Senin, 25 Juli 2016

Sahabat fillah

      Tak dapat dihindari bahwa kamu selalu membutuhkan seseorang yang bisa menenangkan deru gelisah dalam segala situasi, selalu membutuhkan seseorang yang mampu menguatkan saat keadaan merontoki ketegaran hati, selalu butuh seseorang yang dapat mengerti dan menerima,  itulah sahabat

       Aku kira pemahaman persahabatan yang sempat terjalin dengan teman-teman semasa SD, SMP, dan SMA sangat berbeda dengan sahabat yang aku dapatkan saat mulai jadi anak kampusan. Dulu waktu kanak-kanak aku fikir sahabat adalah seseorang yang bisa aku ajak main masak-masakan, main boneka,main kelereng, main layang-layang, main patuk lele, main tangkap nyamuk, main monopoli, bisa bantuin aku manjat pohon, main sepeda, main mobil-mobilan, yang bisa motivasi aku belajar,  berani buat aku tantang menjelajahi hutan atau main PS *ups, ketahuan*. Intinya yang selalu bisa buat aku haha hihi, hepi tiap hari. Itu baru namanya sahabat. Beranjak SMP aku mulai merasa yang namanya sahabat yang bisa diajak kompromi saat ujian *Hehe*, yang asik diajak curhat, yang punya banyak skill untuk ditularkan, yang bisa motivasi untuk berprestasi. Pokoknya yang selalu buat aku bisa enjoy dengan dunia sekolah itu namanya sahabat. Beranjak SMA defenisi sahabat masih sama seperti SMP. Terhitung tamat SD, 6 Tahun wajib  belajar aku memang gadis akademikus sejati yang selalu dikelilingi oleh kesibukan makan dan minum ilmu. Jadi urusan kehidupan ini selagi masih bisa jadi juara dan berprestasi atau setidaknya masih dikepung para juara dan orang berprestasi maka bagiku semua adalah aman. Sehingga, yang jadi sahabat aku kalau gak orang yang pecinta ilmu yah orang yang semangat untuk terus menuntut ilmu. *Eaaaa*

     Mulai aku dikawal ke jalan-Nya maka mulai pulalah pemahaman-pemahaman baru tentang sahabat bertunaskan defenisi yang lebih kongkret. Tahun pertama jadi penghuni kampus hijau, tepatnya penghuni bangunan keren berbintang lima, *Sebutlah namanya asrama kampus, uhuk..uhuk* aku dipaksa aturan untuk ikutan pengajian dengan kakak asrama. Masih ingat pesen keluarga. "Dek, dipadang kalau liat perempuan-perempuan yang jilbab lebar apalagi pakai cadar jangan mau dekat-dekat ya, nanti bisa dibawa ke ajaran-ajaran yang gak bener". *haha* Dengan keluguannya aku yang masih tak mengerti apa-apa saat itu. Maka setiap liat kakak di kampus yang berhijab rapi, lebar dan longgar, hatipun mulai berkata jangan dilihat nanti dihipnotis. *Betapa menyedihkannya keluguan aku*. Tapi sebelum lihat mata wanita-wanita soleha itu,hati si gadis pecinta ilmu ini dah keduluan jatuh pada akhlak dan tutur bahasanya. Adeeeeem gitu, seperti dedaunan bersama embun dipagi hari. Eh, ini kemana-mana ceritanya. *maap-maap*. To do poin dah. Aku jadi ikutan mentoring bersama-sama teman yang lugunya sama, ceritanya sama, keluh kesahnya gak jauh beda, dan cara berpakaiannya juga masih sesederhana pemahamannya. The First step to know how amazing of UKHUWAH.

    "Hati dan jiwa ditautkan dengan akidah.Akidah adalah hubungan yang paling ampuh dan berharga. Persaudaraan adalah saudara iman dan perpecahan adalah saudara kufur.Kekuatan yang pertama adalah kekuatan perpaduan.Perpaduan tidak akan wujud tanpa kasih sayang.Rasa kasih sayang yang paling rendah ialah berlapang dada dan yang paling tinggi ialah mengutamakan orang lain."
-Imam Syahid Hasan AL Bana-

You know ? Yang disebut sahabat itu yakni sahabat iman. Inilah konsep terkeren yang aku dapatkan setelah nimbrung sepekan sekali dalam lingkaran bidadari dunia yang insyaAllah wanita syurga. *Aamiin ya Mujib*. Sahabat yang satu hati dengan hati yang lain diikat oleh cinta dari Langit. Sayang mendekap sayang, mesra memeluk mesra. Satu langkah, satu amunisi, satu kekuatan, satu tujuan, Allahu Ta'ala. Persaudaraan yang diikat erat daripada kesadaran iman dan taqwa kepada Allah. Terjalin semata-mata sebab  kepatuhan dan ketaatan pada Sang Kholiq , menyembah dan menyerah diri kepada Allah. 

    Aku takjub bin kagum dengan kisah sahabat Anshor dan Muhajirin. MasyaAllah..! Awesome. menurutku mereka adalah puncak teladan terkeren untuk kisah persahabatan. Lihat ya, mulianya hati-hati mereka yang telah terpaut cinta karena Allah itu. Dimana sahabat Muhajirin demi agama, mereka meninggalkan rumah dan harta mereka, meninggalkan kota Makkah menuju Yatsrib melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, hijrah tanpa harta untuk membiayai kebutuhan mereka, dan tanpa tempat tinggal. Sementara itu, penduduk kota Yatrib (Anshar) adalah orang-orang fakir, lebih dari itu, mereka juga tidak memiliki hubungan dengan kaum Anshar, juga tidak mengenal mereka. Walau demikian mereka harus menerima saudara-saudara sahabat Muhajirin secara utuh. Indahnya ! Sampai Allah kekalkan pujian atas mereka dalam surat cinta-Nya.


"Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan."
 (Q.S. al-Hasyr: 9)

Izinkan aku menangis*ambil tisu*....

Hingga kini, aku selalu merasakan debar-debar cinta layaknya sahabat Anshor dan Muhajirin dari mereka yang kucintai di jalan Allah. Sungguh aku tidak bisa cerita semua kebaikan dan pengorbanan mereka di tulisan ini. Mereka selalu ada bukan hanya sebatas momen senang dan sedih aku, namun mereka selalu menghadirkan namaku dalam tajuk-tajuk do'anya yang khusyuk.  Maha Baik Allah atas karunia sahabat-sahabat syurga ini. 

Dah dulu yak, mau nangis ah!

*Spesial for My lovely sista in the awesome circle...Uhibukum fi sabilillah. ..

^akhun lak fi Allah^



 
  

     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar