Orang-orang
yang bahagia bukanlah yang tak pernah sedih, tak pernah kecewa, tak pernah
gundah gulana. Manusia kan bukan malaikat. Semua itu fitrah untuk dikenyam. Namun
ada sosok yang ketika sedih, maka kesedihan itu tidak akan berkepanjangan dan
melarutnya dalam duka tak bertepi. Saat kecewa, kekecewaannya tak membuatnya
putus asa dari rahmat Allah. Segala gejolak diredamnya dalam satu kalimat
penyangga, "Wahai Masalah Besar Kita Memiliki Allah Yang Maha Besar
!". Saat segala ujian begitu menghimpit ia
bisikkan keluhan pada bumi dalam senandung sujud yang panjang agar bumi
menyampaikan langsung pada langit perihal luka yang tengah tersayat di
kehidupannya. Lagu kesabaran terus ia
dendangkan dalam langkah gontai yang letih menapaki panggung sandiwara,dunia.
Sebab ia sadar manusia satu menjadi ujian bagi yang lain. Sehingga hatinya pun
lega. Sebab masih santunnya Allah mengirimkan seseorang yang dengannya ia
mendapatkan kemuliaan atas sabar membersamainya. Indahnya....
Sosok itu adalah seutuh raga dan jiwanya
tersemai indah benih-benih keimanan. Hampir mutlak hidupnya adalah senyuman.
Karena tak pernah dihinggapi penyesalan pada ketetapan Allah. Ia memaklumi
bahwa dalam kalam Ilahi disampaikan. Segala takdir Allah tercipta dari
sifat-Nya yang Maha Lembut, maka pasti tidak akan melukai hamba-Nya.
Untuk menjadi
yang sekali, berarti, lalu mati. Bukan lagi apa yang difikirkan orang terhadap
diri, namun apa yang telah kita beri untuk Ilahi dan apa penilaian-Nya kepada
diri ini. Sebab bahagia letaknya di hati, tidak ada parameter materi apapun
yang dapat mengukur kebahagiaan seseorang kecuali ia sendiri. Akhirnya sekian
kali kita mengelilingi matahari, dan semakin pekat kita kenali. Hanya pada
kedekatan pada Allah lah kebahagian itu terhimpun.
Hanya hati yang beninglah mampu menerjemahkan segala
ketetapan Allah. Bahwasanya apapun yang ditakdirkan bagi seseorang merupakan
kanfas terbaik lukisan dikehidupannya. Tapi kebanyakan manusia mengingkari
nikmat Allah. Padahal sejatinya kita dapat terus bahagia jika kita terus
bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar