Kehidupan ini adalah kumpulan dari fase-fase, itu menurut saya. Fase itu sendiri adalah rentang waktu yang di dalamnya ada kita dan sekelumit cerita-cerita. Saya merasakan sendiri bahwa setiap fase saya akan ada cerita tersendiri yang akan sulit untuk ada pada fase lainnya. Seperti di blog ini, saya kembali mengevaluasi apa-apa yang pernah saya tulis dari cepisan cerita hati, pengalaman, dan pengamatan yang ada pada diri saya. Semua berbeda, usia-usia yang lebih belia dari sekarang saya terkesan pribadi yang ambisius, belum mengenal permainan hati (kalau ada tulisan alay itu korban nonton film ayat-ayat cinta, Haha), tedensius terhadap iptek begitu kentara, lebih banyak gak tahunya, dan ceritanya standar tentang: cita-cita, ayah, ibu, dan nulis cerpem atau artikel.
Semakin kesini, saya menjadi pribadi yang bukan hanya menulis teori namun sebagai produk dari teori-teori yang sempat saya tulis pada fase-fase sebelumnya. Saat dulu mengenal sabar hanya sebatas teori dan begitu lihai merangkai kalimat bijak tentang kesabaran yang belum tahu rasa sabar itu seperti apa. Memang, fase itu tidaklah garis linier yang horizontal namun garis liner yang begradien. Yakni semakin bertambah usia maka berbading lurus dengan pertambahan makna kehidupan. Kita hanya dapat merasakan kesabaran saat kita telah Allah beri ujian yang dengan ujian itu kita dapat menyelesaikannya dengan teori sabar yang selama ini dipelajari dan diajarkan.
Boleh pula kita kembali mencampakkan diri pada teater masa lalu untuk menjemput kesadaran bahwa kita telah berada pada teater kehidupan yang tak sama lagi dan dengan peran yang jelas berbeda di masa kini. Ternyata tak mudah menjadi orang dewasa, begitulah yang pada akhirnya terbersit. Jelas tak segampang memainkan peran anak-anak bukan? Jalan cerita yang mesti dimainkan oleh orang dewasan lebih kompleks dan riweuh. Butuh profesionalisme dan proposionalime untuk melakoni sandiwara di kehidupan orang dewasa. Fase ini, menjadi fase yang cerita-cerita di sekujur waktunya lebih dibubuhi kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan komunikatif. Yah...itu melelahkan !
*beginilah ekspresi hati saya yang tengah merasa lunglai dalam menjalani peran sebagai orang dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar