Para evolusionis sejak 80,000 tahun dulu menggambarkan sosok
Neanderthal sebagai 'manusia beruk'. Genus homo yang telah punah dari zaman
Pleistosen. Sahabat Uluzzian yang berkelompok
etnis bersama Neanderthal dicatat mampu
berinovasi melalui teknologi mutakhir yang tak kalah bombastis dengan
era digitalisasi kekinian. Ini adalah kebolehjadian yang rumit dicerna.
Pembenaran akan ketumpulan pemahaman. Eksperimen
Rutherford menggunakan partikel alfa
sebagai bahan penyelidikan atomik. Dalam riset kebenaran, Manusia mesti
menggunakan partikel otak sebagai sumber penyelidikan kebohongan sejarah.
Kepala pun menjadi kian remuk redam menelan arus narasi yang
terceloteh dari laki-laki bersorban itu, aku ‘si penjual goreng’, tahu apa
tentang sejarah. Menjadi tidak mau tahu pun bukan kiamat kan ?. Tapi dia terus
mengusik naluri ku agar tidak bergeming dihadapan mulutnya yang bau siwak.
Mendengarkan sebisanya, membuat orang tua di depanku ini merasa nyaman akan
kedatanganku setiap subuh ke gubuk reyoknya. Hatiku dingin apabila menyaksikan
pilu, derita, dan harapan yang lalu lalang dalam di mata laki-laki itu. Terus
begitulah yang aku rasakan sejak satu tahun lalu.
Kau mengapa tak berkedip ?, sergak laki-laki bersorban
Pak haji, hari ini aku
sudah mulai masuk sekolah, apa boleh jaga
goring sampai jam 07.30 saja. Tangkas ku.
Jadi yang kau pikirkan bukanlah kata-kata ku, tapi seragam
sekolah apa yang ingin kau pakai nanti ? nadanya mulai meninggi
Aku hanya diam, takut menyulut api emosinya yang selama ini
kerap mencuar hanya dengan secuil letupan kata belaka.
Mengapa benakmu tak jauh beda dengan bapakmu !, Ambil di
lemari itu sendiri. Laki-laki bersorban mengisyaratkan bahwa baju seragam ku
sudah disiapkannya di lemari itu.
Tak perlu banyak ba bi
bu, ucapan salam adalah penutup yang mendamaikan baginya dalam segala aspek
tatakrama percakapan meskipun dalam pembicaraan yang sedang terkatung-katung.
Khawatir memori akan Bapak bisa memakan waktu lebih 24 jam untuk memakiku
habis-habisan.
Nak, kita tidak akan berhasil membatalkan yang sudah
terjadi, tapi tetap bisa mempengaruhi kualitas dari apa yang akan terjadi.
Laki-laki bersorban itu kini mulai teduh, tangannya dilekatkan erat di atas
pundakku.
Kata-kata itu, riuh menggoncangkan hasrat-hasrat besar ku. Betapa
pun angkernya laki-laki bersorban itu namun kehampaan dari baying-bayangnya
kerap mengundang rindu di pelupuk jiwa ku yang bening.
Aku keluar dari rumahnya….
Sembari memikul bakul gorengan di atas kepala yang
beralaskan gulungan kain. Seragam itu ku siulkan menentengnya dalam tas karung
jahitan cinta.
Goreang, Yo, Goreang ……! , hati yang membengkak girang
menghembuskan suara panggilan yang membahana di Lereng Bukit Kampung Batu. Sebetulnya,
Kesulitan adalah peluang untuk membuat diri menjadi kuat. Sekuat batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar