Rabu, 29 Maret 2017

Takdir-Ujian

Hidup ini adalah susunan anak tangga yang akan ditempuh dari tingkat paling rendah hingga yang paling memayahkan. Ini adalah fitrah dalam fase kehidupan. Setiap ketetapan Allah yang tengah disuguhi dihadapan pun kita masih meraba jenisnya apakah ujian atau takdir. Namun, tidak perlu mendramatisir keadaan yang ada sebab tidak akan memberi solusi. Baik itu ujian yang mesti diselesaikan dengan sebaik-baiknya sabar  atau takdir yang mesti dijalani dengan sebaik-baik  kesyukuran tidak terlepas dari pengawasan dan kebijaksanaan Tuhan Semesta Alam. Percaya bahwa keadaan saat ini adalah yang terbaik bagi kita akan melemparkan jiwa ke lembah rasa tenang. Keyakinan sedemikian memang harus terus dilatih dengan muhajadah bahwa Allah memiliki sifat Maha Baik maka setiap yang diputuskan bagi hamba-Nya pasti ada kadar kebaikan jika disikapi dengan baik.

Jangan pernah menyalahkan takdir, karena perih dan gundah itu hadir sebab diundang oleh diri sendiri, bertemali dengan apa yang telah Allah firmankan:

Allah SWT berfirman:

مَاۤ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ  ۖ   وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّـفْسِكَ   ؕ  وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا   ؕ  وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا
"Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi."
(QS. An-Nisa': Ayat 79)

Jika hadirnya ujian terasa sangat perih dan menusuk sukma bisa jadi Allah menghendaki kabaikan agar hamba tersebut kembali pada-Nya dengan air mata taubat. Karena tak sedikit yang Allah sentuh sedikit dengan musibah,kemudian dengan musibah itu akan membuat hamba-Nya tadi menjadi  ahli taubat, lalu taubatnya itulah yang mengundang cinta Allah padanya. 

Maka jika yang tengah dihadang adalah ujian, bangunlah kelapangan hati untuk menampung kesabaran seluas-luasnya. Sehingga tekanan akan ujian terasa lebih ringan. Semua terjadi atas izin Allah dan hanya pada-Nya permohonan minta tolong patut diajukan. Karena hanya Dia lah yang dapat menyudahi ujian itu. Tugas penerima ujian hanyalah menjalani ujian dalam kerangka ketaatan pada Allah dan tidak berkeluh kesah. Melalui keyakinan utuh bahwa buah dari kesabaran adalah manis dan legit sehingga diri lebih solutif dan kreatif menjadi jalan terbaik dalam menyelesaikan ujian tersebut. Itulah ujian yang akan mengangkat derajat seorang hamba disisi Allah kepada tingkatan yang lebih mulia.

Kalau lah pula yang tengah dihadang adalah takdir terbaik dari sebaik ikhtiar dan  do'a-do'a khusyuk penuh harap pada-Nya, semoga tak membuat diri lepas kendali. Ketidakmampuan mengendalikan diri saat Allah berikan karunia dari sisi-Nya bisa jadi mengundang malapetaka. Untuk hal ini, sangat penting menghiasi diri dengan kesyukuran tanpa henti. Bentuk kesyukuran itu adalah semakin dekat dengan Allah, semakin ingin hanya Allah yang ada dalam  hati dan ingatan, semakin bersegera ke Allah, dan semakin gencar mencari ridho Allah dengan melakukan amalan terbaik. Itulah karunia yang akan mengundang cinta Allah.

Apakah sebatas ujian atau menjadi takdir bukan menjadi urusan, tapi urusan diri ini hanya melakukan apa yang Allah suka dan meninggal apa yang Allah tak suka. Untuk akhir keputusan biar Allah yang memberikan ketetapan terbaik. Jika sudah terbaik dalam versi Tuhan Semesta Alam, adakah lagi ketetapan melebihinya?

Mari Renungi yang satu ini:

“Ketika orang lain bergantung pada dunia, gantunglah dirimu hanya kepada Allah. Ketika orang lain merasa gembira dengan dunia, jadikanlah dirimu gembira karena Allah. Ketika orang lain merasa bahagia dengan kekasih-kekasih mereka, jadikanlah dirimu bahagia dengan Allah. Dan ketika orang lain pergi menghadap raja/pembesar untuk mengais harta dan mencintai mereka, jadikan dirimu benar-benar mencintai Allah. Sesungguhnya dalam hati ada satu koyakan yang tidak dapat dijahit melainkan bertemu Allah. Di hati juga ada satu kesunyian yang tidak dapat diobati melainkan bersendirian bersama Allah. Di hati ada satu kesedihan yang tidak mampu dihapuskan kecuali dengan mengenali Allah. Di hati ada kegelisahan yang tidak dapat pergi melainkan kita berjalan menuju kepada Allah. Di hati juga ada gejolak amarah yang hanya dapat dipadamkan dengan ridho kepada Allah.” (Ibnu Qayyim rahimahullah)

Bersegeralah pada Allah ya sholiha semoga Allah ridho padamu...
Ingat ya sholiha....
Berdo'a demi Allah, Ikhtiar untuk Allah, libatkan Allah, dan kembalikan pada Allah hasilnya karena ketetapan Allah adalah sebaik-baik keputusan bagi hamba-Nya yang taat, takwa, tawakal, sabar, lagi banyak bersyukur. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar