Minggu, 12 Agustus 2018

Mengkhayal Awan

Katanya, jangan mengkhayal terlalu tinggi Nona. Karena bila jatuhnya ke aspal itu sakit.
Aku tahu, takkan bisa ku sentuh awan. Namun, aku hanya sekedar berupaya mencapainya. Melakukan ikhtiar terbaik yang ku mampu.
Jika pada akhirnya jatuh satu paket dengan upaya itu maka resiko itu sudah aku pikirkan sebelumnya.
Bahwa untuk mencapai awan  adalah ingin ku tapi jatuh adalah kehendak takdir.
Berwaktu lamanya rasa ingin itu kuasuh, membiarkannya mengalir dalam doa. Di titik nadirnya, aku terbang mengepakkan sayap, tetiba langit mengusirku dengan angin hebat dan mematahkan sayapku hingga akhirnya aku jatuh terhempas.
Tak mengapa, itu bukanlah sebuah kesalahan dan aku tak pernah menyesal sempat berangan tuk menggapai awan dan aku tak menyesal sempat jatuh yang sakit.
Karena, semua yang ada tetap menjadi ingatan terbaik bagiku bahwa aku pernah tahu bagaimana hebatnya aku pernah berupaya dan aku bisa membuktikan bahwa semua angan ku tentang indahnya gemawan itu hanyalah ilusi.
Kita tak pernah tahu bagaimana rasanya jika kita tak pernah mencoba, bukan?.
Kini aku tahu rasanya sakit dari jatuh itu dan aku tahu bahwa awan itu memang lebih baik bersama langit.
Terimakasih telah menjadi bagian dari cerita ini, awan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar