Sabtu, 16 November 2013

Taman Kematian

 
Semua orang berhak untuk mencita-citakan mimpinya menjadi gerak nyata dan bertanggungjawab dengan penuh bijak dengan apa yang dicita-citakannyaa..

Setiap orang berhak menentukan masa depan seperti apa yang ingin ia ciptakan..

Setiap jiwa yang hidup berhak mencitakan dan merencanakan dengan semangat yang membuncah dan ikhtiyar yang tak termatikan,

Dan taukah kau cita-cita terhebat sepanjang masa dan tak tergantikan dengan keindahan dunia dan seisinya?

Kematian. Yah kematian.

Mencita-citakan kematian..

Yah, Meski tak dicita-citapun, kematian akan datang menghampiri,

Namun beda, sangat beda.

Mereka yang mencita-citakan kematian dengan mereka yang tak pernah bakhan takut mendengar kata kematian.

Mereka yang mencita-citakan kematian selalu merindu-rindu hadirnyaa,

Karena dengan penuh kesadarannya, hanya dengan kematiaan ia bertemu Tuhannya, hanya dengan kematian ia menyaksikan senyum Rasulnya, hanya dengan kematian iaa bertemu para syuhada, bahagiaaaa..

Ia tak membiarkan dirinya disibukkan oleh hal-hal yang kecil,

Misinya Agung. Tujuannya kekal. Visinya bersinar terang, bercahaya.

Tantangan, kesulitan, penghalang tak menggoyahkan jiwanya sehingga mudah rentan. Tak gampang berpaling. Kokoh.

Ia percaya sesudah kesulitan ada kemudahan,

Maka ia terus berupayaa, teruss… tak terhenti.

Karena ia tersadar, apa yang dilakukannyaa bernilai hal-hal yang besar dan bermakna di sisi Tuhannya.

Amunisinya iman, kekuatannyaa keyakinan,

Hati dan fikirnya selalu besinar cemerlang..

Ia bekerja untuk bersyukur..

Ia bersyukur untuk bahagia..

Ia hidup untuk mati, dan mati untuk hidup..

Sehingga langkahnya terasa bermakna, terus bermaknaa..

Sedang mereka yang tak pernah bakhan takut mendengar kata kematiaan,

Selalu disibukkan dengan hal-hal yang kecil,

Jiwanya rentan, misinya terbatas, tujuannya rapuh, Visinya buram, tak bercahaya.

Ia disibukkan dengan asmara dunia yang melilit seluruh relung hati, tanpa jeda.

Citanya berisi namun kosong..

Tujunnya pasti namun semu..

Hidupnya terasa indah namun menakutkan..

Kekuatannya emosi, amunisinya hawa nafsu..

Kegelisahan, kekhawatiran, kesedihan mengalir menjadi gelombang, deras.

Ia mengenali dunia namun tak memahaminya, ia memahaminya namun tak mampu menaklukkannyaa.

Yah begitulah, meraka yang memiliki cita-cita kematian dengan mereka yang tak pernah mencitakanyaa..

Kematiaan.

Kerinduan atau ketakutan padanya hanyalah soal sikap hati.

Peristiwa kematiannya sama, malaikat yang menjemputpun sama, sakaratul mautnya sama, alam barzahnya pun juga sama, semuanyaa samaa.

Yang tidak sama hanyalah sikap hati dan amalnya sajaa,

Ketidaksamaan keadaan di alam sana..

Bahagiaa ataukah sengsaraa..

# ya Robb.. Matikan aku dalam keadaan Syahid dijalan_Mu. kelak, Izinkan dengan kematiaan itu aku berjumpa denganMu dengan penuh cintaa bukan karena disiksaa.. bertemu dengan Rasul_Mu Karena aku bahagiaa bukan karena menderitaaa.. aamiin aamiin ya Robb’alamin..

By: Sahabat Dakwah, Elsa Agustina al-Khalishah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar