Rasanya, kehidupan ini melulu tentang kekecewaan. Tapi rasanya jua, hanya dengan hidup dalam sabar dan syukur yang bisa menghilangkan kekecewaan itu.
Hidup ini juga isinya keperihan. Kecuali diri itu pandai menjadikan hidup menjadi layak untuk dijalani. Bukankah perih salah satu efek dari ketidakpenerimaan? Maka menerima dan berdamai dengan diri sendiri setidaknya membuat diri itu dapat merasa lebih nyaman dan layak untuk kembali bergairah menjalani kehidupan.
Juga, sulit sekali untuk bahagia jika masih hidup dengan persepsi orang lain dan membanding-bandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Karena diri itu mungkin hanya menyimak kamuflase bahagia yang tengah menutupi segenap sedihnya. Hingga lupa apa-apa yang sudah ada, tak sadar semua yang dimiliki adalah hal yang sangat diinginkan oleh yang lain.
Selama masih hidup rasanya sulit sekali untuk mendapatkan perasaan yang utuh. Kecuali saat diri telah selesai dengan diri sendiri dan arah langkah telah bulat tertuju pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar