Senin, 15 September 2014

Simfoni Hati di Eter Kehidupan Fana

Hatiku gontai...
Jiwaku masai...
Akalku terberai...
Aku lemah dan terkulai...

Kehidupan ini mencercaku.
Karena apalah yang ku punya.
Hanya jasad yang berpadu dengan ruh.
Sedang itupun hanya pinjaman.
Lalu aku dihantam karena kepongahan.
Ditikam sebab ketak-syukuran.
Dilumat-lumat penyesalan.
Waktu geram bersama amarah yang kian memuncak.
Aku lalai dalam kefanaan dunia.
Astaghfirullah.....

Duhai waktu....
Aku tak pernah berniat untuk melukaimu karena kesia-siaan.
Jika itu telah terjadi, pada Tuhan, ku mohonkan ampunan.
Duhai nikmat...
Aku sering merenggutmu dalam kealpaan.
Tanpa berterima kasih pada-Nya.
Membuat malu itu hadir dalam hati yang insyaf.
Pada Mu, Tuhan...aku tunduk dan harapkan ampunan.
Duhai dosa...
Aku kerap mengecapmu..
Pada akhirnya qalbuku keruh, imanku runtuh,taatku lusuh,hari-hari yang terjadi kian ricuh, sedang Tuhanku jadi tak acuh.
Aduuuuuuh !
Racunmu menjalar ke seluruh sel-sel tubuh amalku.
Kini ia terbaring tak berdaya lagi.
Sebab kau ! DOSA....
Huuufffftttt...
Tuhanku, ALLAH....mohon obati diri dengan kasih sayang Mu bersama ampunan yang berlimpah.

Betapa kusadari, Tuhan...
Saat Engkau hidangkan ujian demi ujian.
Membuat lambung jiwaku semakin penuh.
Lalu aku menjadi bernutrisi untuk melangkah lebih kuat dalam menjalani kehidupan.
Terima kasih Allah. . .
Engkau masih memandangku.
Memenuhi cintaMu dalam ujian yang  diberi.
Semua mampu ku raba dalam kebeningan hati.
Bahwa apapun ketetapan Mu adalah baik bagiku.

#perjalananuntuksebuahmimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar