Jumat, 30 November 2018

Desember

Desember ini akan menjadi penutup akan semua kenangan dalam 1 kali mengelilingi matahari.

Akhir waktu dalam kisaran tahun yang menjadi gudang terbesar tempat rindu bertumpuk-tumpuk.

Kemudian, hadir sebuah harapan baru pada tahun mendatang. Sebuah harapan yang disusun kembali atas segenap harapan yang pernah layu di waktu sebelumnya.

Desember pun mengajarkan tentang sabar untuk menjumpai penghujung perjalanan.   Penghujung adalah penggenap satu tahun yang selama ini belum hadir, bukan?.

Perlu belajar dari Bumi, betapa sabarnya mengitari matahari untuk menyudahi rindu pada Desember. Bumi sadar bahwa kesabaran sebentuk kepatuhan pada kehendak Tuhan.

Seakan Desember berbisik "Selamat bersabar dalam rindu, semangat menjemput harapan baru di tahun depan, semoga selalu dalam keridhoan Rabb Yang Maha Agung."

Rindu pada Tuan


Ah, masih saja tentang rindu yang kerap menggelitik ini. Biarlah dulu ini jadi tanggung jawab diri sendiri atas hasrat nan hebat tuk jumpa dan bertukar pandang denganmu, Tuan. Seperti pagi yang kuat memburu senja. layaknya senja yang tulus merangkul malam. Begitulah rindu ini yang sengaja dibiarkan sekuatnya dan setulusnya pada Tuan nan disana. Bahkan waktu tak pernah sanggup menghalau rindu walau sedetik. Sebab, kamu adalah labuhan rindu ini selalu, Tuan.

30_11_17 @Bangko
Saat hujan menemani rindu disini

Lalu ternyata rindu pun berbalas, dengan tajuk rasa😊

💓 Rasaku Padamu 💘

Teruntuk nona yg tengah lelap berpalut rindu. Lewat sudah tengah malam, namun mataku masih terjaga membayangkan teduh wajahmu. Hatiku masih hangat karena siraman tulus bait-bait rindumu. Bagaimana aku mampu melawan, habis sudah waktuku memikirkanmu. Ringkih sudah jasadku menantikan hadirmu. Maka....ketika syair rindumu merasuki tubuhku, kontan saja ia berpalun hebat dengan setiap inci tulang dan setiap tetes darahku wahai sulbiku. Tak kuat rasanya menahan buncahan rasa ini. Namun, biarlah waktu yg menjadi pelaksana akan titah Rabb kita. Jika masanya tiba, tak ingin sedetikpun rasanya ku terpisah dengan mu wahai rusukku. Dan untuk saat ini, nikmatilah indahnya mimpimu yg mengalir bersama luapan rindu, karena suatu saat dua aliran rindu itu akan bersatu....berpadu.

~FI~
Dari kota masa depan

Rabu, 28 November 2018

Memaafkan

Salah satu perjuangan melawan ego itu adalah memaafkan. Saat gemuruh benci harus ditenangkan oleh sikap iba. Kita tak pernah tau mengapa harus ada rasa benci, namun yang mesti dijaga adalah rasa empati. Karena tak ada orang yang senang apabila dirinya dibenci dan tak satupun yang mau bila tidak dimaafkan. Mengalah untuk melunakkan ego memang tidak mudah. Seperti jerihnya karbon agar menjadi berlian yang berharga. Begitulah memaafkan jerih tapi sangat mulia.

Senin, 26 November 2018

Kembali Yakin

Selalu lah belajar yakin, bahwa semua akan baik-baik saja. Selama diri itu berprasanga baik, tetap bersabar, dan selalu berserah akan tersibak begitu ajaibnya cara-cara Allah dalam menjaga kita dengan cinta-Nya. Tahu kan? kita hanya butuh menaruh sebenar-benarnya yakin padaNya. Yakin akan hebatnya Allah mengatur semua yang terbaik bagi kehidupan kita, agar lebih dekat dan taat pada-Nya.

Begitu, Nona...yakin aja !

Diri Sendiri

Terkadang, kita sendiri tidak bisa memahami tentang diri ini. Sangat rumit menghamparkan helai demi helai apa yang menjadi ingin dan apa yang sebenarnya dibutuhkan.  Bisa jadi dalamnya rasa kecewa atas kekeliruan di hari kemaren adalah fakta bahwa kita belum utuh mengenali diri sendiri. Kita belum mampu membuka diri atas penerimaan yang lapang. Masih berkutat pada apa yang belum dimiliki, pada apa yang dinginkan. Sehingga luput pada apa yang telah ada, pada apa yang sebenarnya dibutuhkan.

Ujian-Sabar-Ridho Allah

Maha Baik Allah, dengan segenap  tahmid atas nikmat-Nya yang menghadirkan semua kebaikan menjadi sempurna. Sehingga diri masih bisa memetik hikmah, masih kuat bersabar dan masih berupaya untuk selalu mensyukuri.

Meski  dalam ujian, Allah tetaplah Dzat Yang Maha Baik maka "la Haula wa Laa Quwwata Illa Billah". Karena hanya Allah yang mampu meredakan rasa resah, hanya Dia yang dapat menenangkan hati yang risau, hanya Allah lah satu-satunya muara dari segala kedamaian jiwa. Semua tentu menjadi kebaikan bagi setiap mukmin. Dalam Ujian ia bersabar dan dalam nikmat ia bersyukur. Saat telah tampak Ujian sebagai ruang untuk mendekat diri pada Sang Rabbi. Tak ada lagi yang diharapkan kecuali ampunan atas dosa-dosa dan keridhoan-Nya.

Kamis, 08 November 2018

Gelar

Gelar tidak pernah menjadi tolok ukur kemuliaan. Jangan bangga sudah magister, doktor, profesor jika tidak menjadikan hati semakin tunduk pada Allah. Hal yang terpenting bukan sebanyak apa ilmu yang dimiliki, namun seberapa banyak manfaat yang telah dirasakan orang lain atas ilmu yang telah dimiliki.  Allah bukan menilai seorang hamba dari kepintarannya tapi dari ketakwaannya. Maka pintar tapi tak bertakwa tetap saja sia-sia karena tak menjadikan Allah ridho atas kepintaran yang telah Allah amanahkan. 

- Aa Gym dalam Kajian Ma'rifatullah 8/11/18 -

Mimpi-Iman

Yakin saja, mimpi-mimpi mu akan dijaga dengan seseorang yang tepat dan pada waktu yang terbaik. Maka, jagalah mimpi-mimpimu dengan sebaik-baik iman. Hanya keimanan yang membuatmu bisa belajar tentang hikmah lelahnya berjuang dalam sabar dan syukur. Nantinya, yang kamu harapkan hanya ridho Allah atas apa yang telah kamu perjuangankan. Tak ada kecewa, sebab Allah lah yang menjadi gardu terdepan tujuan. Sehingga tujuan itu  membantu mu untuk lebih terarah dalam mengambil keputusan besar suatu saat kelak. Tujuan itu pula yang memberikan mu energi besar untuk mengikhtiarkan  lebih apa yang kamu mimpikan. Kemudian, tawakal akan menjadi muara dari segenap doa dan upaya yang terlerai. Keimanan membimbing hati mu untuk mendekat pada Allah atas apapun yang akan Allah tetapkan dan menuntun hati  untuk terus terpaut pada pertolongan Allah.

Tentu, mimpi-mimpi itu tidak lagi tentang pencapaian, namun perihal bagaimana kamu meraihnya bersama seseorang yang Allah takdirkan dan tentang berjuang bersama. Untuk tercapai atau tidak, itu bukan lagi hal yang dituju karena itu sudah bagian bab tunduk dan ikhlas pada takdir-Nya, namun tujuan utamanya adalah menjadikan Allah ridho atas ikhtiar yang dilakukan dan mampu semakin dekat pada Allah. Begitulah indahnya saat mimpi-mimpi itu dipeluk erat oleh iman dan dikuatkan oleh genggaman seseorang yang tepat untuk menggenggamnya bersamamu.

Kamis, 25 Oktober 2018

Pengaruh Belajar pada Pendidikan Anak

Perbincangan tentang pendidikan di Indonesia selama bertahun-tahun masih menjadi topik hangat. Tentunya pendidikan tidak akan pernah terlepas dari sistem pembelajaran. Tidak sedikit ahli, praktisi, dan para akademisi yang bergulat pada riset-riset dunia pembelajaran dan teori-teori belajar. Saat ini, sebagian besar fesyen adopsi pengetahuan seputar dunia pendidikan di Indonesia masih kental pada kiblat barat. Katakan saja, tumbuhnya ide-ide dalam kurikurum nasional saat ini maish menjaring dari pemikiran Bloom dan Anderson. Seorang ahli pendidikan yang konsentrasi di bidang kognitif. Bukan hanya itu, survei-survei mengenai teori belajar modern pun mengacu pada buku-buku luar seperti "Accelerated Learning in the Classroom" milik Alistair Smith atau contoh lainnya buku "Accelerated Learning for 21 st Century" milik Malcolm J. Nocholl. Secara umum, memang insight yang berasal dari temuan mutakhir di dunia pendidikan barat memberikan angin segar bagi pembaharuan kurikulum pendidikan di Indonesia. Namun. ada hal yang berbeda dalam value dunia pendidikan Barat yakni pada tujuan pendidikannya.

Adopsi dari sistem pembelajaran Barat, semestinya tidak diaplikasikan secara mentah saja pada kegiatan belajar dan mengajar di kelas dalam pendidikan di Indonesia. Memang harus ada yang dipilah dan dipilih. Karena sistem pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik akan menjadi wajah pendidikan anak-anak Indonesia kedepannya. Perlu adanya jembatan yang menghubungkan model belajar yang diadopsi dari barat dan eksistensi nilai-nilai religius dalam pembelajaran tersebut. Misalnya, jika dalam sudut pandang pendidikan di barat model belajar diorientasikan pada kebutuhan sosial dan ekonomi sehingga ditumbuhkan kecakapan-kecakapan seperti: 21st skill team work, argumentation skill, problem solving, literation skill, dan decision making skill. Kemudian ada juga  model belajar yang diorientasikan hanya sebatas untuk perkembangan pemikiran semata maupun ditujukan sesuai kebutuhan industri. Dalam hal ini, mulailah diperkenalkan STEM (Science, Technology, Engineering, and Match), PjBL (Project Based Learning), dan model pembelajaran sains lainnya yang mendukung dalam Revolusi Industri 4.0 dewasa ini. Apabila kurikulum yang disusun terkungkung hanya pada adopsi dari sistem pembelajaran Barat tanpa ada adaptasi dengan nilai-nilai religius, akan timbul kekhawatiran bahwa para peserta didik akan memobilisasi pemikirannnya tentang kehidupan ini hanya sebatas dunia materialistik. Dalam hal ini, para  pendidik mesti memiliki trik dan taktik dalam mengajar untuk tetap menanamkan nilai-nilai religius selama pembelajaran terlepas melalui apapun model pembelajaran yang diaplikasikan. 


* dokumentasi pemikiran 25-10-2018 @Perpustakan UPI

Selasa, 16 Oktober 2018

Dunia

Selama di dunia maka kita hanya menjalani satu prosesi ujian ke prosesi ujian lainnya. Sekali lagi Allah ingin memberikan hadiah terindah pada setiap prosesi yang berhasil dilewati dengan baik. Melalui proses-proses ujian  dengan baik yakni dengan belajar menerima, berdamai dengan diri sendiri, lalu berusaha untuk bertahan dengan kesabaran sekuatnya. Kita juga tahu kan, bahwa kuatnya kita bersabar sangat bergantung pada kuatnya keimanan. Lantas keimanan bergantung dengan kegigihan diri dalam menjalani ketaatan. Bukan hanya taat dalam menjalani perintah melainkan juga taat dalam menjauhi apa yang dilarang.

Yakin saja semua akan baik-baik saja di akhir. Memang awal saat menjalani terasa sangat melelahkan, sangat membuat diri penuh rasa cemas dan sangat mendebarkan. Tidak masalah, jika bisa yakin bahwa Allah Maha Baik dan Allah akan membuat semua menjadi lebih utuh indahnya di akhir. Hal yang bisa kita syukuri adalah setiap ujian akan menambah derajat kita disisi Allah dan akan membatu setiap dosa² kita berguguran.

Semua  perih dan semua duka yang kita jalani hanya untuk membersihkan diri kita. Allah Maha Baik dan Sangat Maha Penyayang mana mungkin ada dari skenario nya yang bermaksud untuk tuk membuat kita terluka. Semua hanya agar kita lebih sadar diri dan  agar Allah tahu sebatas mana ganjaran sabar yang akan diberikan.

Membedah Watak Kaum Yahudi dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah.

Selasa, 16 Okt 2018 @DT
Ust. Roni Abdul Fatah

Memahami watak kaum Yahudi dalam memimpin akan memberikan sebuah pemahaman atas apa yang terjadi pada kaum muslimin saat ini. Memang pada hakikatnya, kemenangan itu dipergulirkan sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Ali-Imraan: 140. Selama 3,5 Abad puncak kejayaan ditahtai oleh kaum  muslimin. Namun, tak selamanya kaum mukminin yang memegang tampuk kekuasaan dalam memimpin peradaban bumi. Ada saatnya, tepat pada fase Mulkan Jabariyyah, kaum muslimin akan dipimpin oleh pemimpin yang dzalim. Fase tersebut adalah level keempat dari lima fase sebelum terjadinya kehancuran dunia yang sesungguhnya.

Sebelum fase keempat, kaum muslimin disatukan dalam kalimat 'la Ilaha illallah'. Mulai  dari fase An-Nubuwah, fase al-Khilafah 'ala Manhaj An-Nubuwah, fase  Mulkan 'Adhdhon. Namun saat kaum muslimin mulai meninggalkan syari'at Islam dan jauh dari tauhid maka Allah uji dengan dicabutnya kekuasaan dari kaum muslimin agar mereka dapat memetik hikmah darinya. Maka mulai lah fase keempat yakni Mulkan Jabariyyah. Disinilah bermekaran organisasi-organisasi yang memobilisasi pemikiran Yahudi untuk menguasai dunia, seperti PBB. Oleh karena itu, kita sangat dituntut untuk istiqamah dalam iman. Sebab fase menuju fase akhir  zaman begitu banyak fitnah. Beberapa fitnah tersebut muncul dari permusuhan kaum Yahudi terhadap kaum muslimin. Pernyataan ini disampaikan dalam Q.S. al-Maidah: 82 dan Q.S. Al-Baqarah:120. Belum lagi fitnah virus para munafiqin. Didalam muslimin tidak semuanya mu'min diantara mereka ada yang munafiqin. Keberadaan para munafiqin inilah yang melemahkan eksistensi kaum muslimin.

Terblow-up nya LGBT pun adalah bagian dari makar Yahudi

Manusia

Kaki itu menjadi lelah bila terus dibawa berjalan, berlari, bahkan merangkak. Rasa lelah itu bukan untuk membuat kita malas melangkah lagi bukan juga alasan untuk tidak mau memulai lagi berjalan. Bisa jadi dengan rasa lelah itu kita mampu belajar tentang hakikat batas kemampuan diri. Ada saatnya pada titik tertentu kita butuh ruang rehat, kita harus istirahat sejenak atau beberapa waktu. Tempat yang membuat kita semakin yakin bahwa kita sebenarnya manusia yang lemah tanpa dikuatkan-Nya. Lambat laun, kesadaran yang bernaung dalam kontemplasi panjang mengajarkan kembali untuk melangkah dengan rendah hati, tanpa ada rasa sombong. Kita ini hanya manusia, kan?

Senin, 15 Oktober 2018

Menemukan Diri Sendiri

Ada dari mereka yang selalu butuh ruang menyendiri. Tempat yang baginya dapat membuat diri itu lebih   khusyuk dalam berkontemplasi akan makna kehidupan.

Selepas banyak aktifitas yang melelahkan, pikiran yang bercampur aduk, hati yang penuh kecemasan, tuntutan kehidupan, dan sekian kerumitan lainnya yang mesti dijalani. Hal-hal begitu membuatnya kehilangan diri sendiri.

Bisa jadi ruang sendiri, tempat dimana ia hanya menghadirkan dirinya dan Tuhan di dalam hati, memulihkan kembali semua jati diri yang menguap.

Kembalilah kepangkuan Rabbmu, disana kau akan temukan siapa dirimu sebenarnya.

Jumat, 05 Oktober 2018

Berubah

Kita tidak pernah sanggup menghentikan roda kehidupan ini.
Ia akan tetap melaju dalam irisan waktu, tanpa bisa dikendali. Apapun yang ada di hari kemarin akan menjadi sejarah dan semua yang ada di hari ini akan menjadi catatan yang dipertanggungjawabkan  nantinya. Semua perjalanan hidup ini tidak pernah stagnan. Akan ada yang berubah, selalu ada yang berbeda dari fase awal menuju batas akhir amanah hidup ini. Orang yang muda akan beranjak tua, mereka yang hina boleh jadi akan mulia atau sebaliknya, ada yang disempitkaan hidupnya lalu diuji dengan kelapangan, ada yang sehat kemudian di pahalai dengan sakitnya, ada kurang ilmu lalu Allah karuniakan pengetahuan baginya, pada akhirnya setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Selasa, 02 Oktober 2018

Tantangan

Setiap jalan dipilih akan melibatkan banyak hal di dalamnya. Kadang, tak pernah terpikirkan tentang sekelumit   tantangan dalam pilihan itu. Dalam lemah hati saat jauh dari mengingat-Nya menghadirkan riak-riak kekhawatiran. Apakah semua akan baik-baik saja?. Memang begitu rapuh manusia tanpa sebuah keyakinan. Segenap tantangan dalam pilihan itu tidak untuk membuat diri merasa risau, kan? Namun agar diri itu semakin terhubung pada Allah. Masalah bukan lagi perihal lulus menyelesaikan dengan kemampuan sendiri, tapi tentang sekuat apa diri memohon pertolongan Allah untuk menyelesaikannya.

Nona, kamu lagi diinginkan Allah untuk bertumbuh lebih dewasa dan semakin baik keyakinannya pada Allah.
Semakin dekat dengan Allah, semakin ringan untuk memasrahkan diri. Ada titik yang disana kamu tak perlu melakukan banyak hal kecuali mendekat pada Allah dengan air mata taubat yang sungguh-sungguh.
Kembali lah pada Allah Nona, Dia rindu akan sendu tangismu di sujud malam.

Jumat, 28 September 2018

Melengkapi

Entah bagaimana dua karakter akan saling menyesuaikan, dua pemikiran akan saling menyelaraskan, dua kebiasaan akan saling mengadaptasi, dua hidup akan menjadi satu.
Apa yang kau pikirkan?

Tantangan . . .
Tantangan dalam menyelaraskan, tantangan dalam menyesuaikan, dan tantangan dalam beradaptasi.

Namun ada satu hal yang membuat tantangan itu dapat terlewati dengan baik yakni dengan saling melengkapi. Belajar menerima apapun yang di luar ekspektasi lalu menyempurnakan dengan apa yang dimiliki.
Bukan kan itu indah?
hmm?

Kelak, kau hanya perlu menjalani, bersabar, berikhtiar, berdoa, dan terus belajar mengasah ketajaman hati dari setiap kejadian yang terlewati. Jadikan Allah gardu terdepan tujuan, insya Allah sampai. Jangan berhenti, nanti tak sampai. Kuat-kuat sebentar di dunia ini, yaaa ...?

Pergi-Pulang

Benar-benar butuh waktu untuk pergi yang sebenarnya pergi. Lalu juga butuh waktu untuk pulang yang sebenarnya pulang. Mesti ada alasan yang membuat diri yakin bahwa pergi adalah yang terbaik, dengan tak lagi melihat-lihat pada apa yang sudah sepatutnya ditinggalkan. Adakalanya harus ditinggalkan untuk mendapatkan yang lebih layak. Sedih memang, karena sudah terlanjur ada dan sempat singgah. Hanya butuh waktu, butuh doa, butuh upaya untuk beranjak pulang ke sebenarnya tempat pulang.

Tenanglah...pulang yang dituju semoga adalah segala sesuatu yang membuat diri betah. Tak ada tempat yang sempurna nyaman selama di dunia. Setidaknya, selalu ada tempat yang paling utuh untuk melindungi dan menjaga dari teriknya matahari kehidupan.

Kamis, 27 September 2018

Berdaya dan Memberdayakan

Menjadi perempuan yang berdaya dan memberdayakan. Tentunya kita harus mengulas role model panutan yang tepat untuk mengeksekusi peran kita di masyarakat yang majemuk ini. Menjadi yang berdaya bagi seorang perempuan yang telah berkeluarga tak berarti menjadikannya angkuh dan menciderai peran laki-laki sebagai aktor utama pemimpin keluarga. Tentunya berdaya dalam definisi ini bagian dari manfaat diri perempuan itu sendiri di kancah rumah tangga.

Ada dari mereka yang mencoba menjadi perempuan yang berdaya dengan bertumbuh melalui karya-karyanya. Mengisi banyak waktu dengan ilmu dan amal untuk memupuk iman dan membuktikan ikrar imanya. Perempuan yang begini cukup intens sama dunia perbukuan dan suhu perpustakaan biasanya. Bisa jadi, sehari gak baca buku bisa bikin dirinya tertekan. Karena, perempuan begini selalu haus akan newly insight yang positif. Walau bisa galau dan sedih, tapi perempuan yang senang tumbuh melalui karya-karyanya selalu punya cara mengalihkan emosinya pada koridor yang berasas manfaat.

Ada juga perempuan berdaya yang pengennya selalu jadi orang produktif dan hidup untuk kebahagiaan orang lain (asas manfaat juga nih). Maka ia akan berusaha untuk positive mind. Maklum aja kalau perempuan yang dominannya suka banyak khawatir. Hal yang sepele sering dianggap bencana mematikan. Apa-apanya nangis dulu, apa-apanya ngeluh dulu, trus butuh cerita sana-sini. Nah, beda nih sama perempuan yang produktif. Baginya, waktu adalah kesempatan untuk memproduksi sebanyak mungkin kebaikan dan perbaikan. Maka apapun jenis keterpurukan yang mengetuk pintu hidupnya akan diselesaikan dengan cara pikir yang baik. Karena baginya, untuk menjadi yang dapat memberdayakan sesama maka harus cepat-cepat selesai dengan diri sendiri dulu. Tambahannya lagi, perempuan produktif ini akan sensitif bet dengan manajemen waktu. Perempuan kan suka mikirin banyak hal dalam satu waktu. Maka manajemen waktu menjadi sangat penting level langit tujuh untuk bisa menjadwal dirinya dalam mencapai target produktivitas hidupnya. Nah, bagi yang udah berkeluarga lagi lagi nih yah harus manfaatkan multitasking untuk merapikan urusan dalam rumah dan kontribusi di luar rumah. Untuk tugas ekstra begini self-control sangat memainkan perannya dan belajar gigih buat komitmen sama diri sendiri.

Terpikir, Kamu

Pernah gak sih terpikir oleh kita, kenapa bumi tak lelah berotasi? kenapa bumi tak pernah mengeluh berevolusi, dan kenapa bulan tak pernah bosan menemani bumi?

Malam ini aku memikirkan itu, juga termasuk memikirkan kenapa aku bisa tak pernah berhenti untuk mendoakan kamu agar selalu baik-baik saja disana.

Rumah Kesabaran

Jika rumah yang kita tuju adalah kesabaran, maka jalan yang harus kita tempuh adalah ujian. Jalan yang saat melaluinya akan dipenuhi genangan air mata, isak tangis, dan kegundahan.
Selama kita yakin bahwa kesabaran akan menghantarkan kita pada pahala yang tak terbatas, semoga kegigihan menempuh jalan itu selalu membuat kita kuat tuk terus melangkah.

Mudah-mudahan yah . . .

Selasa, 25 September 2018

Manajemen Keluarga Part 1

Sepertinya, untuk hari-hari kedepan mau memulai pembahasan yang serius dan agak nekan tulisan yang alay-alay. Walopun suka gatel jugak pengen nulis yang cemgitu. Apalah saya inih hanya manusia biasa, yang banyak alay nyah😂

Memang sudah saatnya membekali diri dengan ilmu, semoga apa yang sempat dibaca, dipahami, dan mencoba menulis nya kembali menjadi suatu remainder ketika Allah izinkan untuk menjalaninya.

Tentang kerumahtanggaan, saya lagi menggiatkan diri untuk belajar jadi Ibu Negara yang baik dan Budiman 😅. Hal pertama yang harus dipelajari adalah terkait manajemen emosi. Sebab ciwi² nih apa-apa pake rasa, kadang kalau kadar dismanorenya akut bisa tambah berantakan emosinya. Pengen belajar meleburkan ego, jadi istri yang taat dalam ketaatan pada Allah dengan tidak menciderai kepemimpinan Mr.Husband nantinya. Juga jauhkan hari-hari dari marah dengan mendamaikan diri sama dzikir, khusunya deket-deket sama Qur'an. Kalau bisa apapun aktifitas bisa nyambil muraja'ah. Biar emosinya stabil..begitu beberapa tipsnya.

Ilmu paling penting lainnya dalam kerumahtanggaan adalah ilmu komunikasi. Ya Allah, ini memang sering banget memicu gesekan. Jadi butuh diskusi dengan bahasa yang santun. Mengingatkan dengan cara yang baik. Menjaga perasaan pasangan sebagaimana kita ingin dijaga perasaannya. Kalau bisa sediakan waktu khusus untuk saling mengevaluasi satu sama lain, biasanya bisa manfaatkan momen saat traveling bersama. Yeee😍😍

Nah, ada hal yang harus saya tekuni banget. Ini tentang Financial Management. Sebagai Ibu Negara yang merangkum tugas bendahara harus disiplin make a financial record. Nyatet dengan rapih pemasukan dan pengeluaran. Pas baca-baca IG story mbak Apik lumayan tersegarkan wawasannya. Memang sebaiknya ada keterbukaan ekonomi bersama pasangan. Kalau diperhatikan dari yang saya baca mah, ada pasangan  yang mengamanahkan pengelolaan dana rumah tangga sepenuhnya pada Bu Istri dan ada juga pasangan yang suami memiliki peran mengatur lalu lintas keuangan dengan memberikan kepada Istri sesuai dengan kebutuhannya saja  seperti konsumsi domestik dan keperluan istri, lalu sisanya diatur sepenuhnya oleh Pak suami.  Nah, ada juga yang duduk bareng dan diatur bersama. Biar lebih terbuka dan saling tahu segala sesuatu yang terjadi pada pundi-pundi keuangan dalam rumah tangga negara mereka.

Saya yang mana?, belum tahu jugak😂. Nanti mau duduk bareng dulu untuk bikin kompensasi mana yang terbaik. Yang jelas harus saling menghargai. Juga mesti ada 'guide' buat jadi alarm pengingat manakala ada pengeluaran yang sifatnya boros atau tidak berfaedah. Terakhir, lagi-lagi butuh audit terkait pengeluaran. Kata mbak Apik ini memang penting pake banget. Sehingga dalam keluarga nanti bener-bener bisa seperti miniatur negara yang rapi dan tertata di manajemennya.

Tentu bagi seorang muslim ada yang lebih utama dari sekedar mengelola keuangan, yakni menyelaraskan pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip Islam. Harus selalu meyakinkan bahwa tidak ada satupun harta yang tidak halal (seperti riba, tolong jauhi sejauh timur dan barat) maupun syubhat dalam keuangan. Selanjutnya, mengeluarkan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak menghamburkan dengan boros, mengutamakan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).  Katanya konsep yang baik itu:

Pengeluaran = Penghasilan - Tabungan

Tabungan bisa dimasukkan dua kategori Tabungan akhirat (ZIS) dan tabungan dalam bentuk investasi. Ini dia banget !!! Lagi cari ilmu investasi yang sesuai dengan syariat Islam. Tempat penitipan harta yang berdaya guna dan tetap bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat yang mendesak.

Ada yang unik juga, kalaupun ada dikasih ujian bokek, don't worry honey 😘. Di episode cemgini bisa jadi Allah lagi ngajarin gimana caranya bersyukur dengan kecukupan, belajar manajemen duit dengan cerdas melalui hidup pas-pasan, bikin kompaksasi sama pasangan makin seru, dan yang jelas kesetiaan pun akan ditantang lebih membara (katanya sih gitu, saya gak tau apapun, wkwkwk). Juga di fase bokek-bokeknya bisa belajar untuk lebih empati karena ngerasain gimana rasanya hidup di roda bawah.

Ini sajalah dulu cuap-cuapnya. Mau lanjutin beberes dulu. Kalau cukup waktu nanti mau review buku banget yang terkait manajemen keluarga. Insya Allah.

Minggu, 23 September 2018

Mungkin Lelah

Mungkin kamu lelah, kan?
Bukan karena banyaknya aktivitas yang kamu jalani, namun sebab banyaknya beban yang berpunggung di hati, jiwa, dan akal mu.

Ayolah....
Kamu boleh belajar menghargai apa yang kamu rasakan, dengan sejenak menjadi yang tak peduli. Menutup telinga pada hal-hal yang sekiranya menghambat kamu untuk  bertumbuh menjadi lebih baik dari kamu yang kemaren bukan kamu yang lebih baik dari orang lain.

Cobalah minta maaf pada hati yang kamu buat menjalaninya perih, seperih-perihnya. Juga minta maaflah pada logika yang kamu hantam hingga capek, secapek-capeknya. Pejamkan mata dan istirahat ! Bukan karena kamu ingin lari dari kenyataan tapi agar kamu memiliki energi baru untuk menghadapinya.

" All is fine dear, don't worry everything will be fine, Let Allah hugs your heart deeply !"

Fase Pembuktian

Seketika kita telah berada di titik saat ini. Mencoba menyelesaikan 'fase pembuktian' dengan sekuat kemampuan. Fase dimana setiap orang akan berjuang menempuh life crisis dalam hidupnya. Berjalan di atas pilihan yang harus diputuskan untuk kelanjutan hidup. Berat ! Disaat semua keputusan-keputusan besar itu akan menjadi penentu seperti apa diri kita di masa mendatang?.

Ada dari mereka yang terpaksa gagal ketika berada dalam fase pembuktian. Disaat potensi tidak diperjuangkan oleh diri dan mungkin oleh keluarga. Juga ada dari mereka yang tengah belajar berdamai dengan diri sendiri sebab semua keinginan harus dibatasi peluang. Pada akhirnya, keputusan-keputusan yang terlihat gagal itu membuat banyak dari mereka putus asa dan hidup dengan kekangan penilaian orang lain. Hidup begitu tentu tidak enak kan?. Padahal, jika kita mau lebih yakin, selalu ada celah untuk memperbaiki takdir, bukan? Entahlah....

Di ruang yang lain, ada dari mereka yang tampak berhasil mendapatkan kemenangan dalam fase pembuktian itu. Mereka yang berada pada jenjang 'siapa saya' terus mengasah diri untuk membuktikan bahwa ia adalah 'manusia yang layak'.  Adakalanya, ketika seseorang  mau belajar bertumbuh lebih baik pada setiap ujian dan kegagalan yang datang, hal itu membantunya melesat jauh dari apa yang pernah ia terka terhadap dirinya sendiri. Sehingga ia bisa berperan lebih di masyarakat yang majemuk ini. Bukankah itu lebih indah? Hmm?

Keep calm and think clearly dear...
Be proud of your own self and enjoy the process !

Sabtu, 22 September 2018

Kunang-Kunang

Mungkin keindahan cahayamu tak seperti rembulan.
Mungkin terangnya sinarmu tak layak matahari.
Tapi, aku menyaksikanmu seperti kunang-kunang. Sebab setiap langkah yang kau tuju akan menjadi penebar keindahan untuk gulitanya gelap.
Kau mampu menuntun dengan terang kerlipanmu untuk menuju kebaikan perbaikan.
Apa kau kunang-kunang?
Aku suka kamu !

Menemukan

Setiap yang mencari, pada waktu yang tepat akan menemukan.
Kadang bertemu atau bisa jadi dipertemukan.
Ada titik temu yang menjadikan pencarian itu usai dan menggantikan kepergian.
Di titik itu, yang basah menjadi kering, yang lama menjadi sebentar, yang tandus kini bertumbuh, yang layu kini telah mekar kembali.
Di titik itu, kau seolah menemukan kembali dirimu yang hilang.
Dirimu yang telah lama lenyap disembunyikan ruang-ruang tunggu.
Kelak senyum itu kian pulas, bila temu menjadi satu dan dalam satu itu ada kamu, Tuan. 
Kelak  temu pun bisa menuai tabah kala pisah telah direnggut takdir.
Semoga temu kembali menjadi lebih indah, di Jannah.

Jadi Begini, Nona

Jadi kurang lebihnya begini, Nona...
Ada dari sekian tanya yang hanya perlu kau usapkan dalam doa.
Bila kau lelah, boleh lah kiranya tanyamu yang merimbun dari tanya bagaimana hingga mengapa itu diceritakan pada bulan.
Mungkin bulan tidak akan menjawab, tapi kau bisa tenang kan dengan bercerita padanya?

Nona, banyak rahasia memang dari kehidupan ini. Kadang, kau boleh tahu jawabannya. Kadang harus bersabar memecahkan teka-teki hidup ini.
Suarakanlah pada suhu dingin malam ini, tentang bagaimana dan mengapa?.
Atau lelapkan semua rasa ingin tahu itu dalam tidurmu yang pulas.
Agar saat kau terbangun, kau tahu bahwa waktu dapat memberikan alasan atas semua yang masih dalam tanda tanya itu.

Ohya, Apa bulan sudah tahu bahwa kau telah menemukan satu jawaban dari tanya mu?
About biggest question in your life.
😊

Baru

Akan ada waktunya, kita akan memulai segala sesuatu dengan perubahan baru. Berjalan di atas ubin-ubin ujian satu demi satu. Entah seperti apa kesulitan itu, entah sekuat apa kita mampu saling menguatkan pijakan, entah bagaimana iman kita kala pijakan kita mulai tersentuh duri yang memerihkan langkah tuk berjalan lagi.

Tapi memang semua telah berubah. Akan ada kekuatan baru tuk menopang kekuatan yang sebelumnya tak ada, akan ada pemikiran baru yang sebelumnya mungkin tak terpikirkan oleh diri sendiri, akan ada yang bersedia mengobati luka dan menyembuhkannya dengan hati-hati, akan ada banyak yang berubah.

Setiap yang ada pada sebelumnya telah menjadi sejarah, selanjutnya adalah tapakan baru. Suatu hal yang  tentu dulunya tak pernah terfikirkan akan melewati jalan ini. Sebuah jalan yang akan menjadi cerita-cerita baru, tentang ketaatan, perjuangan, kesetiaan, dan optimisme mencapai impian.

Bumi-Hujan

Suatu hari Bumi sangat cemas, karena hujan belum juga berkunjung.  Sebab tanpa hujan, Bumi akan menjadi pelataran tanah tandus yang tak dapat berguna lagi bagi kehidupan.

Bumi pun menengadah ke langit, meminta dengan kerendahan hati agar Penguasa Alam dapat menurunkan Hujan untuknya. Waktu demi waktu bergulir, Bumi belum tampak  tanda-tanda gemawan hitam berarak menghantarkan Hujan.

Tetiba, turunlah buliran air Hujan pada Bumi. Ah, Bumi pun sangat bahagia. Tapi Bumi tak tahu bahwa Hujan itu hanyalah kesementaraan untuk di beberapa titik untuk tujuan tertentu. Kenyataannya Hujan yang datang bukan Hujan yang tulus sebagaimana harapan Bumi, ia hanyalah Hujan sintetis yang dibuat manusia. Akhirnya, Bumi pun kembali kecewa pada langit.

Keresahan Bumi terhadap Hujan adalah buah dari hilangnya rasa percaya. Mestinya, jika Bumi yakin bahwa Tuhan lebih tahu kebutuhan Bumi dibandingkan Bumi itu sendiri maka tidak akan ada rasa kecewa dan resah.

Pada penghujung Tahun, akhirnya Hujan pun turun dengan derasnya. Membasahi sekujur bumi yang telah lama kerontang. Bumi sangat bersyukur, sebab Hujan datang pada waktu yang terbaik di sisi Tuhan bukan dalam takaran akalnya.

Jumat, 21 September 2018

Keep Fight, Keep Faith

Pengen banget bilang "Tuan, keep fight  dan keep Faith yah pake emot bunga-bunga"😂

Walau kesetiaan dalam berjuang masih dalam tahap ujian, ketaatan dan kedekatan pada Allah akan menjaga diri dari segala was-was.
Semoga yang terbaik menjadi jalan yang akan ditempuh. Namun kita tak bisa mendikte takdir, sebab manusia hanya pelakon ikhtiar. Biar semua jerih telah terenda, segenap asa telah memuncak, dan setulus ingin telah mendalam takkan bisa menggerakkan roda keputusan Tuhan.

Tuan, semoga kuat dalam berjuang.
Aku pun ingin begitu.
Keep fight, keep Faith !
Semoga spasi menjadi kata, semoga jeda menghapus jarak, semoga temu adalah takdir.
Semoga takdir dalam ridho Allah.

Senin, 17 September 2018

Kembali Tumbuh

Ada gak sih yang lebih melow dari patah?
Tapi ada pula ternyata yang lebih mengharukan setelah patah, yakni menjadi tumbuh lebih utuh dengan diperjuangkan  melalui cara yang baik.

Tuan, terima kasih...nona lagi terharu :')
Semoga urusannya dimudahkan, rizkinya dilancarkan, bebannya diringankan, sehat kuat selalu dalam 'afiat,  dan imannya selalu terjaga.
Makasih yah ^_^

Minggu, 16 September 2018

Dipertemukan-Dipisahkan

Kadang, semesta begitu apik menyajikan cerita cinta melalui sebuah skenario terbaik dari Sang Penguasa Takdir.
Menjadi uraian kisah-kisah baru untuk menyudahi sekian goresan kisah-kisah lama. Sebuah Pertemuan yang kadang harus melalui perpisahan. Sebuah perpisahan yang mengundang pertemuan.
Kemudian hati yang lelah mencari itu pun terpaku dalam meminta pada doa-doa.
Semoga yang dipisahkan adalah kebaikan, semoga yang dipertemukan adalah kebaikan.

Menemukan yang Hilang

Jangan kehilangan diri sendiri sebab masih enggan kehilangan sesuatu yang belum dilepaskan. Sayangi dirimu sendiri, lepaskan !
Bersiaplah dengan kejutan tak terduga di depan saat kamu bisa melepaskan dengan baik dan menemukan dirimu sendiri kembali.

Jumat, 14 September 2018

Izinkan dan Biarkan

Nona...
Izinkan yang lalu, pergi menjadi masa lalu.
Ada yang indah telah menunggu.
Ada yang lebih baik tengah memperjuangkan.
Ada yang menakjubkan untuk menguatkan mimpi-mimpi besarmu.

Nona...
Biarkan yang lalu, pergi menjadi pelajaran terbaik.
Ada yang telah bersabar tuk menjadi takdir.
Ada yang lebih utuh untuk menjaga mu dalam taat.
Ada yang mengagumkan untuk menemani perjalanan mu mencapai ridho Allah.

Hidup

Rasanya, kehidupan ini melulu tentang kekecewaan. Tapi rasanya jua, hanya dengan hidup dalam sabar dan syukur yang bisa menghilangkan kekecewaan itu.

Hidup ini juga isinya keperihan. Kecuali diri itu pandai menjadikan hidup menjadi layak untuk dijalani. Bukankah perih salah satu efek dari ketidakpenerimaan? Maka menerima dan berdamai dengan diri sendiri setidaknya membuat diri itu dapat merasa lebih nyaman dan layak untuk kembali bergairah menjalani kehidupan.

Juga, sulit sekali untuk bahagia jika masih hidup dengan persepsi orang lain dan membanding-bandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Karena diri itu mungkin hanya menyimak  kamuflase bahagia yang tengah menutupi segenap sedihnya. Hingga lupa apa-apa yang sudah ada, tak sadar semua yang dimiliki adalah hal yang sangat diinginkan oleh yang lain.

Selama masih hidup  rasanya sulit sekali untuk mendapatkan perasaan yang utuh. Kecuali saat diri telah selesai dengan diri sendiri dan arah langkah telah bulat tertuju pada Allah.

Kamis, 13 September 2018

Tertuju pada Tuan

Tuan, maafkan jika kelak kau  mesti terbiasa saat aku bersikap manja padamu, dan kau juga harus terbiasa bila kelak aku akan memberikan perhatian yang kadang berlebihan untukmu. Sebagaimana perhatian penuh yang aku dapati dari keluargaku.

Tuan...insyaAllah aku ingin menjadi gardu terdepan yang mendukungmu, menemani berdiri di sampingmu, menggenggam tanganmu erat dalam segenap kalut yang mendera, aku tak mau membiarkanmu berjuang sendiri atas apa yang ingin kau gapai, aku tahu lelahnya berjuang sendiri itu.

Tuan, maafkan jika sifat manja dan kekanakan ku akan membuatmu menjadi risih. Aku berharap kau mampu meluruskan apa yang masih bengkok pada  diri ini dengan cara yang lembut dan tak menyisakan luka di hati. Sebab aku sangat halus perasannya. Semoga Allah kuatkan  Tuan tuk  menjadi imam yang baik bagiku dan bagi anak-anak kita nantinya.

Tuan, bila kelak semesta berkonspirasi untuk menjadikan aku adalah takdir mu, bolehkah aku  meminta izin padamu untuk menjadi  seorang pendidik?. Sebab apapun pilihan yang akan aku putuskan akan melibatkan ridha seorang suami, ridha lelaki yang menjadi imamku, betapa pentingnya. Bila kau dengan senang hati mengizinkan, aku harap kau tidak cemburu atau marah bila satu waktu aku harus berkutat dengan paper, berlama-lama duduk menghadap  layar laptop, menyelesaikan tumpukan tugas mahasiswa, riset, dan menghadiri pertemuan rutin dengan peneliti lain.
Maafkan bila kamu akan mendapati aku yang tengah memegang kepala dengan kedua tangan bertumpu diatas meja, sambil menunduk dengan jidat berkerut, lalu aku menghela nafas panjang sebagai tanda aku sedang butuh dikuatkan. Aku berharap kau memelukku ketika engkau melihatku tertekan. Mungkin saat itu aku baru saja mengalami hari yang dengan tugas yang berat. Namun Tuan, Aku ingin sekuat tenaga menjadikan peran istri dan ibu sebagai prioritas. Tentunya, aku juga manusia biasa yang bisa lelah, bisa sakit, bisa mengeluh, dan bisa terpuruk. Semoga keluasan sabar darimu menjadi pelipur bagiku untuk tetap menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sesama. Mohon maafkan lah kelak banyaknya kurangku dalam manajemen waktu.  Walau sebenarnya aku berharap dapat melaksanakan peranku sebagai istri dan ibu dengan baik.  Kelak waktu yang paling aku cintai adalah durasi jam yang aku habiskan bersamamu dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai istri. Tak dapat dipungkiri, aku lebih suka menjalani peranku sebagai istri dan ibu. Nanti bagiku, kau dan anak-anak akan menjadi taman syurga kecil di dunia ini. Kadang membayangkannya hal ini membuat aku senyum-senyum sendiri :)

Tuan, menjadi pendidik bagiku adalah tentang kontribusi atas pilihan lini ilmu yang telah aku tekuni selama ini. Tentu, aku sangat butuh kerjasama diantara kita untuk berjalan dalam ritme yang setara untuk membendung semua kesulitan kelak. Bila nanti ada kesempatan bagiku untuk melanjutkan studi, bolehkah aku meminta restu dan kelapangan hati darimu ? mungkin aku akan kembali menjadi istri yang tiap malam lembur dengan tugas riset dan tuntutan artikel dengan deadline yang sangat ketat. Maaf jika kau akan mendapatiku dengan mata sayu, berkantung, dan terlihat amat lelah. Semoga disaat kau terbangun dan mengajakku mendirikan sholat malam di tengah ketidaksadarannya, raut wajah lelahnya akan berubah menjadi rona berseri karena sangat bahagia manakala engkau menghiburku dengan bermesraan dengan Rabb kita.

Tuan, aku ingin menjadi  madrasah terbaik bagi anak-anak kita, mulai dari menemani dan membimbing mereka belajar pada setiap kegiatan di rumah. Membacakan pada mereka kisah heroik Sang Rasul SAW dan Sahabat ra sebelum mereka terpulas tidur. Kemudian belajar menjadi teman konseling bagi anak-anak, mendengarkan cerita mereka, memberikan nasihat, motivasi, dan murajaah  hafalan bersama sambil menggodanya dengan candaan ringan agar mereka tak bosan. Tentunya, Aku juga akan menjadi kepala kebersihan dan kesehatan. mengajarkan mereka dengan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan untuk belajar rapi, tertata, dan, bersih. Agar mereka hidup sehat aku agak cerewet agar kesehatanmu dan anak-anak kita terjaga dengan baik. Maaf, kalau nanti aku rada bawel yah.

Tuan, aku akan terus belajar memasak masakan yang kau suka dan sehat demi melihat senyummu, dan melihat kau sehat bugar. Maafkan aku yang rada protektif dengan MSG, sehingga rasa sajianku mungkin amat sederhana. Juga maaf bila setelah menghabiskan makan malam aku akan melarangmu tidur langsung. Aku akan memintamu untuk bersama denganku barang beberapa jam. Untuk murajaah hafalan atau yang lainnya seperti bercerita tentang kisah-kisah para ulama. Sengaja agar kau terhindar dari risiko penyakit yang tidak baik bagi kesehatan mu.

Tuan, jika kamu sepakat aku ingin setiap akhir pekan kita  menjadwalkan untuk traveling bersama. Ohya, Tidak  lupa, setiap sore hari ataupun malam hari sepulang kita dari kesibukan kita, kita aka berkumpul di ruang keluarga atau beranda rumah. Aku akan menyajika minuman kesukaanmu dan makanan cemilan untuk menemani  saat kita berbagi cerita, mendiskusikan ide dan ilmu, atau menghabiskannya dengan candaan gurih. Ya kita, aku, kamu, dan anak-anak kita. :)

Tuan, Jangan gusar anak kita akan kekurangan wawasan, sebagai ibu aku ingin menyerupai Bu gugle bagi mereka, untuk itu kamu mesti membantuku untuk meluaskan khazanah ilmu dan sudut pandang. Jangan pula gusar anak kita akan kekurangan perhatian, sebagai ibu aku akan belajar menjadi pemerhati terbaik bagi anak-anak layaknya pemerhati setiap detak-detik roda dunia yang memiliki sebab-akibat. Ohya, usah pula gusar aku akan melupakanmu dalam menjalani tanggung jawabku, sebab sekuat-kuatnya wanita, kamu yang telah aku tetapkan sebagai teman diskusi terbaik, selimut paling hangat, lengan paling kuat untuk melindungi, jari paling lembut untuk mengusap air mata, serta figur yang paling aku percayakan untuk memimpin bahtera kelurga kita.

Tuan...kelak aku takkan pernah mau berpaling darimu. Perjalanan menua bersamamu akan dipenuhi oleh serangkaian kisah yang tak terlupakan nantinya. Semoga kita dapat saling menemani dalam taat dan istiqamah dengan menyusuri garis usia kita bersama.
😊💝

*Inilah harapan seorang Nona yang masih akan diperjuangkan kelak..semoga bisa jadi remainder 😂

Mencapai Kebahagiaan

Apapun yang ingin kau capai satu paket dengan tantangan dalam menaklukkan kekhawatiran, kelelahan, kegundahan, kesedihan, hingga rasa getir yang mempelintir. Akan menguap oleh irisan waktu saat keberanian untuk mempertanggungjawabkan pencapaian itu hilang.
Hidup ini tidak lagi soal merayakan kebahagiaan diri sendiri, tapi tentang ketulusan untuk membahagiakan siapapun yang berada dalam kehidupan mu. Itulah capaian yang mesti kau sungguhkan dalam ikhtiar.

Perjalanan Bersama

Dahulunya, kita pernah berdiskusi perihal tujuan yang ingin kita capai bersama. Dalam perjalanan yang akan kita tempuh, disepakati tentang tata tertib dan nilai-nilai yang akan kita gunakan. Hingga di titik ini kita sadar bahwa perjalanan yang kita susuri ini bukanlah jalan yang mudah seperti euforia diawal kita akan melaluinya. Bahkan untuk mampu komitmen pada apa yang telah kita sepakati terasa semakin berat.

Memang hal yang terbaik untuk melalui adalah mempersiapkan bekal. Tentu berenang di laut lebih aman saat kita telah berlatih lebih awal sebelum menyelupkan diri dibandingkan dicelupkan mendadak lalu kita dipaksa keadaan untuk bisa berenang. Walau bekal-bekal seperti mempersiapkan mental terbaik untuk diuji berkali-kali telah rasanya dimapankan. Kita tak pernah menduga selalu saja ada hal yang mengharuskan kita untuk kembali menyamakan ritme untuk melangkah.

Inilah yang sebenarnya perjalanan itu. Maka kita jadi tahu hal yang terpenting bukanlah tentang atribut apa yang kita punya dan bawa, karena semua itu hanya titipan dari Tuhan yang sewaktu-waktu bisa direnggut kembali. Namun, kesamaan visi dan misi akan menjadi kekuatan untuk menghadapi banyak hal yang tak terduga sepanjang perjalanan yang dititi.

Hingga di titik inipun kita terus berjuang untuk meleburkan ego. Menahan lelahnya untuk saling meringankan beban. Belajar untuk lebih saling mengerti akan kegiatan yang kita tekuni masing-masing. Rasanya kadang tak kuat lagi, tapi kita selalu saling mengingatkan untuk mengadukan semua keluh kesah pada Rabb kita. Tuhan yang hanya untuk-Nya kebersamaan ini diupayakan.

Kini, kita sama-sama terdiam. Berjalan dalam hening dan pikiran masing-masing. Berjuang untuk bertahan pada apa yang telah kita sepakati untuk mencapai tujuan itu. Mencoba merenung dan menemukan kembali makna bersabar dan bersyukur akan kehadiran satu sama lain. Kita telah sangat jauh dari titik awal kita melangkah bersama. Tentu, akan terus bersama dengan segala kondisi hingga sampai pada tujuan yang ingin kita capai. Mudah-mudahan keberkahan melingkari setiap derap langkah yang kita ayunkan bersama itu.

Dekat

Mungkin kau mencari terlalu jauh. Hingga tak menyadari hal yang ingin kau temukan ada di depan matamu. Kau terlalu sibuk mengarahkan pandangan ke sekian penjuru arah. Padahal kini yang kau butuhkan ada dihadapanmu. Dunia membuat kau berpaling pada niat yang tulus. Kau semakin terpesona oleh kemolekan rupa dan keindahan nan fana. Hingga kau pun lupa tentang apa sebenarnya yang tengah kau cari?
Memang sangking dekatnya menjadikan pandangan buram untuk  memandang. Disaat itu kau tak perlu menggunakan mata tapi cukup   merasakannya dengan hati. Sebab telah banyak doa darinya untukmu agar kau bersedia membawa hatimu untuk menemukannya yang kini sangat dekat.

Rabu, 12 September 2018

Menduga

Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan bahwa apa yang kau duga hanya menjadi sebatas dugaan. Dahulunya, kau kira segenap ikhtiar sebagaimana yang kau rencanakan akan serangkai dengan realita. Kau menahan diri untuk tidak melakukan apapun kecuali yang mendekatkanmu pada apa yang kau harapkan. Kau masih beranggapan ukuran yang terbaik adalah serupa yang kau harapkan. Lalu, garis waktu semakin mempertegas kenyataan bahwa tidak ada satupun yang bisa melawan kehendak Tuhan dalam memutuskan pilihan bagi dirimu.
Lantas, apa kau mengira bila ikhtiarmu satu vibrasi dengan harapan semua akan menjadi baik-baik saja?
Apa kau mengira selepas semua yang kau inginkan terwujud kau tidak akan kembali di uji?
Tidak kan?
Cobalah memaknai hidup dalam arti yang dalam akan hakikat mengapa kita harus ada di muka bumi ini.
Sebab keangkuhan diri dalam menetapkan masa depan sebentuk keculasan pada iman.
Jika memang kau yakin pada Allah, maka kau tak pernah menakar dalam takaran akal manusia yang dangkal itu tapi mengukurnya dengan kekuatan iman.
Saat perjuangan tak dibalas oleh kemenangan bukan berarti kau hancur. Tapi, kau tengah dikuatkan untuk memperjuangkan yang lebih baik untuk kemenangan yang lebih besar. Berjuang lah...jangan berhenti, nanti tidak sampai.

Pernah

Pernah, ada hati nan tengah mekar merona lalu batangnya harus dipatahkan begitu saja berkali-kali. Disini kau akan belajar memaknai kasih sayang yang sebenarnya dengan penuh kesyukuran kelak.

Pernah, semua yang kau jalani terasa hambar. Tawa bersama teman, pencapaian, kemanapun kau kunjungi situs wisata semua seperti semu. Disini kau akan belajar memaknai kebahagiaan tidak tentang bagaimana tapi perihal dengan siapa kelak.

Pernah, kesendirian menjadi hal yang mengunjungi hari-hari. Meski dalam keramaian, walau memiliki banyak kawan, dan bersama keluarga tercinta. Disini kau akan belajar tentang bersabar  menemukan.

Pernah, kekecewaan tumbuh dari hasrat yang tak di'iya'kan takdir. Disini kau akan belajar menata iman. Keyakinan pada janji Allah tidak pernah menyisakan selain hati yang lapang, bukan?

Pada akhirnya, setelah sekian banyak pelajaran yang kau tekuni maka ia akan menyampaikanmu pada jawaban atas semua tanya. Sungguh, kau tertegun atas jawaban yang berhasil kau selesaikan sendiri.
Di titik itu kau akan kembali belajar tentang makna bersyukur.
Atas nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

Cerita Random


Roda kehidupan ini memang amat pelik. Kemudian,  banyak dari beban yang kita bawa dari kehidupan ini efek dari piranti yang bernama perasaan. Kita kadang, dipaksa takdir untuk belajar bersabar saat perasaan itu harus dititipi kesedihan, kecewa, luka, dan getir. Aku kembali mengingat cerita panjang yang dikisahkan seorang driver travel malam itu. Tentang titik balik kembalinya seorang hamba pada jalan yang terbimbing. Aku juga heran, siapa sangka seorang engineer di salah satu industri pesawat terbang kini harus menjalani profesi sebagai driver travel Bandung-Jakarta. Apakah profesi itu buruk? Tentu, jawabannya ‘tidak’ namun ada dari beberapa mereka yang kurang bisa menerima hal sedemikian. Selama perjalanan ke Jakarta, aku telan semua rinci perjalanan hidup yang Bapak driver itu sampaikan. Tentang penyesalannya atas keputusan yang pernah diambilnya kala melawan arus untuk pergi dari pekerjaannya yang bonafit. Konon ceritanya, si Bapak adalah mantan ‘preman’ yang tidak terbiasa dalam kekangan aturan. Sehingga, keluar seperti menjadi titik terang menurutnya waktu itu. Di potongan cerita ini, aku termangu dan berspekulasi bahwa hidup ini memang rumit jika jauh dari petunjuk Allah namun selalu ada solusi bagi orang yang kembali. Himpitan hidup dengan empat orang anak menyentak kesadaran si Bapak untuk meninggalkan ‘hidupnya yang gelap’ (karena memang beliau jam bangunnya saat malam hari dan sepanjang hari dihabiskan untuk tidur).  Lebih lagi saat mengetahui anaknya terlibat kasus narkoba. *pahit banget ini T.T* 

Dalam perasaan yang kalut si bapak menemukan jalan untuk kembali pada jalan yang terbimbing. Mulai menyicil tuk pergi dari ruang lingkup keberantakan hidup pada ritme kehidupan yang tertata. Di akhir keputusannya pada usia hampir lanjut (sekitar 40 tahunan) si Bapak sepakat dengan dirinya menjadi seorang driver. Aku mengulas banyak ilmu dari beliau tentang dunia teknik permesinan yang pernah beliau geluti. Tak ada yang bisa mengubah masa lalu. Kita hanya bisa menerima dan memperbaiki masa depan. Itulah sari pati yang saya peras dari hikmah kisah perjalan si Bapak itu. Aku juga jadi lebih tahu diri, bahwa Allah punya kuasa untuk memuliakan dan menghinakan seseorang. Namun saat dimuliakan jangan sampai lupa diri dan saat dihinakan jangan putus asa dari rahmat Allah. Selanjutnya,  saya jadi menemukan sudut pandang baru tentang menghargai siapapun orang yang kita temui untuk mendapat ridho Allah karena kita tidak pernah tahu dengan siapa kita sedang berhadapan dan akan menjadi apa dia di masa depan. Mana tahu, satu sikap yang melukai hati seseorang yang tengah bermuamalah dengan kita menjadi lubang kesusahan kita di hari mendatang dan bisa jadi satu akhlak mulia yang kita teladani menjadi buah kebaikan yang banyak bagi masa depan nanti. So, tetaplah berbaik sangka pada siapapun dan lebih banyaklah menginstropeksi diri. Perasaan yang telah penjadi perangkat permanen tidak lagi menjadi beban kehidupan bila setiap hari selalu dimulai dengan niat untuk mencari keridhoan Allah. Jangan takut akan masa depan tapi takutlah jika hati tidak bisa merasakan syahdu tuk bertemu dengan-Nya.

Bila Hari ini

Bila hari ini menjadikan diri lebih dekat dengan Allah itu adalah hari yang paling menyenangkan.
Bila hari ini bisa berlapang hati, dapat lebih menerima, dan mampu tulus dalam beramal itu adalah hari yang baik.
Bila hari ini dapat melepaskan ingin pada tawakal itulah fase pendewasaan diri.
Bila hari ini sejagad rindu ditutup oleh doa disanalah taman kedamaian.
Bila hari ini Tuan datang menjumpai ku rasanya entah gimana.
😂

Ingin

Berpihak pada pilihan-Nya lebih membuat sang hati lega.
namun, bila kau masih membatu tuk berpihak pada inginmu maka bisa jadi sang hati akan merasakan sakit.
Kau tahu?, bahwa ada hal yang akan melukaimu dari sekian ingin itu. Yakni takdir terbaik atas doa yang dipanjatkan kepada-Nya.
Benar, takdir terbaik kadang terasa luka diawal yang kau rasa.
Tanpa kau sadari, bahwa luka itu adalah keberpihakan kau pada ingin yang dulu. Lalu takdir terbaik akan disapu waktu tuk mengantikan kulit yang terluka dengan kulit baru yang lebih baik.
Pada akhirnya, setiap orang yang menginginkan akan pasrah pada pemberian yang terbaik bagi kebaikan dirinya.
Kau, masih pada ingin mu?

Random

Hai, apa kabarnya kamu malam ini ?
Barusan aku bercerita pada gemintang malam, ohya pernahkah kau tanya padanya tentang apa yang paling kerap aku utarakan pada gemerlapan bintang di langit itu?
Jika belum...
Mungkin nanti kau akan tahu, saat cahaya bintang yang kau tatap kian menderang dalam kerlipnya ada tersimpan jutaan rindu.
Jangan tanya rindu itu milik siapa.

Kala mentari esok masih ingin tuk menyapaku, ingin sekali aku sampaikan padamu satu hal bahwa kini aku tak lagi peduli tentang indahnya pagi saat mentari menanjaki langit. Namun, aku lebih tertarik dengan siapa aku akan menikmati pagi itu setiap hari.

Aku?
Ingin kamu segera menjadi puzzle cerita yang kurangkai dalam puisi-puisi ku.
Saat malam menyelimuti senja dan bila pagi membuka hari.

Kamu ?
Semoga baik-baik disana yah.
Jangan lupa minum air putih yang cukup.
^_^

Rabu, 05 September 2018

Hey

Hey, kamu...
Aku pamit ya !
Semoga selalu sehat dan bahagia di sana.
Akhirnya, ada yang lelah dalam berjuang dan memilih untuk berhenti.
Bukan karena tak mau lagi mengupayakan, melainkan ada hal yang tak perlu dipaksakan.
Kadang ada pergi yang takkan pernah lagi pulang.
Itu aku !
Aku pamit yah, kamu baik-baik disana.
Aku takkan lagi menjadi yang mengkhawatirkan banyak hal tentang kamu.
Sebab pergi telah menjadi cara terbaik untuk lepas dari keinginan tuk menjaga hari-hari bahagiamu.

Hey...
Kamu anak baik !
Makasih banyak untuk semua tawa dan ilmu yang secara tak sengaja dapat kunikmati.
Kamu, buat aku belajar bersabar menahan diri lebih lama.
Buat aku belajar berdoa lebih syahdu.
Pada ahirnya, aku juga sadar bahwa mencintai yang datang lebih dulu akan utama kebaikannya dari sekedar berjuang menunggu dalam remangnya harapan pada seseorang yang belum tentu menjadi takdir dan terbaik bagi kebaikan diri.

Kamu !!!
Jangan berhenti bermimpi untuk menjadi yang punya kualitas terbaik versi dirimu sendiri.
Aku pamit yah...

Senin, 03 September 2018

Q&A

Q: Nanti kalau abis nikah mau ngapain? (Nanya sama diri sendiri)

A:
1. Mau berhenti dari segala ke-alay-an 😂😂. Sebab, mau jadi ibu teladan bagi anak-anak. Mau jadi istri yang dewasa bagi suami.  (Niatnya sih gitu 😅) kita liat aja gimana nantinya.

2. Mau memperbaiki ngafalan Qur'an dan mengupayakan bisa mengamalkan. Sebab, mau jadi bunda para ulama. Huhu

3. Mau jadi istri sholiha yang membahagiakan suami seutuhnya dan selamanya lahir dan batin. Hehe😆 Sebab ridho Allah telah berpindah pada ridho suami. Membahagiakan jadi tools terbaik dalam menjalani ketaatan pada Allah.

4. Mau jadi Bunda yang sholihah buat anak-anak. Sebab peradaban akan dimulai dari madrasah seorang Ibu. Huhu 😥😫

5. Mau belajar terus dan bisa diberi kesempatan untuk mengajarkannya kembali alias jadi pendidik generasi ilmuan muslim peradaban emas. Eaaa😂😉

Masih banyak lagi maunya abis nikah mah😂. Yang jelas mau jadi lebih baik, lebih deket sama Allah dan lebih manfaat,  Ini hanya catatan penting sebagai pengingat jika doa terijabah  oleh takdir.

Sabtu, 01 September 2018

Kepada Tuan, disana

Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....

Kelak,  pagi yang menyemburkan mentari tak lagi menghangatkan diri sendiri tapi telah menjadi sinar benderang kita bersama. Maka  akan ada masa kita akan menghabiskan waktu tuk harapan-harapan baru. Mengabarkan pada langit tentang asa yang akan kita upayakan. Lalu, aku akan menghidangkan secangkir minuman kesukaanmu dengan senyum tulus berbalut cinta. Menemanimu menyelesaikan bacaan-bacaan yang menjadi ladang ilmu bagiku tuk bertumbuh menjadi lebih baik. Langit akan semakin sumringah menatap ikhtiar kita bersama untuk menjadi hamba yang diridhoi oleh Rabb kita.

Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....
Boleh jadi suatu hari, kudapati engkau dalam wajah yang penuh kejenuhan, lipatan pekerjaan yang menumpuk, kelelahan atas aktifitas seharian di kantor dan macet di jalan, atau gangguan dalam kesehatan suatu waktu nantinya. Aku berharap bisa menjadi tempatmu tuk melerai lelah, ruang bagimu mendapat tenang, pelipur semua resah dan penat,  menjadi teman diskusi terbaik bagimu dalam merumuskan solusi dari masalah yang kau hadapi, penopang bagimu untuk berkarya, dan menjadi penghebat bagimu untuk menjadi yang bermanfaat bagi sesama. Semoga kau mau membantuku untuk merealisasinya. Bila kelak masih banyak yang belum dapat kulakukan atas capaian itu, mohon bersabarlah. Aku akan berjuang sekuat imanku untuk bisa menjadi yang kau inginkan.

Catatan Pranikah 2

Pantaskan diri, bukan membuat kriteria level tinggi. Sekiranya ini adalah nasihat yang "ngejleb" banget bagi diri ini. Sebab tak perlu menuntut yang sempurna dan mempersulit keadaan dengan batasan kriteria yang diukur dalam kaca mata penilaian dunia dan makhluk. Bukan kah pada diri ini juga tak luput dari banyak kekurangan dan kelemahan?. Maka wahai diri, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar dalam memantaskan diri hingga waktu terbaik itu tiba. Apabila ridho Allah yang dituju maka awal dari kemuliaan menjadi manusia saat telah melalui pernikahan nan barakah. Maka bila telah datang pemuda Sholih dengan niat untuk memimpin mu menuju Allah dan syurga-Nya jangan lagi menunda untuk menyegerakan kebaikan bersamanya. Semakin banyak ingin, kriteria, dan syarat hanya ladang untuk memanen kekecewaan. Dalam rumah tangga bukan tentang senang-senang kan? Tapi tentang berjuang saling membahagiakan ditengah banyak kekurangan yang dimiliki.

Maka utamakanlah kebaikan agama dan keluhuran akhlak dalam memilih dan menaruhnya dalam kriteria. Kedua itu adalah muara dari keberkahan dalam pernikahan, sebab kebersamaan dalam bingkai ibadah yang berlandaskan visi pertemuan di Syurga akan membujuk cinta dari langit tuk bersemayam di rumah tangga yang dibina.

Sangat perhatikanlah dengan cermat terkait kebaikan agama calon pasangan, sehingga pernikahan yang dibina tidak sebatas mencapai impian di dunia tapi juga tentang harapan kebahagian sejati bersama hingga ke taman Syurga. Maka, prioritaskan  dia yang hatinya dekat dengan Allah. Dengan itulah dia akan menggenggam tanganmu menuju jalan cahaya dan ruang kedaiaman iman. Bukankan pernikahan adalah sarana untuk saling memperkokoh iman?. Bersama keimanan terbaik pasangan hidup itu kelak dia akan menggodamu untuk bersujud bersama dikeheningan malam dengan hati penuh ketundukan dan kerinduan tuk menjumpai Rabbnya.

Catatan Pranikah 1

Sepenuhnya aku menyadari bahwa bahtera rumah tangga adalah sebuah program kehidupan yang kompleks. Kita butuh pasangan jiwa yang akan menjadi partner terbaik, seorang yang berani tuk  saling membersamai melewati jejal proses yang memayahkan nantinya. Bukan hanya tentang membawa diri pada kesuksesan, melainkan tetap mennguatkan dalam perjalanan saat jatuh bangun dalam berjuang. Bukan hanya memberi dukungan materi, melainkan juga menumbuhkan diri dalam khazanah ilmu yang akan menuntun diri kepada kebenaran. Jelas pasangan hidup tidak tentang kesempurnaan, melainkan perihal saling menyempurnakan dengan penuh rasa cinta.

Menjadi genap adalah amanah untuk saling menjadi tempat bertenang  saat  gelisah,  bersinergi untuk saling menyabarkan bila dalam kesulitan, bersama belajar mensyukuri apa yang dimiliki dengan mengutamakan ketaatan pada Allah.

Belajar dari teladan Bunda Khadijah Ra yang menjadi pendukung kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw. Karakteristik yang membuat Khadijah Ra menjadi pasangan yang tak terlupakan bagi sang Nabi adalah karakter penuh kesadaran dari sang Istri untuk mendukung suaminya. Kesadaran untuk setia menyimak keluh kesah problem yang dihadapi suami, kesadaran untuk sabar dalam upaya menyelesaikan hal-hal domestik rumah tangga tanpa mengganggu ketenangan sang suami dalam menuntaskan pekerjaannya, serta kesadaran dalam menciptakan suasana yang hangat dan nyaman bagi suami untuk semakin bertumbuh menjadi lebih baik.

Kelak bila telah sepakat untuk menuntaskan impian bersama. Maka semua cerita getir akan muncul sebab perjalanan tuk mencapai impian bersama pasangan hidup adalah upaya keikhlasan saling memahami satu sama lain. Pengertian dari pasangan disaat berjuang merobohkan ego masing-masing karena perbedaan yang ada.  Belajar agar mampu mengalah dan berkompromi untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan damai. Serta pengertian tuk saling meruangkan tempat sendiri bagi pasangan untuk ia menemukan ketenangan jiwanya dan berkarya.

Kesamaan visi dan misi bersama pasangan hidup melumas licin jalan mereleasisikan impian bersama. Untuk visi yang dicapai maka akan tumbuh sikap rela berlelah-lelah tuk mendukung capaian cita dari pasangan jiwa dan rela memberikan segenap jiwa dan raga untuk menopang kehidupan yang terbaik bagi pasangan hidup. Pasangan terbaik adalah yang memberikan cinta terbaik, membawa pada sesuatu yang baik dan menjadikan diri lebih baik.

Rabu, 29 Agustus 2018

Diam-Diam

Ada yang diam-diam menaruh hati
Ada yang diam-diam berharap
Ada yang diam-diam menunggu dan berdoa
Ada yang diam-diam rindu tuk menjadi takdir

Kemudian harus diam-diam terluka
Kemudian harus diam-diam terisak
Kemudian harus diam-diam kecewa
Kemudian harus diam-diam berdamai dengan diri sendiri

Tak sadar, diam-diam Allah jauhkan dari sesuatu yang belum tepat
Tak sadar, diam-diam Allah takdirkan yang lebih tepat
Tak sadar, diam-diam Allah berikan bukan yang diinginkan tapi yang sangat dibutuhkan
Tak sadar, diam-diam Allah sembuhkan semua luka dengan membri pengganti yang lebih masyaAllah

Tuan, Baik-Baik disana

Tuan, dimiliki olehmu akan menjadi anugrah paling aku syukuri kelak.
Saat kau menjadi tempat paling nyaman untuk berbagi cerita.
Saat impian bukan lagi milik masing-masing namun menjadi impian kita. Menapaki jalan yang tak lagi sendiri-sendiri, saling membantu mengisi kekuatan tuk menderap beriringan dalam keberkahan cinta.

Tuan, dimiliki olehmu akan membuat aku bersyair indah setiap hari. Tentang bahagiaku atas jawaban doa-doa selama ini, tentang banyak hari yang dilalui bersama, tentang kisah kita yang tentu bukan hanya cerita indah tapi banyak liuk pilu atau getir yang akan kita kecap. Tapi, saat kau masih menemaniku dalam ketaatan pada Allah, aku tak pernah merasa takut melalui tantangan berat yang Allah percayakan untuk kita lalui.

Tuan, dimiliki olehmu kelak menjadi hal yang paling menakjubkan bagiku. Karena aku yakin bahwa bersamamu, Syurga dan ridho Allah menjadi lebih dekat.

Tuan, doa tulus untuk perjuangan penuh keberkahan hingga kau sampai mengetuk pintu rumahku. Semoga selalu dalam keimanan terbaik dan kesehatan yang 'afiat.
Baik-baik disana...
Dari aku, Nona 😊💖

Senin, 27 Agustus 2018

Jodoh

Semakin kesini, kesadaran tentang takdir membuat diri berspekulasi bahwa jodoh itu bukanlah perihal seseorang yang paling diharapkan dan selalu hadir dalam doa, bukan tentang sosok yang selalu dinantikan, bukanlah orang yang paling dekat dan kita kenal, tidak pula dia yang sering bertukar cerita dan berbagi pengalaman, bukan perihal seseorang yang dirindukan, tidak juga yang dicintai dan mencintai. Namun, jodoh adalah rahasia takdir yang nantinya kau akan tahu bahwa dia adalah seseorang yang tak pernah ada dalam bayanganmu dan tak sempat terfikirkan sekelebatpun.  Melainkan jodoh itu telah terpatri di laut mahfudz yang bersamanya insya Allah Syurga dan ridhoNya akan lebih dekat.

Minggu, 12 Agustus 2018

Mengkhayal Awan

Katanya, jangan mengkhayal terlalu tinggi Nona. Karena bila jatuhnya ke aspal itu sakit.
Aku tahu, takkan bisa ku sentuh awan. Namun, aku hanya sekedar berupaya mencapainya. Melakukan ikhtiar terbaik yang ku mampu.
Jika pada akhirnya jatuh satu paket dengan upaya itu maka resiko itu sudah aku pikirkan sebelumnya.
Bahwa untuk mencapai awan  adalah ingin ku tapi jatuh adalah kehendak takdir.
Berwaktu lamanya rasa ingin itu kuasuh, membiarkannya mengalir dalam doa. Di titik nadirnya, aku terbang mengepakkan sayap, tetiba langit mengusirku dengan angin hebat dan mematahkan sayapku hingga akhirnya aku jatuh terhempas.
Tak mengapa, itu bukanlah sebuah kesalahan dan aku tak pernah menyesal sempat berangan tuk menggapai awan dan aku tak menyesal sempat jatuh yang sakit.
Karena, semua yang ada tetap menjadi ingatan terbaik bagiku bahwa aku pernah tahu bagaimana hebatnya aku pernah berupaya dan aku bisa membuktikan bahwa semua angan ku tentang indahnya gemawan itu hanyalah ilusi.
Kita tak pernah tahu bagaimana rasanya jika kita tak pernah mencoba, bukan?.
Kini aku tahu rasanya sakit dari jatuh itu dan aku tahu bahwa awan itu memang lebih baik bersama langit.
Terimakasih telah menjadi bagian dari cerita ini, awan.

Terima Kasih Tuan

Terkadang patah hati itu manis. Kala rerapuhan hati yang berkeping itu pada akhirnya dirapikan oleh seseorang yang berhak untuk menjaganya dengan baik dan hati-hati sekali.

Terima kasih Tuan telah datang dan memperjuangkan dengan baik.
Bila doa dan harapan bersepakat dengan takdir, maka semua rindu akan berhimpun dalam temu yang meriah dan indah.
Saat itu, semua akan menjadi tak sama lagi. Hati telah ranum dalam cinta nan sebenarnya. Langkah akan berelaborasi dengan kesamaan visi.
Takkan ada lagi masing-masing karena semua urusan akan menjadi tanggungan bersama.

Dari sekian lama hati itu mengembara lepas, mengarung banyak perihnya berharap pada labuhan yang belum bersedia tuk mengizinkan diri berhenti. Mata angin takdir selalu membawa pada kejutan yang tak terduga. Semua perih dan getir perjalanan itu hanyalah drama sementara menjelang haluan tertuju baik padamu, Tuan. Hingga aku terkesiap dalam sadar bahwa semua doa telah terkabulkan dengan pemberhentian di labuhan yang kau sediakan dengan teramat memukau.
Terima kasih Tuan, menjadi akhir dari perjalanan sementara ini untuk kembali menderap  menuju pulau impian yang kita sepakati untuk mencapainya bersama, "baik dalam suka dan duka" katamu. 

Tuan, semoga semua urusannya lancar, mudah, dan penuh keberkahan.
Dari aku, Nona ^_^

Take Care

Semoga semua urusannya dilancarkan, Tuan.
Selalu dalam kesehatan dan iman terbaik.
Terimakasih telah memperjuangkan.
Semoga semua harapan dan doa menjadi takdir terbaik untuk merenggut ridho-Nya.

Take care disana ya, Tuan.
Dari aku, Nona

*Kala ucap hanya mampu menjadi tajuk kata, semoga Tuan membacanya ^_^

Jumat, 10 Agustus 2018

Ayah, Lelaki itu akan Datang

Ayah, akan datang lelaki sebagaimana yang pernah Ayah harapkan untukku.
Dia akan menjagaku dalam taat, mengingatkanku dengan lemah lembut di kala salah, dan membimbingku untuk menuju pertemuan dengan Rabb yang kurindukan.
Dia akan menjagaku sebagaimana ayah pernah menjagaku. Insya Allah...

Ayah, akan datang lelaki sebagaimana yang pernah aku harapkan dan aku ceritakan padamu.
Dia yang memiliki visi dan misi yang sama. Seseorang yang pecinta ilmu, penyayang, dan sosok imam yang kokoh imannya dan sangat tunduk pada Rabbnya, dengan itu ia pun tulus tuk mendidik ku  menjadi istri dan ibu yang Allah ridhoi.

Ayah, lelaki itu akan datang...
Insya Allah, semoga harapan ayah dapat terwujud padanya.
Saat nanti, lelaki itu telah membawaku. Ingin ku ceritakan banyak hal padanya tentangmu, Ayah.

Kamis, 26 Juli 2018

Sakit Emosional

Pengalaman  selalu berani untuk membuat kita belajar menjadi manusia. Belajar tentang ujian dan kesabaran. Ujian tanpa kesabaran adalah nelangsa dan kesabaran tanpa ujian hanyalah kisah fiktif belaka. Kita tak kuasa mengubah banyak hal dalam menghadapi hidup ini, namun banyak hal itu takkan pernah berubah jika kita enggan untuk menghadapinya. Seperti menghadapi ujian dengan sabar walau tak mengubah apa yang terjadi tapi ia mampu mengubah sempit menjadi lapang.

Melalui konsekuensi hidup yang kita tak bisa menghindari dari rasa sakit secara emosional. Ada diantara mereka yang berupaya membunuh rasa itu dengan berpura-pura kuat, berpura-pura tegar, dan mencoba mengalihkannya dengan banyak kegiatan yang bermakna. Namun, pereda sakit itu tak bersifat lama. Karena yang sebenarnya dalam mengobati rasa itu adalah menerima. Pikiran dan hati itu mesti melakukan  observasi keadaan secara apa adanya. Sebuah penerimaan akan menjadi suatu respon positif terhadap emosi yang pada fitrahnya bersifat netral. Memahami lebih dalam makna penerimaan dan membiarkannya ada dalam diri. Mudah-mudahan rasa sakit itu beringsut pulih sebab situasi yang sebenarnya tak seburuk yang dirasakan selama ini.

Senin, 16 Juli 2018

Belajar Yakin

Jangan mendikte Allah untuk mengabulkan apa yang diinginkan karena Allah paling tahu kebutuhan setiap hamba-Nya. Gak mungkin Allah Yang Maha Baik itu mendzalimi kita dengan ketetapan-Nya. Gaaak mungkin !!! Tinggal kita aja, yakin ga sih ke Allah. Yakin kalau Allah memberikan yang terbaik bukan yang terbaik dalam versi bodoh manusia tapi terbaik dalam versi Allah Yang Maha Hebat.  Belajar yakin lah nona...biar hidup yang gini-gini aja nih gak jadi ribet

Senin, 09 Juli 2018

Pelajaran Hari ini

Sedari pagi saya dan temen-temen satu dospem ngumpul bareng buat menghadap Bapak. Namun, diujinya kami Bapak Dospem tetiba membatalkan kesepakatan untuk bimbingan siang ini. Iya okey, saya bilang dalam hati.. InsyaAllah ikhtiar udah maksimal. Berarti Allah minta saya istirahat sebab malem tadi baru bisa terlelap pas subuh alias gak tidur semaleman. Trus pagi-pagi   maksakan diri teteup kekampus dengan kepala tidak stabil pake banget. 😂😅

Jadi musabab Allah gontaikan  langkah ini ke kampus tidak sekedar untuk menyelesaikan urusan akademik. Tapi Allah mau kasih pelajaran baru ke saya lewat diskusi dengan seorang Ibu yang Qadarullah lagi nyusun tesis bareng saya.

Jadi abis gagal bimbingan kami memutuskan buat pulang aja. Nah, saat  perjalanan pulang saya ngobrol ini dan itu sama si Ibu lalu  bertanya beberapa hal ke Ibu Ema yang suaminya Alhamdulillah sebagai KaProdi Pasca Bahasa Jepang yang insya Allah kandidat Guru Besar di UPI. Beliau menceritakan lika-liku perjalanan rumah tangganya, saat pahit getir menjalani krisis ekonomi tahun 2001, sampai kisah beliau hidup 1 tahun di Jepang menemani suami melanjutkan studi. (Pengen banget, bilang dalam hati).

Okey, apa kisah dari Ibu Ema yang buat saya tersentuh? Yakni, cerita tentang perjalanan ibu Ema mensuport keberhasilan karir suami dan kesuksesan anak-anak beliau. Suami Bu Ema melanjutkan studi di Nagoya, Jepang dan mendapat penghargaan yang tak sedikit selama studi. Pas aku bilang gini "masyaAllah, gimana sih Bu tipsnya bisa menjadi wanita penghebat bagi suami dan anak-anak?. Inih jawaban lugas Bu Ema.

"Kalau kata suami, saya itu kopinya kopi bismillah, masakannya masakan bismillah, dan memang rasanya beda bahkan tidak terkalahkan oleh masakan restoran manapun"
Ya Rabb...aku langsung ucapkan tahmid.
"Terus Bu?" Tanya ku lagi.
"Iya neng, saya memang selalu mengutamakan masakan buatan sendiri untuk keluarga, juga setiap masak selalu dibubuhi doa".
"Saya juga agak 'keras' dalam mendidik anak agar lebih taat pada Allah"  MasyaAllah. "Anak-anak juga saya yang ajarin ngaji semua".
"Jadi ibu dapat amal jariyah ya Bu?". "Mudah-mudahan neng" balas Ibu.
(Diskusinya masih banyak banget)

Duh, saya teh langsung cemgimana gitu ya dapat tips rumah tangga dari teladannya langsung. Hikmah yang saya petik dari hari ini adalah pelajaran tentang rumah tangga, khususan tentang menjadi istri penghebat bagi suami dan anak-anak. Intinya,   saya harus belajar masak😂😂😂. Terus, masakan apapun dan olahan makanan apapun yang disajikan pake bismillah dan doa.

Akan terus belajar dan semoga Allah kuatkan.

Minggu, 08 Juli 2018

Tuan-Nona

Suatu hari, Tuan  pun mulai bersiap mendengar banyak hal dari Nona nya yang ingin menumpahkan luapan rasanya.

Nona: (cerita panjang kali lebar kali tinggi hingga jadi kisah yang bervolume)

Tuan: menyimak

Nona: (tetiba diam)

Tuan: Nona, kau suka hujan kan?

Nona: iya (dengan nada lesu)

Tuan: Entah kenapa sekarang aku benci sekali hujan.

Nona: (Jadi semakin pecah isaknya)

Tuan: aku benci hujan, jika ia harus turun dari mata indahmu (sambil menyeka air mata di pipi nona)

Nona: (Bertahmid penuh kesyukuran karena telah dititipi pada sandaran yang mendamaikan)

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Duh, jangan baper laa😂😂😂

Hamba

Sudah saatnya pergi dari semua hal yang merampas defenisi bahagia yang kau ciptakan. Jangan berkelahi dengan waktu karena ia hanya ditakdirkan untuk maju.  Akan lemah kepalan tanganmu saat kau paksakan memecahkan karang. Cobalah menikmati waktu dan biarkan karang itu kokoh pada tempatnya berpijak semula. Kau hanya perlu mencari tempat lain untuk tetap dapat menatap tenggelamnya matahari yang  telah mencabut jatah hari. Duduklah agak betah sebentar dipenghujung hilangnya cahaya kemerahan hingga menjadi jingga kelam itu sambil bertasbih memuji-Nya dengan rasa harap dan takut. Rasakanlah dengan hati yang khusyuk, ada bahagia yang mengalir dalam setiap sendi diri itu kala kau mampu mengenyahkan ketundukan pada hiruk pikuk dunia dengan kembali menjalani fitrah sebagai seorang hamba.

Kecewa

Baju bagi harapan tak sampai adalah kecewa. Tapi jikapun kau harus mengenakannya maka tak perlu sebegitunya juga. Masih terlihat pantas saat baju itu dipasangkan dengan bawahan ikhlas yang indah. Tak cukupkah hari kemaren yang terlewati untuk menjadi pembelajaran? Hayolah ! jangan sungkan untuk berlabuh di hati yang lapang. Gak malu sama kucing? hah? 

Kepada Tuan (2)


Sebagaimana gunung tak pernah meminta untuk dijadikan pasak bagi bumi. Untuknya, semua ketetapan dari titah Tuhan adalah ladang pengabdian. Aku padamu, Tuan, akan begitu. Saat ketetapan telah utuh dan takdirnya adalah kita. Itulah saatnya ladang pengabdian pada-Nya dimulai dan aku tidak lagi dititipi Tuhan oleh diriku sendiri, tapi kau akan menjadi bagian dari titipan Tuhan untukku juga sebaliknya. Kita mulai belajar makna baru akan hidup bersama bukan tentang saling memiliki tapi tentang saling dititipi. Sehingga, aku dan kau menjadi amanah satu sama lain untuk saling menjaga agar dijaga oleh-Nya. Menjaga kesetiaan untuk berkomitmen saling menguatkan dalam segala hal di kelemahan kita masing-masing. Menjaga  kesetiaan untuk berjuang saling menyempurnakan pada segenap kekurangan yang ditenggarai  oleh masing-masing kita. Menjaga hati dalam tautan iman agar setiap kondisi dapat kita interpretasikan sebagai kesempatan untuk bersyukur dan bersabar. Bahagia kita akan kita ciptakan dengan defenisi yang kita sepakati bersama. Lalu Allah selalu mejadi gardu terdepan tujuan kita dalam melangkah.

Dalam ketiadaan kita akan berjuang saling menemukan dengan cara yang baik, ditengah jeda kita belajar untuk mrawat rindu sepantasnya, disaat bersama kita akan belajar untuk setia saling mencintai tanpa karena kecuali karena-Nya. 

Tuan...semoga baik-baik selalu disana.
Selamat berjuang.
Semoga cepat sampai.
Aku, masih dalam kesetiaan doa dan harap pada-Nya.

Bila-Maka


Bila memang hidup ini melindas mu dengan keras, maka jadilah yang lunak untuk dilaluinya. Agar kamu tak hancur berkeping-keping jadinya.
Bila memang hidup ini sering berkhianat dengan harapan, maka jadilah yang jujur terhadap diri sendiri untuk mengakui bahwa kamu terlalu banyak bertoleransi dengan ketidakpenerimaan.
Bila memang hidup ini tidak membuat bahagia, maka jadilah yang sengsara. Agar kamu tahu betapa nikmatnya bersyukur.
Bila memang hidup ini tidak adil, maka jadilah yang bijak untuk tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Agar kamu sadar bahwa takaran keadilan paling pas hanya ada disisi Tuhan.
Bila memang hidup ini menjenuhkan, maka pergilah !!! pergi telusuri jalan-jalan dipinggir kota. pergi ke kerumunan  hidup orang-orang susah, pergi ke tempat-tempat hunian orang sengsara, atau pergilah menyendiri dibawah lindungan kubah masjid. Mungkin kamu lupa cara menjernihkan akal dengan sujud, atau lupa cara meminta pada Sang Pemberi, atau lupa cara untuk kembali pada Rahmat Tuhanmu yang memenuhi seisi jagad.

 

Lelah dan Tergelepar

Gradasi jingga di langit senja mulai usang, namun tidak sama halnya dengan hasrat ini. Semulai langkah asa diderapkan dalam medan capaian. Semua serentak hendak terus berjalan menyusuri jalan penyelesaian. Sampai tirai dewi malam menjulur mengelamkan warna angkasa nan tampak. Mata dan akal masih berkeliaran memangsa bacaan dan hati masih tak ingin berhenti menyeruput banyak hikmah. 

Aku....mulai lelah dan tergelepar di taman limbung.
Tapi mata masih belum sepakat dengan hati untuk melelapkan tubuh dalam rehat.
Fiuuuh !!!
Ah sudah, biar saja. saat nanti telah sampai di taman capaian barulah kau terbangun dan sadarr bahwa memang pengorbanan itu sepadan. 


Ada

Ada dari mereka yang telah merealisasikan segenap ingin yang disemogakan. Di sisi lain, ada yang masih berjuang untuk apa-apa yang mereka semogakan.  Selalu belajar agar hati dalam kontrol yang aman untuk mengendarai keadaan. Berjalanlah pada titian yang ingin dituju, fokuslah pada hal yang baik-baik. Biarkan yang lain dengan jalannya sendiri. Kita harus tetap maju sekalipun titik akhir masih belum menampakkan diri. Jangan berhenti nanti tidak sampai.

Masa Lalu


Selama belum ditemukan kendaraan yang dapat melaju melebihi kecepatan cahaya, kita  tidak pernah mampu melakukan perjalanan tuk menembus ke masa lalu. Kita hanya perlu membereskan diri dari semua yang ada dimasa silam untuk meneguhkan langkah di hari ini, kemudian menuju keesokan yang mudah-mudahan masih diizinkan untuk ditapaki. Sehebat apapun kekecewaan yang pernah ada, sepedih apapun luka yang pernah menganga, dan seberapapun keterjatuhan menerpa tetaplah melangkah maju. Jadilah seperti excitonium, meninggalkan lubang lama menuju tempat baru untuk menjadikan lubang itu sebagai muatan positif. Yah ! kita harus menjadikan apa-apa yang telah tertingggal dimasa lampau sebagai pembelajaran yang positif untuk membekali kita melompat  ke titik masa depan yang lebih baik. 

Mari, berdamai dengan diri sendiri wahai hati yang tengah belajar membaik.

Sabtu, 07 Juli 2018

Asumsi dan Komparasi

Hal yang bikin hidup itu jadi risih, kalau kita memobilisasi diri atas intervensi asumsi orang lain dan mengkonstruksi perbandingan hidup kita dengan hidup orang lain.

Saat kita melakukan sesuatu hal bukan lagi dari ketulusan naiwaitu tapi karena ingin dinilai orang. Itulah yang buat risih.
Saat kita mulai membandingkan orang lain yang dimudahkan sedang kita mesti melalui rintang dan getir untuk mencapai hal yang sama. Itulah yang buat risih.

Enyahkanlah kedua variabel yang buat hidup kita risih itu. Everything its okey, kalau kita mau menyingkirkan asumsi orang lain terhadap kita dan berhenti membandingkan hidup kita dengan  orang lain. Hey...! Kita sama-sama sedang ujian tapi soal setiap  dari kita berbeda. Jadi jangan mengisi jawaban dengan apa yang orang lain pikirkan dan jangan usil membandingkan hasil kita dengan hasil orang lain. Karena level soal yang mesti diselesaikan antara kita tak sama. Hayoolah...buat hidup ini lapang dan nyaman.

Saat

Saat hatimu terluka parah bukan karena sesiapapun tapi bisa jadi karena kamu terlalu berani jauh dari cinta Allah dan Rasul-Nya. Ayolah, hai kamu yang tengah mendidik hati untuk lebih baik jangan selancang  itu kau lari dari-Nya. Kembalilah mendekat pada-Nya. Kamu bisa  mendekat pada Allah dengan segenap kekuranganmu, kamu bisa mendekat pada Allah melalui hajat-hajatmu, dan kamu bisa banget mendekat pada Allah dengan sejagad dosa-dosa. Itulah fasilitas mendekat pada Allah yang paling syahdu.

Saat hatimu galau bukan karena pilihan atau masa depan tapi bisa jadi karena kamu sudah jarang berinteraksi dengan Al-Qur'an. Karena Allah tak pernah menitipkan kegalauan pada hati yang bersahabat dengan Al-Qur'an. Kala hati, lisan, dan tindakan itu telah  menginterpretasikan esensi al-Qur'an maka semuanya adalah keterarahan dan kedamaian bukan lagi kegalauan.

Saat hatimu tak merasakan bahagia bukan karena apapun tapi bisa jadi karena kamu lupa bagaimana cara bersyukur. Sungguh segala fitur-fitur kehidupan yang telah Allah berikan berupa akal, tubuh yang sehat,  keluarga, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan banyak lainnya adalah karunia yang mestinya kamu bisa merasakan hidup ini enaknya pake banget. Kesyukuran lah yang buat kamu menterjemahkan hidup ini  sebagai ruang yang nyaman dan enak. Kesyukuran lah yang bakal buat bahagia berjalan cantik menuju mu. Bahkan semakin pandai kamu bersyukur kian bersegera kebahagiaan itu menuju mu.

Kapan Nikah?

Udah, gak perlu sensi gitu kalau dapat pertanyaan 'kapan nikah?'. Atau dapat bully genit dari temen, saudara, atau orang yang baru kita kenal. Sebenarnya mereka hanya ingin tahu update signifikan dari kita. Bahwa update semacam status adalah momen yang bagi mereka urgentif untuk dilacak. Jadi, Santai aja la😂....

Jumat, 06 Juli 2018

Kenikmatan

Kenikmatan dunia akan diberikan cuma-cuma kepada siapapun yang Allah kehendaki. Tapi kenikmatan iman hanya diberikan kepada hamba-Nya yang terpilih. Iman itulah yang akan membawanya pada kenikmatan agung di yaumul akhir. Iman yang membuat seseorang bertahan dalam sabar dan pandai bersyukur pada segala kondisi.

Daripada itu, jika kita ingin meminta maka mintalah kenikmatan iman bukan kenikmatan dunia. Sebab nikmat dunia ini hanya 1% dan 99% ada di Syurga.

Aphelion-Perihelion

kondisi saat ini berada pada titik aphelion yang pada waktunya menuju titik perihelion. Jadi tolong, jaga kesehatan, jaga hati, dan jangan lupa jaga iman. Sabar titik perihelion akan datang pada saatnya.

Kamis, 05 Juli 2018

Cukup

Cukup Allah...
Siapapun yang mendekati Allah, maka Allah takkan pernah meninggalkannya.
Cukup al-Alquran...
Siapapun yang menghiasi hati  dengan al-Qur'an maka hati itu tidak  merasakan apapun kecuali kedamaian.

Dengan kecukupan itu, semoga diri  kian peka mendeteksi hidayah, semakin lapang menerima ketetapan, semakin berani mengakui kesalahan dan bertambah utuh keyakinan pada-Nya.

Dengan keyakinan utuh itu, semoga disaat lemah yakin Allah Maha kuat, disaat berdoa yakin Allah Maha Mengabulkan, disaat sakit yakin Allah Maha Menyembuhkan, disaat tersesat yakin Allah Maha Pemberi Petunjuk, disaat susah yakin Allah Maha Melapangkan, disaat miskin yakin Allah Maha Kaya, disaat salah yakin Allah Maha pemaaf, disaat berdosa yakin Allah Maha Pengampun.

Gemintang

Apa kau pernah melihat ketiadaan?
Malam ini aku tengah memandang ketiadaan. Langit malam dengan gemintang yang katanya indah adalah sebuah citra ketiadaan.
Apa kau percaya?
Aku percaya hal itu seperti aku percaya tentang kamu. Bahwa gemintang yang kini ku cermati hanya sisa sinar dari ribuan tahun cahaya dulu. Kerlipannya hanyalah citra ketiadaan. Tampak tapi saat ini tak ada, atau mungkin dimasa kini bintang itu telah mati.
Lalu kamu?
Sebuah ketiadaan yang tampak ada di mata hatiku. Entah akan benar ada atau tidak, aku ingin tidak peduli dulu sementara waktu. Karena cukup dengan sebuah keyakinan bahwa yang terbaik selalu membutuhkan jeda agar menjadi indah. Seperti gemintang itu....cukup lama ia harus bisa tampak dengan  menempuh ribuan tahun cahaya.

Rabu, 04 Juli 2018

Lari dari Masalah

Pernah  kita berada dalam suatu persoalan hidup?. Semua terasa sangat menghimpit. Kita  merasa tak kuasa untuk menyelesaikannya. Lalu dengan kerdilnya jiwa memutuskan untuk lari dari  masalah. Padahal, sampai kapanpun kita tak akan pernah bisa lari dari masalah, kecuali lari kepada Allah. Kita bisa datang pada Allah untuk menolong kita menyelesaikannya. Maka, kita mulai mengerti kalau kita selalu butuh Allah dan tak bisa jauh dari-Nya. Hasbiyallah (cukuplah bagiku Allah) ucapkanlah itu dengan rasa terdalam. Cukup Allah tempat kita lari dari  masalah, cukup Allah ruang kita untuk mengadu keluh kesah. Karena masalah  itu Allah yang memberikan bukan untuk kita yang menyelesaikannya melainkan agar kita memohon pertolongan pada-Nya. Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sebab itulah sebaik-baik penolong.

Jodoh-Maut

Jodoh akan menjemputmu sebagaimana kematian selalu setia untuk menemuimu. Dapatkah hati bisa menyeimbangkan rasa kala akan dijemput jodoh atau akan ditemui maut. Sekiranya, dua hal itu sama-sama menjadi kepastian bagi setiap hamba. Kita selalu menggebu-gebu membahas persiapan kedatangan jodoh tapi sudahkah sehebat itu pula ikhtiar kita dalam mempersiapkan pertemuan dengan maut. Duh...

Sendiri

Ada hal yang harus kita pahami bahwa mempermasalahkan kesendirian itulah masalah. Padahal tidak ada masalah kan bila kita masih sendiri.
Apa yang salah saat Tuhan masih menakdirkan kita untuk tetap sendiri? Tidak ada...!Kita saja yang usil terhadap diri sendiri dan mempersulit diri dengan pikiran yang rumit dan memenjarakan diri dalam penilaian orang lain.
Banyak waktu efektif yang dapat kita kelola menjadi sesuatu yang bermanfaat saat kita sendiri. Banyak kesibukan yang dapat menjadikan kita aktual dalam banyak hal saat sendiri. Terlebih kita masih diberi kesempatan waktu yang banyak untuk birrul walidain. Sungguh, itu hal yang sulit dilakukan saat amanah baru untuk hidup berdampingan telah tiba.

Ibu

Aku tahu, dalam sekujur doanya selalu ada aku.
Dengan lirih nan khusyuk ia meminta pada Ilahi Rabbi agar aku selalu dalam keimanan yang semakin baik, agar aku menjadi penghafal dan pengamal Qur'an, agar aku menjadi hamba yang mencintai  dan dicintai Allah, agar menjadi seseorang yang bermanfaat, diberi kelancaran pada semua aktifitas, ditunjukkan jalan yang lurus, diwujudkan semua harapan-harapan baikku, disampaikan pada segala asa yang ingin kuraih, daaan dipertemukan dengan lelaki yang sholih dan setia. Seseorang yang kelak akan menjagaku sebagaiman ayah menjagaku, seseorang yang kelak akan membimbingku menjadi lebih taat, dan membawaku dengan genggamannya kepada ridhoNya dan Syurga Firdaus.

Bagiku, semua pinta tulusnya pada Tuhan adalah cinta dan kasih yang takkan pernah bisa aku balas. Juga, saat doa-doa itu telah diijabah akupun mulai takut. Karena aku tak dapat lagi terus bersamanya, tak bisa selalu menemaninya, dan tak bisa selalu ada dalam setiap kebutuhannya. Kadang, berat bagi seorang perempuan untuk melepaskan masa kesendiriannya bukan karena ia tidak siap menerima amanah baru. Tapi karena ia sangat pilu untuk pergi dari seorang ibu yang selama ini bersamanya. Aku sangat merasakan ini. Tapi, ibu memanglah makhluk yang telah dianugerahi Tuhan kelembutan dan kasih sayang yang lebih. Dengan itu, ia menjadi sosok yang kuat dan tegar. Saat ibu bilang "Nak, menikahlah ! Setelah menikah kewajiban baktimu bukan lagi pada orang tua melainkan pada suami mu. Bila kau taat padanya dan menjadikannya ridho padamu atas pengabdianmu padanya maka itulah kemudahan jalan menuju Syurga bagi orang tuamu". Sungguh aku renyuh sekali dengan kalimat ini.

Masa Lalu

Sekiranya  membuka kotak masa lalu membuat langkahmu terasa berat tuk menjemput kebahagian, maka janganlah dibuka dulu. Cobalah bersahabat dengan hatimu yang dulu dengan meletakkan kotak itu dijantung keikhlasan. Sangat lelah bermain dengan kenangan, bukan?. Lantas hatimu butuh rehat dari semua kepenatannya. Cukuplah saat ini, berdiam dalam kontemplasi dan berdiskusilah dengan hati, nalar, dan iman. Kamu akan temukan keinsyafan diri atas banyak hal yang telah terlewati. Selepas kamu berhasil membebaskan yang hati yang baru. Jagalah ia dengan pandai dan baik. Jangan biarkan ia kembali terluka. Ada rumah yang teduh untuk menaungi hati itu. Kamu hanya cukup bertahan dalam kesabaran yang cantik untuk dibawa padanya oleh-Nya dan dengan cara-Nya.

Mengubur masa lalu kadang tak hanya soal waktu. Tapi perkara hati yang telah siap membiarkan kenangan itu tersimpan dalam hikmah. Lantas, dalam hikmah itulah tersimpan banyak kebaikan yang dapat dijadikan kekuatan untuk mengizinkan diri lepas dari kekangan  apa yang pernah terlewati.

Pranikah, Membelajarkan diri Menjadi yang Diidamkan (4)

Ladang pahala setelah menikah itu bukan hanya saat kita berhias dan melayani suami. Bukan sebatas menunaikan tugas sebagai istri dan mengurus rumah. Tapi bersabar atas kekurangan yang dimiliki pasangan juga bagian dari ladang pahala. Karena ada keberkahan dalam setiap kekurangan bila kita menerima dengan ketulusan mengharap ridho Allah. Kemudian saling memperbaiki satu sama lain. Disanalah letak ibadah hati bagi pasangan suami-istri. Selalu ingat bahwa pernikahan adalah ibadah yang paling lama untuk dijalani. Semoga Allah kuatkan !

Selasa, 03 Juli 2018

Tawakal

Terkadang hati kita sering tak seiya dengan lisan. Kala lisan berucap "apa yang disisi Allah lebih baik, maka cukuplah bagiku Allah". Tapi hati masih ragu untuk menjalani. Sehingga kita belum mampu berserah dengan tawakal yang baik.  Padahal jika kita bersedia berserah sepenuh hati pada-Nya tanpa ada celah ragu sebesar quark sekalipun, maka kita akan menemukan keajaiban-keajaiban yang tak terduga oleh logika. Lagi-lagi ini soal keyakinan (iman). Semakin kita yakin semakin mudah kita tawakal pada-Nya.

Bukan

Bukan tentang seberapa sering kau terjatuh, tapi perihal seberapa kuat kau untuk bangkit kembali. Ada keyakinan utuh dalam diri bahwa kau tengah ditempa menjadi sosok yang lebih kuat.

Bukan tentang seberapa sering kau gagal, tapi perihal seberapa banyak hikmah yang dapat kau kumpulkan dari segenap kegagalan itu. Sebab kau masih percaya bahwa keberhasilan yang cemerlang adalah terjemahan dari kegagalan yang sempat terjadi.

Bukan tentang seberapa jauh kau pergi dari-Nya tapi tentang seberapa hebat kau berjuang untuk kembali dicintai oleh-Nya. Sebaik-baik hamba adalah ia yang mengaku salah dan berjuang untuk tidak kembali pada kesalahannya, kemudian melakukan perbaikan diri yang Allah sukai.

Tetaplah berprasangka baik pada-Nya. Ada sesuatu hal yang kau kira menyebalkan itu merupakan penjagaan Tuhan padamu agar kau menjadi seorang pemenang bukan pecundang. Tersenyumlah hai hati yang tengah belajar membaik. Allah itu Maha Baik, bukan?

Kepada Tuan

Tuan, sulit bagi kita untuk jatuh cinta setiap hari nantinya.  Kala ujian mulai membelai hati dan membawanya  pada hasrat jenuh. Tapi tetaplah tenang karena kita selalu bisa bersabar dan bersyukur kapanpun  sekehendaknya kita.  Bolehkah  kelak, kita selalu belajar untuk dua hal itu?.  Pembelajaran yang sulit tentunya, kecuali Allah mudahkan dengan karunia taufik-Nya.

Karena tidak ada pasangan yang sempurna. Tidak semua yang ada pada kita masing-masing  menjadi sesuatu yang asyik. Tapi saling menerima sekiranya lebih menghangatkan kebersamaan. Sehingga selalu menjadi lumbung pahala baik dalam manis dan getir, hujan badai, kita beriringan bersama saling menguatkan.

Tuan, memang jodoh itu bukan tentang beruntung saling mendapatkan namun perihal bersyukur saling dititipi. Tersebab ibadah pula lah kita saling dititipi. Bila yang menjadi poros kebersamaan kita adalah ibadah seyogyanya semua adalah hal yang indah-indah karena membuat kita lebih dekat ke Allah.

Sebab Waktu

Tersebab waktu atau entahlah, satu persatu dari orang-orang terdekat kita mulai terasa berjarak. Mungkin kesibukan menyita banyak perhatian kita masing-masing, mungkin  tanggung jawab dan  amanah mulai berlipat-lipat, mungkin karena prinsip, mungkin kita sudah lupa bagaimana cara untuk memulai tawa bersama, atau mungkin kita tak lagi diikat oleh buhul iman sehingga semua menjadi sangat gersang. Entahlah....Saat silaturahim tak mampu menguatkan takwa, saat perbincangan tak lagi tentang kontribusi dan karya,  kala diskusi hanya berkutat seputar kepentingan dunia, dan kisah-kisah perjuangan Rasulullah saw serta  heroik para Sahabat seakan tertelan bumi dari obrolan kita.   Hal yang sedemikian tak pernah terlintas di pikiran kita, dulunya. Bahwa waktu telah mengubah banyak hal dari kita hingga hangatnya kebersamaan kian terasa beku.

Kepada hati yang tengah belajar membaik itu, tenanglah. Jika waktu yang membuat kita merasa kondisi saat ini sangat rumit untuk dipahami, maka biarkanlah pula waktu yang akan mengajarkan kita untuk menyederhanakan kerumitan itu. Ada waktunya nanti, kita jadi tahu ternyata kita tidak pernah bisa memaksa hati untuk saling terpaut, kita tidak punya kuasa untuk meminta siapapun tetap tinggal dalam hidup kita, kita tidak memiliki hak untuk menetapkan mereka agar selalu  ada dan menemani  kita, dan kita tidak boleh berharap banyak pada manusia.

Tetap langitkan doa-doa terbaik. Dulu, kita dibersamakan sebab kebaikan dan aktivitas yang membawa kita menjadi semakin baik.
Tetap berupaya menyapa dengan santun.
Dulu, kita dibersamakan dalam nuansa saling nasihat dan menasihati untuk lebih dekat pada Allah.
Tetap berbekal dengan sebaik-baiknya dan sebaik-baik bekal adalah takwa.
Dulu, kita pernah bertekad bahwa kita akan berjuang untuk saling menguatkan takwa.
Ah....dulu, banyak hal yang kita rindukan tentang apa yang ada di hari dulu itu,kan?
Bolehkah kini kita kembali mengukirnya  agar tetap menjadi hal yang kita rindukan di hari nanti?