Berhentinya seorang mukmin dari beraktifitas adalah kelalaian.
Kekosongan adalah musuh yang mematikan, dan kesenggangan adalam
kemalasan. Dan, kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah orang yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktifitasnya. Adapun manfaat yang mereka dapatkan dari semua itu hanya sekedar desas-desrus dan omong kosong yang tak berguna. Itulah keuntungan yang juga diraih oleh mereka yang tak pernah mengerjakan amalan yang bermakna dan berbuah pahala.
Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa bergerak, bekerja, mencari, membaca, membaca al-Qur'an, bertasbih, menulis atau mengunjungi sahabat. Gunakan waktu sebaik-baiknya, dan jangan biarkan ada satu menit pun terbuang sia-sia! sehari saja kita kosong tak bergerak, niscaya kegundahan, keresahan godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap dalam tubuh. Dan, bila sudah demikian, maka akan menjadi lapanglah permaina para setan.
Mari kita renungi bersama betapa banyaknya nikmat Allah dan karinia Allah pada diria kita . Untuk itu kita dimintai bekerja sebai tanda kesyukuran yang tiada tara, sebagaimana firman Allah:
يعملون له ما يشاء من محاريب وتماثيل وجفان كالجواب وقدور راسيات اعملوا آل داوود شكرا وقليل من عبادي الشكور
Artinya: "Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih." (Q.S. Saba': 13)
Ada banyak kenikmatan yang terus mengalir: nikmat kehidupan, nikmat kesehatan, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan, nikmat kedua tangan dan kaki, nikmat air dan udara, nikmat makanan, dan masih banyak lainnya. Dan yang paling agung dari semua itu adalah nikmat hidayah rabbaniyah, yakni agama Islam. Apakah kita ingin mata dibeli dengan harga 1 juta dolar, atau telinga, atau kaki, atau hati, dan lain sebagainya. Betapa banyak harta yang ada pada diri kita. Maka seyogyanya galau itu tidak ada jika kita berani memfungsionalisasikan nikmat itu sebagai ladang amal dengan bekerja dalam dzikir, berfikir dalam dzikir, dan senantiasa melibatkan Allah dalam segala urusan. Semakin yakin dan patuhnya kita pada Allah maka akan semakin mantap dan tenang dalam menggulati kehidupan. Fastabiqul Khairat Sobat ! Jauh dari galau itu baik, hantam dengan iman dan aktifitas yang berlandaskan iman. InsyaAllah galau pun hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar