aduh sudah mendidih…
tutup periuk pun terhempas jauh..
tak mampu lagi menangkup panasnya kerinduan dalam dada.
Ayaaaaah……..anak mu rindu, sangaaaat.
anak Ayah turun tangga, berderik-derik suara papannya bak
suara saat Ayah pertama membuatnya. Ketika ayah mengayunkan tangan menghantam
kepala-kepala paku untuk menguatkan anak-anak tangga. Tangga yang selalu anak
Ayah tempuh sepeninggal Ayah. Disana ayah pernah duduk berjibaku menyelesaikan
sampai tuntas. Terima kasih Yah….
Ayah engkau begitu hebat dan anak mu rindu
Sebentang pemandangan di rumah selalu di batasi dinding yang
didalamnya dilukis menawan oleh bayangan-bayangan Ayah. Sebab setiap tetes keringat
Ayah telah menjadi pengeras sekujur bangunan di rumah ini, keringat yang telah
berpadu bersama partikel-partikel semen dinding yang entah tak tentu lagi
bilangannya kuraba bila kurindu. Ayah lah yang dengan sepenuh perjuangan lahir
dan batinnya mendirikan rumah ini dengan jerih yang tak pernah mampu dibayar
oleh apapun jasa yang ku helakan untuk Ayah. Sampai kapan pun tak pernah
terbalaskan. Rumah yang dibangun dengan balutan hangat kasih sayang dan cinta
untuk keluarganya. Agar terlindungi dari banyak hal yang membahayakan. Terima
kasih Yah….
Ayah engkau begitu hebat dan anak mu rindu.
Bila ku ambil buku dari susunan rak-rak yang berdiri dengan
anggun maka yang ku lihat adalah Ayah. Melihat ayah yang tengah menguatkan
kembali posisi berdirinya rak ini, melihat Ayah yang sedang menarikan tangannya
bersama kuas cat untuk mengindahkan rak buku yang pernah ku pinta pada Ayah.
Karena kami pernah bercerita tentang ini dan itu dari seganap harapan kedepan
yang akan di tempuh. Maka Ayah ingin menguatkan langkah anaknya untuk
menggapainya dengan melakukan apapun yang anaknya pinta untuk menambah
kenyamanan sang anak mencapainya. Anak Ayah pernah bilang kan ingin menjadi
seorang penulis pada Ayah. Jadi ayah siapkan ruangan khusus untuk sang anak nya
itu beserta rak-rak buk dan meja menulis. Terima kasih Yah…
Ayah engkau begitu hebat dan anak mu rindu.
Hampir tak ada dari bagian rumah ini yang tak menyulapnya
menjadi bayangan Ayah. Bahkan dalam jiwa anak ayah dalam diri anak ayah ada
ayah juga. Ayah yang telah memperjuangkan pendidikan terbaik untuk
anak-anaknya. Yang setia menanyakan perihal kabar saat anaknya jauh di negri
orang untuk menyelesaikan pendidikan. Menanyakan, sudah salat nak ? menanyakan,
uang masih cukup nak ?, menanyakan, sudah makan nak? menanyakan, gimana
sekolahnya nak?, menanyakan, anak Ayah sehatkan ? dan banyak lagi pertanyaan
yang amat gusar akan kejadian-kejadian yang tak terduga akan terjadi pada anaknya.
Terima kasih Yah….
Ayah engkau begitu hebat dan anak mu rindu.
Kami yang selalu mengahabisnya banyak waktu dalam perjalanan
jika di mobil dengan cerita panjang. benar-benar panjaaaang. sebab kami tak
rela waktu diperjalanan habis oleh mata yang terpejam. Sebab aku sering
menanyakan abanyak hal pada Ayah bahkan kadang kam berdebat dan jika aku mati
kartu maka aku akan merajuk. lalu ayah menawarkan sesuatu, terus kami akan
melanjutkan pembicaraan dengan topik lain. Ah, sangat menyenangkan. Esok-esok dalam
sepanjang perjalanan anak Ayah akan lebih memilih tidur saja.
Mata anak Ayah sudah bengkak, disudahi dulu tulisan ini ya
Yah…
anak Ayah getarkan udara dengan simfoni-simfoni doa hingga
ke etala langit.
Ayah ….semoga disana Ayah selalu disayang Allah.
salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah.
semoga esok kita bisa melanjutkan cerita-cerita kita kembali
di tempat keabadian.
Amiiin
* Ditinggalkan memang menyakitkan. Tapi aku teringat pohon jati di hutan
saradan pernah berbisik padaku. Bahwa rahasia kekuatan kayunya adalah
keikhlasan yang ditempa berkali-kali ketika ia ditinggalkan daun-daunnya
demi sebuah hikmah. Semua akan baik-baik saja. Semua akan belajar
menjadi lebih kuat.
#bait_bait_rindu_anak_ayah
#ayahku_hebat
#anaknya_rindu
#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar