Kamis, 27 September 2018

Berdaya dan Memberdayakan

Menjadi perempuan yang berdaya dan memberdayakan. Tentunya kita harus mengulas role model panutan yang tepat untuk mengeksekusi peran kita di masyarakat yang majemuk ini. Menjadi yang berdaya bagi seorang perempuan yang telah berkeluarga tak berarti menjadikannya angkuh dan menciderai peran laki-laki sebagai aktor utama pemimpin keluarga. Tentunya berdaya dalam definisi ini bagian dari manfaat diri perempuan itu sendiri di kancah rumah tangga.

Ada dari mereka yang mencoba menjadi perempuan yang berdaya dengan bertumbuh melalui karya-karyanya. Mengisi banyak waktu dengan ilmu dan amal untuk memupuk iman dan membuktikan ikrar imanya. Perempuan yang begini cukup intens sama dunia perbukuan dan suhu perpustakaan biasanya. Bisa jadi, sehari gak baca buku bisa bikin dirinya tertekan. Karena, perempuan begini selalu haus akan newly insight yang positif. Walau bisa galau dan sedih, tapi perempuan yang senang tumbuh melalui karya-karyanya selalu punya cara mengalihkan emosinya pada koridor yang berasas manfaat.

Ada juga perempuan berdaya yang pengennya selalu jadi orang produktif dan hidup untuk kebahagiaan orang lain (asas manfaat juga nih). Maka ia akan berusaha untuk positive mind. Maklum aja kalau perempuan yang dominannya suka banyak khawatir. Hal yang sepele sering dianggap bencana mematikan. Apa-apanya nangis dulu, apa-apanya ngeluh dulu, trus butuh cerita sana-sini. Nah, beda nih sama perempuan yang produktif. Baginya, waktu adalah kesempatan untuk memproduksi sebanyak mungkin kebaikan dan perbaikan. Maka apapun jenis keterpurukan yang mengetuk pintu hidupnya akan diselesaikan dengan cara pikir yang baik. Karena baginya, untuk menjadi yang dapat memberdayakan sesama maka harus cepat-cepat selesai dengan diri sendiri dulu. Tambahannya lagi, perempuan produktif ini akan sensitif bet dengan manajemen waktu. Perempuan kan suka mikirin banyak hal dalam satu waktu. Maka manajemen waktu menjadi sangat penting level langit tujuh untuk bisa menjadwal dirinya dalam mencapai target produktivitas hidupnya. Nah, bagi yang udah berkeluarga lagi lagi nih yah harus manfaatkan multitasking untuk merapikan urusan dalam rumah dan kontribusi di luar rumah. Untuk tugas ekstra begini self-control sangat memainkan perannya dan belajar gigih buat komitmen sama diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar