Minggu, 17 April 2016

Memperbaiki Diri



Kamu tidak perlu takut untuk melangkah. . .! Yang penting bagaimana upayamu saja. Semaksimal yang kamu  bisa, kalau sudah maksimal tetapi dia ternyata tidak mau, ya tidak apa-apa. Yang penting kamu sudah mengupayakan apa yang kamu  rasa perlu diupayakan. Itu sudah cukup. Selama belum ditolak, mengapa harus takut bertindak. Kalau pun ditolak artinya akan diterima oleh orang yang lebih baik. Gitu aja kok repot !
Pada akhirnya dari penolakan demi penolakan itu kita sadar bahwa ada yang butuh diperbaiki dari diri kita. Semestinya kita terus mengaktualisasikan perbaikan diri tanpa perlu menunggu seseorang untuk mendampingi menjadi lebih baik. Terimalah kenyataan bahwa kita memang belum baik dan kita masih butuh untuk terus menjadi lebih baik. Toh pada akhirnya kebaikan itulah yang berimbas pada masa depan kita. Bisa jadi kita yang terus memperbaiki diri akan menyulam penilaian tersendiri di sisi Allah.
Kita saja yang sering gagal paham akan maksud Allah. Pada waktunya, kita akan menyadari perihal jalan hidup yang selama ini mungkin kita keluhkan, kita cemaskan, kita kesalkan, dan kita khawatirkan adalah jalan yang membuat pertemuan itu kian mendekat, kian mudah, kian menuju titik temu, dan  kian menuai berkah. Kita mungkin tidak pernah menyangka bahwa kita akan menjadi genap. Dulu kita yang lugu dan tak banyak tahu-nya itu setia menimang-nimang tanya, kapan nama di Lauh Mahfudz itu turun?. Dan harap cemas tentang waktu mana yang tepat untuk nama itu diturunkan dari keputusan langit.
Namun hari ini, kita saling mengetahui jawabannya. Kita jadi tahu bahwa orang yang dulu sempat menolak kita hanya sebatas ujian. Untuk melihat dengan siapa kita patut disepadankan. Syukurnya, kita tidak terkecoh keadaan. Kita menimbunnya dengan hikmah hingga kita menemukan yang lebih baik. Kuncinya, teruslah berupaya. Setidaknya berupaya untuk memperbaiki diri untuk yang lebih pantas.
Memperbaiki diri setara dengan memperbaiki pribadi. Kata mereka, pribadi dengan visi yang jelas tentu tampak lebih menjanjikan dibanding orang yang masih belum tahu akan membawa hidupnya ke arah mana. Fokus menambah kualitas diri juga akan membuat kita merasa lebih siap. Sebab kita sudah tahu akan mengarahkan kemudi hidup, setelah mantap mengemudi maka kemungkinan penolakan itu tereliminasi oleh takdir. Perbaiki diri sepantas-pantasnya untuk mendapatkan sebaik-baiknya.
            Tapi kita mesti hati-hati. Jangan sampai sibuk meperbaiki diri sebatas untuk perkara jodoh, bukan lagi karena Allah. Karena kita tidak mau membatasi karunia Allah, kan ? Jika Allah ridho, karunia yang diberikan-Nya bisa jauh lebih luas dari itu. Berbenah dengan ikhlas itu lebih baik, demi menggapai kemuliaan dan kehidupan terbaik, dunia serta akhirat. Izinkan dalam hati hanya Allah lah yang menghuni. Kita tetap memperbaiki diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar