Kamis, 29 Desember 2016

Menulis dengan Ilmu dan Keimanan

Saya baru dapat  topik yang ingin saya utarakan dalam tajuk tulisan ini. Hasrat ini terkuak setelah membaca beberapa literasi pendidikan, psikologi, dan sains yang dibungkus dalam beberapa sudut pandang diantaranya:  filsafat, agama, sosial, dan sebagainya.

Berhubungan malam telah menggeser ke tengah lebih (00:04 wib). Saya belum mampu mendeskripsikan pembahasan ini secara holistik. Bahkan belum dapat menjelaskan apapun. ^_^

Di lain waktu space ini akan saya beri muatan....

Maaf !!!

Bahagia, Mulia, dan Selamat

4 Hal yang pasti akan terjadi dalam kehidupan kita, yakni:
1. Kita akan berbuat baik (taat)
2. Kita akan berbuat kesalahan (maksiat)
3. Kita akan diselimuti nikmat
4. Kita akan diberi sedikit musibah

Kunci menghadapi 4 hal itu adalah ikhlas. Tidak ada yang dapat membuat bahagia dan mulia jika kita tidak ikhlas. Putus harapan dari makhluk dan hanya berharap pada Allah adalah implementasi dari ikhlas. Tingkatan ikhlas luar biasa. Nikmatnya beramal tergantung tingkat keikhlasan.

Jika kita berbuat baik tidak ada urusan dengan balasan dari orang lain. Kita berbuat baik karena Allah suka jika kita berbuat baik. Jangan sampai berkurang kebaikan yang akan dilakukan karena kebaikan kita tidak direspon orang lain. Karena disinilah ujian keikhlasan atas apa yang telah kita lakukan. Berbuat baiklah agar Allah ingin mencintai mu. Tidak penting dikagumi manusia yang penting kita dikagumi Allah.

Balasan kebaikan pasti datangnya pada waktu yang tepat. Allah Maha Melihat apa yang kita lakukan dan Maha Mengetahui isi hati. Yakin lah pada Allah dengan sepenuh keyakinan. Jangan pernah mengatur Allah atas balasan kebaikan yang dilakukan. Biarkan Allah Yang Maha Pemurah memberi balasannnya.

Orang Taubat berpotensi untuk menjadi hamba yang dicintai Allah. Karena sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat. Bersyukur lah saat Allah masih memberikan kita kesempatan untuk kembali pada Allah.

Penguasa takdir itu adalah Allah. Maka hanya Allah yang berkuasa memuliakan dan menghinakan. Jangan pernah khawatir dihina orang tapi khawatirlah kehinaan kita dihadapan Allah. Tidak ada bahayanya dihina orang lain, Bahayanya adalah kita tidak jujur melihat diri sendiri dan terlalu picik menilai orang lain.

*Catatan Kajian Ma'rifatullah Aa Gym

Minggu, 18 Desember 2016

Meringanlah

Bila telah lelah rasanya sang hati, tak ada salah kita kembali memeriksanya. Boleh jadi ada yang perlu dilepaskan agar bebannya menjadi lebih ringan.

Meringanlah...
Bersama pelepasan segenap prasangka yang tak berguna. Hati nan fitrah tak mengenal cara tuk mengendalikan kehidupan orang lain dalam sangka dan praduga. Jika mengendalikan diri adalah pengaturan terbaik untuk membuat hati bernafas lega, maka lebih banyak mengoreksi celah diri dihadapan-Nya menjadi langkah-langkah untuk memberi ruang bagi hati tuk menyuplai udara bersih.

Meringanlah...
Bersama pelepasan sekelumit perasaan yang belum segera permisi dari hati. Sudah cukup masanya perasaan itu mengisi beban hati yang memayahkan. Izinkan dengan kesungguhan tekad perasaan itu keluar dan tak perlu lagi bertamu. Karena, mengisi hati dengan perasaan rindu hanya pada ridho dan pengampunan Sang Khaliq akan menyahdukan rasa. Lepaskanlah dan isi dengan yang lebih baik

Jangan Terpedaya

Saya pernah mendengar ucapan seseorang pada saya begini, "Aku heran mengapa kok bisanya kamu 'maaf' biasa-biasa aja (dari sisi finansial dan lain-lain) padahal kamu itu menurut aku lebih baik dari sisi religiusnya dari aku sejak dulu". Yah, memang yang menyampaikan ini adalah seseorang yang telah terakreditasi kesuksesannya di  kehidupan dunia dalam sudut pandang saya.

Kadang kita tidak pernah mengerti mengapa kalimat itu mesti ada dan begitu realitanya. Lama saya merenungkan ucapan itu, betapa sisi religius itu efeknya tak nampak signifikan terhadap diri saya. Pukulan jiwa yang menggelegar bagi saya sebagai seorang muslim. Sebab kita sama-sama menyadari bahwa orang-orang yang baik hubungannya dengan Tuhannya menyeting otomatis perbaikan kehidupannya. Saya, perbanyak istighfar dan taubat. Bisa jadi sisi religius yang selama ini hanya sebatas topeng yang tak bernilai.

Namun, kita harus selalu mewaspadai dunia ini. Terkenang dengan firman Allah "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)".(Q.S. al-Hijr:3)

Saya sering was-was jika memaksakan diri untuk suskses dari segi duniawi. Entah itu pula yang membuat Allah belum percaya menitipkan dunia-Nya ini, sebab ketidakhati-hatian saat dunia itu Allah titipkan pada seorang hamba nan lemah imannya dapat membuatnya menjadi pelayan dunia. Na'udzubillah.

Beginilah perenunangan saya menjelang mata terlelap. Semoga bisa segera terlelap.

Jumat, 09 Desember 2016

Mau Ngomong Apa Lagi?

Semakin melelahkan kan hati mu saudari ku?
Ku lihat, sudah semakin indah tampak wajah mu di media sosial yang selama ini kau jaga aman dari siapapun yang ingin memandang.

Apakah hati itu telah bosan atas penantian yang tak kunjung usai.
Ku baca status-status mu sudah meradang bahkan menyiratkan hasrat  mengutuki takdir.

Sebegitu rindunya kah hati itu pada pelengkap iman mu?. Ku dengar banyak dari candaan dan obrolan selalu bermuara pada perihal 'pangeran berkuda'.

Entahlah, Aku tak mengerti akan ngomong seperti apa pada mereka, sedang aku belum dapat memberi solusi selain kata sabar.

Betapa masa menunggu itu menjadi perjuangan yang menjerihkan jiwa sehingga, banyak didapati masa-masa itu melunglaikan gairah untuk menatap hari-hari dengan optimisme. Aku dapat merasakan seperti apa yang dalam diri mereka dan tidaklah solusi terbaik itu selain menjadi sahabat al-Qur'an, membaca, mempelajari, dan menghafalnya.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, terkadang untuk menghargai mereka aku harus berpura-pura menjadi orang yang sama dengan yang mereka rasakan. Walau dalam hati sudah mual-mual untuk membahasa tema yang hanya berujung pada perasaan hampa.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, karena aku tahu perasaan itu teramat butuh untuk diceritakan dan aku harus pintar berperan sebagai orang yang berperasaan, maka mendengar dan menanggapi semoga membuatnya merasa bahwa dia tak sendiri.  Walau aku lebih suka jika di ajak bercerita tentang perperangan di zaman Muhammad al-Fatih.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, karena hanya cerita tentang mencari-bertemu-berjodoh adalah pemantik yang menghadirkan decak hati untuk menepikan gusar, bahwa masih banyak kisah hikmah yang dapat menyadarkan kita agar lebih mensyukuri atas setiap ketetapan yang Allah pilih. Walau sempat ada rasa luka yang kerap memedih kembali jika harus diceritakan ulang.

Memang usia-usia yang memasuki seperempat abad adalah alrm awal yang menyadarkan bahwa ini fase-fase untuk menentukan arah kehidupan masa depan. Realitas tersebut sering membawa aku pada mereka yang jika bertemu aku tak tahu lagi mau ngomong apa. Karena akan selalu terbawa arus pada tema 'menelusuri-ditelusuri-cocok'. Padahal, aku pengen cleansing dari hal sedemikian. Sudahlah mungkin ini ujian hati.

Rabu, 07 Desember 2016

Sahabat, Uhibbukifillah

Saya terlalu gengsi untuk mengungkapkan bahwa saya sayang berlipat-lipat dengan sahabat fillah saya tersebut, akhwat sholehah yang MasyaAllah pribadinya. Saya bersamanya serasa telah menikmati syurga itu ada di dunia. Hadirnya di hidup saya yang hanya beberapa bulan telah banyak mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik. Alhamdulillah.

Saya sempat berdo'a pada Allah, "Ya Rabb pertemukan hamba dan dekatkan hamba dengan orang-orang yang hebat dalam pandangan-Mu". Atas izin-Nya, saya menemukan banyak pribadi-pribadi yang luar biasa di kota hijrah ini dan Allah pilihkan mereka untuk menjadi bagian cerita indah, cerita dakwah, cerita yang penuh berkah insyaAllah.

Semoga perjalanan kebersamaan ini bukan sebatas cerita suka dan duka untuk melewati hari-hari. Namun kebersamaan yang di ukir dalam jenak-jenak perjuangan untuk mengharumkan nama-Nya, menyiarkan agama-Nya, dan mendistribusikan kebaikan sebanyak-banyaknya untuk memenangkan panji Islam di atas dunia. Saling menguatkan, mendo'akan, menegarkan, terlebih saling mengingatkan dalam kebaikan, kesabaran, dan kasih sayang.

Sahabat....uhibbuki fillah !!!

Senin, 05 Desember 2016

Perubahan Fase Merubah Cerita

Kehidupan ini adalah kumpulan dari  fase-fase, itu menurut saya. Fase itu sendiri adalah rentang waktu yang di dalamnya ada kita dan sekelumit cerita-cerita. Saya merasakan sendiri bahwa setiap fase saya akan ada cerita tersendiri yang akan sulit untuk ada pada fase lainnya. Seperti di blog ini, saya kembali mengevaluasi apa-apa yang pernah saya tulis dari cepisan cerita hati, pengalaman, dan pengamatan yang  ada pada diri saya. Semua berbeda, usia-usia yang lebih belia dari sekarang saya terkesan pribadi yang ambisius, belum mengenal permainan hati (kalau ada tulisan alay itu korban nonton film ayat-ayat cinta, Haha), tedensius terhadap iptek begitu kentara, lebih banyak gak tahunya, dan ceritanya standar tentang: cita-cita, ayah, ibu, dan nulis cerpem atau artikel.

Semakin kesini, saya menjadi pribadi yang bukan hanya menulis teori namun sebagai produk dari teori-teori yang sempat saya tulis pada fase-fase sebelumnya. Saat dulu mengenal sabar hanya sebatas teori dan begitu lihai merangkai kalimat bijak tentang kesabaran yang belum tahu rasa sabar itu seperti apa. Memang, fase itu tidaklah garis linier yang horizontal namun garis liner yang begradien. Yakni semakin bertambah usia maka berbading lurus dengan pertambahan makna kehidupan. Kita hanya dapat merasakan kesabaran saat kita telah Allah beri ujian yang dengan ujian itu kita dapat menyelesaikannya dengan teori sabar yang selama ini dipelajari dan diajarkan.

Boleh pula kita kembali mencampakkan diri pada teater masa lalu untuk menjemput kesadaran bahwa kita telah berada pada teater kehidupan yang tak sama lagi dan dengan peran yang jelas berbeda di masa kini. Ternyata tak mudah menjadi orang dewasa, begitulah yang pada akhirnya terbersit. Jelas tak segampang memainkan peran anak-anak bukan? Jalan cerita yang mesti dimainkan oleh orang dewasan lebih kompleks dan riweuh. Butuh profesionalisme dan proposionalime untuk melakoni sandiwara di kehidupan orang dewasa. Fase ini, menjadi fase yang cerita-cerita di sekujur waktunya lebih dibubuhi kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan komunikatif. Yah...itu melelahkan !

*beginilah ekspresi hati saya yang tengah merasa lunglai dalam menjalani peran sebagai orang dewasa

Menikmati Sakit

Sambil ngunyah pisang perlahan dimulut, sembari mengurus lendir-lendir genit di hidung, dan lagi  mikir bagaimana cara menulis dengan pas tentang apa yang tengah saya alami sekarang dan beberapa hari lalu.

Aha ! , dah dapet ide ^_^

Saat kita belum bisa juga mensyukuri nikmatnya menghirup udara, maka Allah Yang Maha Penyayang pun selalu punya cara tersendiri agar kita menyadari bahwa udara yang selama ini keluar masuk dengan seenaknya itu bukanlah sistem yang sederhana. Lantas kita benar-benar tidak adalah alasan selain mensyukuri dengan penuh rasa terima kasih sebagai hamba pada Allah, Rabb yang selalu memberi karunia kita untuk  dapat bernafas. Setelah terjadi penyumbatan dibagian hidung akibat flu selama 3 hari belakangan, kembali mengetuk kesadaran saya yang selama ini terlalu banyak pinta sehingga lupa mensyukuri nikmat besar yang telah ada. Astaghfirullah....

Betapa tersiksanya saat bernafas hanya bisa lewat mulut, hks...hks....Ampun ya Allah, ampun,,,,,,benar-benar taubat ya Allah. Gitu saya sambil nangis merintih karena gak bisa tidur atas flu yang menjangkit akut. Ditambah suhu tubuh yang mulai menduduki level tertinggi serta sendi-sendi yang bergemeretak sebab suhu sekitar yang beda kontas dengan suhu tubuh. Kepala pun mengambil peran dengan pusing otomatis bersama  nyut-nyut yang entah dibagian mana posisinya, lidah menjadi hilang rasa dan....fiuuhhh ternyata hayati demam bang  [T.T]

Kita tak pernah tahu nikmatnya bernafas jika belum diingatkan dengan hidung yang bermasalah, kita jarang menyadari nikmatnya tubuh yang mampu beraktifitas jika belum diberi demam. Terkadang, sakit itu menjadikan kita lebih mengenal hakikat syukur dan tahu bagaimana rasanya bersabar.

Disisi lain, momen-momen menggenaskan begini saya jadi ingat rumah (derita anak perantauan). Mau pulang itu hal yang  rada-rada mustahil, selain terkait ongkos yang cetar juga minggu-minggu UAS yang tak lama lagi datang. Ah, sudahlah....gumam saya menegar-negarkan diri, dengan begini Allah membuat saya lebih menggantungkan diri hanya pada pertolongan-Nya. Pasti Allah sayang benar pada saya makanya dosa-dosanya mau  digugurkan dengan sakit ini, kembali saya mencari-cari sugesti biar gak nangis. *pedih kawan [T.T]

Dengan sakit ini saya jadi banyak mohon ampun, karena dosa-dosa yang tak terurus lagi banyaknya. Hks-hks...lebih lagi dosa atas jarangnya mensyukuri sehat yang sekian lama Allah karuniakan. Astaghfirullah....

Saya terus mencoba mencari cara agar sakit ini tidak sampai melontarkan keluh kesah, sebab keluh kesah tak pernah menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru yakni naik asam lambung, haha. Maka mengingat pesan-pesan Allah dalam Firman-Nya lebih menentramkan untuk menikmati rasa sakit ini. Sakit itu pasti, tapi mengeluh itu pilihan bukan? Jika bersabar lebih mendatangkan pahala, kebaikan, dan derajat mulia di sisi Allah maka tak ada ruang untuk mengeluh.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (Q.S .al-Baqarah: 155)

Sakit-sehat tak lebih dari bola kehidupan yang terus menggelinding selama masih menjadi penghuni dunia fana ini. Kita mesti punya seni mengelolanya. Bagi saya seni terindah untuk membuat sakit dan sehat itu lebih berestetika adalah seni bersabar dan seni bersyukur. Allah selalu punya cara agar hamba-hamba-Nya itu kembali. Alhamdulillah.

Ujian berupa sakit itu nikmat dari Allah berupa hati yang mampu khusyuk dalam istighfar dan dzikrul maut. Nikmat dari Allah untuk dapat membuat diri sadar bahwa kita hanya makhluk lemah yang selalu butuh pertolongan Allah. Nikmat dari Allah berupa kasih sayang, rahmat, dan ampunan.

Nikmat lah sakit itu, Alhamdulillah. . .

*Do'akan saya ya ^_^

Maaf Belum Bisa Senang-Senang

Saya tetap berkeyakinan bahwa dunia ini belum tepat untuk dijadikan tempat bersenang-senang. Memang, saya secara pribadi tipe  yang belum bisa terlalu  mengikuti cara temen-temen menjalani kehidupan. Saya suka nolak kalau di ajak ngumpul-ngumpul, walau saya tahu sebenarnya hal itu kurang tepat  jika dipandang dalam perspektif sosial. Untuk menghadapi suasana hati yang sering dapat kecaman dari mereka  yang menyatakan bahwa  saya adalah orang yang  kurang bersosialisasi maka saya terus memohon petunjuk dam pertolongan Allah  bahwa apa yang dilakukan ini bukan karena saya tidak ingin bersenang-senang dengan temen-temen, tapi saya takut jika saya terlalu banyak merayakan kesenangan di dunia ini akan mengurangi kesenangan abadi yang akan saya dapatkan di yaumul akhir.

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."( Q.S Yasim:55)

Sudahlah, hidup ini telalu menyesangsarakan jika mengikuti penilaian manusia. Seti kita punya peran masing-masing dalam mendistribusikan manfaat diri. Bisa jadi peran saya bukan disana tapi di tempat lain (cukup saya yang mengerti dan Allah yang lbih memahami)

Maaf temen-temen belum bisa ikut senang-senang. Karena saya ingin bersenang-senang kelak, dalam kesenangan yang diridhoi Allah.

Jumat, 25 November 2016

Mengais Ketenangan

Ketenangan itu dari dari Allah dan Allah yang mengizinkan kita untuk memilikinya jika kita banyak mengingat Allah. Semakin banyak mengingat Allah semakin ketenangan itu meliputi hari-hari kita. Kian banyak maksiat, makin jauh dari Allah, makin sedikit intensitas mengingat Allah pasti hidupnya tidak tenang sekalipun hidupnya bergelimpangan harta dan kenikmatan dunia.

Orang-orang yang banyak mengingat Allah mirip banget dengan orang yang tawadhu' dan orang yang sedikit mengingat Allah kembarannya orang yang sombong.

Jikalau semua orang merasa bahagia bersama dunia, maka jadilah  orang yang merasa bahagia bersama ALLAH (Pemilik dunia).

Kembali Menulis

Setelah sekian lama melakukan hibernasi, mengumpul puing-puing  energi dalam muhasabah panjang, aku patut selalu bersyukur bahwa akhirnya aku dapat kembali pulih dari sekelumit luka-luka perih. Alhamdulillah....

Mengurus luka-luka itu butuh ketelatenan dan pengobatan yang tepat agar sakitnya tak telalu lama dan efek sampingnya tak terlalu berefek pada diri. Pengobatan terbaik bagi luka-luka hati itu adalah taubat nasuha dan selalu menghiasi hari dengan permohonan ampun pada-Nya. Lantas, kita tak boleh berhenti belajar untuk menjadi lebih baik setiap hari dalam kadar penilaian-Nya.

Luka-luka itu  membawa pada kulit kehidupan baru yang lebih segar dan memapankan  jiwa. Tak tahu mengapa begitu rumitnya bagi seorang wanita untuk dapat melaju dalam kehalusan  perasaannya. Walau, ada sebagian dari wanita itu melakukan kamuflase agar ia terlihat selalu tegar dan kuat dalam kerapuhan hati yang menjadi fitrahnya. Namun, terlepas dari itu semua aku benar-benar bersyukur dan tak ingin berhenti bersyukur atas Maha Dahsyatnya skenario dari Allah yang tertera untuk namaku, jalan hidup yang kupilih atas persetujuan-Nya.

Sekarang aku bisa menulis lagi, bersama hati yang seringan gulali dan harapan indah dan terarah untuk menjadi yang bercahaya dan mencahayai masa depan. Lebih segar dan lebih mencetar pada dimensi pencarian ridho Ilahi nan Maha Tinggi.

Jangan lupa untuk  selalu bahagia dan jangan lupa untuk  selalu optimis !

Hari-hari akan selalu indah dan megah dengan hiasan kesabaran dan kesyukuran. Lalu,  nikmati setiap momen sulitnya dengan tawakal total tanpa sangkal. Allah selalu menyertai langkah-langkah mu menuju-Nya....

Kamis, 24 November 2016

Rizki dari Pintu Mana Saja

Bismillah....

Nulis aaaahh....^_^

Pagi ini, MasyaAllahu walhamdulillah....dah tu aja lah. Hihi
Terima Kasih ya Rabb untuk pagi ini ^_^

Bingung mau menyampaikannya bagaimana, kalau Allah Yang Maha Baik itu sesuatu banget la romantisnya. Aku meleleh tapi tak mencair, oleh-Nya.  ya Rabb semoga bisa selalu menjadi hamba-Mu ahli syukur, ahli takwa, dan ahli tawakal.

Gini ya cerita, aduh semoga jadi kebaikan yang menular ya, semoga tak terbersit niat selain mencari keridhoan Allah, termasuk nulis ini. Amin

Malam tadi ada aa' lagi menjajakan dagangannya, satu-satu tuh didatengin. Tiba pula lah si  aa' dengan jurus enterpreneurnya menawarkan kripik pisang beragam rasanya padaku . Aku mah gak minat sama makanan tersebut , jadi dengan halus ditolak tawarannya (maaf ya 'aa). Jadi ceritanya nih aku gak beli. Di cerita lainnya, Ada hal yang membuat aku gak bisa berpaling memperhatikan penjual keripik itu. Satu hal yang sering disebut orang sebagai "optimisme dalam menjemput takdir terbaik". Keren banget 'aa nyaaaaaaa, *aku fans baru kamu lo aa', tratakdengcess*. Coba deh, dari hampir 50 orang lebih yang lalu lalang pulang kajian Ma'rifatullah  di  DT gak satupun yang mau  beli dagangannya * hks hks, klo aku dah guling-guling aja dijalan haha*  Tapi si 'aa tetep kekeuh menjajakan dan menyambar satu persatu jama'ah yang keluar dari pintu mesjid. Gak pake malu dan gak pake capek tuh mukanya.

Nah, apa hubungannya dengan kegembiraanku di pagi ini? Lanjuut...

Next, setelah menelaah lebih lanjut upaya 'aa tersebut maka limbik seorang perempuan mulai memainkan peran. Aku menyerah aaa' ya udah aku beli deh satu. Jreeeengg....! 'akhirnya ada yang membeli juga' (insting ku si aa' bilang gitu dalam hati, *ya kaleee). Langsung ku samperin si 'aa yang dari tadi ngelirik aku *gr beud ih*. Terus aku  suguhkan uang sesuai harga kripik itu. Akhirnya si aa' tersenyum setelah sekian lama menunggu ada yang menerimanya *eh* menerima dagangannya. ^_^

Tuh cerita harga kripik 15 reboan dan ujian hatinya aku adalah  ternyata itu stok uang terakhir di luar atm [T.T]. Sadarnya pas mau beli sarapan, mikir mau ke atm kejauhan. Ya Rabb, ampuni hamba *lirih seorang pendosa*. Ya udah deh sebab males jalan keluar kos dan kebetulan ada nasi sama sambal abc aku cukupkan aja lambung pagi ini seadanya, gumam diri menahan-nahan rasa ingin makan ayam *kriukkukuruyuuuk*, makan goyeng ayam mah maksudnya. Singkat cerita,  suapan pertama mulai memanjakan lidah dengan adukan nasi putih hangat plus saos sambal hingga beberapa suap seterusnya terdengar suara...."Ningsi kamu lagi makan ya? Nih aku ada ayam kentuky dan cireng kamu mau gak? " , kata temen sekosan. Aku langsung bergumam "Ya Rabb, betapa Maha Mendengarnya Engkau atas rintihan hati yang ingin makan goreng ayam pagi-pagi"  *tersungkur haru hatiku sambil menelan syukur sebanyak yang dapat diraup*...! Nah, Tanpa ba bo bu bubu  lagi langsung accept dah. Hahaha...
Alhamdulillah, terbukti rizki Allah Yang Maha Kaya itu datang dari pintu tak disangka-sangka. Allah pun pasti sedang lihat kalo aku lagi senyum-senyum sendiri atas keMahabaikkan-Nya pagi ini, walau hakikatnya kebaikan dari Allah tak pernah putus tercurah bagiku.

Coba, pernah gak kek gini? Tahu gak sih, hal yang sedemikan membuat diri ini harus semakin yakin bahwa Allah paling paham waktu yang tepat untuk memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Kuncinya, perbanyaklah memberi dan jangan henti-henti melakukan kebaikan diatas niat tulus untuk mengejar keridhoan Allah Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Q.S. ath-Tholaq:2-3)

Dalam hidup ini bawa takwa sama tawakal aja kemana-mana, udah lempeng waee mah nih jalanin hari-hari. Hikmah cerita malam tadi adalah tentang melakukan ikhtiar terbaik dalam menjemput terbaik  takdir Allah, yakin lah bahwa proses tak pernah mengkhianati takdir. Kedua, tentang sabar dalam menjali proses dan tidak mengeluh sebab keluhan tak dapat mengubah takdir yang dapat mengubah takdir hanya do'a *catet baik-baik ya*. Ketiga, Allah pasti akan balas kebaikan kita entah cepat atau lambat tapi pasti dibalas dengan sebaik balasannya dan di waktu yang paling menakjubkan *contoh waktu perut lapar trus dapat makanan barakah ^_^*. Keempat, perbanyak bersyukur sekalipun dalam sesulit kondisi karena nikmat Allah itu seluas lautan yang jika mau menyelami nikmat itu bakal kelenger dah kita. Kelima, jangan takut shadaqoh sekalipun kita dapat keadaan sulit, justru yang menjadi nilai shodaqoh kita ada sedikit tapi itulah harta satu-satunya yang tersisa.

Udah ah, mau makan lagi....Alhamdulillah

Gunakan Rasa


Ilmu rasa adalah ilmu penting, karena ilmu rasa adalah ilmu  kepekaan yang  menentukan reaksi dari hati. Rasa ditentukan oleh hati. Shalat yang lebih nikmat itu pakai rasa. Dzikir yang lebih dahsyat jika dilafazkan dari hati. Coba aja ya, ucapan salam yang dari hati akan berbeda nuansanya jika hanya sebatas lisan maka tidak akan membekas.

Termasuk menulis, jika hanya sebatas menulis tanpa menyertakan hati maka tidak akan membuat pembaca menjadi tersentuh. Karena menulisnya sekedar menyertakan akal. Latihan terus untuk menulis dari hati agar benar-benar jadi amal jariyah. Biasanya menulis yang dari hati adalah jejak-jejak amal seorang penulis. Tapi jika menulis sebatas verbalistis dan teoritis hanya kena dan singgah di ranah kognitif.

Nah, ada lagi yang penting untuk menyertakan hati yakni Ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Bila hati melapisi lisan jelas lebih nembus  ke  hati yang mendengar, karena tidak ada embel selain mencari keridhoan Allah. Belajarlah untuk sekecil apapun kebaikan orang ucapkan terima kasih.

Menyebut nama Allah pun kalau pakai hati beda getarannya. Kita lebih baik kurangi bicara dan kalau bicara mesti dari hati. Agar yang keluar dari setiap lisan adalah untaian mutiara yang mengesankan hati.

Dua hal yang penting: berterima kasih lah atas sekecil apapun kebaikan yang telah diberikan sebagai rasa syukur dari Allah, namun jika kita berbuat baik jangan pernah harapkan kebaikan sedikitpun dari orang lain. Lalu jika kita berbuat salah segeralah minta maaf dari kedalaman hati dan jika ada orang yang berbuat salah segera maafkan tanpa sedikitpun ada bekas lagi di hati.

Majelis Pensuci Qalbu

Kajian Ma'rifatullah malam ini bersama Aa Gym di Darul Hajj, membahas asma Allah al-Hayyu (Maha Hidup)  dan al-Qoyyum (Maha Mengurusi).

Begini petikkan hikmahnya.....

Bersyukur kita diciptakan menjadi manusia bukan jadi nyamuk, coba deh kalau jadi nyamuk, riweuh banget kan ya?,  mau makan di ancam, sudah makan diancam, hidup selalu terancam. Padahal yang mau dikais adalah karunia Allah. Tapi lihat lah nyamuk gak pernah tuh mengeluh, selalu optimis walau nyamuk tahu bahwa maut  selalu mengintainya. 

Semua hidup kita ini diurus sama Allah swt, bisa bernafas, makan, minum  berpakaian, berteduh, dan semuanya hingga denyutan jantung, sistem mitrokondria, bahkan atom-atom penyusun  satu sel DNA Allah yang mengatur energi ikatnya. Bayangkan jika energi ikat itu Allah hilangkan, kita hanya lah lautan partikel yang tak berwujud. MasyaAllah.

Kita ini Allah yang mengurus dan semuanya tak terkecuali sejagad alam raya ini beserta isinya Allah yang menciptakan, memelihara, mengendalikan, dan Allah pula yang berkuasa untuk menghancurkannya.  Maka selalu minta pertolongan  pada Allah dan kembalikan semuanya pada Allah, apapun dalam kehidupan kita Allah yang memiliki, cukup berserah pada Allah, karena kita dalam genggaman Allah. Apapun itu, lapor aja sama Allah.  Pokoknya, mohon ampun selalu pada Allah dan sungguh-sungguh taubatnya.

Apa-apa yang dilihat tidak boleh jika tidak sampai mengingat Allah. Hujan turun, jangan fokus ke hujan tapi harus fokus bahwa hujan ini adalah karunia Allah. Hirup udara ingat Allah, berjalan ingat Allah karena kaki masih bisa digerakkan. Semuanya tidak tidak terlepas dari pengelolaan dan pengawasan Allah. Allah Maha Teliti dengan apa yang kita kerjakan.

Ingat ya...! Dengan kesulitan, Allah menjadikan kita lebih dekat dengan-Nya. Kita tuh suka lupa sama Allah, dan memang begitu tabiat manusia maka wajar-wajar saja jika Allah sayang dengan hamba itu maka Allah panggil kembali dengan ujian dari-Nya karena Allah ingin hamba itu derajatnya naik dan dosa-dosanya digugurkan serta diganti dengan kebaikan.

Terkait problematika yang tengah dihadapi bangsa ini harus membuat kita semakin menjadi lebih baik. Sikap-sikap yang membuat kita makin dewasa adalah  saat kita mampu manajemen masalah  dengan semangat saudara, semangat solusi, dan semangat sukses bersama.  Bangsa ini akan menjadi bangsa hebat jika akhlak bangsa ini adalah al-Qur'an. Karena al-Qur'an membawa kita pada kemuliaan akhlak. Dengan inilah pulalah Allah menurunkan rahmat-Nya.

Kita harus banyak belajar dan coba praktekkan dalam kehidupan kita, kurangi bicara yang tidak manfaat, perbanyak dzikir. Jadilah makhluk halus. Halus hatinya, halus tutur katanya, dan halus budi pukertinya.

Allahu Akbar !

Sabtu, 19 November 2016

Catatan Hikmah

Catatan Hikmah Kajian, " Keep on the track until Jannah (Istiqamah" bersama Kang Faisal Azhar Dan Muzzamil Hasbalah

1. Dunia ini bukan tempat kita menikmati kesenangan, karena kenikmatan abadi kita ada di kampung halaman kelak, Syurga. Syurga itu dapat diraih dengan kesungguhan.

2 Amal sholeh itu cerminan dr iman. Istiqamah itu adalah amal sholeh,
Maka agar bisa istiqamah perbaiki keimanan, keimanan dapat membaik dengan meningkatkan  ketaatan. Sering-sering ta'lim, untuk menjaga ruhiyah kita Agar tetap stabil. .  Istiqamah saat sendirian dengan perbanyak Istighfar, berdzikir, banyak mengingat akhirat, dan banyak mengingat kematian. Istiqamah itu bagian dari cinta, cinta itu butuh kesungguhan dan  pengorbanan.

3. Ketika kita ingin mencapai cinta Allah maka mesti sadar bahwa cinta pada Allah berbeda dengan cinta pada makhluk. butuh pengorbanan lebih. Perjalanan istiqamah itu seperti melalui kerikil-kerikil. Perih dan Berat namun yakinlah itu bentuk kecintaan Allah pada kita untuk menguji kesungguhan kita dalam mengejar cinta-Nya.

4. Selama ini  Taubat aja belum tentu nasuha, istighfar aja belum tentu dari hati. Maka saat Allah beri ujian dan kita bersabar, maka hal itu menjadi  bentuk ikhtiar kita untuk mendapatkan keridhoan Allah.

5. Seseorang itu tidak akan memikul dosa orang lain. maka setiap dosa yang kita lakukan adalah bentuk penganiayaan terhadap diri sendiri.

6. Kita akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Tingkatan syurga equivalen dengan tingkat amal sholeh yang kita lakukan

7. Menghafal Qur'an adalah sebaik-baik interaksi dengan Al-Qur'an.  Sebaik-baik penghafal Qur'an adalah yang mengaplikasikan apa yang dia hafalkan. Sekarang saatnya kita belajar semaksimal mungkin dengan berbekal al-Qur'an agar saat membangun rumah tangga kita sudah siap untuk mengajarkan al-Qur'an kepada anak-anak kita. InsyaAllah yang menjaga (hafidz) akan mendapatkan yang terjaga (hafidzah).

Rabu, 16 November 2016

Hidup yang Bercahaya dan Mencahayai Kehidupan

Bismillah....

Sudah rindu sangat lah daqu nak menulis. Lah gelisah jemari ni tak lama diselancarkan pada lautan kata-kata.
Khoir,

Setiap titik kita ingin menyerah selalu ingat bahwa kita berTuhan kepada yang Maha Penolong. Selagi masih ada nyawa berharmoni mesra bersama raga maka Allah masih menitipkan kesempatan untuk kita renggut keuntungan yang besar untuk memenangkan hari ini. Kuncinya adalah memainkan kesyukuran disetiap jenak yang ada. Karena keinginan yang besar itu tidak mampu memberkahi langkah dalam memiliki tanpa ada rasa syukur.

Selalu camkan bahwa tindakan hari ini adalah penentu akan menjadi apa kita di masa depan. Maka jadilah yang disiplin untuk mencapai puncak nilai diri kita. Tidaklah ada nilai diri kita tanpa menjadi jalan manfaat bagi sesama.

Teruslah bersama kebaikan, bersama prasangka yang baik-baik, melakukan tindakan yang baik, berucap yang baik, memikirkan hal yang baik-baik, melihat dan mendengar yang mendatangkan kebaikan. Terus perbaiki diri dan lakukan yang terbaik.

Ingat dan yakinlah bahwa Tuhan kita, Allahu Rabbi adalah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu maka jangan gentar untuk berpencaiapan besar. Kehendak-Nya akan menyeretmu pada ketetapan terbaik dari sisi-Nya atas kesungguhan ikhtiar, kesetiaan do'a  dan ketulusan mu untuk mencapai impian itu.

Jadilah yang bercahaya yang hidupnya mencahayai kehidupan.

Taubat dan Syukur

Bismillah....
Tausiyah Santri Karya AaGym,  17-11-16

1. Kita tidak terancam kecuali oleh dosa-dosa kita sendiri. Bisa dibayangkan nasib orang yang sedikit istighfar. Seperti cermin yang tidak pernah dibersihkan.  Maka dia tidak bisa bercermin pada diri sendiri dan tidak ada seorangpun bisa bercermin pada dirinya. Coba koreksi berapa banyak dalam sehari sudah istighfar. Orang yang jarang bertobat dan sedikit sekali istighfar hidupnya tidak akan tenang.

Jujur lah pada diri sendiri Sudah berapa banyak akumulasi dosa dosa itu telah kita istighfarkan , dosa itu akan membinasakan kita.  Tidak aman kita dalam kondisi kotor. Silahkan periksa diri sendiri.
Sungguh dosa itu mengancam, perbanyaklah taubat.

2. Semua karunia tidak ada  jaminan akan bertambah tanpa bersyukur. Kalau kita ingin ditambah karunia perbanyak rasa syukur. Jangan tambah keinginan sebelum mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Do'a paling afdhol itu Alhamdulillah. Syukur itu gerbang ditambahnya karunia, bukan keinginan dan bukan pula kekecewaan. Banyak keinginan boleh tapi harus menjadikan kita ahli syukur. Orang yang bersyukur itu mirip banget dengan orang yang bahagia. Tanyakan pada diri sendiri, sudah berapa banyak kita bersyukur hari ini?

Maka hitunglah istighfar dan syukur kita setiap hari. Rasakanlah ketenangannya.

Catatan Hikmah Kajian Tauhid 16_11_16

Bismillah...��
��Catatan hikmah kajian Tauhid 16-11-16

1. Yang penting dalam hidup ini adalah amal.Karir, kedudukan, jabatan itu mah kecil tidak ada arti jika bukan untuk mencari keridhoan Allah . Yang jelas setiap  ikhtiar nan digelar untuk menjemput takdir terbaik mesti berkah.

2. Dunia ini gak kemana-mana. Apa yang untuk kita pasti diberikan untuk kita.  Nilai diri  Kita ini lebih berharga dari apa ingin kita dapatkan, maka jadikan Allah gardu terdepan tujuan. Nilai kita itu adalah manfaat kita bagi sesama. Nanti kita berharap dapat  mati dipuncak kemanfaatan kita bagi umat. Sekarang terus berlatih, perluas ilmu, upayakan amal terbaik: terus prasangka baik, hati baik, pendengaran baik, penglihatan baik, makan yang baik, berucap yang baik, pokoknya semua harus baik.

3. Pangkat boleh tidak tinggi tapi yang  utama derajat kita lebih mulia di sisi Allah. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang bertakwa.

4. Ilmu itu bisa bermanfaat jika kita amalkan dan  mengajarkannya  kepada yang lain agar dapat mengamalkan.

5. Biasa aja  jika tidak ada yang mengagumi kita yang penting kita mengagumkan dalam penilaian Allah dan terkenal di penduduk langit. jadi PDLT aja : perbaiki diri dan lakukan yang terbaik. Apapun yang kita lakukan sempurnakan. Gigih terus perbaiki diri. Perbanyak tobat.

6. Kita dihormati orang lain Karena  Allah masih menutupi aib kita. kalau kita tidak dihargai orang, dipuji, dikagumi atas kebaikan yang kita lakukan itu tidak masalah yang utama adalah Kita berbuat baik karena hal itu  yang Allah sukai dan dengan kebaikan itu Allah ridho pada kita.

7. Kita mesti memiliki fisik yang kuat untuk dapat melindungi orang yang terdzolimi dan untuk menolak kemungkaran. Jadilah pribadi tangguh pantang mengeluh. Kalau mau mengeluh cukup sama Allah.

8. Allah lebih tahu kebutuhan kita maka buat Allah suka dengan kita. Apapun yang dilakukan pertimbangkan, apakah yang dilakukan ini Allah suka atau tidak. Jika tidak maka tinggalkan, jika iya maka segera lakukan.

9. Disiplin itu bukan hanya disiplin raga tapi kita juga mesti mendisiplinkan hati. Disiplin jaga pandangan, disiplin khusyuk, disiplin mengingat Allah, dan terus disiplinkan hati dalam kebaikan.

10. Jangan mau tertipu oleh kesibukan dan topeng.

Senin, 03 Oktober 2016

Menyemangati Semangat


Setiap waktu yang terbuang sia-sia akan menjadi jeda untuk meraih  masa depan yang hebat  atau menjadi pemutus jalan menuju pencapaian impian itu.

Dahulukan Allah maka Allah akan dahulukan semua urusan mu!
Harus yakin bahwa Allah Maha Mensyukuri sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan.
Terlebih jika  kita yang tengah  berjuang untuk memperbaiki diri demi  perbaikan masa depan.
Bukan sekedar masa depan di bumi namun masa depan setelah bumi ini luluh lantak.

Semangat menyemangati untuk menyemangati semangat !

Belajarlah yang tekun jadilah yang cerdas
Kuatkan ketauhidan jadilah yang ikhlas
Kuatkan kesabaran jadilah yang istiqamah

'

Allahumma amin ya Mujib

Bismillah...

Semoga jawaban do'a mu adalah aku dan kamu  adalah jawaban do'aku.
Teruslah berdo'a..

Namun jangan mencari ku dan aku tak mau mencarimu, kita percaya bahwa Sehebat apapun kita mencari titik temu  hingga jerih menyitakan lelah tidak akan pernah bersua jika kehendak-Nya belum merestui. Maka aku akan terus belajar memantaskan diri, kamu juga kan? Orientasi memantaskan diri kita bukan karena kita berkeinginan saling memiliki, tapi  karena  kita ingin bertemu di titik terbaik diri kita dalam penilaian-Nya.
Agar Dia hadirkan  kamu sebagai pelengkap terbaik imanku, agamaku dan sebaliknya.

Saat dimana kita akan saling menguatkan rindu untuk melihat wajah-Nya dan berjuang penuh untuk mampu menikmati kebersamaan hingga ke taman syurga.
Sebelum semua menjadi ketetapan, kita bisa saling menguatkan dengan mendekat diri kepada Allah, totalitas berserah, sepenuh yakin, sekuatnya sabar, dan seluas-luasnya kesempatan dipergunakan untuk kebaikan dan perbaikan.
Semoga kita bukan sekedar untuk dipertemukan. Karena pertemuan belum tentu menjadi satu. Tapi penyatuan adalah keniscayaan pertemuan terindah.
Semoga al-Qur'an selalu menghiasi hati, lisan, akhlak, dan sekujur waktu kita, kini hingga kelak titik satu itu kian membuat kisah-kasih kita bersama al-Qur'an terus memuncak.

Kelak, perbincangan kita bukan soal manajemen finansial keluarga tapi manajemen finansial umat. Hari-hari yang kita habiskan tidak tentang kemakmuran keluarga tapi kemakmuran umat. Karena kita bersama telah menyerahkan seluruhnya kita untuk-Nya dan untuk mengharumkan nama-Nya. Hingga apapun deru gelombang yang menghantam bahtera kita, rahmat-Nya mampu setia  menyearahkan layar bahtera kita kepada visi besar yang ingin kita perjuangkan bersama dalam suka dan duka.
Selamat bertemu di ruang ketaatan, dimensi terbaik untuk menyatukan dua visi menjadi satu visi cinta yakni memperjuangkan  ridho-Nya. Titik harapan yang baik  untuk merealisasikan sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Untuk mu, masa depanku
Dari aku, masa depanmu

Semoga baik-baik saja kamu disana, di entah mana dan siapa.

Belumkah masanya?

Belum datangkah masanya, hati itu tunduk pada Penciptanya?
Entah kapan kita merenung, siapa kita ini sebenarnya.
Tarian nafsu terus saja berkelabat menebas rindangnya kesucian qalbu.
Dunia terasa begitu abadi dan mempesona.
Lalu pada-Nya abaikan saja
Na'udzubillah...

Kemana lagi akan lari bila nadi tak lagi berfungsi?
Biar pun kenikmatan merajalela, duh...tubuh telah enggan tuk merasa.
Yang dikejar ternyata adalah fana.
Sebab tujuan telah salah arah, terjerembab pada dunia jadilah nelangsa nestapa.

Sudahkah tiba masanya hati itu untuk kembali?
Mengeja makna diri dihadapan-Nya, apakah muslim, mukmin, muttaqin, muhsin, mukhlis  dan khalifah?
Dunia tak lama, hati itu rindu kembali.
Penuhi panggilan-Nya, kembalilah.
Jalan menuju Allah selalu dekat, karena Allah tak pernah jauh.

Ittaqillah !
Semoga ketulusan menjadi bingkai terindah dalam segala sesuatu.

#selfremainder

Kamis, 29 September 2016

Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui

Tak ada yang salah dari setiap ketetapan Allah. Pasti baik dan ketetapan itu telah menempuh sifat-Nya yang Maha Adil.

Sungguh Allah lah yang mengetahui apa yang kita inginkan sebab rasa ingin itu Allah yang menitipkan dalam hati ini. Dialah Maha Mengetahui segala-galanya, mengetahui keperluan kita, mengetahui yang terbaik bagi kita, mengetahui apa yang kita sendiri tidak tahu untuk kebaikan diri kita.
Tidak pula apa yang Allah timpakan kepada  kita yang tidak kita sukai untuk menyiksa. Melainkan untuk Allah hapus dosa-dosa kedhoifan kita lalu Dia muliakan kita atas pemberian itu. Asalkan kita ridho dengan segenap pemberian-Nya itu.

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S at-Taghabun: 11)

Apapun itu ada kaitannya dengan ketetapan Allah, kita hanya perlu berserah dengan totalitas. Betapa masalah itu bukan untuk kita konsumsi sendiri melainkan dengan masalah itu tingkat rasa membutuhkan kita dan kebergantungan kita pada Allah semakin meningkat. Allah anugrahkan kita ujian untuk kita meminta pertolongan pada-Nya.
Sebab Allah Maha Adil lagi Maha Mengetahui...

Tenang hidup ini dengan menaruh keyakinan utuh pada-Nya. Tetaplah pada ketaatan dan jauhi kemaksiatan, mohonkan keridhoan Allah dan keberkahan waktu dari-Nya. Bersabarlah dalam menjalani ketaatan pada-Nya, lalu  Berteguh hatilah dalam kesabaran itu.

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(Q.S al-Baqarah:32)

Betapa Allah Maha dekat, sangat dekat, dan begitu dekat... Ujian dari-Nya lebih kecil dari nikmat yang Allah curahkan untuk kita.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S al-Baqarah: 155)

#selfremainder

Kamis, 15 September 2016

Kerinduan

Kamu yang tengah berupaya keras mendekatkan diri pada Allah.
Kamu yang tengah gigih memperbaiki diri.
Kamu yang tengah memaksa diri untuk mencintai apapun yang Allah cintai.
Kamu yang tengah menjaga diri untuk menjauhi apapun yang Allah tak suka.
Kamu yang tengah menyibukkan diri dengan kebaikan.
Kamu yang tengah menghibur diri dengan majelis ilmu dan majelis iman.
Kamu yang tengah ikhtiar sholeh-menyolehkan  demi mengharapkan unta-unta merah.
Kamu yang tengah mendamaikan  diri dengan al-Qur'an.
Kamu yang tengah memperjuangkan diri menjadi shohibul Qur'an.
Kamu yang tengah komat-kamit membaca dan menghafalkan Qur'an.
Kamu yang tengah merajut impian mulia.

Bisa jadi ....
Kamu adalah seorang yang tengah merindu...
Rindu akan perjumpaan indah lagi mengindahkan. Perjumpaan agung dan penuh kenikmatan.
Rindu akan perjumpaan yang melunasi semua jerih lelah dan pengorbanan. Perjumpaan kabar gembira bagi setiap diri yang sabar.
Rindu itu adalah rindu yang mendebarkan...rindu yang mengurai linangan air mata...rindu yang menyejukkan...rindu yang menawan...
Rindu itu...
Rindu akan perjumpaan dengan Tuhan Sang Pencipta...
Dia Yang Maha Baik lagi Maha Penyantun pada hamba-hamba-Nya.

Benar...kamu sedang merindu?
Lalu,
Apakah rindu kita sama?

Tapi entah kapan kita bisa saling menguatkan kerinduan itu.

Jumat, 02 September 2016

Menikmati 1/4 Abad

Dear 1/4 abad diriku ....

Ini adalah momen paling aku nikmati. Dengan KeMahabaikan-Nya aku disayang dengan kasih sayang tak ada celah untuk aku dustakan. Dengan KeMahabaikan-Nya aku dikaruniakan nikmat dengan nikmat yang tak ada celah untuk aku dustakan. Wasykurulillah ! Alhamdulillah...

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S.al-Baqarah: 152)

Dear 1/4 abad diriku....

Terima kasih telah mengupayakan yang terbaik yang sebaik kamu mampu hai diri. Ini adalah momen yang harus kamu nikmati !
Saat bisa dekat dengan Allah tanpa ada rasa selain selalu merasa didengar dan ditatap oleh-Nya. MasyaAllah ini nikmat !
Saat bisa melakukan ketaatan pada-Nya dengan mesra tanpa ada yang mengusik. Aduhai..MasyaAllah Fabiayya aalaa irRobbikuma tukadzibaan !

"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah" ( Q.S. al-Baqarah: 165)

Saat bisa menuntut ilmu dengan maksimal tanpa ada khawatir kewajiban lain yang mesti ditunaikan. MasyaAllah ini menyenangkan !
Saat bisa berkarya raya dengan sumringah tanpa ada gangguan yang menyentil. MasyaAllah ini membahagiakan !
Saat bisa olah raga pagi bareng teman sembari menikmati pagi sehat dan udara segar keliling stadiun tanpa ada halangan dari si ini dan itu. Serius...ini MasyaAllah merefresh jiwa raga !
Saat bisa kemana-mana bareng teman tanpa harus minta izin (tetap aktifitas positif). Seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik...masyaAllah ooh senangnya aku senang sekaliiiiiii ! ^_^
Saat bisa naik gunung turun ke lembah, menikmati sungai mengalir indah ke samudra bersama teman bertualang tanpa mesti euummhh. Pokoknya masyaAllah ini keren bin menakjubkan beud ih.

لَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali- 'Imran: 191)

Dear 1/4 abad diriku...

Mengerti bahwa Allah Maha Baik dengan penangguhan waktu yang baik. Apa yang kita inginkan belum tentu baik dan ketentuan Allah pasti baik. Aku percaya untuk menjadi bunda peradaban yang melahirkan generasi sekaliber Muhammad al-Fatih dan Sholahuddin al-Ayyubi aku mesti melalui proses terhebat dari-Nya dan butuh perjuangan yang juga hebat. Waktu ini adalah ekspedisi untuk mempersiapkan semua itu. Aku harus mengoptimalkan diri untuk untuk sebuah amanah yang kelak tidak ada tawar menawar lagi padanya. Maka 24 jam harus disesakkan oleh kesibukan yang orientasinya adalah untuk Dia karena itu adalah bagian dari pendidikan diri untuk bisa menularkan ini dalam atmosfer jiwa para mujahid dan mujahidah ku kelak. InsyaAllah (ya Allah istiqamahkan dan kuatkan hamba, berat nih. Tapi jika Allah berkehendak  Kun ! Semua jadi bisa ) bahkan istirahat harus untuk aktifitas perehatan tubuh agar dapat dioptimalkan lagi untuk mensyukuri nikmat-Nya saat esok nafas masih menjadi rizki dari-Nya.

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(Q.S.al-Baqarah: 216)

Dear 1/4 abad diriku...

Impian terlalu besar, maka Allah berikan waktu untuk mempersiapkan diri dalam mewujudkannya. Masih banyak dalam pandangan-Nya bekal yang harus dimiliki. Masih banyak kekurangan dalam pandangan-Nya yang harus diperbaiki. Masih diminta-Nya untuk memantaskan terhadap pencapaian itu. Sungguh orang-orang besar akan didampingi oleh wanita yang luar biasa atau ibu yang luar biasa. See ! Bukan amanah biasa. Berprasangka baiklah pada Allah, sungguh Allah menyesuaikan prasangka itu dengan yang kita dapatkan. 

Maka jangan jauh dari al-Qur'an, jadilah shohibnya dan orang yang mendalam rasa cinta terhadapnya. Perbanyak taubat dan koneksikan hati, akal, dan jiwa 24 jam kepada Allah. Terus tingkatkan kualitas shalat.  Selamilah sedalam dan seluasnya ilmu yang bermanfaat. Teruslah dalam ketaatan dan bersama orang-orang yang taat. Berpalinglah dari orang-orang yang lalai hatinya terhadap janji Allah. Tetaplah sabar dan terus kuatkan kesabaran karena ada kabar gembira dipenghujung rasa sabar yang dipertahankan. Selalu lah bersyukur..Inna a'thoina kal kautsar ! Lakukan apapun untuk mensyukuri, untuk memantik ridho Allah.  Berbuatlah untuk Allah ridho, jadilah mata air jernih yang hidup untuk menghidupakan kehidupan. Teruslah meminta dengan segala permintaan terbaik, sebaik-baiknya permintaan adalah syurga serta bertemu dengan Allahu Ta'ala. Perjuangkanlah ! Ittaqillah !

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. al-Baqarah: 153)

Salam ekspedisi 1/4 abad soleha !

*perenungan ba'da joging sama temen akhwat sps ^_^, ending cerita "bersyukur yak kita masih jomblo...jadilah jomblo bahagia dan jomblo bahagia itu hanyalah jomblo yang bersyukur sambil nyabar-nyabarkan diri. "..... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S. al-Baqarah: 155)

Sabtu, 27 Agustus 2016

Menahan dengan Ma'ruf, Melepas dengan Ihsan

فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَان

"...Menahan dengan ma'ruf atau melepaskan dengan ihsan...." (Q.S. al-Baqarah: 229)

Ah...
Aku kesandung dengan salah satu ayat Qur'an ini. Pas di sesi ini bener gak kuat nahan senyum, kok nyindir aku banget ya. ^_^
Khoir biar soleha menulis sajah..

Sekuatnya aku berpayung dengan iman dari kehujanan masa lalu. InsyaAllah... Tentang hati yang katanya pernah jatuh pada satu rasa. Lalu  menahan perasaan itu dengan ma'ruf. Hamba dhoif yang sempat menyimpan sepeti rasa dalam kotak hati yang sekuatnya diamankan sehingga keadaannya tetap terjaga dalam koridor Allah . Mudah-mudahan... Walau ketidak-hati-hati-an begitu rentan merusak keamanan rasa itu. Aku masih percaya bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Tetaplah aku manusia yang tidak bisa menyelisihi fitrahnya. Mendekat pada-Nya menjadi benteng perlindungan utama dari segenap tipu muslihat rasa. Maka aku akan terus mengemis  pengampunan-Nya.

Sebisanya aku mengubur kenangan ke liang terdalam di ceruk ulu bumi dengan perangkat keimanan. InsyaAllah...Tentang melepaskan perasaan itu dengan ihsan. Setelah menjaga dengan keimanan maka rasa itu butuh masanya dilepaskan pada cara yang baik. Dengan cara yang  tak merusak apapun dari kedamaian hati. Entah apa cara yang baik itu. Karena-Nya maka rasa itu harus dilepaskan dengan sebaik-baik cara. Melepaskan dengan melibatkan Allah di dalamnya. Melepaskan tanpa ada nawaitu selain mengharapkan keridhoan-Nya. Melepaskan untuk tak perlu lagi rasa itu dijaga dan tak perlu ada. Karena Dia lebih pantas merajai singgasana taman indah di hati ini.

MasyaAllah...
Indah lagi Mengindahkan !
"Menahan dengan ma'ruf atau Melepaskan dengan Ihsan" . Aku mengimplikasikan kalimat ini pada atmosfer hati. Tak ada yang lebih aman bukan selain menahan perasaan itu dengan ma'ruf dan tak ada yang lebih berizzah selain melepaskan perasaan itu dengan ihsan.

Hati-hati dengan memendam rasa. Maka pelihara ia dengan iman, agar yang terlanjur ada tak membuatnya sakit bila pada akhirnya rasa itu diminta takdir untuk dihilangkan. Bila rasa itu ada karena kesholihan  seseorang maka dengan menemukan sosok lain yang memiliki kesholihan  yang sama atau bahkan lebih baik akan menjadikan rasa itu terganti tanpa ada rasa perih. Bila rasa itu ada karna dunia yang dimilikinya-rupa, harta, tahta- , ketahuilah rasa itu sulit dikikis karena bahan dasarnya adalah nafsu bukan iman.

Manusia normal akan  memiliki rasa, kecendrungan pada seseorang yang fitrah baginya untuk menaruh rasa. Boleh kan memendam rasa? Silahkan pendam dalam keimanan yang baik jika waktu untuk mengutarakan belum tepat. Pada waktu yang tepat, ungkaplah untuk mem-pertanggungjawabkan-nya. Setelah menjaga rasa itu dengan ma'ruf, hingga bila ada kehendak lain yang lebih baik bagi diri maka rasa itu mesti dilepaskan dengan cara yang ih san.

Jaga keimanan maka Allah akan jaga hati kita. Jaga ketataatan maka Allah akan damaikan hati kita. Bersyukur aku dari semua perjalanan rasa itu akhirnya di papah Allah hingga titik aku hanya ingin Allah saja yang menyesakkan hati, jiwa, dan akal. Dengan itu kini cukup buat Allah suka dengan apa-apa yang dilakukan. Anteng gitu hidup ini...nikmat aih ! Dah lah yang penting mohon pada Allah agar diridhoi jadi hamba Nya. Pesen nya, kalau jatuh hati jaga perasaan dengan ma'ruf. Bila rasanya sudah mengganggu minta tolong sama Allah agar dapat dilepaskan dengan cara yang ihsan. Nah itu dia ! ^_^

Menenangkan Diri

Dulu sekali Fatimah ra meminta kepada Rasulullah saw seorang pembantu untuk meringankan pekerjaannya. Sebab kerja-kerja itu amatlah melelahkan. Maka Rasululullah saw berikan pembantu untuk menenangkan hati putrinya dan sekaligus meringankan semua himpitan lelah putrinya dalam menuntaskan pekerjaan sehari-hari. Pembantu itu adalah DZIKRULLAH: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.

Begitulah sunnatullahnya. Hanya dengan mengingat Allah hati pun meleraikan ketenangan. Rasa tenang meneruskan tubuh untuk bekerja dalam energi lebih dan pikiran yang santai. Sehingga semua menjadi mudah.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
(Q.S al-Baqarah: 152)

Jika ingin Allah ingat dengan kita, maka kita mesti mengingat-Nya. Dalam segala kondisi dan segala rasa. Betapa syahdunya seorang hamba yang selalu diingat Allah. Karena jika Allah selalu mengingat seorang hamba pastilah hamba tersebut adalah hamba yang dicintai-Nya. Kita tak punya kebutuhan cinta termegah selain cinta Allah. Cinta nya Sang Maha Cinta. Energi yang mengubah segala duka menjadi bahagia, sempit menjadi lapang, sukar menjadi mudah, lemah menjadi kuat. Disanalah lubuk ketenangan yang terdalam, saung kedamaian rahasia. Allah is enough !

Ittaqillah ya shohibul Qur'an calon Ratu dari sejagad bidadari syurga.
Allahumma amin ya Mujib

Kamis, 25 Agustus 2016

Selamat Pagi Mentari

Selamat pagi soleha...
Tersenyumlah untuk masa depan mu yang indah lagi mengindahkan.
Optimislah untuk hari di depan mu yang cemerlang.
Semangatlah menjadi mata air jernih yang bergairah untuk menghidupkan kehidupan.

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Q.S. An-Nisa:32)

Kejarlah karunia Allah ! Capai ridho Allah, berjuanglah untuk membuat Allah suka, cinta, dan ridho dengan apa yang kamu lakukan. Jadikan tiap mili detik yang terlalui membuat rekah senyum untuk akhirat mu kelak. Karena catatan yang diterima dari tangan kanan mu. Menangkan dirimu dan berlindunglah pada Allah dari semua tipu daya setan.

Hidup ini tak selalu menawarkan kemulusan. Tetap akan ada luka yang dikecap. Tinggal memilih entah luka yang menyakiti atau luka yang akan mengubah. Semua tergantung sikap kita dalam menyelesaikannya. Buruk baiknya hari itu ditentukan oleh sikap kita. Padukan jiwa dan keberhasilan dengan aset mental komitmen dan integritas. Truly that...jangan terlambat menyadari bahwa kebahagiaan terbaik  itu adalah saat  diri dapat menjadi 'bernilai' bagi sesama.

Kita jadi menemukan makna baru bahwa kebahagiaan adalah saat kemanfaatan diri digelarkan untuk memperjuangkan keridhoan Allahu Ta'ala.  Ada Ibnul Qoyyim yang kemanfaatannya terasa kentara dari karya tulisan-tulisannya yang menyejarah. Ada Eyang Habibie yang kemanfaatannya berasa banget dalam improvisasi teknologi inovatif demi kemashlahatan sesama. Ada Abbdurrahman bin Auf yang kemanfaatannya menjamur ke seantaro negri melalui hartanya yang berlimpah dan berkah. Ada juga Izzuddin al Qasam yang kemanfaatannya terimplementasi dalam jihad fi sabillah hingga kobar ghirahnya menyentuh dan memanggil jiwa-jiwa sepenjuru dunia untuk berkontribusi sama.

Apa pun itu  pilihlah. Karena terlambat memilih artinya menunda untuk melangkah. Lalu Melangkahlah dengan antusias dalam pilihan itu, kedepankan prasangka baik pada Allah sebab Allah sesuai dengan prasangka kita. Tidak pernah salah setiap keinginan yang baik sekalipun keinginan itu tidak menjadi bagian dari kehendak Allah. Karena Allah yang paling mengerti tentang kita dan jangkauan kita tentang diri masih terbatas. Pasti Allah berikan yang terbaik asalkan kita dekat dengan Allah dan terus menerus taubatan pada-Nya.

Jadilah pemimpi yang tak pernah menyerah hingga titik akhir impian itu dicapai. MELIHAT WAJAH ALLAHU TA'ALA . Akan terasa energi besar  Itu saat hidup untuk memperjuangkan sesuatu yang besar, Allahu wal Jannah

Ittaqillah !

Al-Qur'an itu Menggembirakan

Quality time bukan lagi soal bersama dengan ini dan itu, menghabiskan waktu disini dan disitu. Kini cerita quality time adalah tentang bersama al-Qur'an dan menghabiskan waktu terbanyak dengannya. Membawa alQur'an di hati, pikiran, lisan, dan tindakan merupakan implementasi komitmen seorang shohibul Qur'an. Sebab baginya Al-Qur'an adalah variabel utuh  yang mampu menggembirakan kehidupan ini.

"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,"( Q.S al-Isra': 9)

Di Syahrul Shiam Kalamullah agung pun diturunkan. Sebagai rahmat bagi alam semesta. Petunjuk dan pembeda sekaligus pemberi kabar gembira bagi mukminin dan mukminat. Makanya Setan tidak suka dengan al-Qur'an dan tidak suka dengan orang yang terus  bermujahadah  dekat dan ingin selalu mencintai  al-Qur'an. Orang yang telah jatuh cinta dengan al-Qur'an ia tak butuh hiburan yang lain selain al-Qur'an karena ia sudah merasa gembira dengan al-Qur'an. MasyaAllah...

"Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),"
(20:1-2)

Truly soleha !

Allah turunkan surat cinta untuk memberi kelapangan. Tapi kelapangan itu tak didapati kecuali saat hati telah khusyuk pada-Nya saja dan menghalau setiap inci perihal yang selain Dia. Orang yang senang belajar Qur'an maka akan menerima sakinah, rahmat, ditemani malaikat, serta disebut spesial oleh Allah. Nikmat bukan ?

Jadilah wanita dambaan Qur'an ya soleha ....

Rabu, 24 Agustus 2016

Berfikir Sebelum Bersedih

Pikirlah kembali. Kita tak layak untuk bersedih jika optimisme dan rekah senyum lebih baik untuk hari kelak.

Pikirlah kembali. Kita tak patut untuk bersedih sedang karunia Allah tak henti tercurahkan, kesehatan, oksigen gratis, rumah berteduh, pakaian yang indah, makanan, minuman, buahan, dan banyak lagi yang semestinya membuat kita malu untuk bersedih.

Jika memang membutuhkan sesuatu maka sujudlah, katakan ya Allah Yang Maha Kaya berilah kebutuhanku

Jika memang tengah tersakiti maka sujudlah, katakan ya Allah yang Maha Kuat, kuatkan kesabaranku.

Jika memang kita tengah membutuhkan cinta. Tak akan didapati rasa cinta terbaik selain dari-Nya. Maka sujudlah lalu pintalah dengan sungguh-sungguh cinta-Nya. Kadang cinta-Nya terselip dalam kepahitan hidup. Lantas hanya qalbun salim, jiwa suci, dan hati yang bening lah yang mampu merasakannya. Manis dan legit ! Indah dan menawan, sejuk dan mendamaikan, tenang dan menentramkan. Ah..sudahlah ! Fokus untuk cinta-Nya saja dan tetapkan itu sebagai maqam tertinggi di hati. Jika memang harus bersedih cukup karena-Nya dan jangan sia-siakan untuk hal sepele tentang makhluk dan dunia ini.

Tetaplah taat dan jangan jauh dari al-Qur'an ya soleha
Ittaqillah !

Whatever good you do (be sure) Allah knows it ! Do good dan be better, la tahzan Allahu Qorib

Selasa, 23 Agustus 2016

Jual lah Air Mata mu pada Allah

Bukan manusia jika tidak pernah mengeluarkan air mata. Dengan fitrah yang memiliki perasaan maka dengan sendirinya menghadirkan sistem suka dan duka dalam perjalanan rasa itu. Sering kita lakukan jika dalam himpitan, dalam masalah, dalam kesedihan kita mencurahkan semua itu dalam air mata. Kadang kita berharap adalah kiranya  orang yang berbaik hati  membeli air mata itu dengan kebahagiaan. Sayangnya tumpah ruah air mata itu tidak lain hanya menyisakan rasa simpati atau empati saja di hati orang yang menyaksikannya. Tidak bisa membeli lebih dari itu.

Sebenarnya Allah ciptakan air mata itu benar-benar untuk suatu hal yang sangat berharga. MasyaAllah. Kita terlalaikan untuk mengetahui bahwa Allah lah satu-satu nya yang akan membeli setiap tetes air mata setiap manusia. Air mata yang tercurahkan karena takut pada-Nya, air mata yang membanjiri pipi sebab bencana dosa yang di istighfarkannya di hadapan Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Baik bagi setiap hamba-Nya. Tahu Allah membelinya dengan apa ? Dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 2 mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka yakni mata yang menangis karena takut dengan Allah dan mata yang berjaga karena jihad fisabilillah. Itulah yang kita terima dari penjualan air mata kita kepada Allah, terbebas dari kebengisan jahannam.

Jangan lagi buang air mata untuk hal yang mubazir ya soleha...karena semua diciptakan Allah untuk tujuan yang jelas. Menangislah karena keimanan, menangislah karena-Nya dan jangan tangisi urusan dunia ini. Air mata itu sangat berharga saat kau menjualnya pada Allah bukan pada makhluk apalagi dunia yang hina dina ini.

Tak perlu satu pun yang tahu tentang suka duka yang kita lewati, kemarin, hari ini, atau apa-apa yang ada di depan kelak. Cukup pada mereka kita pancarkan spektrum kebaikan, kemanfaatan, dan kontribusi. Menjadilah mata air jernih yang hidupnya untuk menghidupkan kehidupan. Biar nama kita tercatat dalam tinta sejarah dan Allah ridhoi semua itu menjadi amal jariyah.

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

(Q.S al-Baqarah: 128)

Senin, 22 Agustus 2016

Pecinta Ilmu

Dan aku betah di ruangan ini sampai 24 jam. Beginilah kalimat hiperbola yang ideal untuk rasa yang terkecambah saat ini.Ketika kembali menjadi pendengar ilmu dari orang-orang yang Allah jadikan mereka luar biasa. Bersama dengan segenap mereka pecinta ilmu membuat mata ini terus menyala bara, hati berkobar akbar, jiwa menggelora, pikiran terus tersejukkan, dan otak kian tajam. Betapa menjadi pembelajar menjadi suatu nikmat yang tak mampu didefenisikan gegap gempita bahagianya. Ah mau terus belajar dan menimba ilmu..terus dan terus...! Semakin kesini, kian terus belajar semakin merasa bahwa tak punya apa-apa lah diri ini. Betapa fakir ilmunya diri ini.

Melihat bunda-bunda tangguh itu kian menyeruak kekaguman diri. MasyaAllah, dengan anak balita dalam gendongan. Tak membuat mereka surut untuk menimba ilmu. Mata bunda-bunda itu berbinar, sorotan matanya berbeda karena ada pancaran perjuangan lebih di dalamnya. Tak boleh kalah semangat oleh mereka dan semestinya harus bisa mendapatkan dan meraih yang lebih dari mereka karena punya waktu yang lebih lapang, pikiran yang tak bercabang, dan bebas kemana-mana mau terbang. ^_^ memang jomblo itu menegarkan ! Hihi

Calon bunda peradaban harus cerdas karena ia akan mempersiapkan generasi-generasi hebat.  Semangat menjadi cerdas dan mencerdaskan soleha !

Bekal yang Terbaik

Tidak baik melakukan perjalanan tanpa bekal. Bahaya ! Terlebih perjalanan di hutan rimba yang amat menggenaskan ancaman dalamnya. Sangat klise kita dapati bahwa peran kita di dunia ini tak lebih dari seorang musafir. Ada dimensi waktu yang terjal perbedaannya dalam perspektif kita dengan dalam perhitungan-Nya. Pada hakikatnya kelak kita dapati bahwa tak lama memang kita menjadi penghuni kerak bumi ini. Dalam sesingkat waktu itu pun kita sangat butuh bekal. Mari kita rujuk bekal terbaik itu dalam surat cinta-Nya.

".... Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (Q.S.al-Baqarah: 197)

See...
Yang menyampaikan ini adalah Rabb yang menciptakan kita dan segala sesuatu di langit, di bumi, dan di antara keduanya. MasyaAllah...
Maka memahami tentang bekal itu menjadi bagian prioritas bagi kita untuk selamat dan aman hingga akhir peran sebagai musafir ini.

Mari kita simak beberapa defenisi takwa yang Alhamdulillah dapat disadur dari: https://pencerahqolbu.wordpress.com/2011/05/25/definisi-taqwa/#more-533

Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah :

1. Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.

2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia.

3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.

4. Orang yg menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati.

Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.

Seorang sahabat Rasulullah SAW, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”

Menghadapi duri di jalanan saja sudah takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka di akhirat kelak, seharusnya kita lebih takut lagi. Permasalahan yang dihadapi biasanya adalah “duri” semacam apakah yang dihindari oleh orang-orang bertaqwa itu dan sejauh manakah kita mampu untuk menghindari “duri” itu.

Syekh Abdul Qadir pernah memberikan nasihat :

”Jadilah kamu bila bersama Allah tidak berhubungan dengan makhluk dan bila bersama dengan makhluk tidak bersama nafsu. Siapa saja yang tidak sedemikian rupa, maka tentu ia akan selalu diliputi syaitan dan segala urusannya melewati batas.”

Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, kerana gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus akan berubah menjadi dosa besar.

Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang ditinggalkan oleh orang-orang bertaqwa, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka ditinggalkan pula dengan penuh keikhlasan.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Pernyataan ulama besar salaf ini memiliki kandungan yang lebih spesifik lagi. Orang bertaqwa berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Allah murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya.

Di sinilah peran penting dari perintah Rasul SAW untuk menuntut ilmu dari mulai lahir hingga liang lahad. Ketaqwaan sangat memerlukan landasan ilmu yang benar dan lurus, sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT sangat mencela kepada orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang batasan-batasan yang telah disampaikan kepada Rasul-Nya. Hal ini sejalan pula dengan firman Allah bahwa Alah akan meninggikan orang-orang berilmu beberapa darjat.

Dalam perjalanan meraih darjat taqwa diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darjat taqwa.

Minggu, 21 Agustus 2016

Pelita Lorong Gelap di Seantaro Negri

Menjadi pendidik yang bukan hanya mediator tranferisasi ilmu dan  pengetahuan namun sekaligus menjadi jembatan inspirasi untuk setiap hati yang tercucur bagi mereka ilmu tersebut.

Maka untuk saat ini mesti melengkapi diri dengan berbagai instrumen untuk siap terjun menjadi kontributor pejuang pendidikan di kemudian hari.

Jangan senang mempelajari hal yang sudah kita tahu dan paham. Karena kita tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengeksprolasi ilmu baru. Bersyukurlah saat belajar kita tidak mengerti karena kita dituntut untuk belajar lebih banyak dan lebih giat untuk mengeksplorasi ilmu lebih berlimpah. Sebab menjadi pendidik bukan sebatas kekuatan intelektual namun juga memiliki kematangan emosional dalam memanajemen masalah. Termasuk dalam problematika mencari ilmu pengetahuan.

Esok ada sebuah tuntutan baru. Maka gunakan setiap waktu seproduktifnya  untuk ilmu dan ilmu. Kamu adalah yang Allah pilih menjadi PELITA GELAP DI LORONG-LORONG SEANTARO NEGRI.  Ciptakan masa depan gemilang untuk anak bangsa di kancah nuansa global yang kompetitif dan komperatif. Allahu Akbar !

Berjuanglah !
Tetap lah taat !
Ittaqillah !

Hasbiyallah (Cukuplah Allah)

Cukup di hati ini Allah saja, apapun itu cukup Allah saja

Fokus Bersyukur

Kita tidak kan pernah bahagia selama masih terjajah. Selagi diri terjajah oleh dunia, oleh nafsu, oleh syahwat, dan oleh tipu daya setan maka selama-lamanya tidak akan pernah bahagia. Pasti...! Kita sengsara bukan karena kurang karunia tapi karena kurang dua hal, yakni sebab kurang syukur dan kurang sabar. Orang sulit bersyukur karena salah fokus. Lebih fokus pada keinginan, fokus pada yang belum dicapai. Padahal tambahan karunia dari Allah datang karena keahlian bersyukur . Kalau kita tenggelam  dalam syukur udah dah berenanglah diri dalam kenikmatan yang teramat luas. So...Fokus untuk mensyukuri yak soleha !

Sempurnakan kesempatan yang ada untuk melakukan yang terbaik. Kita mah dah untung diciptakan oleh Allah ya. Nikmat penciptaan tidak ada tawar menawar lagi. Harus disyukuri. Coba deh direnungi tentang penciptaan kita nih. Benar benar mesti bertemika kasih sama Allah  diciptakan jadi manusia. Lalu ditambah nikmat pengurusan dari Allah, dari mulai satu sel lalu membelah, lalu berkembang jadi segumpal daging, kemudian dikuatkan oleh tulang, selanjutnya disempurnakan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Lalu setelah lahir gak bawa apa-apa tetap aja bisa makan dan minum. Enak kan ya? Siapa nih yang atur ? Tiap hari diberi nafas gratis, pakaian, tempat berteduh, bisa jalan, bisa bicara, bisa lihat, bisa dengar, Fabiayya ala iRobbika tukadziban ? Jantung berdetak otomatis Allah yang atur, makanan masuk dilumat oleh gerak peristaltik masuk ke lambung lalu dicerna dengan sangat baik. Siapa yang atur semua itu? ALLAH. tidak ada celah untuk tidak bersyukur soleha.

Ada nikmat lain yang perlu disyukuri yakni nikmat hidayah. Selanjutnya nikmat taufik. Semua kebaikan hanya karunia Allah. Bersyukur bisa dimudahkan langkah untuk selalu beramal dan ibadah. Sebab tak semua orang yang mendapatkan kesempatan dan keringanan hati untuk seperti ini. Makanya kalau lihat orang maksiat kita mesti syukur karena bukan kita yang maksiat lalu do'akan mereka untuk diberi hidayah dan taufik agar bisa merasakan apa yang kita rasakan.

Kalau kita kurang syukur maka terus menderitalah diri. Kalau ada yang menghina kita, ya wes lah tetap aja  bersyukur,  karena kan cuma sedikit yang berbuat demikian ke kita. Kalau ada orang yang berbuat buruk pada kita maka  ya wes lah tetap juga kudu bersyukur, karena diberi kesempatan untuk muhasabah. Maka kita jadi kembali tersungkur mohon ampun pada Allah mungkin diwaktu lalu,  kita juga pernah melakukan kejelekan yang sama dengan yang diterima saat ini  kepada orang lain. Bisa jadi Allah ingatkan kita biar tidak melakukan perbuatan buruk itu pada orang lain.

Kalau kita sakit, dihina, diremehkan, difitnah, dikucilkan, dipermalukan, dikecewakan, kehilangan, ujian, dan sejenis musibah menerpa, itu bukan hal yang buruk namun untuk mentarbiyah kita jadi ahli syukur. Semua tergantung cara kita dalam memandangnya. Tapi bersyukur atas semua itu adalah tindak lanjut terbaik dan paling Allah suka setelah bersabar. Jangan berburuk sangka pada Allah. (2:216) Di titik itulah Allah mengajarkan kita untuk menaruh keyakinan seutuhnya pada pertolongan Allah. Dengan itu kita jadi bermesraan dengan Allah. Aduhai nikmat nih. Bener !  Berbagai kepahitan yang membuat kita berputus dari kebergantungan  pada manusia adalah kenikmatan yang patut disyukuri. Lihat kebaikan Allah atas ujian yang diberikan. Semua yang Allah beri bagian dari kebaikan Allah, sebab sifat Allah Maha Baik. Maka fokus pikirkan kebaikannya.

"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?"

(Q.S. Fathir:3)

Ibadah kurang tapi Allah sayang dengan kita dan mau kita berada dikedudukan yang kita harapkan disisi Allah. Maka akan Allah uji berkali-kali agar kita dapatkan maqam itu disisi Allah. Beres dah ! Anteng aja. Mau di ambil Allah apa-apa yang kita cintai ya wes lah, yang utama  Allah ridho dan Allah jadikan kita lebih dekat dengan-Nya. Cukup itu ! Gak ada yang lebih nikmat dari dapat izin bisa lebih dekat dengan Allah, lebih lapang hatinya, lebih salim qalbunya, lebih suci jiwanya. Karena dah bersih dari dunia ini dan serahkan aja sama Allah terhadap apa yang Allah sukai maka kita pun suka. Itulah namanya bagian dari takwa. Dan itulah bekal terbaik untuk melihat wajah-Nya. Allahu Akbar !

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(Q.S.Azzumar:53)

Ittaqillah ya soleha !

Rabu, 17 Agustus 2016

Nasihat untuk mu Dek

Dek...
Baik semoga masa depan mu yah
Semoga Allah meridhoi hidup mu sayang
Sampai ke yaumul akhir semoga selalu dalam rahmat dan cinta Allah

Jangan tergoda oleh dunia ini ya dek, ini mah cuma tempat mampir. Merdeka kan diri dari keterbudakan nafsu dunia. Tidak ada keselamatan selain ridho Allah, tak ada kemuliaan selain ridho Allah, dan tak ada kebahagiaan sejati selain ridho Allah. Cukup ridho Allah maka cukuplah semuanya.

Dek..
Jauhkan dan selamatkan diri dari keinginan kotor dan hina. Ingin dipuji, ingin  dikagumi, ingin disanjung-sanjung, dan ingin  dibesar-besarkan. Na'udzubillah..
Hanya bagi Allah lah segala puja dan puji.
Penilaian makhluk tidak akan mempengaruhi kualitas penilaian diri dalam pandangan Allahu Ta'ala. Cukup fokus untuk penilaian Allah dan disiplin untuk mencari posisi terbaik dalam penilaian Allah.
Dunia ini indah dan beragam panorama tipu muslihatnya. Kalau tidak mewaspadai larutlah pula hati dalam pernak-pernik hiasan yang tak pernah menghiasi akhirat.
Jauh-jauh dek...sejauh-jauhnya, dan jangan dekati ya sayang !

Dek...
Baik-baik dengan hati ya...
Biar Allah saja yang memenuhinya, izinkan Allah saja yang mendominasi hidup, dan biarkan Allah mengatur sebaik-baik jalan cerita untukmu.
Dek..
Jadi wanita yang sholihah ya, nanti kalau sudah menikah jadilah yang taat pada suami, kalau diamanahkan jadi ibu jadilah bunda peradaban yang melahirkan, merawat, dan membesarkan para mujahid dan mujahidah berakhlak  Rabbani, berjiwa Qur'ani, dan kontributor Islam sejati.

Dek...
Teruslah bertumbuhan di taman taqwa, bermekaranlah bersama ketaatan, dan nutrisi diri dengan iman dan ilmu.
Jagalah Allah selalu dalam sempit dan lapang, dalam suka dan duka.
Semoga Allah ridhoi dirimu jadi wanita syurga ya sayang, ratunya dari sejagad bidadari syurga.

Allahumma amin ya sami'un mujib

Senin, 15 Agustus 2016

Sukanya Kita atau Sukanya Allah

Bukan sesekali kita rasakan bahwa apa-apa yang kita inginkan dan bahkan sangat sukai terlanjur lugu diterlantarkan oleh ketetepan-Nya. Tidak mudah untuk menerima hal yang sedemikian. Saat jiwa dan akal berperang dalam qalbu. Tidak memiliki upaya bagi  keimanan  saat qalbu diselisihi nafsu dunia. Kebeningan qalbu yang keruh membuat diri tak mampu melihat dengan jernih hikmah-hikmah yang Allah sajikan. Dan aku masih percaya bahwa setiap manusia dari dulu, kini, dan hingga nanti akan banyak mengalami perbedaan keinginan dan kenyataan dalam hidupnya. Maka dengan itulah surat cinta dari-Nya pun dilayangkan kepada setiap kita.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(Q.S.al-Baqarah:216)

Ada suka kita yang tidak Allah sukai dan kita wajib untuk menyukai apa-apa yang Allah tetapkan. Karena ada banyak kebaikan yang dijanjikan oleh Allah atas kerelaan kita untuk menyukai segenap ketetapan-Nya. Apalagi jika kita menghiasi diri dengan sikap sabar dan takwa maka lihatlah pertolongan Allah yang Maha Dahsyat.

"Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda."
(Q.S.Ali-'Imran: 125)

Ittaqillah !

Godaan Dunia

Bagaimana bisa kita tak bersabar dengan godaan dunia sedang azab neraka kelak tak kuat membuat kita tuk bersabar. Sunatullah memang dijadikan dunia ini indah lagi sesak dengan hiasan yang menyilaukan hati-hati yang lalai dari mengenal kemilau syurgawi.

Menjaga Keimanan

Pada hari kelima memijaki kota pendidikan, aku menemani wanita yang paling kucintai, IBU, beli kaca mata. Sudah bolak balik di toko optik itu sebenarnya. Kok bisa-bisanya baru kelihatan hari ini. Subhanallah...

Dari cerita-cerita serius tentang kaca mata, entah dari mana muasalnya kok malah wanita yang paling kucintai itu jadi curcol sama akang penjual kaca mata. Haha

Tepat pada titik cerita tentang aku, mata gak mau lagi lihat-lihat kaca mata di toko itu. Aku palingkan arah keluar menuju pemandangan lalu lalang orang di jalan. Kan malu ih, dicerita-ceritain gitu. Nih dialognya

Ibu: nih si anak gadis saya makin tinggi jenjang pendidikan, kian jauh pula merantaunya

Akang kaca mata: mau cari jodoh neng disini?

Aaaaaarrrrggghhhhh......! Stop!!!!!
Aku mesti bilang MasyaAllah apa Subhanallah yak untuk pertanyaan yang nonjok hebat perasaan akuh. *tratakdengces*
Kesini aku mau cleansing kang tapi kenapa disemprot pertanyaan semengenaskan itu, berontakku dalam hati.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S.al-Baqarah:155)

Aku harus yakin bahwa pertanyaan ini akan menggembirakanku jika aku kuat untuk tetap bersabar. Terkadang memang mesti di uji sekian kali perasaan kita sampai sejenis apapun ucapan yang dituju ke hati tak membuatnya salah sangka. Allah tidak akan meluluskan jika kita belum maqamnya untuk lulus. Lantas aku ingin lulus untuk kali ini. Sudah terlalu jauh matahari yang aku kelilingi maka tidak boleh berlama-lama mengulangi ujian yang itu-itu aja. HARUS LULUS !!!

Kesini waktu membuat aku dapat ilmu lagi bahwa kelulusan itu ditentukan oleh kapasitas keimanan. Jadi yang terurgen untuk hidup hari ini dan kedepan adalah mensistem waktu sedemikian rupa untuk dapat mengisi pundi-pundi diri dengan keimanan yang terus bertambah baik.

Dah ceritanya selesai...^_^

Minggu, 14 Agustus 2016

Terima Kasih

Apa-apa yang kita terima bukan untuk kita seutuhnya tapi untuk kita  memberikannya kembali. Begitulah nikmat Allah yang telah kita terima selayaknya kita syukuri dengan mencurahkan nikmat itu pada sesama. Hal sederhana dari karunia Allah adalah kesehatan. Sungguh dahsyatnya nikmat sehat itu. Lantas apa yang dapat kita berikan dari nikmat kesehatan? Memang bila hati masih disibukkan oleh dunia dan hiasannya membuat kita kurang pandai mentafakuri tentang diri sendiri. Dari sehat itu kita dapat melakukan banyak hal. Betapa beruntungnya orang-orang yang menggenapkan setiap aktifitasnya dalam sehat itu untuk menghidupkan kehidupan, menebar manfaat dan meneruskan nawaitu Lillah.

Pelajaran-pelajaran ini mencetus keinginan baru dan bergelora untuk seorang aku untuk menjadi motivaQur'an. Sadar akan dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

 

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. 

Semakin sehat kita semakin bisa untuk menjadi yang paling utama dan paling baik. Tidak inginkah nama kita menjadi bagian yang termaktub dalam hadist Rasulullah? Semoga kita bisa menjadi pengasih saat kita sudah Allah izinkan jadi penerima. TERIMA KASIH, setelah diterima cepat-cepat kasih. Terima kesehatan kasih kemanfaatan dengan al-Qur'an menjadi pedoman dan sumber inspirasi untuk menjadi yang lebih bermanfaat.

Kalau ada kesibukan, pilih dan lakukan kesibukan yang mendekatkan kita pada Allah. Biasakan diri dalam dzikir dan kebaikan.  Jangan berhenti belajar untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang tak bertepi itu. Bermujahadah untuk berakhlak mulia. Tetaplah taat dan jangan khawatir dengan masa depan. Allah menjamin kemudahan bagi orang-orang yang berjuang mengejar ridho-Nya.

Ittaqillah !
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.

(Q.S Faathir:29-30).

Jumat, 12 Agustus 2016

Wanita Imijinatif

Banyak yang tak mengerti bahwa wanita yang imijinatif lebih suka menciptakan  epilog dan meneruskan pada monolog. Begitulah teater pikiran yang berkelebat senantiasa.Ada lelaki yang cerdas mengerti hal ini. Dia yang akan mengubah sedemikian unik monolog itu menjadi seindahnya  dialog. Itulah pemenang hati wanita imijinatif itu. Susah memang memperjuangkannya. Untuk tahu tentangnya bukan dari apa-apa yang ia sampaikan, namun dari isyarat. Lelaki itu adalah seorang yang teramat sabar dalam memperjuangkannya dan begitu kuat kesungguhan untuk menyempurnakan cerita wanita itu.  Kadang untuk meyakinkannya butuh waktu, karena  sulit untuk menakar dialog yang tepat pada kerangka monolog yang diciptakannya.

Diri dan Masa Depan

Siapa lagi yang akan mencintai diri ini selain kita sendiri. Setuntas semua yang dijejaki, menaruh aku pada ruang jiwa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Ketika aku disadarkan betapa banyaknya kelalaian yang telah dilakukan hingga menzalimi diri sendiri. InnaKa 'afuwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu'anna...Aku ingin memperbaiki cinta untuk diri ini, untuk diri sendiri.

Mencintai diri sendiri lebih dekat pada istilah mensyukuri sekian perangkat diri yang telah Allah karuniakan beserta variabel-variabel menyokong untuk perangkat itu mengeksekusi tugasnya. Jarang betul bukan, kita bercermin dengan ketakjuban atas penciptaan diri kita oleh Sang Maha Pencipta. MasyaAllah...ketika Allah bawa aku pada kedalaman hati, aku dapat merasakan bahwa aku tanpa-Nya bukanlah apa-apa dan memang tak punya apa-apa. Apalah aku...!

Kedepan menjadi perduan kegetiran dan harapan. Lalu aku seseguk kesanggupan  untuk menguatkan harapan, sekiranya itu  dapat mencabut kegetiran hingga ke akarnya. Allah...! Energi yang tetap membuat aku bisa melaju bersama berjuta harapan itu. Sekian harapan untuk satu pencapaian, ridho-Nya untuk kelak dengan syahdu menikmati wajah Dzat Nan Maha Karim di sebaik-baik tempat kesudahan. Allahumma amin ya Mujib

Kamis, 11 Agustus 2016

Istiqamah

Istiqamah yakin pada Allah, untuk segala sesuatunya
Istiqamah menjaga kedekatan pada Allah dalam segala kondisinya
Istiqamah menjalani ketaatan pada Allah sewalau apapun cobaannya
Istiqamah selalu merasa diawasi oleh Allah, baik perbuatan hati hingga tindak laku perbuatan
Istiqamah untuk sabar pada semua keadaan dan ketetapan Allah

Ya Rabbal 'Alamin bantu kami bermujahadah untuk istiqamah dalam jalan-jalan ridho Mu,

Rabu, 10 Agustus 2016

Memperbaiki Hati

Bila kita memberbaiki batin maka lahir pun akan baik. Jika kita memperbaiki  hubungan dengan Allah, maka Allah akan baikin semua hubungan kita dengan kehidupan ini. Jika kita mengorientasikan hati dan amal untuk akhirat, maka Allah cukupkan semua baginya untuk di dunia ini. Allah lah sebaik-baik penolong. Semua bisa kita lakukan dengan baik bukan karena kita pintar, hebat, dan berkompetensi. Tapi karena Allah menyanggupkan kita untuk melakukan semua dengan baik.

Mari berlomba-lomba memperbaiki hati, pada akhirnya akhlak akan mengikuti arus dari hati itu sendiri. Yang nikmat dalam hidup ini adalah saat kita dimampukan istiqamah untuk menjaga kedekatan dengan Allah. Dunia  ini tak pernah menjanjikan bahagia, namun ridho Allah lah yang mencukupi segenap kebahagiaan yang diharapkan. Terus lah jaga Allah dalam setiap kondisi, lapang dan sempit. Tetap berpositif prasangka pada Allah. Teruslah perbaiki ibadah, khusus perbuatan hati. Biar ringan langkah untuk menapaki aral melintang didunia yang memayahkan ini.

Perbaiki diri dan lakukan yang terbaik.

Ittaqillah ya sholihah !

Akhlak Baik

Kembali kita kenang bahwa misi Rasulullah saw  diutus  menyempurnakan akhlak. Ada akhlak yang baik namun semakin diperindah oleh kehadiran Rasul saw. Akhlak terindikasi dari kualitas keimanan. Suatu bangsa dikatakan mulia saat bangsa itu dapat menunjukkan akhlak yang mulia. Membangun akhlak adalah kerja bersama dan kerja sama. Setiap dari kita berkewajiban untuk membangun akhlak mulia bangsa ini dan bukan hanya tugas ustad dan pendidikan agama disekolah. Sebab memang misi keren seorang muslim adalah akhlaqul karimah. Variabel ini pula lah yang akan menjadi poin-poin pemberat timbangan di yaumul akhir.

Kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya. Sumber akhlak adalah qalbun salim. Aqidah kita mesti memberi dampak pada kecintaan pada Allah dan rasa khouf saat menyelisihi perintah-Nya, sehingga timbul lah akhlak yang manis dan dapat dinikmati buahnya akhlak itu oleh sesama.

Saat qalbu kita sudah mulai membaik maka akan menghadirkan rasa yakin pada-Nya. Allah SWT yang telah menciptakan kita dan Allah pula lah yang akan mengatur dan menjaga kita. Yakinlah semua karunia milik Allah, yakin Allah lah yang memberi karunia itu, dan yakin bahwa jika kita bersyukur Allah akan tambah karunia itu. Jika hati ini yakin Allah Maha Baik maka apapun yang Allah perbuat terhadap diri kita maka kita akan ridho, pasti adil karena Allah Maha Adil. Jika kita yakin Allah Menguasai segala sesuatu maka kita tidak akan lebay, tidak akan meminta pada makhluk, tidak merendah pada makhluk, tidak akan tergesa-gesa meminta, dan tidak merasa gundah dan gelisah sebab telah menghadirkan keberserahan totalitas pada Allah semata. Galau itu sederhana penyebabnya yakni kurang yakin pada Allah. Bagaimana kita bisa tenang minta tolong sama yang lemah. Kita lebih sering bersandar pada yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak berdaya menolak mudharat.

Mari kita memberbaiki misi hidup ini bahwa sukses itu salah satunya adalah akhlak mulia. Walau juara tapi akhlak biasa-biasa itu belum mampu mengkondisikan hidup dengan cerdas. Efek pintarnya hanya bersifat pribadi dan tidak dapat memberi manfaat bagi sesama.

Aku padamu Fisika

Tertakdir sebagai pengampu bidang fisika memberikan banyak makna dalam lini kehidupan yang aku jalani. Walau sedari kecil aku tak pernah membayangkan bahwa masa depanku akan dihabiskan bersama sekelumit manis pahitnya mempelajari, menelaah, merenungi, dan mengajarkan ilmu-ilmu fisika. Karena cita-cita yang didamba sedari kecil menjadi seorang astronout bukan yang lain. Cita-cita setinggi angkasa. Benar-benar tinggi dan bila aku terjatuh kuharap terdambar diantara para bintang. (^_^)

Selama aku menyelami ilmu fisika, sekian lama itu pula waktu kuhabiskan bersama hal-hal yang tak terlihat. Banyak ditemani oleh varibel yang tak pernah kujumpai wujudnya, seumpama energi, vektor, grafitasi, hingga ke partikel nanosize. Sungguh mengagumkan, saat empat aku mempelajari energi ada sekian banyak penerjemahan formulasi  yang memproduksi sedemikian ragam variabel fisis untuk kemashlahatan hidup. MasyaAllah... Aku tak dapat jabarkan, bila Allah beri kesempatan aku ingin menulis buku khusus tentang semua ini. Allahumma Amin ya Mujib

*padahal lagi dalam perjalanan otw Bandung, kok  malah cerita ini. Hadeuh..kumaha ini mah? Hihi

Senin, 08 Agustus 2016

Segumpal Iri Padamu

Dik...kamu terlalu kecil untuk serangan semengerikan itu, tapi tekad mu untuk menghafal Qur'an terus berkobar akbar.
MasyaAllah...

Iri padamu dik !

Dik..kamu sangat lugu untuk tahu kejamnya dunia ini, tapi semangatmu untuk bersama Qur'an tak pernah layu.

Iri padamu dik !

Dik...disana dentum demi dentum bertalu tak kenal waktu tapi gerak bibirmu adalah tilawah, kemanapun yang adik tuju adalah muraja'ah.
MasyaAllah..

Iri padamu dik !

Dik...pedih memang tak memiliki ayah tapi adik malah tak punya ayah dan ibu, ya Allah...semua tak membuat adik enggan tuk tersenyum karena binar hatimu adalah Qur'an. MasyaAllah.

Iri padamu dik.

Dik...kakak mau memiliki jiwa seperti, setangguh kamu, sekuat tekad dirimu tuk selalu mencintai Qur'an. MasyaAllah

Iri padamu dik.

Salam dari kakak untuk dirimu dik di Aleppo sana ya sayang...

Minggu, 07 Agustus 2016

Jadilah Mata Air yang Jernih

Manusia yang menyadari  siapa dirinya, untuk Siapa ia hidup, mengapa ia yang terpilih ada di dunia,  kepada Siapa dirinya akan kembali, mudah-mudahan dapat mengenal  hakikat kehidupan yang sebenarnya. Percayalah, setiap digit  perintah sel-sel otak ke sistem tubuh  akan selaras dengan vibrasi sugesti yang di input pada diri sendiri.
Maka sangat perlu lah kiranya kita mensinergikan energi-energi positif dalam menjalani aktifitas dari hari-ke hari. Fakta sainsnya adalah "Energi diam suatu objek (matter) sangatlah luar biasa dan sebaliknya sejumlah besar energi bisa dihasilkan dari massa yang sangat kecil." *Semoga tidak bingung*.  Adalah manusia itu luar biasa, begitulah singkatnya.

Pernah gak kita terfikirkan bahwa luas alam semesta hingga 10 pangkat 24 itu terpadatkan oleh milyaran galaksi? Lantas Allah menempatkan manusia itu di satu planet bumi yang mungil lagi indah. Mengapa?*mari berfilsafat* Jawaban singkatnya adalah jika manusia itu mau berfikir maka ia akan menyadari sekaligus memahami bahwa hadirnya di muka bumi ini memiliki peran yang besar dan tujuan yang mulia, penyeimbang alam semesta.

Allah SWT berfirman:

وَالسَّمَآءَ  رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,"
(QS. Ar-Rahman: Ayat 7)

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman: Ayat 8)

Silahkan merenung sendiri-sendiri....

Karunia akan dipercaya sebagai makhluk penjaga keseimbangan alam semesta mengharuskan kita selalu bersyukur bahwa manusialah yang dipercaya akan amanah itu. Ini contoh sederhana, Bukti bahwa kita bersyukur atas kesehatan adalah kita dapat memaksimalkan diri dalam sehat itu untuk melakukan kebaikan dan menebar manfaat. Walau hanya dengan membaca, mendengarkan, dan menulis kembali setiap ilmu yang didapatkan sebentuk pengikatnya dan mewariskannya dalam catatan perjalanan yang penuh energi positif dalam hidup ini.

Dunia ini luas dan indah sebagai ladang terbaik untuk bercocok tanam dengan amal kebajikan. Waktu yang singkat di dunia ini menjadi penentu kehidupan abadi kelak. Jika kelalaian lebih mendominasi dari kesadaran itu adalah nelangsa. Maka keimanan akan menjaga stabilitas kesadaran tersebut.Lantas,  implementasi dari keimanan adalah amal kabajikan.  Iman bermuara dari ilmu, dan bukti iman adalah amal.

Terlalu banyak peluang karunia Allah yang semestinya diupayakan dalam tindakan yang hebat, optimisme, dan tujuan yang terarah. Komoditas berharga kita adalah waktu dan kita melintasi hidup ini didalamnya. Sungguh diri kita tidak  sesempitnya asumsi mereka yang jauh dari cahaya Al-Qur'an. Bila mau mentafakuri lebih hikmat kandungan dalam al-Qur'an maka didapati bahwa setiap  kita yang  terlahirkan kedunia ini ditakdirkan sebagai seorang  pemenang, dari itu  sungguh kita telah memiliki aset untuk menjadi insan yang luar biasa, jika kesadaran diri rela kita aktivasi kembali.  Ada raksasa besar yang minta dibangunkan dalam diri itu. Kekuatan besar dari Sang Maha Besar untuk modal untuk menjadi mata air jenih yang menghidupkan kehidupan. Untuk menjadi sumber cahaya yang menerangi peradaban.

Terlahir sebagai muslim adalah anugrah yang tidak dapat dirincikan nikmatnya. Terlahir sebagai muslim adalah karunia untuk menjadi insan yang hebat dan manfaat. Maka sudah selayaknya kita menjadi mata air jernih yang mampu menghidupkan kehidupan bagi siapapun yang membutuhkan. Pernah mendengar Sahabat ra menanyakan tentang amalan apa yang paling memberatkan timbangan di yaumul akhir? Itulah dia akhlak yang baik. Itulah dia menjadi mata air jernih untuk menghidupkan kehidupan.

Izinkan Allah yang mengatur semua untuk keinginan baik itu. Kita hanya perlu memiliki hati yang lebih tulus, menjalani ibadah yang bagus, hidup di atas jalan yang lurus, mengeksekusi ikhtiar dengan serius, dan taubat tak putus-putus. Semoga Allah berkahi tiap jengkal langkah yang tujuannya adalah ridho Allah. Allahumma aamiin ya Mujib

Ittaqillah !

*100% ditujukan untuk diri sendiri
©SN