Minggu, 10 November 2013

PERANCANGAN RUMAH SEHAT MELALUI PENGGUNAAN ATAP FIBERGLASS ANTI UV (AtFitUV)

Oleh:
Sulastriya Ningsi, S.Si ( Alumni Fisika Universitas Andalas)




     Rumah merupakan kebutuhan primer bagi seluruh manusia sebagai tempat tinggal. Selain itu, rumah juga dapat dijadikan sebagai investasi maupun sarana untuk pemuasan hati. Salah satu aksesoris rumah yang marak digunakan saat ini adalah atap transparan fiberglass. Atap jenis ini lebih indah dan tembus cahaya sehingga terkesan terang dan lebih elegan. Karena sifatnya meneruskan cahaya tampak, atap model ini lebih banyak digemari oleh masyarakat dari semua kalangan. Bahan fiberglass membuat atap menjadi lebih tahan oleh korosi. (ketut, 2008). Variasi warna dari atap tersebut semakin membuat tampilan rumah semakin indah ditambah dengan pancahayaan yang masuk kedalam rumah menjadi lebih berwarna. Penggemar dapat memilih warna dan ukuran atap sesuai dengan rancangan. Sampai saat ini, sudah banyak industri-industri yang mengembangkan dan memproduksi atap transparan fiberglass tersebut bahkan sudah menjadi barang komersil di dunia, salah satunya adalah Indonesia.
Umumnya, atap transparan fiberglass komersial yang di pasaran terbuat dari berbagai jenis bahan resin, katalis dan serat sebagai bahan utama penyusunnya. Bahan utama ini akan diaduk dalam suatu wadah cetakan. Selanjutnya akan dilakukan pengeringan pada ruang khusus. Setelah melalui beberapa proses pengujian atap tersebut siap untuk dikomersialkan.
Radiasi sinar matahari dapat memengaruhi kesehatan kulit semua individu. Untuk mencegah efek buruk sinar matahari dapat dilakukan dengan cara memakai pelindung fisik seperti pakaian tertutup, payung, caping dan memakai tabir surya topical. Radiasi sinar UV dari sinar matahari tidak hanya dirasakan oleh manusia  di luar ruangan tapi juga berpeluang di dalam rumah. Peluang terbesar penghuni terkena paparan radiasi ini adalah pada rumah yang menggunakan atap transparan fiberglass. Atap transparan fiberglass yang digunakan selama ini umumnya menggunakan serat sintetis (serat kaca). Jenis atap seperti ini memang membuat pencahayaan di rumah menjadi lebih terang dari atap biasa. Namun, penghuni memiliki resiko terpapar radiasi sinar UV karena material penyusun atap tidak dapat menahan sinar UV.
Selain cahaya tampak, atap transparan fiberglass yang  dijual pada pasaran tidak mampu menghambat radiasi sinar UV yang terpapar di atas permukaan atap. Sinar ultra-ungu merupakan bagian dari spektrum sinar (cahaya) tampak. Sumber UV terbesar berasal dari radiasi cahaya matahari yang menembus atmosfer dan statosfer sampai ke permukaan bumi ini. Sinar UV tersebut dibedakan menjadi sinar ultraviolet A atau UV-A (λ 320-400 nm), sinar UV-B (λ 290-320 nm) dan sinar UV-C (λ 200-290 nm) . Menurut Satiadarma (1986) sebenarnya sinar UV hanya sebagian kecil saja dari spektrum sinar matahari namun sinar ini paling berbahaya bagi kulit karena reaksi yang ditimbulkannya berpengaruh buruk terhadap kulit manusia baik berupa perubahan-perubahan akut seperti eritema, pigmentasi dan fotosensitivitas, maupun efek jangka panjang berupa penuaan dini dan keganasan kulit. Sifat inilah yang menjadikan penggunaan atap transparan  fiberglass menjadi berbahaya untuk digunakan masyarakat luas, karena akan berefek pada paparan radiasi sinar UV yang ditransmisikannya.
Sifat atap transparan fiberglass yang mentransmisikan sinar UV akan membuat khawatir bagi masyarakat yang menggunakannya dan membuat penghuni rumah merasa tidak nyaman. Inovasi teknologi material terbaru yang telah dirancang oleh mahasiswa Fisika Universitas Andalas mampu memberikan solusi strategis untuk masalah ini. Laila Sari seorang mahasiswi lulusan tahun 2012 berhasil mensintesis prototype atap fiberglass anti UV dalam salah satu riset tugas akhirnya. Pengembangan inovasi prototipe material transparan anti UV tersebut dapat diaplikasikan pada atap transparan fiberglass dan berfungsi efektif bagi penghambat radiasi sinar UV yang akan sangat potensial di pasaran dunia.  Jelas semua ini berhubungan dengan lapizan ozon yang kian menipis dan memiliki peluang besar radiasi sinar UV terpapar secara maksimal ke bumi.
. Matahari di musim semi lembut dan terasa hangat jadi orang berpikir itu tak akan merusak kulit, tapi kenyataannya sinar UV di musim semi lebih kuat dari musim panas. Kondisi kulit sangat lemah pada musim semi. Terlebih para ahli kulit menyarankan agar kita selalu menggunakan tabir surya yg bisa menangkal sinar UV A dan B sehingga tidak menembus pada kulit dan menyebabkan kanker,penuaan dan keriput.  Salah satu perancangan rumah ideal yang sehat adalah memperhatikan aspek kesehatan bagi para penghuninya terkhusus bagi pencahayaan yang sehat bagi tubuh. Melalui pengembangan inovasi teknologi atas anti UV, masyarakat dapat menikmati cahaya masuk ke dalam rumah tanpa harus terkena radiasi sinar UV yang berbahaya.

Semoga Bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar