Minggu, 17 April 2016

Mencapai ‘dia’


(Kutipan Buku "Hingga Senja Meramu Jingga" By: Ningsi_AFJ...Do'akan bisa diterbitkan ya ! ^-^) 


Pernah kamu ingin mencapai ‘dia’. Berusaha menyusuri banyak jalan untuk mendefenisikan arti-arti darinya. Akhirnya kamu sampai pada titik kalimat, “mencapainya tidak segampang dalam spekulasi ku selama ini”. Kamu yang dibuatnya terjungkal jauh pada rasa sakit, harus menerima penolakan,  mesti kembali menyusun hati yang seperti kepingan-kepingan puzel, dan berusaha untuk bangkit kembali. Kamu mulai belajar mendewasakan jiwa, karena kedewasaan itu bukan masalah usia, tapi masalah pengendalian diri, pengendalian emosi. 

Kamu sangat ingin mencapainya sebab ‘dia’ bagimu bukan lagi pilihan tapi tujuan. Namun, untuk mencapainya benar-benar memeras perasaan. Ketika kamu dimintanya untuk menutup komunikasi. Untuk tidak berinteraksi, tidak ada balas sapa dan menyatakan, “kalau jodoh pasti bertemu”. Lalu ‘dia’ tidak memberi jawaban apapun atas pertanyaanmu. Tak lama kemudian, kamu menemukan jawaban atas pertanyaan itu bukan darinya, tapi dari selembar undangan yang di antar oleh temannya. Hari itu seolah bumi runtuh, gunung bergoncang hebat, langit terbelah, dan dunia musnah. Kamu langsung mengutuki perasaan yang pernah kamu tanamkan dalam hati untuknya. Memang tidak mudah untuk mencapainya bukan ?

                Akhirnya setelah menghabiskan rasa kecewamu yang menggumpal terlalu kental itu, kamu kembali pada berserah. Untuk mencapainya kali ini menjadi  kamu lebih pasrah, lebih tawakal,  kamu  sangat  mengakui bahwa kamu benar-benar tidak tahu siapa yang terbaik untuk dirimu sendiri. Sehingga kini kamu hanya mengupayakan yang terbaik, walau tidak pernah tahu tentang yang terbaik dan kapan yang terbaik itu tiba. Kamu mencoba menyerahkan urusan tentang ‘dia’ yang tidak pernah kamu takar rencananya, dia  yang tidak pernah mengerti keinginannya, pada Allah saja. 

                Dengan kulit pemahaman yang matang kamu mencelupkan diri pada keinginan-Nya dan percaya bahwa tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan. Jika ternyata ‘dia’ begitu, maknanya kalian tidak menuju tujuan yang sama. Buktinya kalian tidak bertemu. Itu keniscayaan dan  sederhana, kan ?. Sehebat apa pun kamu berupaya akhirnya kamu hanya kembali pada meminta. Meminta untuk menemukan tujuan yang terbaik untuk dicapai. Barangkali, ini saatnya memperbesar usaha. Bukan usaha agar bisa segera bersama dengan dia, tapi usaha untuk melapangkan hati agar rela jika kehendak-Nya kelak tak sesuai yang kita angankan." Apa yang terjadi dalam hidup mu hari ini. Akan kamu pahami dikemudian hari. Terus berjuang, meski melelahkan, meski menyita perasaan. Tujuan itu tidak akan kemana-kemana. Jangan berhenti, nanti tidak sampai. Sekarang adalah waktu persiapan diri dan hati untuk apapun yang nanti terjadi atas keputusan yang telah kita ambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar