Ah, masih saja tentang rindu yang kerap menggelitik ini. Biarlah dulu ini jadi tanggung jawab diri sendiri atas hasrat nan hebat tuk jumpa dan bertukar pandang denganmu, Tuan. Seperti pagi yang kuat memburu senja. layaknya senja yang tulus merangkul malam. Begitulah rindu ini yang sengaja dibiarkan sekuatnya dan setulusnya pada Tuan nan disana. Bahkan waktu tak pernah sanggup menghalau rindu walau sedetik. Sebab, kamu adalah labuhan rindu ini selalu, Tuan.
30_11_17 @Bangko
Saat hujan menemani rindu disini
Lalu ternyata rindu pun berbalas, dengan tajuk rasa😊
💓 Rasaku Padamu 💘
Teruntuk nona yg tengah lelap berpalut rindu. Lewat sudah tengah malam, namun mataku masih terjaga membayangkan teduh wajahmu. Hatiku masih hangat karena siraman tulus bait-bait rindumu. Bagaimana aku mampu melawan, habis sudah waktuku memikirkanmu. Ringkih sudah jasadku menantikan hadirmu. Maka....ketika syair rindumu merasuki tubuhku, kontan saja ia berpalun hebat dengan setiap inci tulang dan setiap tetes darahku wahai sulbiku. Tak kuat rasanya menahan buncahan rasa ini. Namun, biarlah waktu yg menjadi pelaksana akan titah Rabb kita. Jika masanya tiba, tak ingin sedetikpun rasanya ku terpisah dengan mu wahai rusukku. Dan untuk saat ini, nikmatilah indahnya mimpimu yg mengalir bersama luapan rindu, karena suatu saat dua aliran rindu itu akan bersatu....berpadu.
~FI~
Dari kota masa depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar