Kamu
sedang menunggu, kita pun menunggu. Kita sama-sama sedang menungu, tapi tidak
untuk tunggu-tungguan kan. Kita tetap pada posisi menunggu masing-masing. Menunggu akan tak terasa jika diisi oleh hal
yang menyenangkan lagi bermanfaat. Sebab setelah menunggu waktu kita habis di
dunia kita akan kembali menunggu di alam barzakh.
Apa
yang sekiranya kita rasakan jika kita dihadapkan pada masa menunggu puluhan,
ratusan, bahkan mungkin jutaan tahun. Betah ? Begitulah kita akan menunggu.
Kita akan menunggu di alam barzakh bisa jadi sangat lama sekali. hingga
terompet pembinasaan dipekikkan. Pernah membayangkan momen penantian itu ?.
Mudah-mudahan kita tidak terlewat jenuh melauinya ya. Pilihan kita esok hanya
dua. Menyakitkan atau menyenangkan. Karena alam kubur tak menyediakan ruang
tunggu yang steril dari siksa dan nikmat. Hanya ada dua ruang. Yakni ruang yang
penuh dengan siksa dan ruang yang bergelimang dengan nikmat. Lantas semua
pilihan bergantung bagaimana perilkita kita saat hidup.
“Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.“
(Q.S. az-Zalzalah:6-8)
Ketika
kita mengisi hidup dengan taburan benih kebaikan, kelak benih itu akan tumbuh
menjadi teman terbaik yang menentramkan hingga dimensi waktu dimusnahkan dan
waktu menunggu dihabiskan. Benih kebaikan yang kita semai selama hidup nantinya
menjelma dalam wujud taman-taman bunga yang harumnya semerbak, aliran sungai
yang menghilangkan dahaga, tak ada lagi terik tak ada lagi kegelisahan, semua
sebentang mata yang terlihat hanyalah keindahan. Aduhai….
Mari
kita lebih bersabar dengan sandiwara kehidupan sementara ini. Kepulangan kita
adalah titik dimana Sang Maha Sutradara dari hidup ini berkata ‘Cut !’. itulah pertanda waktu pementasan
kita sudah selesai. Kita pun 'Pulang' dan menunggu lagi.
Ketika
kita sadar bahwa dunia adalah ajang sandiwara, maka berperanlah sebaik mungkin.
Patuhilah scenario Allah yang sempurna. Beraktinglah sesuai petunjuk al-Qur’an
dan Sunah Rasul. Apapun peran yang telah kita pilih, semoga Allah tetap menjadi
yang pertama. Berperanlah secara elegan. Sungguh pementasan kita di dunia ini
pasti tidak akan lama.
“….. Allah
bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: ‘Saya
telah tinggal di sini sehari atau setengah hari. … “
(Q.S. al-Baqarah:259)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar