Salah satu metode untuk sukses adalah pretending (berpura-pura). Iyapz..maka sampai kapanpun kita harus terus berpura-pura jadi anak muda. *tratatakdengces*. Namun dengan jiwa yang sedewasa orang tua. Jiwa yang melesat jauh dari takaran usia berpadu dengan kobaran semangat jiwa muda. SEMPURNA. Saat aku membuka kenangan-kenangan di masa muda, SMA dan saat kuliah. Aku jadi merindukan kembali semangat juangku dimasa muda itu. Sehingga menyulam senyum simpul didepan layar LCD laptop saat ini. Aku yang lugu dulunya adalah seorang yang orientasinya adalah menjadi pemenang, jadi juara. Setiap harinya adalah semangat. Setiap langkahnya adalah optimisme, setiap visulisasinya adalah kesuksesan, setiap keinginannya selalu kesungguhan tekad, setiap jamnya adalah belajar. *kalau gak belajar gak bisa sama-sama orang pintar, hihi*.Apalagi ada pak tentara yang bangunin tiap subuh sambil tendang pintu sekuat tenaga.*hahahaha*. Aku rindu Pak Karsono, rindu sangat padamu Pak. Bapak banyak mengajarkanku tentang semangat juang, tentang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran, tentang jiwa seorang pahlawan.*huhu*. Karna jiwa patriot bapak yang selalu tertatam didalamnya untuk menjaga NKRI ini. MasyaAllah rinduuuu pak.
Walau kenangan SMA terlalu pahit untuk diulang kembali. Terlalu lelah untuk menjalaninya ulang. Kerana aku gak kuat lagi untuk lari sejauh 3,2 KM setiap pagi ditambah push up dan sit up 30 kali. Apalagi harus apel pagi dibawah terik mentari yang kalau telat dapat jatah push up dan sit up lagi. *kelenger soleha Pak...hahaha*. Ternyata aku sudah melampai dengan baik semua yang dulu aku rasa sangat sulit untuk disudahi. Dan aku rindu bisa memiliki semangat seperti itu lagi. Rindu dengan teman-teman yang juga daya juang dan semangatnya tak jauh beda. Saat impiannya untuk kuliah di Jerman, Jepang, dan kampus-kampus impian di Indonesia membuat mereka mati-matian belajar sampai-sampai dijalan pun menghafal pelajaran. Kalau di jalan dan apel pagi pegang buku dengan kantong mata yang sudah melebar.*Haha* Walau ada juga yang santai tapi tetap sukses mendapatkan nilai terbaik. Beda dengan aku yang harus memeras otak dan tenaga belajar sampai larut malam untuk bisa mendapatkan semua itu. Karena orang pintar bisa dikalahkan dengan orang rajin. Itulah yang selalu aku jadikan prinsip.*Wowww*. Aku rindu dengan jiwa yang seperti ini dan aku ingin menginstalnya kembali. Pun kurasa akan terus aku pakai sampai mati. Tapi bukan lagi tentang pencapaian pribadi namun untuk kehidupan yang lebih berarti tak sebatas dunia tapi juga akhirat.
Kelak saat sudah diberi kepercayaan untuk mengemban amanah sebagai 'Bunda Peradaban' maka semua ini akan aku tularkan pada mereka tentang jiwa heroik masa muda bundanya dulu. Lalu aku akan menghembuskan nilai-nilai keimanan bagi mereka agar tak ada resah bagi mereka untuk mengarungi samudra kehidupan ini. Walau entah kapan Allah mengizinkan tapi tulisan ini menjadi catatan pengingatku kelak bahwa aku memiliki azam untuk mewujudkannya. Eh kok kesini ceritanya *hahaha*. Kan jadi gak kuat lanjutin ceritanya lagi nah. *haha*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar