Selasa, 19 November 2013

Fisikawan Itu ?

            
          Gadis itu betapa girang hari ini. Hari yang menawarkan serentetan cerita dan sejarahnya di masa depan. Ia gadis yang selalu mencoba tampil riang, bersahaja, dan gigih dalam bekerja. Kini Ia bekerja di sebuah Lembaga Sosial. Disana banyak hal yang di perolehnya. Sifat sakleknya dalam bergaul mulai rontoh satu persatu ke jurang terdalam, dan tak mau ia jemput lagi. Ketika gadis itu dihadapkan pada ranah kerja yang menuntutnya untuk pandai berkomunikasi, ini bukan komunasi formal yang biasa ia lakoni pada dunia akdemisi. Tapi sebuah komunikasi lepas dan langsung pada masyarakat  mulai dari yang papa dan tak berdaya hingga pejabat yang kaya raya. MasyaAllah, ini tantangan yang harus Ia terjangi dengan segenap kekuatan yang ada. Belum lagi masalah kajian syari'ah dalam zakat yang belum ada dalam sejarah hidupnya untuk bisa lebih mendalami ilmu kearah ini. Di tempat kerja itulah ia mengerahkan segenap potensi akal, jiwa, dan raga sambil mensugesti diri bahwa "Kamu Bisa !" untuk menaklukkan semua ini. alhasil jadilah ia fisikawan yang berkecimpung di dunia amilin dan sosial. Hahahahaha. bukan dongeng bukan buka candaan. Ini memang ada dan pada gadis itulah kisahnya. Siapa pikir fisikawan tidak bisa jadi amil, siapa bilang fisikawan anti sosial, siapa kata bahwa fisikawan itu hanya berkutat di laboratorium dan riset saja. Bukan, bukan untuk mengejewantahkan  ilmu fisika itu, namun gadis itu hanya ingin memondokkan dirinya pada tempat yang mampu membenahi dirinya menjadi pribadi yang lebih berarti. Bukankah laboratorium sesungguhnya itu adalah dunia ini. Gadis itu adalah Fisikawan yang siap mempreteli instrumen-instrumen hidup lalu mendesignnya menjadi sebuah piranti canggih yang akan mengakselerasi cita-cita agung untuk diri, bangsa, dan agama.
          Memang di dunia ini relatif banyak orang pintar, namun kecerdasannya itu tidak mampu membuat dirinya menjadi pribadi yang peka dan mampu mendamaikan suasana. Di dunia tidak terhitung orang hebat, namun kehebatannya tidak mampu menghebatkan orang lain untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna, Di Dunia ini amat banyak orang konglomerat, namun harta itu tidak mampu membawa diri pada kebahagiaan yang hakiki. Kita sangat miskin dengan orang hebat, kuat, konglomerat, giat, dan berwawasan pesat yang memiliki jiwa ksatria sejati. Ia dikatakan ksatria karena mampu menjadi ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar lalu mereduksinya menjadi kombinasi sosok heroik sejati di hadapan Allah dan manusia. Itulah yang di idamkan sang gadis. Jika orang mendefenisikan FISIKAWAN adalah orang pengampu fisika paling mapan, tidak untuknya, dalam penilaiannya seseorang akan cacat dikatakan fisikawan jika nilai-nilai fisika itu tidak menyampaikannya pada kesadaran Ilahiyah. Yakni sebongkah ilmu fisika yang di masak akal lalu di bumbui dengan ma'rifatullah sehingga menjadi hidangan sedap dan santap untuk setiap diri yang lapar akan kebesaran Sang Pencipta. itulah Fisikawan. Ini bukan pembenaran, namun suatu kebenaran.
         Banyak orang yang mampu menjadi penasihat pribadi gadis itu sekarang. Yang mengajarkannya akan arti kerja keras, perjuangan hidup, kesyukuran nikmat, kesabaran, kelembutan hati, kepedulian, dan kesadaran akan untuk apa kita hidup ?. Jika dibeli dengan harta, atau kuliah di kampus dengan kredibilitas terbaik di dunia dan jurusan ter,ter, ter sekalipun, takkan mampu menyaingi pelajaran hidup di tempat kerja itu. Setiap hari selalu ada yang mengadu nasib, tentang anaknya yang sakitlah, anaknya yang putus sekolah, anaknya yang depresi, suami yang main perempuan, istri yang pemalas, rumah yang reok, susah mencari rizki, gak punya uang, dan lain sebagainya. Tenanglah ini bukan menjadikan gadis itu menjadi anak yang cengeng dan murung melainkan menuai sikap dewasa yang membara-bara. Bagaimanapun itu Ia harus mampu menempatkan diri menjadi solusi bagi masalah yang disuguhkan. Kuliah pengalaman ini menempahnya terus sehingga kini yang tersisa adalah "Aku Butuh Allah!", helanya setiap momen waktu yang tersita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar