Oleh:
Sulastriya Ningsi, S.Si ( Alumni Fisika Universitas Andalas)
Sulastriya Ningsi, S.Si ( Alumni Fisika Universitas Andalas)
Rumah merupakan kebutuhan primer bagi seluruh manusia sebagai tempat tinggal. Selain itu, rumah juga dapat dijadikan sebagai investasi maupun
sarana untuk pemuasan hati. Salah satu aksesoris rumah yang marak digunakan saat ini adalah
atap transparan fiberglass. Atap
jenis ini lebih indah dan tembus cahaya sehingga terkesan terang dan lebih
elegan. Karena sifatnya meneruskan cahaya tampak, atap model ini lebih banyak
digemari oleh masyarakat dari semua kalangan. Bahan fiberglass membuat atap menjadi lebih tahan oleh korosi. (ketut,
2008). Variasi warna dari atap tersebut semakin membuat tampilan rumah semakin
indah ditambah dengan pancahayaan yang masuk kedalam rumah menjadi lebih
berwarna. Penggemar dapat memilih warna dan ukuran atap sesuai dengan
rancangan. Sampai saat ini, sudah banyak industri-industri yang mengembangkan
dan memproduksi atap transparan fiberglass
tersebut bahkan sudah menjadi barang komersil di dunia, salah satunya adalah
Indonesia.
Umumnya, atap transparan fiberglass
komersial yang di pasaran terbuat dari berbagai jenis bahan resin, katalis dan
serat sebagai bahan utama penyusunnya. Bahan utama ini akan diaduk dalam suatu
wadah cetakan. Selanjutnya akan dilakukan pengeringan pada ruang khusus.
Setelah melalui beberapa proses pengujian atap tersebut siap untuk
dikomersialkan.
Radiasi sinar matahari dapat memengaruhi kesehatan kulit
semua individu. Untuk mencegah efek buruk sinar matahari dapat dilakukan dengan
cara memakai pelindung fisik seperti pakaian tertutup, payung, caping dan
memakai tabir surya topical. Radiasi sinar UV dari sinar matahari tidak hanya
dirasakan oleh manusia di luar ruangan
tapi juga berpeluang di dalam rumah. Peluang terbesar penghuni terkena paparan radiasi ini
adalah pada rumah yang menggunakan atap transparan fiberglass. Atap
transparan fiberglass yang digunakan selama ini umumnya
menggunakan serat sintetis (serat kaca). Jenis
atap seperti ini memang membuat pencahayaan di rumah menjadi lebih terang dari
atap biasa. Namun, penghuni memiliki resiko terpapar radiasi sinar UV karena
material penyusun atap tidak dapat menahan sinar UV.
Selain
cahaya tampak, atap transparan fiberglass
yang dijual pada pasaran tidak mampu menghambat radiasi sinar UV
yang terpapar di atas permukaan atap. Sinar ultra-ungu
merupakan bagian dari spektrum sinar (cahaya) tampak. Sumber UV terbesar
berasal dari radiasi cahaya matahari yang menembus atmosfer dan statosfer
sampai ke permukaan bumi ini. Sinar UV tersebut dibedakan menjadi sinar
ultraviolet A atau UV-A (λ 320-400 nm), sinar UV-B (λ 290-320 nm) dan sinar
UV-C (λ 200-290 nm) . Menurut Satiadarma (1986) sebenarnya sinar UV hanya
sebagian kecil saja dari spektrum sinar matahari namun sinar ini paling
berbahaya bagi kulit karena reaksi yang ditimbulkannya berpengaruh buruk
terhadap kulit manusia baik berupa perubahan-perubahan akut seperti eritema,
pigmentasi dan fotosensitivitas, maupun efek jangka panjang berupa penuaan dini
dan keganasan kulit. Sifat
inilah yang menjadikan penggunaan atap transparan fiberglass
menjadi berbahaya untuk digunakan masyarakat luas, karena akan berefek pada
paparan radiasi sinar UV yang ditransmisikannya.
Sifat atap transparan fiberglass yang mentransmisikan sinar UV
akan membuat khawatir bagi masyarakat yang menggunakannya dan membuat penghuni
rumah merasa tidak nyaman. Inovasi teknologi material terbaru yang telah
dirancang oleh mahasiswa Fisika Universitas Andalas mampu memberikan solusi
strategis untuk masalah ini. Laila Sari seorang mahasiswi lulusan tahun 2012
berhasil mensintesis prototype atap fiberglass
anti UV dalam salah satu riset tugas akhirnya. Pengembangan inovasi prototipe
material transparan anti UV tersebut dapat diaplikasikan pada atap transparan fiberglass dan berfungsi efektif bagi
penghambat radiasi sinar UV yang akan sangat potensial di pasaran dunia. Jelas semua ini berhubungan dengan lapizan
ozon yang kian menipis dan memiliki peluang besar radiasi sinar UV terpapar
secara maksimal ke bumi.
. Matahari di musim
semi lembut dan terasa hangat jadi orang berpikir itu tak akan merusak kulit,
tapi kenyataannya sinar UV di musim semi lebih kuat dari musim panas. Kondisi
kulit sangat lemah pada musim semi. Terlebih para ahli kulit menyarankan agar
kita selalu menggunakan tabir surya yg bisa menangkal sinar UV A dan B sehingga
tidak menembus pada kulit dan menyebabkan kanker,penuaan dan keriput. Salah satu perancangan rumah ideal yang sehat
adalah memperhatikan aspek kesehatan bagi para penghuninya terkhusus bagi
pencahayaan yang sehat bagi tubuh. Melalui pengembangan inovasi teknologi atas
anti UV, masyarakat dapat menikmati cahaya masuk ke dalam rumah tanpa harus
terkena radiasi sinar UV yang berbahaya.
Semoga Bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar