Jumat, 15 April 2016

Perjalanan yang Jauhnya Masih Entah



Masalah adalah keadaan sementara, namun kebahagiaan kita mesti berlanjut hingga ke surga. Karena menuju-Nya sudah pasti dijanjikan kebahagiaan. Teruslah belajar untuk membuat Allah tersenyum dengan keputusan-keputusan kita. Ketidaksanggupan kita akan disanggupkan oleh Allah selagi kita meyakini Dia adalah Maha Segalanya.
Dalam perjalanan kita yang jauhnya masih entah ini, semesta pun terus mengirimkan pesan-pesan sensorik pada kita. Sayangnya kita  sering abai mengenali hal ini. Kini masih dapat kita lakukan perjalanan rasa di atas bumi bersama semesta. Pada akhirnya kita akan mengerti, skenario-Nya menyelamatkan kita dari keburukan. Disaat Allah memberikan kemudahan. Sebuah pertanda kita sedang memilih untuk bersyukur atau ingkar. Semoga Allah tetap menjadi yang pertama.
Percaya saja, akan ada saatnya kita terlatih melukis senyuman atas segala hal . Menertawakan hati yang sempat sesak atas ketidak-penerimaan. Mungkin saat itu kita belum memiliki pengetahuan yang cukup. Akhirnya, kita akan temukan jalan-jalan kebaikan yang lebih luas. Selama ada rasa syukur yang selalu dibawa, kemanapun dan sebagaimanapun. Menapaki perjalanan yang ujungnya masih entah dengan berserah seluruh diri pada-Nya. Membuat kita dapat menikmati perjalanan lebih tentram dan ditenggarai hati nan lapang. Semoga Allah tetap yang digaris depan tujuan.
Semoga Allah menjaga kita dari kesia-siaan. Karena melakukan banyak hal yang tidak memberi kemanfaatan lebih buruk dari kematian. Sebab kematian hanya memisahkan kita dari dunia. Sedang melakukan hal sia-sia memisahkan kita dari Allah . Dan kita meski mengingat bahwa tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba. Apabila Allah menjadikan ia sibuk pada hal-hal yang tak bermanfaat baginya. Keterlenaan kita saat berlama-lamaan dalam perkara sia-sia memperlebar jarak kita pada Allah. Semoga ketaatan menjadi kesibukan diri hingga akhir perjalanan yang jauhnya masih entah ini.
Lalu, pada akhirnya kita akan dihantarkan pengertian bahwa perjalanan yang jauhnya masih entah ini tak lain sekedar tujuan untuk pulang bukan pergi. Hidup hanyalah kesementaraan.
Sama seperti semburat senja yang berganti temaram malam. Seakan mengingatkan bahwa segala hal yang indah karna hanya terjadi sebentar. Bila berlangsung lama kita jenuh dan  hanya akan menyebutnya biasa saja. karena kebahagiaan kamu sangat tergantung kepada bagaimana kita bereaksi terhadap sebuah situasi, kita bisa memilih reaksi yang baik agar tetap bahagia.
Maka, dalam perjalanan kita yang jauhnya masih entah ini. Ikatlah  nikmat dengan bersyukur. Ikat lah ujian dengan bersabar.  Kemaslah kelemahan kita menjadi kekuatan. Gunakan paranoid terbalik dalam melihat masalah. Bahwa masalah adalah anugrah  yang menggugah, bukan tali gajah yang membuat lemah.
Kita tidak pernah mengerti sebelum ini bahwa kita akan menjadi seperti sekarang. Bahwa jalan hidup yang selama ini mungkin kita keluhkan, kita cemaskan, kita khawatirkan adalah jalan yang membuat kita mendekat pada-Nya.
Perjalanan kita jauhnya masih entah. Kita mesti hadir untuk kehidupan karena kehidupan adalah hadiah. Temukan inspirasi. Tutup masa lalu, buka seperlunya saja. Tatap masa depan. Titi lah hari ini, maksimalkan. Surgakan peran kita. Sebab kita yang telah mendewasa bersama  kritikan yang membangun, kegagalan yang menyadarkan,keterpurukan yang membangkitkan, kesalahan yang membangun kebesaran jiwa. Tentu dengan kematian yang senatiasa mengingatkan sehingga menjadikan perjalanan kita terasa lebih berarti, lebih bergairah, sebab hati yang penuh kesyukuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar