Kita tengah
berjalan, atau sedang membuat jeda sejenak, atau masih menyusun arah tujuan
melangkah. Mari sama-sama melontarkan pertanyaan-pertanyaan mudah pada diri sendiri.
Mulai dari pertanyaan yang paling dasar semisal siapa kita, apa yang kita
lalukan, mengapa kita
melakukannya hingga pada pertanyaan-pertanyaan yang
lebih kompleks. Coba kita berpikir minimal tentang diri sendiri. Ayo Berhenti
sejenak lalu tengadahkan kepala ke atas mencari jawaban. Sudah ketemu ?.
Adakalanya ini perlu. Jika hidup ini adalah sebuah sinetron yang kita ciptakan
sendiri, maka kira-kira kita akan memposisikan diri sebagai apa dan siapa.
Apakah seorang tokoh utama dengan segala
keunggulan dan ketenaran karakter
baiknya. Atau hanya menjadi
seorang tokoh pendamping yang
selalu muncul ketika
tokoh utama sedang membutuhkan bantuan
dan menghilang dilupakan
dalam segmen berikutnya. Ah,
sedih…
Sudahkah kita mengerti, siapa
sebenarnya kita dalam dunia ini. Apakah seorang tokoh protagonis yang selalu
hidup dirundung kegetiran, problematika dan berjuang menyelesaikannya. Apakah
tokoh antagonis yang
justru menciptakan masalah-masalah dalam
dunia yang indah ini. Tetapi entahlah mungkin justru masalah-masalah
yang kita ciptakan atau tercipta dengan sendirinya itulah yang membuat dunia
ini berpelangi. Mungkin…!, Kita bukanlah seonggok daging dengan mata, tangan,
telinga, otak (berapa pun ukurannya), hidung, mulut, lidah, baju topeng, harta,
tahta, dan banyak lainnya yang bersifat materi. Kita lebih dari itu kan ?. Kita
memiliki jiwa, atau mungkin tidak. Entahlah… Yang pasti kita adalah sebentuk
ciptaan yang dicipta pada tujuan tertentu bukan main-main. Terlepas dari apapun
lakon yang kita kenakan. Kita adalah sebentuk ciptaan untuk tujuan yang pasti.
Terlepas dari apapun jawaban kita
dari pertanyaan di atas. Sebenarnya, kita di dunia ini hanya sekedar diminta
untuk memantapkan hati dengan tulus ikhlas beragama pada-Nya. Walau ada
hati-hati yang mengingkari, tidak menyukai hal ini. Kita yang sekedar diminta
untuk mengikuti sebaik-baik apa yang telah diturunkan dari langit melalui
Jibril. Untuk kita jadikan peta petunjuk menuju pencapaian yang agung. Untuk
beragam lakon yang kita pilih bahkan kita akan menemukan jawaban terbaik di
dalamnya,al-Qur’an.
Allah Yang Maha Baik dengan
kebijaksanaan-Nya telah memberikan kita petunjuk. Agar kelak kita tak lagi
berkata,”Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan kewajiban
terhadap Allah”. Dan hari itu apapun dari kita tak mampu menolong lagi,
sekiranya kita ingin menukar kepedihan dengan saudara, keluarga, harta, bahkan
setinggi-tingginya kekuasaan hanya sia-sia saja. Di hari itu, masing-masing
dari kita akan masuk dalam mesin perhitungan yang amat cepat kerjanya. mungkin
melebihi penemuan kuantum termutakhir, bahkan material mesinnya bahkan lebih
halus dari partikel nano. Entah apalah ya jenisnya. Namun kita tahu jelas,
itulah saatnya setiap jiwa dibalas sesuai apa yang telah diperbuat. Berbuatlah,
kelak kita akan dinilai dari apa yang kita perbuat. Mari merenung untuk berbuat
lebih baik.
Dikutip dari buku "Perjalanan untuk Sebuah Mimpi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar