Sesakit apapun hati kita terluka pada akhirnya akan Allah ganti dengan bahagia, karena tidak ada luka yang abadi. Mengejar manusia kita akan lelah, mengejar Allah kita takkan rebah. Untuk bahagia dunia-akhirat kita perlu beriman, dan untuk jadi beriman kita perlu diuji, kesimpulannya hidup adalah ujian, begitu bukan?
“Tidak sekalipun nafas yang engkau hembuskan, kecuali di dalamnya ada ketentuan Allah yang berlaku atas dirimu”.
Ini bukan tentang apa yang kita inginkan. Ini tentang apa yang harus kita jalani, sebagai bagian dari ketetapan-Nya. Pilihan kita hanyalah ridho dengan takdir-Nya. Karena sejatinya, seburuk apapun yang terjadi, sepedih apapun yang kita rasakan, ketetapan ALLAH tetap hal terbaik bagi setiap hamba-hamba-Nya. Karenanya akan senantiasa ada hikmah dari segala hal yang menimpa kita.
Tidak ada yang harus disesali dari sebuah pilihan. Segala sesuatu adalah keputusan Allah. Dan digerakkan hati kita atas pilihan sebelumnya juga merupakan keputusan Allah. Tidaklah terjadi sesuatu kecuali atas kehendak-Nya.
Sesungguhnya, keseluruhan hidup kita adalah karunia. Jikapun ada takdir buruk berupa musibah yang menerpa kita, mungkin saja, sesungguhnya Allah menghindarkan kita dari musibah yang lebih besar. Bisa jadi, ini adalah tangga untuk naik kepada derajat yang lebih tinggi di sisi-Nya. Bisa jadi, dengan musibah ini Allah menghapus dosa-dosa kita.
Inilah juga tanda dari rasa sayang-Nya, karena setiap musibah yang menimpa setiap hamba sesungguhnya adalah sapaan kasih dari-Nya, agar kita mendekat kepada-Nya.
Mungkin ada saat ketika kita bertanya kepada-Nya, “Why it happens to me?”
Mungkin ada saat ketika kita meratap, ”God, it’s completely hard!”
Kamu adalah yang terpilih, istimewa. Bukankah Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka ia diuji (dengan musibah yang menimpa).” (HR. Al Bukhari)
Rabbii innii lima anzalta ilayya min khairin faqiir. Duhai pencipta, Pemelihara, Pemberi rizqi, Pengatur urusan, dan Penguasaku, sesungguhnya aku terhadap apa yang Kau turunkan di antara kebaikan amat memerlukan.
©Nova Eka Putri
“Tidak sekalipun nafas yang engkau hembuskan, kecuali di dalamnya ada ketentuan Allah yang berlaku atas dirimu”.
Ini bukan tentang apa yang kita inginkan. Ini tentang apa yang harus kita jalani, sebagai bagian dari ketetapan-Nya. Pilihan kita hanyalah ridho dengan takdir-Nya. Karena sejatinya, seburuk apapun yang terjadi, sepedih apapun yang kita rasakan, ketetapan ALLAH tetap hal terbaik bagi setiap hamba-hamba-Nya. Karenanya akan senantiasa ada hikmah dari segala hal yang menimpa kita.
Tidak ada yang harus disesali dari sebuah pilihan. Segala sesuatu adalah keputusan Allah. Dan digerakkan hati kita atas pilihan sebelumnya juga merupakan keputusan Allah. Tidaklah terjadi sesuatu kecuali atas kehendak-Nya.
Sesungguhnya, keseluruhan hidup kita adalah karunia. Jikapun ada takdir buruk berupa musibah yang menerpa kita, mungkin saja, sesungguhnya Allah menghindarkan kita dari musibah yang lebih besar. Bisa jadi, ini adalah tangga untuk naik kepada derajat yang lebih tinggi di sisi-Nya. Bisa jadi, dengan musibah ini Allah menghapus dosa-dosa kita.
Inilah juga tanda dari rasa sayang-Nya, karena setiap musibah yang menimpa setiap hamba sesungguhnya adalah sapaan kasih dari-Nya, agar kita mendekat kepada-Nya.
Mungkin ada saat ketika kita bertanya kepada-Nya, “Why it happens to me?”
Mungkin ada saat ketika kita meratap, ”God, it’s completely hard!”
Kamu adalah yang terpilih, istimewa. Bukankah Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka ia diuji (dengan musibah yang menimpa).” (HR. Al Bukhari)
Rabbii innii lima anzalta ilayya min khairin faqiir. Duhai pencipta, Pemelihara, Pemberi rizqi, Pengatur urusan, dan Penguasaku, sesungguhnya aku terhadap apa yang Kau turunkan di antara kebaikan amat memerlukan.
©Nova Eka Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar