Aku tahu kamu tidak ingin membuatku begini. Mungkin kamu merasa
bahwa kini aku tengah gusar menanti-nanti, menebak-nebak ini dan itu, menduga
orang yang masih entah. Aku tahu kamu tidak berniat membuatku begini. Aku yang
memang sering tersenyum simpul jika sedang membaca buku. Membangun istana
khayal tentang masa depan. Tentang kamu yang membuat aku begini. Walau ini
bukan salahmu. Darimu aku belajar untuk lebih lebih sabar dan lebih tahu apa
yang sebaiknya dilakukan dalam menunggu.
Aku tahu kamu tidak berniat membuatku menunggu. Aku mengerti bahwa
ini adalah caramu untuk menjagaku dengan tetap menjaga diri. Kamu yang terlalu
sibuk dengan kesiapan untuk hari depan. Kamu yang sibuk mencari tahu bagaimana
membina keluarga yang diberkahi Allah. Kamu yang sibuk mendalami agama untuk menjadi
imam yang membawa keluarga ke serambi syurga. Kamu, kurasa benar-benar sedang
sibuk. Karena itu aku akan menyibukkan diriku pula dengan kebaikan. Karena
kebaikan akan menemukan kebaikan, bukan ?
Aku tahu kamu tidak tega membuat ku lelah berdiam diri. Mungkin
kamu sedang belajar. Belajar untuk dapat mencintaiku dengan benar, belajar
menata hati. Belajar tentang mempersiapkan masa depan bersamaku. Belajar
menjadi ayah yang baik bagi anak-anak nanti. Belajar menjadi suami yang
pengertian bagi istrinya. Belajar lebih tangguh untuk memikul tanggung jawab
yang lebih berat. Karena itu, aku pun belajar hal yang sama. Agar saat kamu
datang aku sudah lebih siap.
Aku tahu kamu tidak mau membuatku khawatir. Walau sebaiknya kamu
datang saat ini juga menyelamatkan dan kemudian melindungiku setiap hari. Namun
aku yakin kamu punya alasan, mengapa sampai saat ini belum datang, kan?. Mungkin
aku bisa sabar hingga sejauh ini berkat do’amu. Bisa jadi aku mampu menunggu
hingga kini juga karena do’amu. Walau aku tidak tahu kamu siapa, entah dimana,
dan kapan datangnya. Aku yakin saja kamu begitu dan kamu benar-benar ada. Kita
akan menemukan sesuai dengan apa yang kita yakini, kan ?
Untukmu yang aku yakini, semoga baik-baik saja disana. Semoga
Allah menjaga selalu. Semoga dimudahkan semua kesiapannya untuk menjemput. Aku
tahu kamu juga sedang berdo’a. Bahkan mungkin kita berdo’a diwaktu yang persis
sama. Entahlah. Mungkin kamu tengah berdo’a
untuk seorang wanita yang baik dan yang tidak sekedar
memilihmu karena cinta, tapi wanita yang
memutuskan untuk menerimamu karena yakin
kamu akan bersamanya hingga syurga dan mampu mendidik dirinya dan anaknya
menjadi manusia syurga. Semoga, yakinku padamu tidak bertepuk sebelah tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar