Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....
Kelak, pagi yang menyemburkan mentari tak lagi menghangatkan diri sendiri tapi telah menjadi sinar benderang kita bersama. Maka akan ada masa kita akan menghabiskan waktu tuk harapan-harapan baru. Mengabarkan pada langit tentang asa yang akan kita upayakan. Lalu, aku akan menghidangkan secangkir minuman kesukaanmu dengan senyum tulus berbalut cinta. Menemanimu menyelesaikan bacaan-bacaan yang menjadi ladang ilmu bagiku tuk bertumbuh menjadi lebih baik. Langit akan semakin sumringah menatap ikhtiar kita bersama untuk menjadi hamba yang diridhoi oleh Rabb kita.
Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....
Boleh jadi suatu hari, kudapati engkau dalam wajah yang penuh kejenuhan, lipatan pekerjaan yang menumpuk, kelelahan atas aktifitas seharian di kantor dan macet di jalan, atau gangguan dalam kesehatan suatu waktu nantinya. Aku berharap bisa menjadi tempatmu tuk melerai lelah, ruang bagimu mendapat tenang, pelipur semua resah dan penat, menjadi teman diskusi terbaik bagimu dalam merumuskan solusi dari masalah yang kau hadapi, penopang bagimu untuk berkarya, dan menjadi penghebat bagimu untuk menjadi yang bermanfaat bagi sesama. Semoga kau mau membantuku untuk merealisasinya. Bila kelak masih banyak yang belum dapat kulakukan atas capaian itu, mohon bersabarlah. Aku akan berjuang sekuat imanku untuk bisa menjadi yang kau inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar