Masalah adalah keadaan sementara,
namun kebahagiaan kita mesti berlanjut hingga ke surga. Karena menuju-Nya sudah
pasti dijanjikan kebahagiaan. Teruslah belajar untuk membuat Allah tersenyum
dengan keputusan-keputusan kita. Ketidaksanggupan kita akan disanggupkan oleh Allah
selagi kita meyakini Dia adalah Maha Segalanya.
Dalam perjalanan kita yang jauhnya
masih entah ini, semesta pun terus mengirimkan pesan-pesan sensorik pada kita.
Sayangnya kita sering abai mengenali hal
ini. Kini masih dapat kita lakukan perjalanan rasa di atas bumi bersama semesta. Pada akhirnya kita akan mengerti,
skenario-Nya menyelamatkan kita dari keburukan. Disaat Allah memberikan
kemudahan. Sebuah pertanda kita sedang memilih untuk bersyukur atau ingkar.
Semoga Allah tetap menjadi yang pertama.
Percaya saja, akan
ada saatnya kita terlatih melukis senyuman atas segala hal . Menertawakan hati
yang sempat sesak atas ketidak-penerimaan. Mungkin saat itu kita belum memiliki
pengetahuan yang cukup. Akhirnya, kita akan temukan jalan-jalan kebaikan yang lebih
luas. Selama ada rasa syukur yang selalu dibawa, kemanapun dan sebagaimanapun.
Menapaki perjalanan yang ujungnya masih entah dengan berserah seluruh diri
pada-Nya. Membuat kita dapat menikmati perjalanan lebih tentram dan ditenggarai
hati nan lapang. Semoga Allah tetap yang digaris depan tujuan.
Semoga Allah menjaga kita dari
kesia-siaan. Karena melakukan banyak hal
yang tidak memberi kemanfaatan lebih buruk dari kematian. Sebab kematian hanya
memisahkan kita dari dunia. Sedang melakukan hal sia-sia memisahkan kita dari
Allah . Dan kita meski mengingat bahwa tanda berpalingnya Allah dari
seorang hamba. Apabila Allah menjadikan ia sibuk pada hal-hal yang tak
bermanfaat baginya. Keterlenaan kita saat berlama-lamaan dalam perkara sia-sia
memperlebar jarak kita pada Allah. Semoga ketaatan menjadi kesibukan diri
hingga akhir perjalanan yang jauhnya masih entah ini.
Lalu, pada akhirnya kita akan
dihantarkan pengertian bahwa perjalanan yang jauhnya masih entah ini tak lain
sekedar tujuan untuk pulang bukan pergi. Hidup hanyalah kesementaraan.
Sama seperti semburat senja yang berganti temaram malam. Seakan mengingatkan bahwa segala hal yang indah karna hanya terjadi sebentar. Bila berlangsung lama kita jenuh dan hanya akan menyebutnya biasa saja. karena kebahagiaan kamu sangat tergantung kepada bagaimana kita bereaksi terhadap sebuah situasi, kita bisa memilih reaksi yang baik agar tetap bahagia.
Sama seperti semburat senja yang berganti temaram malam. Seakan mengingatkan bahwa segala hal yang indah karna hanya terjadi sebentar. Bila berlangsung lama kita jenuh dan hanya akan menyebutnya biasa saja. karena kebahagiaan kamu sangat tergantung kepada bagaimana kita bereaksi terhadap sebuah situasi, kita bisa memilih reaksi yang baik agar tetap bahagia.
Maka, dalam perjalanan kita yang
jauhnya masih entah ini. Ikatlah nikmat
dengan bersyukur. Ikat lah ujian dengan bersabar. Kemaslah kelemahan kita menjadi kekuatan.
Gunakan paranoid terbalik dalam melihat masalah. Bahwa masalah adalah
anugrah yang menggugah, bukan tali gajah
yang membuat lemah.
Kita tidak pernah mengerti
sebelum ini bahwa kita akan menjadi seperti sekarang. Bahwa jalan hidup yang
selama ini mungkin kita keluhkan, kita cemaskan, kita khawatirkan adalah jalan
yang membuat kita mendekat pada-Nya.
Perjalanan kita jauhnya masih
entah. Kita mesti hadir untuk kehidupan karena kehidupan adalah hadiah. Temukan
inspirasi. Tutup masa lalu, buka seperlunya saja. Tatap masa depan. Titi lah
hari ini, maksimalkan. Surgakan peran kita. Sebab kita yang telah mendewasa
bersama kritikan yang membangun,
kegagalan yang menyadarkan,keterpurukan yang membangkitkan, kesalahan yang
membangun kebesaran jiwa. Tentu dengan kematian yang senatiasa mengingatkan
sehingga menjadikan perjalanan kita terasa lebih berarti, lebih bergairah,
sebab hati yang penuh kesyukuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar