'ain looh. Haks..hiks...jangan berlaku bodoh, udah sekolah belasan tahun kamu tuh, jadi pake logika iman bukan hasrat nafsu. Mengais ilmu itu agar lebih deket ke Allah, biar selamat.

Doa dengan sungguh-sungguh dan kuatkan dengan amalan unggulan, agar Allah karunia seseoranf yang menggenapkan agama mu adalah yang bertekad ingin menjadi ahlul Qur'an. Agar rumah mu nanti selalu dihiasi dengan tilawah, tadabbur, tahfidz, dan tholibul ilmy. Semoga rahmat Allah menjadi cinta penuh berkah dalam keluarga kelak. Saling belajar tafsir bersama, murajaah bersama, dan menguatkan hafalan sekeluarga. Semoga peradaban Qur'ani itu berlumbung dari rahim mu sholiha.

Jadi pliss banget ya....jaga Allah, jaga hati, jaga keimanan, dan jaga hafalan, plus jaga kesehatan.

Selasa, 19 September 2017

Untitled

Banyak hal yang kamu tidak mengerti dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Bisa jadi ada rasa perih yang bermekaran atas ketidak-ikhlasan hati menerima jalan cerita-Nya. Tetaplah menjadi manusia, yang butuh menangis untuk menghapus rasa perih. Betapa bijaksana jika kamu pilih sajadah tempat menyucurkan air mata dari luka yang dikecup. Lagi pula luka itu kamu yang membuatnya sendiri, sebab Allah tak pernah mendzalimi hamba-Nya. Karena hatimu belum fokus ke Allah. 

Pastikan Allah selalu menjadi muara atas segala tujuan langkah. Tak pernah kecewa seseorang yang datang pada Allah. Bila hati telah dicukupkan dengan Allah dan Rasul-Nya pasti semakin damai  hari-hari itu. Biarkan perihmu hilang perlahan bersama cucuran air mata taubat. Masih banyak hal yang mesti dibenahi. Masih banyak hafalan yang mesti dituntaskan. Kamu harus belajar menata hati dan menenggelamkan ego.

Allah ingin kamu lebih lama bersama-Nya. Lebih mesra dengan-Nya. Lebih membekali diri dengan ilmu dan mengumpukan bekal tuk pulang pada-Nya. Jangan termakan tipu daya dunia. Fokuskan hatimu pada syurga-Nya dan pertemuan dengan Pemilik Syurga.

Dear sholiha....kamu akan menjadi sebab sebuah peradaban berubah menjadi cerah. Bunda para ulama itu hatinya lembut dan selalu terpaut pada Allah. Kamu akan menjadi sebab lahirnya orang-orang besar dalam catatan tinta sejarah. Maka pantaskan diri, jangan rapuh oleh hal sepele. Karena cita-citamu betapa besar maka jiwamj butuh ditempah agar kokoh, hati itu butuh di asah agar bijaksana, dan imanmu meski diuji berkali-kali agar Allah pun ridho untuk amanah besar yang diemban kemudian hari.

Dear sholiha....berkejaranlah dengan kafilah orang-orang sholih yang lebih dulu menghadap-Nya dalam keadaan mulia lagi dimuliakan-Nya. Jangan terperdaya oleh nafsu. Nanti kamu  takkan selamat.

Dear sholiha.... Selepas perih yang telah membaik. Jangan lagi buang air mata mu untuk dunia yang busuk ini. Itu tak pernah menjadi sebab kemuliaanmu di sisi Allah. Buang air mata mu hanya untuk Allah, hanya karena merindukan-Nya, hanya sebab menyesali dosa-dosa, hanya karena agama-Nya dicerca. Hanya dan hanya untuk-Nya dan karena-Nya.

Dear sholiha....masih banyak dari firman Allah yang belum kamu amalkan. Mestinya itulah yang membuatmu resah, membuatmu pilu dan sedih bukan karena dunia yang busuk lagi hina ini. Tetapkan hati pada azzam yang melangit tuk menjadi ahlul Qur'an dan membina lingkungan yang mencintai al-Qur'an. Jika di dunia ini tak mampu kamu beri penghargaan yang membuat hati kedua orang tuamu bahagia. Kejarlah penghargaan  terbaik bagi mereka langsung dari Allah, mahkota cahaya, di yaumul akhir kelak.

Dear sholiha...rajin rajin olah raga. Sebab ini akhir zaman. Jadilah yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya serta berbobot imannya. Jangan terlalu larut tidurnya dan jaga asupan makananmu ya sayang.

Jumat, 15 September 2017

Diskusi

-Masa depan itu bukan tentang merancang kehidupan bahagia di dunia. Karena dunia itu sifat   bahagia berupa imitasi. Kebahagiaan sesungguhnya ada pada hati yang selalu bersyukur dan kuat dalam sabarnya, sebab hati itu tengah meniti bahagia yang sebenarnya, Syurga dan Pertemuan dengan Pemilik Syurga.-

Ini kiranya hikmah yang bisa saya ambil setelah diskusi dengan temen terkait pernikahan. Memang belakangan ini berkeseliweuran undangan pernikahan dari adik-adik, teman, dan kakak senior. Ditambah oleh semaknya foto foto, kata kata romantis semacam euforia mereka pasca pernikahan. Nah, malam ini sekian tayangan yang menyentil baper dihati itu tercerahkan oleh kisah rumah tangga seseorang terdekat teman saya.

Memang pernikahan itu manisnya ada di lima tahun pertama, selepas akan semakin belajar untuk mempertahankan rasa cinta. Terlebih pada usia pernikahan yang telah menuju puluhan. Disini biasanya mulai terjadi goncangan hebat dari berbagai sisi. Teman menceritakan bahwa saat ini maraknya kasus-kasus perselingkuhan. Ya Allah, saya jadi terkenang dengan curhat seseorang ke saya tentang rumitnya keadaan keluarga mereka. Pada titik ia tidak bisa menahan emosi ia berkata "di akhirat aku ingin menjadi orang pertama yang meminta papa untuk masuk neraka". Merinding kan ? Na'udzubillah....Why????? Karena papanya selalu kasar dengan mama dan ketahuan selingkuh dengan pelakor. Na'udzubillah...

Begini ya, saya mengambil hikmah sebisanya dari kisah yang temen kedua tentang besarnya kebenciannya pada sang ayah. Modal utama dalam membangun rumah tangga adalah ilmu dan iman. Maka saya sangat mewanti diri saya jangan sampai kebawa arus euforia yang suka pamer kebahagiaan setelah menikah. Ya Allah semoga saya kuat imannya *amin* sangat  bahaya dan mesti mewaspadai penyakit ain itu. Bisa saja salah satu faktor pelakor itu karna istri yang suka uplot foto suami sambil menceritakan kebaikan suami, Nah...hati hati yaaa. Kedua, rusaknya rumah tangga akan merusak peradaban. Tak sedikit saya dapati temen temen dari keluarga broken home itu menghabiskan hidupkan dengan racun dunia, diskotik-ganja- seks bebas. Na'udzubillah...Ketiga, ini nih saya jadi sadar dengan penuh bahwa niat menikah bukan semata menyetarakan status dengan teman lain, bukan mengejar euforia, bukan tentang imaji senang-senang. Ya Allah bukan bukan bukan. Dear... Ada yang lebih agung yang perlu dipersiapkan. Menikah itu ibadah, seumpama ingin menunaikan ibadah shalat apa yang dilakukan lebih awal? Kita harus bersuci, menata hati agar khusyuk. Begitulah dengan ibadah menikah. Hal terpenting menujunya adalah tazakiyatun nafs (mensucikan jiwa). Sehingga saat waktu itu berkumandang untuk mengikat janji suci. Pertemuan itu adalah puncak keimanan pada Allah. Sehingga ibadah menjadi sempurna hanya untuk meniti jalan kepada Allah.

Ya Allah...sedih saya la malam ini, tiba-tiba diceritakan seseorang yang akan nginep besok ke kos adalah orang terdekat temen saya yang juga tengah proses perceraian dengan suaminya, cerita begini silih berganti sata dapati. Tak lama sebelum hari ini juga orang tua  temen terdekat saya yang lain mengalami hal serupa. Lantas diskusi alot malam ini perkara penyebab suami itu bisa berpaling. Dari kasus kasus temen itu, paling dominan karena papanya orang yang berpenghasilan sangat lebih dan memiliki jabatan. Sampai sampai terceletup dari  diskusi itu: " Memanglah jangan mau jadi istri pejabat, kalau gak diselingkuhi paling makan hati" ya Allah Na'udzubillah....lagi lagi aku bilang semua itu ujian keimanan.

Hadeuh....pengen nulis banyak. Tapi dah ngantuk. Itu aja lah dulu.

Oh ya, dari diskusi itu memberi pencerahan bahwa kelak jika Allah izinkan untuk berkeluarga. Saya ingin rumah itu penuh sesak oleh tilawah dan lantunan al-Qur'an dan kajian ilmu. Setiap ruangan di tata beberapa rak minimalis yang berjejer buku. Sehingga kesibukan seisi rumah untuk menambah ilmu dan menguatkan iman agar mampu menjalani amal amal kebaikan dan agar rumah itu penuh dengan rahmat Allah.

Semoga tulisan ini bisa jadi remainder.

Bahagia Bersama Yatim

Acara pernikahan hari itu telah usai.  malam itu benar-benar melelahkan. Kedua insan yang baru berdurasi sekian jam menunaikan ikatan sakralnya pun malu-malu untuk memulai pembicaraan pertama mereka berdua di malam itu.

Akhirnya, Malam itu mereka habiskan untuk mendiskusikan banyak hal perihal blueprint kehidupan yang akan dijalani kedepan. Bahkan sang suami menyediakan papan tulis kecil dan meminta sang istri untuk duduk cantik menyimak beberapa penjelasan sang suami tentang kewajiban dan hak suami serta istri dalam rumah tangga, akhlak dan cara mendidik dalam Islam, dan banyak hal lainnya. Habis sudah kelamnya selendang dewi malam dengan agenda itu. Agenda belajar untuk menciptakan keluarga yang Allah ridhoi.

Keesokkan harinya, suami pun bertanya pada sang istri.
"Dek, hari ini mau abang bawa wisata kemana?"

Sang istri cukup lama bisa menjawab pertanyaan itu, sambil merunduk lalu berkata.

"Kalau abang tak keberatan dan itu bisa membuat abang ridho ingin sekali diajak wisata ke  panti yatim, agar kebahagiaannya kita dirayakan bersama mereka. Sehingga, di akhirat mereka bisa mengajak kita wisata ditaman Syurga dekat dengan Rasulullah untuk merayakan kebahagiaan yang sebenarnya"

*ya Rabb, istiqamahkan istriku dalam keimanan agar ia mampu membawa banyak kebaikan bagi dunia dan akhiratku dan jadikan ia Ratu bidadari syurga ku diyaumul akhir, doa sang suami dalam hati. 

"Baiklah, kita siap-siap"

Sang suami langsung membelai rambut sang istri dan mengulang-ulang doa itu.

-EnD-

NB: Cerita ini diambil dari kisah Ummu Syauqi dengan sedikit perubahan. Romantisnya MasyaAllah. Patut diupayakan ^_^

Kamis, 14 September 2017

Menjadi yang Menyejukkan

Senja itu sangat menggerahkan, setiap peluh mulai menganak sungai pada pekerja yang seharian telah mengikhlaskan waktunya untuk menjemput karunia Allah. Kusingkap jendela rumah, kendaraan mulai menghampiri pekarangan rumah. Aku bergegas merapikan diri dan menyiapkan secangkir minuman untuk mu. Kau tampak lelah sangat, saat bel rumah berbunyi aku menyambutmu dengan  senyum yang bertabur cinta. Segenap bawaan ditanganmu aku raih sembari menyalami tanganmu dengan penuh takzim.

Setelah kau terlihat lebih lega dan aku menyodorkan padamu minuman hangat di sofa ruang depan. Aku akan bertanya padamu "Bagaimana hari ini sayang?" Sambil memijit-mijit manja.

Mungkin kau tidak terlalu banyak bercerita, tapi aku hanya ingin selalu ada dalam suka dan duka sepanjang hari yang kau lalui.  Semoga kau tak risih.

Bila esok, kau kembali berangkat kerja. Aku akan selalu mengatakan.
"Doa terbaik untukmu sayang, ikhtiarkan mendapat yang berkah ya" Sembari memberikan tas kerjamu dan menyalami tanganmu dengan penuh takzim.

*Akhlak Istri terhadap suami (Catet!!!)

Rabu, 13 September 2017

Belajar Menjadi yang MasyaAllah

Bacaan dari Mbak Dewina benar-benar menginspiratif. Belajar menjadi wanita yang berprestasi tanpa mengabaikan kewajiban sebagai istri dan ibu. MasyaAllah... Beberapa waktu kemaren juga sempat tholibul ilmy dengan teh Ghaida, beda dengan Mbak Dewina fesyennya sebagai akademikus beliau lebih menekuni dunia  enterpreneur. Walau sempat S1 nya fisika murni di ITB. Teh ghaida banyak sharing tentang bagaimana tetap memprioritaskan keluarga ditengah kesibukkan yang menghimpit.

Yayaya...
Harus belajar menjadi wanita yang masyaAllah, istri yang MasyaAllah, dan Ibu yang MasyaAllah. Menjadi Fatimah saat belum dipinang, menjadi Khadijdah saat telah dibawa pengeran syurga, menjadi bunda peradaban, bunda para ulama kala Allah amanahkan menjadi seorang ibu.

Hanya ketaatan pada Allah yang memudahkan semua niat baik itu. Sebab semakin taat kepada Allah semakin dekat pertolongan Allah. Jaga hati ya sholihah, istighfar atas segala yang telah merusuhkan hati. Jangan putus berdoa, agar lapisan takdir terbaik berhak menjadi milikmu.  ^_^

Semangat belajar !!! Belajar untuk menjadi yang masyaAllah.

Bismillah...

Selasa, 12 September 2017

Skenario

Betapa skenario dari Allah itu membuat diri meski lama bermenung, harus berfikir lebih dalam, dan kadang hati pun menjadi kuyu dan lembab oleh muhasabah. Kadang Allah tak menunjukkan kasih sayang-Nya dari hal yang tampak oleh mata. Hal itu, mengajak diri agar tak boleh hilang kendali iman sebab banyak hal yang tak terduga bisa terjadi lantas hanya keimanan yang mampu menelaah maknanya.

Dalam keremangan ini, jangan jauh jauh dari Allah. Pasti tidak akan selamat hatinya nanti. Cobalah untuk lebih tenang dan sabar. Memang secara matematis terlihat ganjil, bila memang takdirnya dalam formulasi langit bisa saja menjadi genap. Jika memang jalur penyelesainnya harus digenapkan. Maka latih diri itu tuk berprasangka baik kepada Allah sepanjang waktu.

Belajarlah menghalau kekhawatiran.   Jika ingin khawatir, maka khawatirlah yang cerdas, khawatir bila esok ajal menjemput misalnya.

Sabtu, 09 September 2017

Mulai Menata Hati

Bismillah...

Ada nuansa rasa yang berbeda baru-baru ini. Entah karena harap, entah karena ragu, entah karena cemas, atau entah yang lain. Prosesi ketidakpastian itu selalu memburakan debar-debar yang tak karuan. Maha Baik Allah yang selalu menuntun  pada jalan yang Dia sukai. Dari kejadian-kejadian yang tak pernah terduga itu membuat aku selalu belajar tentang cara terbaik untuk membuat Allah percaya bahwa aku layak untuk menjadi hamba-Nya.

Tidak semua harap selalu bermuara pada pilu jika ada Allah dalam harapan yang dituju. Begitu pula dengan rasa cemas, sebentuk prediksi bodoh dari keterbatasan untuk menelaah takdir terbaik yang telah Allah sediakan. Yakinlah, bahwa Allah Maha Mengatur Segalanya. Tugas seorang hamba adalah memasrahkan diri selepas ikhtiar terbaik yang dilakukan di jalan-Nya.

Ada Allah Yang Maha Mengatur Segalanya, percaya saja akan diberikan yang terbaik dari segenap jalan yang dihadangkan. Bergantung sama Allah aja. Jika masih ada gegana periksa niat bisa jadi belum lurus untuk mendapat ridho Allah. Pasrahkan pada Allah semata. Cukup lakukan yang Allah suka dan jadikan  Allah selalu di gardu terdepan tujuan.

Yang paling penting dari hidup itu adalah patuh sama Allah. Kalau sudah patuh sama Allah, maka lapisan-lapisan takdir terbaik yang akan Allah berikan. Sebaik-baik rencana dan ketetapan adalah dari sisi Allah.

Seusai semua kerusuhan hati yang mendera berkali-kali, kembali lah menata hati kepada Allah. Cukupkan Allah dan rasul-Nya dihatimu. Pasti tidak akan kecewa.

Rabu, 23 Agustus 2017

Waktu

Gadis itu tetiba tak sadarkan diri, kemudian ada sosok yang tak mengerti hadir dihadapannya.

Suasana menjadi semakin kacau, langit bergemuruh. Gadis itu menatap lekat ayahnya yang tengah tersenyum dengan gadis kecil di sebuah rumah.

Mengapa ? Gumam gadis itu, sosok yang disampingnya hanya melihatnya dengan tatapan kaku

"Kau tahu waktu tidak pernah berteman dengan siapa pun"

Gadis itu terperangah...

"Siapa kau?" bentak gadis itu gerah

Atmosfer yang berbeda muncul memaksa gadis itu untuk menyaksikan sendiri tangisannya di kerumunan orang-orang yang tengah berziarah ke makam ayahnya. Seluruh tubuh gadis itu lunglai, lalu sosok disampingnya menompang tubuhnya yang setengah rebah.

"Kau tahu, segala sesuatu ada akhirnya dan kau mesti berpisah dengan hal yang paling kau cintai pada saat itu"

Gadis itu mulai pasrah... Saat ia sadar ia tengah menggengngam erat  jam tangan pemberian ayahnya, hijau lumut dengan tali yang lucu. Sudah 15 tahun usianya.
..kini sudah tak lagi berdetak.

"Benar, kita tidak bisa mengubah masa lalu. Namun kita bisa mengambil sesuatu yang berharga darinya." gumam gadis itu memandang jam kesayangannya yang telah lama tak berfungsi selaras dengan tak ada lagi nyawa. Begitu pula dengan Ayahnya, laki-laki yang pertama mencintainya dan tak putus terus mencintainya hingga batas yang ditentukan cinta itu hilang ditelan rimba kenangan. Tidak lagi hadir kecuali hanya dalam mimpi.