Jumat, 09 Desember 2016

Mau Ngomong Apa Lagi?

Semakin melelahkan kan hati mu saudari ku?
Ku lihat, sudah semakin indah tampak wajah mu di media sosial yang selama ini kau jaga aman dari siapapun yang ingin memandang.

Apakah hati itu telah bosan atas penantian yang tak kunjung usai.
Ku baca status-status mu sudah meradang bahkan menyiratkan hasrat  mengutuki takdir.

Sebegitu rindunya kah hati itu pada pelengkap iman mu?. Ku dengar banyak dari candaan dan obrolan selalu bermuara pada perihal 'pangeran berkuda'.

Entahlah, Aku tak mengerti akan ngomong seperti apa pada mereka, sedang aku belum dapat memberi solusi selain kata sabar.

Betapa masa menunggu itu menjadi perjuangan yang menjerihkan jiwa sehingga, banyak didapati masa-masa itu melunglaikan gairah untuk menatap hari-hari dengan optimisme. Aku dapat merasakan seperti apa yang dalam diri mereka dan tidaklah solusi terbaik itu selain menjadi sahabat al-Qur'an, membaca, mempelajari, dan menghafalnya.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, terkadang untuk menghargai mereka aku harus berpura-pura menjadi orang yang sama dengan yang mereka rasakan. Walau dalam hati sudah mual-mual untuk membahasa tema yang hanya berujung pada perasaan hampa.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, karena aku tahu perasaan itu teramat butuh untuk diceritakan dan aku harus pintar berperan sebagai orang yang berperasaan, maka mendengar dan menanggapi semoga membuatnya merasa bahwa dia tak sendiri.  Walau aku lebih suka jika di ajak bercerita tentang perperangan di zaman Muhammad al-Fatih.

Aku tak tahu mau ngomong apalagi, karena hanya cerita tentang mencari-bertemu-berjodoh adalah pemantik yang menghadirkan decak hati untuk menepikan gusar, bahwa masih banyak kisah hikmah yang dapat menyadarkan kita agar lebih mensyukuri atas setiap ketetapan yang Allah pilih. Walau sempat ada rasa luka yang kerap memedih kembali jika harus diceritakan ulang.

Memang usia-usia yang memasuki seperempat abad adalah alrm awal yang menyadarkan bahwa ini fase-fase untuk menentukan arah kehidupan masa depan. Realitas tersebut sering membawa aku pada mereka yang jika bertemu aku tak tahu lagi mau ngomong apa. Karena akan selalu terbawa arus pada tema 'menelusuri-ditelusuri-cocok'. Padahal, aku pengen cleansing dari hal sedemikian. Sudahlah mungkin ini ujian hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar