Sabtu, 27 Desember 2014

Resolusi Diri

Jika ingin disayang Allah ya lakukanlah apa yang diperintah-Nya.
Jika ingin syurga ya berupayalah melakukan amal yang diizinkan Allah untuk mendapatkannya.
Jk ingin jd juara dan berwawasan luas ya belajar.
Jk ingin rizki berlimpah, dhuhalah, sedekah, dan bahagiakan hati ortu.
jk ingin derajat yang tinggi ya tahajudlah.
jika ingin menjadi penulis ya menulislah.
jika ingin sehat hiduplah teratur dan jaga pola hidup sehat.
jika ingin menjadi penghafal al-Qur'an ya hafalkanlah al-Qur'an dengan program yang matang dan teratur.
jika ingin cepat sukses, segerakanlah tindakan untuk mencapainya.
Simpel kan ?

Buatlah resolusi perbaikan diri. Katakanlah sebelum tahun 2015 menjelang. Wahai 2015, saksikan kehebatanku dalam mencapai sukses ku di masa depan, dan di tubuhmu 2015 aku janjikan suksesku pada tindakan.

Jauhkan dirimu dari perihal yang menghambat pencapaianmu. Gantikan malas dengan rajin, menunda dengan segera, bisa, mampu, kuat, ada Allah yang mengamunisi dengan kekuatan semesta. Sugestikan sukses di tubuh, pikiran, hati, jiwa, dan gerak tubuh mu.
Anak muda harus begitu !

#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi

Waspadalah Kamu akan Sukses

Setan yang tau tentang bibit kesuksesan mu di masa depan akan berupaya maksimal untuk mengagalkan kehebatanmu dalam mencapainya. Waspadalah.. 3x
Daripadanya, kedekatan pada Tuhan adalah kekuatan.
Karena anak muda yang dekat dengan Tuhan pasti jauh dari goncangan tipu daya setan.
Ia telah berada dalam naungan rahmat Tuhan yang Maha Melindungi para hamba yang minta tolong hanya pada-Nya, minta sesuatu hanya pada-Nya, merasa butuh hanya pada-Nya, dan menyerahkan seluruh dirinya untuk semaunya Tuhan kendalikan.
Lihat lah kedepannya bisa dipastikan ia adalah pemuda yang tumbuh dalam kebajikan-kebajikan dan menua dalam rentetan prestasi mulia. Sampai akhir riwayat hidupnya di akhirat diizinkan bertemu dengan Dzat yang selama di dunia selalu dirinduinya dan Dzat yang setia menjaga keistiqamahan hatinya tuk menjadi pengabdi-Nya.
Itu Luar Biasa !

Jumat, 26 Desember 2014

Bebas

Tlah jemu ku bergulat dalam permainan rasa.
Suntuk sungkan sudah bagiku kembali padanya.
Mengenai rasa biarlah ku patrikan saja untuk yang lebih sempurna memiliki.
Agar tak sia-sia semua rasa yang ada.

Telaga jiwa tengah meranggaskan semua yang percuma.
Pergi sajalah kau semua.
Enggan hati ini menyentuh mu.
Kau, dikau, dirimu,kamu....
Biar Tuhan saja merajai segala taman hatiku.
Karna mereka kerap melukai keindahannya.

Sudah.....ku akhiri untuk permulaan yang mulia.
Membingkai hari-hari rasaku dengan iman.
Menghiasinya dengan pernak-pernik takwa.
Risauku tlah ku hamburkan ke angkasa.
Sekarang ku berteman dengan ketentraman.
Menghirup udara kedamaian.
Lepas hasratku menentukan  langkah.
Pada Mu Tuhan....

Liburan

Hari liburan merupakan momen yang sangat dinantikan bagi civitas penggiat kerja maupun anak sekolah. Suatu waktu yang diharapkan mampu melalang buanakan segenap kepenatan pikiran, tubuh, dan jiwa. Setiap orang punya cara yang beraneka untuk menggilas dan menikmati hari-hari liburannya. Bagaimana dengan ku ? Untukku liburan kali ini sedapatnya dimanfaatkan sebagai masa evaluasi, monitoring, dan kontruksi perencanaan untuk sebuah visi yang telah di tetapkan. Kedengarannya sangat kaku dan tidak asyik. Memang benar, karena membutuhkan energi lebih untuk melaksanakan ini. Namun kebiasaan seperti ini membantu ku untuk melihat sudah sejauh mana aku melangkah dan apa saja yang sudah aku perbuat untuk dunia dan akhirat ku. Rentang waktu di evaluasi adalah bagian dari liburan yang di isi oleh peregangan otak. Sebab dilakukan muhasabah, pertaubatan, dan ritual religius yang kental. Sehingganya sikap ku dalam memonitoring aktifitas dalam kurun waktu silam lebih peka dan mampu mencatat kesalahan-kesalahan yang harus dibenahi dikemudian hari. Selanjutnya, aku membiasakan menulis kembali agenda-agenda, strategi, misi-misi, impian-impian di dinding kamar ku.

Kamis, 25 Desember 2014

Syukur dan Sabar atau Kufur

Syukur dan kufur itu beda.

Rantai, belenggu, dan neraka itu kawah nista si kufur.
azab nan merata keman-mana
kelak ia berjawah masam penuh kesulitan 


Sedang si syukur terselamatkan dalam wahana-wahana syurga.
tersedia minum sedap rasa, putih rupa, dan aroma nan santap aduhai.
berupa mata air sejuk bagi hamba-hamba Allah saja.
Dibinarkan keceriaan dan kegembiraan baginya.

lalu.....
Bagaimana kabar kesabaran ?
untuknya, Dia menjanjikan balasan berupa pakaian dari sutra dan syurga.
telah hilang teriknya matahari yang menyengat dan dinginnya kutub yang membekukan.
sebab dalam naungan kerajaan dan kenikmatan yang besar.

Barang siapa menghendaki kebaikan pada dirinya, tentu dia mengambil jalan menuju Tuhannya

Rabu, 24 Desember 2014

Hanya untuk Berbagi Intuisi

Assalamualaikum sobat blog Aisyla yang lembut hatinya...\

sudah lama tidak menulis dengan bahasa yang gamblang. Hari ini sangat pas dengan momen liburan, sehingga ada jeda waktu untuk banyak membaca dan merenungi buat persiapan strategi masa depan. Nah,  dari pagi tadi saya sudah dibuat cukup lelah karena mencari obeng buat bongkar tablet. Untuk melepaskan penat itu saya duduk sejenalk dan otak-atik laptop buat menjejali tut-tut keyboard. Sembari itu saya baca terjemahan al-Qur'an dan terinspirasilah untuk menyampaikan ide tersebut.

Entahlah setiap lagi belajar, selalu intuisi lain menari-nari dalam teater pikiran. Ia adalah inspirasi dari QS.al-Insan 

Syukur dan kufur itu seperti alur arus dan elektron yang tak akan pernah seiring dan seirama, mutlak berlawanan arah sampai kiamat menjelang.

Yang paham materi Listrik Statis lebih mengangguk dalam terhadap realita tersebut. 

         Semakin banyak bergulat dengan persamaan-persamaan fisika semakin paham saya bahwa alam dan manusia itu satu padu yang bersinergi satu sama lain. Pada akhirnya kelak akan pada pengertian makna bahwa semua semesta ini adalah lautan energi,lautan gelombang elektron dan partikel lepas. Mereka membentuk simpul-simpul sebab akibat satu sama lain yang disebut KEHIDUPAN FANA.

Baiklah, jika ada tambahan nanti akan saya tulis lagi ya.....

Kecelakaan Bagi Pendusta


(Inspirasi Q.S.al.Mursalat)

Malaikat terbang dengan kencang.
Menebar rahmat seluas jagad.
Dengan patuh pada titah Tuhan.
Padanya sumpah dipatri dalam Wahyu.
Apa yang dijanjikan padamu PASTI terjadi.
Kala bintang terhapus, langit membelah.
Gunung yang bosan menumpuk kelak jadi abu.
Baaaah ! Hari keputusan telah tiba.
Yang mendustakan kebenaran celaka.
Padahal ia dari air hina.
Ditempatkan,ditentukan, dan dibentuk dengan sebaiknya karya.
Lalu Tuhan sejahterakan di bumi, lindungi dan bahagiakan.
Maka kini, pergilah pada azab yang kamu dustakan.
Jumpalitan lah dalam penderitaan. Tak laku lagi tipu daya.
Kasihan... . .
Daripadanya Tuhan....
Jadikan daku ciptaan yang berbekal takwa.
Pekerjaan yang ridho Mu mendapat balasan.
Yang rukuk sujud sembari menggedong al-Qur'an dipangkuan hati dan pikiran.
Gravitasikan seluruh aku menuju Mu.
Hingga pendustaan sirna tertelan keyakinan.

Selasa, 16 Desember 2014

Segenggam Rindu di Qalbu


Betapa pun rasa kegundahan mencekam dirimu, tebuslah ia dengan istighfar. Meranggaskan noktah-noktah murka tuk mengundang rahmat-Nya.

Betapa pun beratnya urusan yang kamu hadapi,
tegar dan tawakallah kamu kepada Tuhan Yang Hidup lagi tidak mati.
Serta ingatlah  akan tali pertolongan Allah yang selalu terjulur.
Dia Tuhan yang Maha Lembut atas segala kehendak-Nya.

Betapa pun beratnya cobaan yang menimpa dirimu,
Bersabarlah dengan sebaiknya kesabaran.
Pada masa mendatang akan kamu kecap manisnya kemuliaan, setelah melaluinya dengan kendaraan iman.

Wahai Tuhanku, Allah....
Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia
Yang Maha Mendengar suara langkah semut dalam kegelapan malam yang pekat.
Jadikan maghfirah Mu, pintaku yang terlerai di tubuh-tubuh do'a.
Jadikan takwaku, tuk mengokohkan jiwaku mencapai ridhoMu.
Jadikan taatku tuk mendekatkan seluruh aku padaMu.
Jadikan ujian Mu, tapakan kemuliaanku di sisi Mu.
hingga semua itu membangunkan untukku rumah ditaman syurga yang dekat denganMu.
Allah....

#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi

Sabtu, 06 Desember 2014

Kala Rindu dengan Sang Pencipta

Hanya sekedar kertas tau bahwa tinta butuh ia, agar semua mampu memahami kata.
Aku juga ingin kata memahamiku, agar semua yang ku ungkap menjadi renyah di santap siapapun yang membacanya.
Tengah mengeja aroma yang tepat untuk ku deraikan satu rasa.
Sepi senyap, menyelusup ke ulu panorama kehidupan.
Namun, pelitaku redup.... kini tak begitu kecapaian untuk mampuku deraikan nya.
Padahal ia hal yang sepele.
Yakni tentang jalan menuju wajah Sang Penciptanya.
Perihal hati nan lemah, akal yang dangkal, ilmu begitu terbatas, apalagi iman tak layaknya para Nabi.
sesering mungkin jatuh itu merayap-rayap dinding untuk bangkit.
Harap-harap dapat jua tiba di puncak syurga.

Untuk Sebuah Nama

Tak perlu desah ombak terdengar dengan pantai.
Agar ia tak pernah bising dengan kehadirannya.
Seolahkan saja ia kicauan cinta yang bernari lepas menghiasi denting-denting irama.

Begitupun jiwa, hati, dan rasa.
Tak usah ricuh dengan kenangan yang hampa.
Cinta akan mengunjungi mu pada tempat yang termulia.
Waktu yang Tuhan rencanakan dengan kelembutan-Nya.
Memadukan segala kekuatan semesta
membentang sabda kesucian dua hati dalam ikatan utuh,
Yang terukir pada lauh mahfudz.
bisikkan iman dalam dada.
Agar elok sabar menunggu kehadiran Pangeran Syurga.
Di Istana hati nan bersemayam nama Allah.

Untuk mu sebuah nama.....

Senin, 17 November 2014

Torehan Hati Harian II

Hatiku takut.
Nafasku tersengal-sengal.
Jiwa bergemuruh.
Rasa yang tak menentu menghantui segala logika.
Aku takut rahmat Allah tak lagi turun, hingga aku sungkan lagi diberi kebaikan oleh Yang Maha Baik dan tak dimampukan untuk melakukan kebaikan.
Dengan merangkak-rangkak ku datangilah Sang Maha Agung melalui tilawah Qur'an. Harap cemas dengan ini iman pun mampu mensucikan kembali hari yang terkeruhkan oleh aktifitas.
Getir amat perasaanku jika kerinduan tuk melihat wajah Nya menyublim ke rona dosa.
Maunya tetap terus terjaga dalam kesadaran akan pengabdian yang sungguh-sungguh.
bahwa diri ini hanya hamba yang dicipta untuk mengabdi, menjalankan agama yang lurus dengan tulus.

Jumat, 14 November 2014

Goresan Suara Hati

Allah....
Di atas bumi mu yang bernyawa ini aku titipkan hatiku pada Mu.
Untuk kau pegang semau Mu diatas segala kebaikan dan pengabdian yang tulus.
Sungguh sedu sedan rasaku tuk menggapai wajah Mu.
kala kerinduan itu terasa hampa, aku pun kecapaian sendiri mencari makna hidup.

Jelita dalam kesengsaraan yang membuat Kau memandangku dalam cinta.
Tapi seorang hamba yang dhaif ini penuh keluh kesah.
Aku pinta Kau maafkan jiwa yang nestapa. Karena ia memang lemah tanpa Kau kuatkan.

Yang Kau janjikan begitu menggiurkan ku. Capaiku tak seberapa Allah.
Aku tak sekuat Umar, tak pula selembut Abu Bakar, apalagi sepemalu Utsman dan secerdas Ali.
aku ini hanya gadis akhir zaman...yang slalu menangis memohon untuk Kau muliakan. Ampunkanlah jika aku tak tau cara memintanya...ya Rabb.

Air yang mengalir teramat mendamaikan, layaknya khusuk dalam penghayatan shalat. Ia pun menghanyutkan hidup pada kebahagiaan dunia dan keberuntungan akhirat.
Ini pun aku kerap alpa, menghantarkanku dalam labirin duka.

Terlalu ku perturutkan seruan 'yang terlaknat'. Akupun mabuk kepayang berkesimbah dosa.
Aku ingin pulang tak kembali lagi padanya.
Allah....Kau kenal segala isi dalam dada.
Bahwa aku hanya ingin menjadi pengabdi saja.
Dan itu sangat sederhana.
Betapa berharga.

Nikmatnya taat saat Allah menjadikan ku kuat.
Kuat mengelola seni berbahagia dan berduka.
Sampai musibah menjadi mahabbah.
Malas berganti kerja keras.
Dungu melaju ke pecinta ilmu.
Keluh menghilang menjelmalah pribadi tangguh.

Semua berkat ikhlas, taat, takwa, dan khusuk.

#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi

Kamis, 06 November 2014

Hujan yang Jatuh Penuh Presisi

         Bahkan hujan yang jatuh pun telah di ukur oleh Allah. Tentu banyak dari kita yang menerka-nerka, sepertinya hujan akan reda atau seperti masih lama. Ternyata kita telah luput dari penghayatan terhadap firman Allah dalam Q.S al-Mu'minun: 18

" ﻭَﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻣَﺎءً ﺑِﻘَﺪَﺭٍ ﻓَﺄَﺳْﻜَﻨَّﺎﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻷَْﺭْﺽِ ۖ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﻋَﻠَﻰٰ ﺫَﻫَﺎﺏٍ ﺑِﻪِ ﻟَﻘَﺎﺩِﺭُﻭﻥَ

"Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya."

      Saya berdecak kagum saat merenungi ayat tersebut. Tersebutlah bahwa jika ukuran hujan yang ditetapkan Allah berkesesuaian dengan kadar kebutuhan bumi dan seisinya. Subhanallah.....
       Tentu yang terlebih membuat saya merasa bahagia, saya mendapatkan ayat ini tepat saat terjadinya hujan. Memang Allah memberi petunjuk terhadap siapa yang Dia kehendaki, tak peduli kapan, dimana maupun siapa.

Senin, 03 November 2014

"Menjadi Pribadi yang Outstanding"

        Rasulullah SAW adalah seorang yang benar-benar outstanding. Outstanding artinya adalah luar biasa, seseorang yang melakukan segala sesuatu dengan cara dan hasil lebih baik dari orang kebanyakan. Jika nilai rata-rata kelas adalah 8, maka seseorang yang outstanding akan mendapatkan nilai 9 bahkan 10.

Kunci untuk menjadi pribadi yang outstanding ini adalah rangkaian kata yang terangkum dalam kata “CARE”. Care, secara kata utuh berarti peduli, peduli kepada diri sendiri, peduli kepada orang lain dan lingkungan sekitar serta peduli kepada posisi dan tanggungjawab kita di hadapan Allah SWT.

CARE adalah singkatan dari Commitment – Achievement – Responsibility – Enthusiastic.

Commitment, berarti bahwa seseorang yang outstanding harus mempunyai commitment mengenai pandangan hidupnya atau sesuatu yang dia pegang. Pada zaman ketika Rasulullah SAW masih hidup, Rasulullah SAW pernah hidup di antara Orang-orang yang menyembah berhala. Akan tetapi Rasulullah SAW tidak meluruh, beliau senantiasa memegang prinsip keislaman dalam diri beliau. Beliau tetap berkomitmen kepada Allah SWT untuk menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

Achievement, berarti bahwa dimanapun seseorang berada, dia harus bisa berprestasi. Kita ingat bahwa Rasulullah SAW dulu adalah seorang yang sangat ahli dalam berdagang. Di dalam rumahtangga, beliau adalah seseorang suami yang berakhlaq paling mulia terhadap istrinya. Ketika memimpin perang, hampir seluruhnya menghasilkan kemenangan. Jadi, dimanapun posisi kita, kita harus mampu menempatkan diri, profesional, sehingga mampu berprestasi, mampu memberikan kontribusi terbaik dimana kita berada.

Responsibility, berasal dari kata Respon dan Ability, kemampuan untuk merespon sesuatu. Ada dua macam responsibility, proaktif dan reaktif. Beda proaktif dan reaktif adalah, reaktif adalah respon yang dilakukan setelah masalah terjadi, sedangkan proaktif berarti kita bisa menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi sebelum masalah itu sendiri terjadi. Ini sesuai dengan Rasulullah SAW yang selalu mempunyai perencanaan yang jitu terkait segala sesuatu yang beliau kerjakan. Tentunya kita masih ingat strategi legendaris pada Perang Khandaq yang direncanakan oleh Rasulullah SAW bersama sahabat-sahabat beliau. Ini adalah bukti bahwa Rasulullah adalah seseorang yang sangat proaktif.

Enthusiastic, tidak berarti sekedar semangat. Akan tetapi, semangat yang disertai dengan impact yang nyata, yaitu semangat yang menyemangati. Jika kita mengingat khutbah-khutbah Rasulullah SAW, beliau selalu bersemangat dan menularkan semangat itu kepada ummatnya. Ketika berperang, tidak ada mujahidin yang gentar di medan perang. Inilah arti enthusiastic, semangat seseorang yang membuat orang lain di sekitarnya menjadi ikut semangat.

Bagaimana dengan kita?
Maukah kita menjadi pribadi yang outstanding?

Semoga hidup anda bahagia dan diberkahi Allah SWT.
Aamiin

Sumber:
http://teawithoutsugar.wordpress.com/2012/11/29/menjadi-pribadi-yang-outstanding/

Kamis, 30 Oktober 2014

Proses Hidayah

Nafas yang mendengus kau hitung pun gila.
Suara yang simpang siur, teratur kau renung pun sadar.
Warna-warni nan hinggap di baju kupu-kupu kau lihat pun terpesona.
Bahwa Tuhan punya Kuasa.
Memberi..
Menunjukkan...
Dan Merangkul mu dengan seantero cinta.

Rindu

Kerinduan ini menyakau.
Menyeka bahagia, menyemburkan pilu.
Di negri asing pengembaraan aku memohon kuyu.
Tuhan...bawa aku lagi pada Mu

Bersama gerimis ku antarkan berjuta rindu yang mendalam.
Bersama tetesannya  membelai ranting-ranting yang rapuh.
Menyeruak menuju kalbu, menggetarkan dawai hati.
Menarik sedih seluruh aku.
Talu-bertalu harap tuk hidup penuh berlumur naungan cahaya Mu.
Untuk itu aku titip seonggok rindu.

Hingga senja menyulam jingga.
Di bibir pertemuan syurga.
Rindu terus bertapa.

Kamis, 09 Oktober 2014

Yang Lebih bagi Orang Tua

Ah, dulunya aku mengira dengan selalu jadi juara kelas orang tua akan bahagia. Memang...namun itu belum sempura.
Terus aku perjuangkan untuk mengejar segala prestasi kemana-mana dengan penuh pengharapan mereka akan tersenyum merekah penuh rasa bangga.
Memang...namun itu tidak seberapa.
Tak bosan aku berjuang agar dapat membalas segala ketulusannya walau tak seberapa.
Aku pun segera menyelesaikan kuliah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya agar segera bekerja mengirim uang untuk orang tua.
Karena aku pikir itu dapat membuat mereka lebih lega.
Memang...namun itu belum ada apa-apanya.
Maka aku pulang agar tak lagi jauh terpisah dan meneguk air mata rindu tuk bersua.
Aku berupaya sekuatnya untuk mampu berdikari lebih agar dapat penghasilan yang lebih sejahtera untuk orang tua.
Namun...aku benar-benar salah.
Semua kesibukan itu membuat aku tak sempat tuk bercengkrama, keseharian padat dengan kerja sampai hari libur pun tersita.

Sekarang aku lebih mengerti...

Yang lebih membahagiakan itu, saat seorang anak bertanya besok ayah dan amak mau makan apa ? Lalu kita yang memasaknya dengan penuh cinta.

Yang lebih membanggakan itu, saat seorang anak hadir di tengah masyarakat dan mampu menjadi penebar manfaat yang berlimpah.

Yang lebih melegakan itu, saat seorang anak selalu menjaga hati dan perasaannya.

Maka. Kini selalu kusempatkan untuk melakukan sesuatu yang membahagiaan hatinya. Sekalipun itu dengan menyuguhkan sarapan dan cemilan seadanya.

Ah...memang membahagiakan itu sederhana.

Hingga Gas menjadi Plasma

Layaknya gas yang menjadi plasma karena dilecut suhu yang panas hingga ia mampu berbinar lebih indah dari biasa, begitulah ujian mengindahkan kekokohan jiwa.
Meski panasnya ujian memerihkan, pun di ujung lebih memulihkan.
Sedang hadirnya iman kan menjelitakan derap perjalanan di naungan sayap kesabaran.
Aduhaiiii hidup...
Tak ada yang perlu diratapi,
Sudah jelas dan pasti manusia hanya si pengabdi.
Menjalankan agama yang lurus dengan sepenuh hati.
Serahkan segala kemelut pada Ilahi.
Kian taat dan patuh pada titah Pencipta Langit dan Bumi, semakin mantap menjalani hidup ini.

‪#‎perjalanan_untuk_sebuah_mimpi

Jumat, 03 Oktober 2014

Teman

TEMAN.....
Kau dan aku layaknya neutron dan proton yang berpadu kokoh dibawah energi ikat iman. Kita akrab menamakannya dengan ukhuwah.
Lalu menjadikan kita nukleus kebaikan dalam atom kehidupan.
Tentu saat energi ikat iman itu musnah, kau dan aku bukanlah lagi nukleus kebaikan. Karena kita hanya serpihan partikel bermuatan yang kelak melalang buana dalam semesta kesibukan dunia.
Ah ....itu akan terasa amat hambar dan hampa.
Kita tentu memiliki peran masing-masing bukan ? Namun satu tujuan yang mulia yakni Menuju Keridhoan Allah.
Yang menjadi esensinya teruslah membersamai hari dengan takwa.
Baik aku dan kau,,,
Agar energi ikat iman itu istiqamah selamanya menemani kita hingga bersua wajah Allah yang Maha Indah.
Amiiiiiin.
Sungguhpun aku menulis ini saat aku merasa bahwa aku harus terus melejitkan kapasitas ketakwaan yang selamanya ini kerap terlerai dan memudar dalam aktifitas kesibukan dunia.
Jangan sungkan kawan untuk menghadirkan namaku dalam secepis do'a.karna itu amat berarti dan sangat kubutuhkan.
Salam tali cinta diperaduan iman....TEMAN.
Be Fight Intifadhah 2009...!

Selasa, 23 September 2014

TuhanTahan Cinta

Jika hati ini menguapkan rona, tersimpul senyum jumawa menyambut jingga menyelang senja di kemegahan mega.Walau perjalanan akhir bukan titik akhir yang terukir.

Kini....
Ku dengar gemericik hatimu mengundang risau.Pahami dg sebenarnya bhw tetesan itu bukanlah aku melainkan lemahnya iman di dada.Tenangkan dengan kedekatan pd-Nya.

Kau pasti tau...
Saat bulan disimpan awan, langit menjadi suram kehilangan cahaya. Begitupun dengan hati yang terselimuti dosa menayangkan langit kehidupan yang nestapa.

Sayangnya..
Dikau yang tengah bergelut mesra di bawah bisikan setan, hingga tak ada celah cahaya tuk menerangi jiwa. perlahan terjungkir dalam kehinaan.

Wahai angin buatlah tarian2 ranting, agr smesta dan hati berpadu tuk menafsirkan dzikirmu dan mengerti betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.

Wahai fajar, singsingkanlah mentari mekar nan menghangatkan kebekuan jiwa.
Agar sulaman lara kian terlerai.
Menjadi hati suci berbinar.
Merongrong hasrat duniawi, menenggelamkan ke lautan lepas.
Sampai Tuhan tak lagi tahan cinta.
Kau pun jumpalitan dalam bahagia

Bangko, 23_09_14
#AFJ_Syair_Jiwa

Senin, 15 September 2014

Simfoni Hati di Eter Kehidupan Fana

Hatiku gontai...
Jiwaku masai...
Akalku terberai...
Aku lemah dan terkulai...

Kehidupan ini mencercaku.
Karena apalah yang ku punya.
Hanya jasad yang berpadu dengan ruh.
Sedang itupun hanya pinjaman.
Lalu aku dihantam karena kepongahan.
Ditikam sebab ketak-syukuran.
Dilumat-lumat penyesalan.
Waktu geram bersama amarah yang kian memuncak.
Aku lalai dalam kefanaan dunia.
Astaghfirullah.....

Duhai waktu....
Aku tak pernah berniat untuk melukaimu karena kesia-siaan.
Jika itu telah terjadi, pada Tuhan, ku mohonkan ampunan.
Duhai nikmat...
Aku sering merenggutmu dalam kealpaan.
Tanpa berterima kasih pada-Nya.
Membuat malu itu hadir dalam hati yang insyaf.
Pada Mu, Tuhan...aku tunduk dan harapkan ampunan.
Duhai dosa...
Aku kerap mengecapmu..
Pada akhirnya qalbuku keruh, imanku runtuh,taatku lusuh,hari-hari yang terjadi kian ricuh, sedang Tuhanku jadi tak acuh.
Aduuuuuuh !
Racunmu menjalar ke seluruh sel-sel tubuh amalku.
Kini ia terbaring tak berdaya lagi.
Sebab kau ! DOSA....
Huuufffftttt...
Tuhanku, ALLAH....mohon obati diri dengan kasih sayang Mu bersama ampunan yang berlimpah.

Betapa kusadari, Tuhan...
Saat Engkau hidangkan ujian demi ujian.
Membuat lambung jiwaku semakin penuh.
Lalu aku menjadi bernutrisi untuk melangkah lebih kuat dalam menjalani kehidupan.
Terima kasih Allah. . .
Engkau masih memandangku.
Memenuhi cintaMu dalam ujian yang  diberi.
Semua mampu ku raba dalam kebeningan hati.
Bahwa apapun ketetapan Mu adalah baik bagiku.

#perjalananuntuksebuahmimpi

Selasa, 09 September 2014

Pengagum Rahasia

Sungguh aku mengagumi mu dengan kekaguman yang hanya diungkap oleh aksara rasa tanpa perlu kau tau.
Menelusuri rekaman hidupmu yang heroik, menarik, dan unik.
Slalu penuh keceriaan.
Aku ingat pertama kali mengenalmu, kau tampil dengan lelucon yang menyulap semua mendengarnya tuk tertawa.
kau dakwahkan jalan Islam dalam kata-kata yang ringan tapi berkesan.
Itulah yang buat ku kagum.
Kejadian itu sudah 4 tahun berlalu bukan ? Tapi sulit bagiku tuk menghalaunya dari benak ini.
Kau tak pernah tau aku mengagumi mu dan tak perlu kau tau.
Dengannya kau tetap tampil dan berkelakar sekehendak yang kau mau.
Tanpa rasa lain yang mengganggu.
Sebenarnya dibalik kekagumanku terselip iri untuk mu.
Karena amalanmu, hafalan Qur'an dan hadist mu, prestasimu, kontribusimu, dan sosialisasimu yang luwes.
Aku sangat iri padamu namun ia terbendung dalam rasa kagum.
Kau dan aku sangat jauuuuuh tak terkira kini.
Dengan ingatan terhadap teladan mu dulu membuatku merasakan kedekatan denganmu, walau kau tak pernah tau. Bahkan mungkin kau tak mengenalku.
Ntahlah...
Aku tak peduli....
Toh aku hanya seorang pengagum rahasia.

Minggu, 07 September 2014

Simfoni Quantum Cinta dalam Melodi Kerinduan



Oleh: Sulastriya Ningsi (Physic’s 09)
-Nominator karya terbaik se-FMIPA dalam acara SMILE FSI-
 Salamu’alaika Ya Habiballah, Rasululllah, Waliyallah, Muhammad Bin Abdullah
Semoga kemuliaan dari Allah selalu dilimpahkan kepadamu. Anta syamsun anta badrun Anta nuurun fawqa nuuri, Anta mishbahu as-shuduuri.
Wahai purnama yang bercahaya wajahnya
Ini aku, Sang Wanita Pujangga
Dalam  baik syair pujangga merindu
Tertata kata dalam suratku yang takkan pernah terbalaskan
Habibi, kau telah berada dalam singgasana megah syurga-Nya
Wahai hamba pilihan yang diutus untuk kami
Engkau datang  membawa urusan untuk ditaati
Gubahan syair nan indah untukmu
Ya Rasul, hadir ku bukan dalam dimensi yang sama dengan mu. Namun, serasa terngiang gema shalawat dan takbir  mengiringi kedatangan serdadumu.
Wahai penawar hati kami, nan mulia akhlaknya
Aku adalah wanita yang kini telah membuncah kedengkiannya
Betapa dengkiku pada para Shahabiyahmu
Karena keunggulannya yang istimewa dalam pandangan Allah S.W.T
Aku bukanlah Khadjah ra, wanita teragung sejagad raya
Yang beriman padamu saat yang lain mendustakan
Melindungimu kala semua menolak dan memusuhimu
Tidak pula aku Aisyah ra yang kesuciannya diumumkan dari 7 lapis bumi
Sebagai pasangan abadimu dunia dan akhirat
Aku pun tak sedermawan Saudah Binti Zam’ah ra                                                                           
Bukan juga Hafsah Binti Umar ra yang ahli puasa dan shalat
Ya Habibi, aku hanya wanita akhir zaman
Yang mengharap hati dipenuhi kerinduan padamu
Ketika hadir syahdunya alunan rindu padamu, menjadikan lampauan waktu terbingkai pahala
Kini aku harap menjadi wanita-wanita generasi thabi’in yang mulia dalam ukiran jejak sunnahmu
Wahai utusan agung, nan benar tutur katanya
Abad demi abad terkikis musnah oleh waktu
Namun, namamu terpatri dalam kalbu
Tak pernah aku bertemu denganmu, melihat langsung dakwahmu
Tapi sinar cahaya mu mampu menembus zaman
Begitu agung namamu
Indahnya getaran hati ini, buliran air mata dan kerinduan padamu
Mengemis penuh hina pada Rabb Penguasa Alam
Agar rasa ini terkunci abadi dalam ridho-Nya
Wahai penghulu para anbiya’
Bicaramu dalam tuntunan wahyu, sekalipun orientalis jahil menfitnahmu dengan tuduhan tak berdasar Aku yakin kau adalah qudwah hasanah
Habibi, kini ku mulai kesahku dengan malu yang mencabik kalbu
Lihatlah Nabi, dizaman apa kini aku merangkak ?
Aku hadir dalam kemelut pembusukan moral yang mewabah
Dalam fitrah pemuda Islam yang telah terkontaminasi comberan nilai-nilai hedonisme
Wahai Rasul yang terjaga perangainya…
Sungguh tak tega bila aku harus menunjukkan padamu realitas faktual zaman kini. Al Islam mahjubun bil muslimun. Kemuliaan Islam terhijab akibat perilaku penganutnya yang berkubang di tengah lumpur jahiliyyah. Mungkin jahilnya sedikit berbeda dengan tingkah polah Abu Jahal atau Abu Lahab. Ini adalah jahiliyyah modern. Sampai-sampai mereka berani meragukan mutlaknya kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu. Sampai-sampai mereka nekad menyebut syariat Allah tak lagi kompatibel dengan zaman. Sampai-sampai mereka secara sok intelek menyimpulkan jilbab hanyalah produk budaya belaka. Sampai-sampai mereka tega menuduh risalah yang telah memuliakan perempuan ini sebagai lembaga yang mengokohkan budaya patriarki yang menindas martabat kaum hawa, lalu mereka secara kompak menyanyikan koor kesetaraan gender. Naudzubillah…negeri ini masih hidup dalam iklim yang takut-takut bersyariat. Bersyariat setengah hati. Totalitas tunduk tidak pasti. Dicap sekuler tidak berani. Astaghfirullah… Ya Nabi
Wahai Rasul yang anggun pesonanya…
Teman-temanku kini sudah biasa membuang waktunya dengan hal-hal yang makruh, syubhat bahkan haram. Hari-hari mereka dihabiskan di warung kopi atau kafe santai untuk bermain game online yang cenderung mengarah pada perjudian dan zina. Awalnya aku coba berbaik sangka. Tapi nyatanya apa? Shalat saja mereka lupa. Sebungkus rokok yang mereka hisap perlahan telah mencerabut secara perlahan kesadaran mereka. Bahwa mereka adalah mahluk ciptaan-Nya yang harus taat pada Maha Pencipta, bukan malah menduakannya lalu memuja-muja thagut durjana.
Wahai Rasul yang lembut tutur-sapanya…
Kesedihan demi kesedihan terus menggelayutiku hari ini. Apalagi jika terpaksa melihat realitas saudari-saudari muslimah yang kini kehilangan identitas diri. Jilbab dikhianati. Aurat diumbar di sana-sini. Tanpa peduli mata lelaki begitu buas melahap menikmati tontonan gratis yang bermagnet sakti, mengajak menuju neraka penuh api. Baju mereka full pressed body. Ketat, seksi ditambahi dengan wewangian tabarruj pengundang laknat Ilahi.
Wahai lelaki yang gagah perkasa…
Bila terus diceritakan, kisah ini hanyalah berisi kumpulan risau yang membuncah. Dan kami butuh pemecah resah . Aku terkadang miris melihat para da’i pun masih saja berkutat pada selisih pendapat yang tidak produktif: qunut, nawaitu, rakaat shalat tarawih, berapa kali adzan shalat jumat dan semacamnya. Bukankah itu cuma hal-hal furu’ yang para ulama membolehkan terjadinya ikhtilaf? Bukankah lebih baik semua bersinergi membina ummat? Membenahi akidah, mengoptimalisasikan pendidikan, mensejahterakan ekonomi dan sebagainya? Duh…lagi-lagi aku tak kuasa berbuat sendiri. Sebab, lidi yang satu tak kan bisa menyapu dedaun walaupun sehelai. Hanya kebersamaan dalam satu ikatanlah sumber kekuatan ummat ini agar tidak menjadi buih di tengah lautan.
Wahai panglima pasukan mukminin…
Ingin sekali rasa hati bertemu denganmu, menjumpai keluargamu dan para sahabatmu. Rindu betul aku dengan suasana hidup yang rabbani, membayangkan Bilal bin Rabbah dengan adzan yang menggetarkan dan shalat bersamamu yang penuh haru. Lalu aku ikut duduk di halaqah bersamamu. Bahkan kalau bisa menjadi salah satu orang yang turut meriwayatkan hadits langsung dari lisanmu. Oh, indahnya….
Wahai lelaki yang mengimami shalat para mukhlisin…
Membaca sirahmu sesekali saja sudah membuat ghirahku menggelora. Apalagi bila aku hidup bersamamu di zaman itu. Subhanallah. Aku pasti takjub pada peristiwa-peristiwa dahsyat yang tak normal jika menuruti hawa nafsuku. Melihat ketegasan Umar bin Khattab, kelembutan Abu Bakar, kedermawanan Utsman. Juga melihat bagaimana mereka betapa semangat menyambut seruan jihad.
Akan tetapi, tentu saja yang paling ingin kubersamai adalah dirimu. Bagaimana kau mengelola Imperium Madinah, bagaimana lantunan qira’ahmu dalam shalat yang menderaikan air mata makmum, bagaimana lihainya kau memimpin sebuah pertempuran, bagaimana kau menjadi qawwam dalam rumah tangga, menjadi suami romantis penuh cinta kasih dan ayah yang lembut lagi perhatian kepada anak-anaknya.
Wahai lelaki yang lembut hatinya…
Bertemu denganmu di kala jaga adalah sebuah utopia. Maka bermimpi berjumpa denganmu adalah salah satu yang kudamba. Karena kata para ulama, itu mungkin saja. Namun yang paling kuharapkan, insya Allah di surga nanti kita bertetangga. Walaupun dari sisi amal sudah pasti aku yang berlumur dosa ini akan sangat jauh darimu, namun aku ingat betul salah satu sabdamu, “Engkau akan bersama orang yang kau cintai di akhirat nanti.”
Hari demi hari aku hanya terus berusaha merawat cintaku padamu mulai dari basuhan wudhu’ di pagi hari, harmoni sujud di simpang dhuha hingga simfoni zikir menjelang rehat di malam hari. Meski shalat jama’ahku kadang menjadi masbuk, rakaat dhuhaku selalu pas-pasan dan qiyamullail dengan kondisi mengantuk, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu melebihi kecintaanku pada ayah ibu, Cintaku insya Allah lebih dalam dari dalamnya palung Pasifik dan menjulang lebih tinggi dari puncak Himalaya.
Wahai hamba pilihan yang dirindu
Dalam segenap penatku di dunia
Menyentil hati untuk menggubah lirik rindu
Betapa rindu nya pada suri teladan yang kau berikan
Rindu kesederhanaan dan kepedulianmu
Rindu kedamaian yang kau ciptakan
Rindu majelis ilmu yang kau bina
Rindunya yang tiada tara, sangat harapkan syafaatmu
Lirik yang menjadi simfoni quantum cinta dalam melodi kerinduan
Sang wanita pujangga, tertulis pada surat cintanya untukmu
Ya Rasulullah, Mudah-mudahan dengan amalku yang tak seberapa ini, kau tetap mengakuiku sebagai ummatmu yang kelak tetap mendapat kesejukan di telagamu.

Kenanganku

foto ini diambil saat saya tengah berjuang mempersiapkan gelar S.Si. Aduuuuuuh sangat sulit dilupakan kenangan ini. masa tersulit dalam menyelesaikan sarjana. Tapi teman-teman ku slalu ada menyulap suasana suram menjadi terang dan berpelangi.

Minggu, 31 Agustus 2014

catatan hati harian 2

tengah merindu.
kerinduan untuk sebuah kekhusyukan.
Indahnya jika hati itu terus dibinari oleh cahaya iman.
semua kesulitan yang hadir untukku, segalanya baik dari Allah.
agar aku kembali tunduk pada-Nya.
terkadang kenyataan tak sesuai dengan keinginan, terkadang kita harus menunggu lama untuk mendapatkan yang terbaik.
setiap kita punya fashion yang beda, cara yang beda, keunikan yang berbeda, semuaaaaa banyak yang beda.
karena terbentuk dari pola kehidupan yang diabsorbsi dalam rupa yang beraneka.
memang realistis membawa keterbukaan cakrawala pada hidup yang sebernarnya dari pada sekedar banyak khayal.
betapa menawannya menjaga rasa itu, lalu menempatnya pada saat yang tepat dan tempat yang sesungguhnya untuk ia terpelihara.
aku dalam sejagad emosi yang berbaur heterogen pada satu keinginan.
yakni mendapat izin bertemu dan menatap wajah Allah.

Catatan Hati Harian

Bahagiakanlah diri dengan kedekatan pada Allah.
Hati yang bersih, jiwa yang bening, serta iman yang deras.
akan terus merindukan sapaan Allah.
sedang sapaan Allah hanya menjadi hak orang yang bertakwa.
orang yang taat pada segala titah serta menjalani dengan penuh rasa tulus.
orang yang berupaya sekuat imannya untuk menjauhi perkara yang dibenci Allah.
sungguh jauhnya hati dari Allah namun rasa bahagia itu singgah adalah malapetaka yang membinasakan.
karena Allah tengah menelantarkannya dalam keterombang-ambingan fananya dunia.
Ya Allah sibukkan hatiku untuk terus mengingatmu.
penuhi hasrat ini hanya untuk mengejar ridhoMu.
kenakanan aku pakaian takwa sebagai karunia agung dari Mu.
limpahkan sabarku dalam ketaatan, ujian, dan menjauhi dosa-dosa.
amiiiin

Syair Thaharah Hati

hai makhluk....! jangan ajari aku cinta yang getir.
sebab kau jadikan aku menangis, tanpa alasan logis.
kala...
hati pun teriris.
bisa jadi nasibku miris.
luka karnamu, buat kenestapaan berlapis.
sudahlah.....!
lebih baik aku menepi ke labuhan hati nan sunyi.
jauh dari keributan noktah muslihat mu.
menyantap simfoni kekhusukan ubudiyyah.
dengan melodi kedamaian yang terus berdendang.
menyulut semua kebaikan. dan melindungiku dari kicauan duka.
yang kesudahannya berakhir indah di taman Syurga.

Selasa, 26 Agustus 2014

Aku, Allah, dan kisah ku menghafal al-Qur'an 1

Aktifitas itu terus berulang. Dari pagi hingga malam. Jika kegiatan yang sifatnya diorientasikan untuk dunia saja yang diperturutkan maka Allah akan menyibukkan kita dengan dunia. Aku tidak mau ini terjadi kepada kehidupanku. untuk itu, aku akan mengupayakan selalu melandaskan segala aktifitas Lillah bukan Liddunya. Agar sedetak jantung pun terhitung ibadah.
    Saat aku mulai menyadari esensi al-Qur'an dan betapa teduh, tenang, dan damainya hari-hari membersamainya. Maka aku tak pernah kenal lelah untuk mempelajari, membaca maupun memahami isinya.  Begitulah jiwaku sejak beranjak hijrah. Aku pun memasang tekad menjadi hafidzul Qur'an. Semua itu akan ku susun mulai dari hari ini. Meskipun kamarin-kemarin sudah di angsur mewujudkannya.
    Hafalanku sudah lama macet, akibat banyak faktor. Tak perlu ku uraikan terlalu panjang disini. Hal yang menyentil kesadaranku adalah sebuah hadist yang tertera di al-Qur'an terjemahanku, saat aku buka dengan acak kalimat-kalimat yang menyembur menjadi seolah hentakan dahsyat yang membuat balu pilu jiwa, dan melumat-lumat hatiku dalam rasa malu yang tak berkesudahan. Apakah dia, dipojok bawah terjemahan itu, tercantum sabda Rasul, bahwa  dosa besar yang pernah dilihat Rasul salah satunya adalah dosa orang yang lalai dari hafalan Qur'annya. Jika bahasanya disederhanakan, dulunya hafidz Qur'an sekarang gak lagi karena sudah banyak hafalan yang menguap dari ingatan. Huuuufffttttt....peluh hatiku mengucur lagi bersamaan dengan bulir bening dari mataku. Dadaku terasa sesak. Maka hari itupun melecut semangatku untuk menguras kembali hafalan-hafalan yang pernah bertengger indah dalam ingatanku walau semua belum mampu dengan sempurna mentahtai hati dan akhlak ku.
    Hari ini Alhamdulillah aku sudah mengulang hafalan Q.S. al-Ghosyiyah [88]. Sekaligus artinya. Pesan singkat yang dapat ku ambil dari pelajaran al-Qur'an hari ini adalah jangan pernah lelah dan putus asa berusaha dalam kebajikan dan amal shalih yang Allah cintai, karena semua itu akan menjadi rekaman indah yang menjadikan wajahmu berseri-seri di yaumul akhir, karena merasa puas atas apa yang telah dilakukan di dunia. Berusahalah istiqamah dalam kebaikan, kesyukuran, dan kesabaran. Agar wajah kita tidak tertunduk terhina, karena berusaha keras lagi kepayahan memasuki api neraka yang sangat panas lalu diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas. Na'udzubillah.
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari wajah-wajah yang tertunduk lagi terhina di yaumul akhir. Amiiiiin

Sahabatku di Jalan Dakwah

Tidaklah aku lihat padanya, selain kebaikan yang terus bertambah.
Hanya dengan mengingatnya imanku mampu meninggi.
Apatah lagi jika Allah mengizinkan untuk merangkai benang-benang kehidupan bersamanya.
Bisakah menjadi rajutan nan aduhai untuk pakaian takwa.
InsyaAllah...
Tapi entahlah....
Dapat mengenalnya, pribadinya, tutur lembut dan santunnya berbicara, kisah heroik hidupnya, melihat wibawa dan tanggung jawabnya, disiplinnya terhadap amanah, semangatnya di jalan dakwah, dan segala yang merekat padanya yang menjadi teladan kebaikan, aku teramat bersyukur.
Subhanallah.....masih bisa ku temukan insan yang sepertinya.
Yang gigih menjalani sunnah dengan sumringah dan cinta.
Riuh semangatku menatap caranya menyusun strategi masa depan yang bercahaya.
Begitulah jadinya jika hati yang telah terpukau dengan kerinduan tuk bertemu dengan Rabbnya.
Duhai kau....sahabatku di jalan dakwah, yang kini terpisah dalam dimensi waktu dan ruang, semoga Allah menguatkan langkah kita, mengukuhkan hati dan tekad kita untuk terus berjuang di jalan Allah hingga masa aktif di dunia ini berakhir dan bendera kematian berkibar. Amiiiin

Rabu, 20 Agustus 2014

Nilai Anda untuk Manusia atau Pencipta Manusia ?

Tadi saya habis lihat pengumuman grade pengajar. Karena saya baru jadi belum punya grade. Ada yang dapat grade A, saya dapat menangkap rona kebahagiaan di wajahnya. Ntah kenapa saya langsung terkesiap oleh kesadaran. Pikiran saya langsung terhubung dengan perihal pengabdian pada Allah. Sering ditemukan manusia yang berlelah-lelah mengejar penilaian manusia sampai alpa dengan penilaian agung yakni penilaian Tuhan Semesta alam Jiwa pun kian merunduk dalam rasa malu. Pengabdian tulus itu terbukti, saat pujian tidak membuat hati bahagia dan celaan tidak menjadikan hati terluka. Karena ia hanya fokus pada penilaian Allah saja dan tidak membutuhkan penilaian makhluk.Dalam menjalani kehidupan ia slalu bersikukuh berada di atas jalan kebenaran. Dapat dipastikan, jika manusia memiliki prinsip sedemikian hidupnya slalu dalam nuansa ketentraman. Semoga saya juga bisa memiliki prinsip untuk nihil dari kebutuhan penilaian makhluk. Fokus pada kebaikan demi meninggikan grade dalam penilaian Allah saja.
.

Selasa, 19 Agustus 2014

Untukmu Muslimah

Sahabat blog aisyla..... malam ini saya sangat terinspirasi oleh genangan kata-kata dari ust. Felix Siau tersebut: 

 lelaki salih lisannya diamalkan, dan amalnya adalah kebenaran | takutnya kepada Allah dan keberaniannya pada kebaikan
 lelaki salih tidak mencela memaki tapi menasihati | bukan memarahi namun membimbing mendampingi
 lelaki salih hormati wanita dengan menundukkan pandangan | caranya hargai wanita dengan meminang bukan pacaran 
 lelaki salih membahagiakan ibunya dan membanggakan ayahnya | tidak banyak alasan dalam beramal baik dan santun dalam berdoa
 lelaki salih berteman dengan yang salih dan tak menjauhi yang salah | mengambil ilmu dari yang salih lalu berdakwah pada yang masih salah
 lelaki salih tidak banyak berjanji | ia berjanji bila pasti bisa ia tepati
 lelaki salih mendahulukan Allah dan Rasul dibandingkan dirinya | bila Allah dan Rasul suka dia lakukan, bila tidak dia tinggalkan
 lelaki salih tidak banyak berjanji pada wanita | sekali berjanji, itu di akad nikah bersama walinya 

       Benar-benar inspiratif, semacam sarkasme yang mengena hati banget bukan ?. Namun, semua itu jelas dan konkret adanya. 
Lelaki salih memang tidak menyukai hal-hal yang merusak imannya begitupun dengan wanita salihah. 

          Nasihat ini sekedar mengajarkan bagi kaum hawa dalam memilih pendamping hidupnya. Jelas untuk mendapatkan layaknya Muhammad saw kita sesanggupnya menjadi Khadijah. Bila mengidamkan sosok Ali bin Abi Thalib tentunya kita harus menjelmakan Fathimah dalam diri.

Senin, 18 Agustus 2014

Untukku dan Dirimu Saudariku

Apabila perasaan wanita itu hanya untuk di tarik ulur, menjadilah layang-layang. Jika ia didekati lalu ditendang, artinya ia adalah bola. Yang perihnya jika sampai diinjak-injak, sehingga tak ubahnya seperti keset. Wanita bukan baju loakan, yang seenaknya dipegang lalu dicampakkan. Apalagi dijadikan piala bergilir, yang diperebutkan dan menjadi pajangan lelaki. Wanita itu,di cipta pada tulang rusuk yang dekat pada hati bukan ? Dan tak perlu diuraikan lagi maknanya. Untuk mu saudari seimanku dan terlebih untukku sendiri. Menjadi wanita istimewa itu seperti mawar nan indah. Cantik akhlaqnya, harum karyanya. Namun jika ada lelaki yang berani merusak kesuciaannya, maka iapun segera membela diri dengan durinya. Itulah wanita yang istimewa. Jangan mau jadi layang-layang, bola, keset, baju loakan, apalagi piala bergilir.

Allah, ningsi Ingin jadi Penulis yang Berkah

apapun deritanya, saya akan terus menulis....! walau dihimpit aktifitas yang sesak. meski melawan arus kemalasan. semua harus diterjang, demi sebuah impian. sejarah harus mencatat sebuah nama dan di langit harus bertahta amal jariyyah. menjadilah saya ! "Sang Penggenggam Dunia" impian besar ini terus menggaduh rehatnya tubuh agar bergerak. hasrat tuk merealisasikannnya terus menari-nari di teater khayalan, sampai terbawa mimpi. begitu motivasi memicu dan memacu saya agar bisa istiqamah untuk menyantap buku dan menuangkannya dalam rentetan kata-kata. apakah saya seideal tulisan-tulisan yang tertoreh itu. bukan, menulis itu hanya bagian dari usaha saya untuk merekam waktu dalam memori yang bermanfaat, hanya segenap langkah saya untuk melejitkan upaya ke arah lebih baik, hanya tidak ingin menjadi orang yang rugi makanya saya menasihati diri sendiri sembari berbagi. karenanya apapun kendalanya saya harus menulis, seberat apapun kondisinya saya tetap harus berkarya. Usia tidak akan pernah melayukan semangat itu. Sampai kapanpun harus terus belajar untuk mampu mengajarkannya. semoga Allah ridho, menatap dengan cinta, dan melindungi dengan rahmat-Nya. amiiin

Jaga Hati mu Bro !

Ada keteduhan yang melambai di siluet wajahnya.
Ada kedamaian yang menyambar saat membersamai hari-harinya.
Penuh pesona ketakwaan dan pancaran cahaya iman.
Pada kegugupannya tuk menyapa, kekeluan lidahnya dalam merangkai bahasa.
Aduhaaaai....aku terpikat olehnya.
Pada caranya menunduk pandangan.
Pada kesungguhannya menjaga hati.
Pada ketaaatanya menjalankan perintah Allah.
Pada kecintaannya pada sunnah Nabi.
Subhanallah.....aku mulai jatuh hati.

(Surat nyasar, ntah dari siapa dan untuk siapa, aneeeh !)

Jaga hati bro !
Karena ia adalah taman Ilahi.
Bahasa kegalauan yang di puitiskan itu tetap saja tidak menarik di mata iman yang bening.
Kegugupan menyapa, itu adalah menjaga lisan bukan yang lain.
Hati-hati dengan hati !
Kekeluan lidah dalam merangkai bahasa,  karena aku bukanlah sang pujangga. Hey ! Ada apa dengan hati mu bro ?
Aku menjaga hati, karena didalamnya ada kedamaian.
Aku menundukkan pandangan karena ingin meneguk manisnya iman.
Aku taat pada Allah dan mencintai sunnah Nabi karena bentuk kesyukuran ku atas nikmat-Nya.
Hey bro, di hatimu tengah berpenyakit, cepat-cepat perbanyak tilawah dan konsultasikan masalah mu kepada Allah.
Jangan usik dan usil tentang hubungan ku dengan Allah.
Okey !
(Fiuuuuh ,,,, ada-ada aja ney yang nulis surat.)

Minggu, 17 Agustus 2014

Iman Menanti Hati tuk Kembali

Mari hati ....ku taburi kau dengan sejuta kasih.
Sentuhan tulus yang tak kan pernah melukai.
Lupakan dia yang tlah pergi. Jauh ke seberang Hati.....
Aku dari dulu menunggu mu pada ikatan setia tak terperi.
Kemarilah agar kau tak pernah lagi mengecam perih.
Biarkan dia pada beragam impiannya dan harapannya.
Kau disini saja bersamaku dalam dendang ketentraman jiwa.
Tak ada risau dan kegelisahan yang ku beri, semua untuk hati.
Jika dia datang lagi ku pinta usirlah lah dia dengan segenap kekuatan akal bahwa kehadirannya berkemungkinan menyayatmu lagi.
Jangan mau hati....tetap saja dalam dekapan hangat ku.
Bisa jadi dia hanya ujian mu, atau yang ditakdirkan untuk mencoba kualitas sholehah mu.
Apakah kau tergoda masuk ke jurang nista.
Aku prihatin padamu hati, bila melihat kau kotor penuh dengan hasray duniawi.
Datanglah padaku hati....agar semua coreng yang menempel padamu kembali suci.
Hati.....aku takkan pernah pergi slalu di sini, di taman ubudiyah ilahi.
Aku adalah Iman Sejati....
Sosok yang akan pasti melindungimu dari segala murka Ilahi Rabbi.

Senin, 11 Agustus 2014

Catatan Hati Harian

Rekah senyum nan menyembunyikan makna.
Duhai Raja dari seantero raja-raja.
Teduhkan nelangsa kesesakan dunia dalam rindangnya cinta Mu.
Tegar yang hanya seonggok aksara agar ku raib dalam kerapuhan.
Aku dalam perjuangan memenangkan penjajah takwa.
Tertatih untuk menuju Mu dengan beban-beban dosa ini.
Bersihkanlah ya Rabb torehan dosa menjijikkan dicatatan amalku.
Sirami diri dengan hidayah Mu dan undanglah aku tuk memenuhi dimensi taubat nasuha sejati.
Semua itu, menjadikan ku sanggup menggelar amal kebajikan yang Engkau ridhoi.
Tanpa kenal Lelah dan Putus Asa.
Inilah aku Tuhan.....insan yang merindu tuk bertemu dengan keAgungan Dzat Mu.

(Puisi ini ditulis saat meratapi masa depan akhirat)

Sabtu, 09 Agustus 2014

Jomblo Emang Gue Pikirin !

       Tadi saya baru saja membelah jalan raya dengan scoopi baru, imut dan keren, alhamdulillah asli milik sendiri dan dari penghasilan sendiri (bukan pamer bro, cuma informasi. Hehehe, kan anak muda harus mandiri). Bukan ini yang mau saya bagikan ke sahabat semua, tapi masalah suasana malam minggu ini yang tengah saya simak dan telaah. Saya bungung bin heran lihat anak muda yang kerjaannya gak karuan, pergi keluar malam mingguan sama si doi cuma buat nikmatin angin malam plus nguras dompet, traktir ayank gitu. Tak habis pikir lah ya, ortu dirumah aja gak pernah di ajak makan bareng tuh !. Apalagi di ajak jalan2 menikmati angin malam yang bahaya buat paru2. Dudududu....!gak keren banget.
       Masih ada lagi yang aneh, kenapa masih ada orang yang menggilas usianya untuk hal yang sepele dan remeh temeh, nembak, jadian, jalan bareng, putus, jungkir balik, dendam kesumat, trus saingan sama mantan, selingkuh, cemburuan, aaaaaah sudahlah gak ada habisnya. Kan masih banyak hal yang amat penting dari kehidupan ini dari pada melakukan hal yang gitu-gituan.
       Nah,  uang aja masih ngemis ke ortu udah belagak mau traktir-traktiran. Ini kan namanya gak sopan bingits kan sob !, belum lagi tu bensin yang di pake kan bensin subsidi malah di salah gunakan untuk perkara yang gak manfaat. Saya pikir, anak muda yang seperti ini belum menyadari, bahwa di belahan bumi lain ada anak muda yang peras keringat, banting otak siang malam untuk merealisasikan mimpi-mimpi besarnya. Disaat yang lain malam mingguan, ia sibuk dengan karya-karya yang akan dikontribusikannya pada sejarah peradaban. Disaat yang lain tangis-tangisan karna putus, ia sibuk menangisi dosa-dosa dan pembenahan diri ke arah yang lebih baik. Ketika yang lain tembak-tembakan, berbunga-bungaan, ia cetarkan prestasi yang mengharumkan bangsa, membanggakan mama papa, melejitkan derajat di hadapan manusia. Saat yang lain kasak-kusuk dengan sms-an dan telponan manja-manjaan, ia tengah bersungguh-sungguh menatap tajam layar lcd dengan menarikan jari di atas keypad menggubah tulisan-tulisan inspiratif dan bermanfaat buat bekal akhirat. Saat anak muda galau dengan hubungan yang bernoktah itu, ia semakin mantap menjejali kesuksesan dan mengejar impian hebatnya. Waaaaaaah ! Banyak lagi lah.....
      Jadi cewek jangan terlalu rendah donk sob. Masak mawar setangkai sudah mampu membuat tubuhmu ikhlas diperlakukan semena-mena. Jadilah cewek yang keren. Cewek keren itu, adalah yang bisa menjadi penyejuk jiwa, santun dalam ucap, indah dalam sikap, dan bisa menjadi ibu teladan bagi anak-anaknya kelak.Kalau hanya cantik, kulit putih, bibir merona, pakaian menebar nista, mending jadi berbie aja. Sory sob, kalau agak pedas, semua ini saya persembahkan hanya ingin mengembalikan kesadaran sobat muslimah semua. Beginilah semampu saya dalam mengungkapkan perhatian itu. Kalau jadi cewek fokuskan aja dulu untuk menghebatkan diri. Kelak dibalik kehebatanmu, akan ada cowok yang menyesal karena tidak dari dulu meminangmu.
      Kalau kamu udah berupaya buat jadi keren, carilah pula cowok yang keren. Cowok keren itu, yang impiannya tinggi, upayanya melangit, dan hubungan dengan Tuhannya dekat. Bukan yang membual janji, gak punya prospek masa depan, dan tidak mampu membawamu menikmati kedekatan dengan Tuhan. Lalu....cowok keren itu, yang rajin bekerja, tekun belajar,  menikmati ibadah dan semangat berdakwah. Yang sobat  butuh adalah imam yang baik, meskipun kini hidupnya sederhana, namun ia bersungguh-sungguh bertanggung jawab membahagiakanmu dunia akhirat.
       Makanya, kalau jadi cowok fokuskan aja dulu untuk meng'keren'kan diri. Kelak dibalik kesuksesanmu, akan ada cewek yang menyesal karena dulu menolak lamaranmu. Yang sobat butuhkan adalah perhiasan yang mengindahkan iman mu, menentramkan jiwamu, menyamankan hari-harimu, yang menjaga kemuliaanmu, dan membesarkan anak-anakmu dalam kasih sayang dan kecerdasan.
    Udah lah sob ! Putusin aja. Jomblo Emang Gue Pikirin !

Jumat, 08 Agustus 2014

Waktu, Iman, Amal, dan Nasihat

Yang menyadari dunia ini singkat, maka akan takut untuk menyia-nyiakan waktu. Apalagi melalaikan kebaikan.
Nasihat ini buat jiwa jungkar balik malunya dengan diri sendiri.
Pedas dan mengena hati bagi yang merindukan pertemuan dengan Rabbnya.
Menggigit dan menjotos qalbu untuk diri yang ingin pulang kampung abadi dalam keadaan selamat, bahagia, dan sejahtera.
Memang kadang kita sering lupa, itu artinya masih manusia.
Makanya, manusia yang gak rugi dalam Q.S.al-'Ashr adalah yang paling mengerti hakikat waktu lalu ia pun menyempurnakan iman, memperbaiki dan melejitkan amal, serta saling menasehatkan dalam kebaikan. Nah, kalau sy belum begini artinya yah masih dalam kondisi merugi. Na'udzubillah.
Ya Rabb, beri anugrahkan kami iman dengan sebenarnya iman.
Karuniakan kami kekuatan dalam kebajikan terutama untuk berbakti pada ortu tuk memancing ridho Mu.
Luruskan segala niat kami dalam saling menasihati dalam kebaikan.
Jadikan kami insan yang beruntung, pemenang di yaumul akhir.
Jauhkan kami dari segala murka Mu.
Amiiiin

Rabu, 06 Agustus 2014

Bahagia

Setiap orang punya cara masing-masing tuk menyusun bahagia.
Meskipun banyak yang gagal dalam meraihnya, karena sering terjebak pada muslihat dunia dan mengabaikan campuran takdir Tuhan.
Bahagia bukan dilukiskan oleh harta, karena rasa itu bukan materi ia adalah vibrasi yang hangatnya di sanubari.
Bahagia pun tidak dapat di wakilkan oleh tahta, karena rasa itu telah menjadi raja abadi di jiwa.
Bahagia tak akan pernah menjelma dalam segala bentuk keduniaan alpa akan Tuhan.
Bahagia itu saat bisa online 24 jam dengan Tuhan Yang Esa, Allah penguasa segala alam.
Bahagia itu saat bisa mensinkronisasi akses dunia dan akhirat.
Bahagia itu saat radiasi kerinduan wajah Allah terefleksi dalam ibadah.
Bahagia itu saat panggilan syahid mengalun-ngalun di kediaman nyawa.
Bahagia itu saat gelora cinta menganak sungai menuju ridho Allah saja.
Bahagia itu saat ikhlas slalu menemani hati.
Bahagia itu saat sabar dan syukur memagari hari-hari.
Bahagia itu saat takwa menghiasi tubuh kehidupan.
Bahagia itu saat kedermawanan menderas dalam ketulusan.
Nyatalah .....
Komponen bahagia tak pernah berpisah dengan sentuhan Ilahiyah.
Aku bahagia......
Karena berhasil mendefenisikan bahagia...

Menggenggam Dunia, Merajakan Akhirat di Hati

Aku juga bisa menggenggam dunia dengan berkarya. Yang pasti dengan bantuan iman. Agar semua karya menjadi tulus dan barakah. Aku juga bisa keliling dunia. Yang jelas di antar sayap rezeki Tuhan dan tubuh ikhtiar. Aku bukan siapa-siapa kawan, aku hanya insan yang tidak mau rugi selama di dunia, ku awali dengan penyempurnaan iman, ku bingkai dengan amal kebajikan, terakhir ku jajakan tuk saling menasihatkan dalam kebaikan. Makanya aku tekad tuk genggam dunia agar akhirat menjadi raja di hati.

Kisah Gelisah dan Gundah

Bukan ku suka mengumbar kata-kata kegelisahan.
Ia merupakan kata yang meng-aksara dalam realita hidup.
Bukan ku sengaja meluap-luap tema gundah.
Memang begitu pola rasa yang melerai pada garis ketetapan.
Aku insan lemah, mengais bahagia berupa ridho Tuhannya.
Dengan torehan di lcd modern ini, aku bertapa cerita.
Adakala melonkolis menerpa, kadang sanguinis datang tiba-tiba, tak ayal unsur pragmatisndan koleris turut serta menghiasi aroma.
Begitulah aku, tengah mencoba menyusuri keikhlasan dalam berkarya.
Kini ku gambarkan suasana hati pada urutan huruf belia.
Bahwa gelisah dan gundah sedang jadi teman bersama.

Menata Hati tuk Membangun Barakah Cinta

     Mendengar lantunan barakallahulaka, hati terkesiap tuk berdesir lebih nyata, disusul wabaraka 'alaika, kian mengharu biru menderaskan semua gelora, kala di lanjutkan oleh wajama'a bainakuma fi khair luluh lantak semua getaran jiwa. Kenapa aku yang bersyair tentang rasa ini ? Karena mereka yang sudah menunaikan keindahan cinta itu telah mengungkapkan dengan tegas pada gurat wajah yang berseri itu, pada senyum yang merekah mereka. Aku ? Hanya baru bisa menerka-nerka rasa yang belum tentu begitu sensasinya.
    Tadi baru saja membaca status seseorang yang masih hangat menikmati kesucian cinta mereka.  Begini statusnya:
"
Sebelum menikah, ia tak pernah mengganggu ku..
Pura-pura butuh pertolongan
Pura-pura menanyai sesuatu hal yang tak penting tapi di penting-pentingkan..
Atau bertanya kabar pada ku pun juga tidak..
Sehingga, menjelang hari pernikahan,
Ketika undangan sudah tersebar..
Ketika keluarga besar sudah mempersiapkan segala hal..
Aku menangis di bawah kolong meja kerjaa..
Yah, betapa tidak prefesionalnya aku..
Tidak bisa menata hati dan menempatkan situasi pada tempatnya..
Seharusnya kegundahan hati masalah pribadi aku simpan sampai aku pulang..
Tapi saat itu benar-benar tidak bisa !!
Aku menangis !!
Hati ku selalu berbisik, bertanya pada Tuhan,
"Robb.. Benar dia jodoh ku yang engkau pilihkan? Benar dia yang terbaik untuk ku dunia akhirat? Mengapa dia serasa tak peduli pada ku, mengapa ia seperti bayang-bayang yang tak jelas wujudnya,
Robb.. Kuat kan aku.. Jika memang dia jodoh ku, yakin kan hatinya untuk ku, yakinkan hati ku untuknyaa, berkahi proses pernikahan ini sampai akad tiba, sampai berbahagia di syurga, karena sungguh, semua yang ku lakukan hanya karena Engkau, hanya karena mengharapkan ridho dari_Mu.."

Aku menangis..
Selalu menangis..
Masih separuh sadar akan proses hidup yang tengah di jalani..
Tapi meski begitu, entah mengapa,
Hati ku yakin..
Benar-benar yakin bahwa ia jodoh yang di pilihkan Allah..
Sehingga waktu seminggu yang di berikan untuk mengambil keputusan,
Hati, otak dan seluruh sendi tubuhkan serentak mengatakan "Ya"..

Yaa..
Yaaa..
Aku menerima ia sebagai suami ku..
Aku menerima ia sebagai imam ku..
Yah, aku menerimanyaa..
Karena ia datang dengan cara yang baik..
Melalui orang yang baik..
Dengan niat yang baik..

Dan akhirnyaa..
Setelah akad itu terucap..
Aku mengerti,
Mengapa sebelum akad terucap, ia tak peduli pada ku..
Ia tak pernah menanyai kabar ku..
Semua karena,
Ingin mengharapkan ridho dan keberkahan atas proses pernikahan yang akan di lakukan..
Ingin bersama di atas cinta suci yang mulia..
Bukankah, bersabar lebih baik daripada menyesal?

Dan hari ini..
Sampai detik ini..
Syukurku pada Allah tak pernah terhenti dan terpungkiri..

Terimakasih Allah untuk kehidupan ini..
Terimakasih Allah untuk kehidupan ini..
Terimakasih Allah untuk kehidupan ini..

Terimakasih untuk cinta yang telah di berikan..
Terimakasih untuk jodoh yang telah Engkau tetapkan..
Terimakasih ya Allah..

Suami ku..
Terimakasih untuk segalanya..
Aku ingin hidup bersama mu beberapa puluh tahun di bumi
Dan selamanya di syurgaaa..
Hingga kita bertemu Wajah Tuhan dengan penuh cinta..

* nikmatnyapacaransetelahpernikahan
* hidupbahagiadenganRidhoAllah

# terimakasih Allah untuk kehidupan ini.. — feeling grateful.
(Elsa Agustina Al-Khalishah)

       Sontak bergeliat kesedihan dihati, betapa bodohnya atas apa yang pernah kuharapkan, sesuatu yang semestinya tak patut memang untuk ku gapai sebelum semuanya halal. Setiap kali ada tindakan, dan kegundahan slalu saja Allah kirimkan seseorang yang tepat memberikan solusi. Terima kasih ya Allah.