Assalamualaikum. Wr.wb
Para majelis blog aisyla yang diberkahi Allah, saya Mendoakan semoga aktifitasnya bersama blog ini menuai pahala yang padat dari-Nya. Amin.
Cerita cinta, adalah aksara yang berjuta makna. Selalu menggiurkan untuk di telusuri, di pijaki, bahkan dilakoni. Cinta bersama segala yang menjadi bahan baku pembentuknya. Melumat hari-hari bersama cinta menderaskan semua dalam kemenawanan tak terperi. Tapi cinta apa yang menggugah sang pemilik menjadi kian cemerlang. Pertanyaan ini sangan konyol sekali. Karena jawabannya terpatri di fitrah semua insan. Yakni cinta pada Sang Pencipta. Ah, jadi ingat satu kata cinta Rasulullah saw, 'Umati,,,,umati......!', satu kata cinta Bilal, 'Ahad,,,,Ahad....!,. lalu kalau ditanya apa satu kata cinta kita ?. Apakah ketika kata cinta terbesit yang membuyar adalah sosok si dia atau uang, atau jabatan, atau anak. Muhasabah sendiri itu lebih baik pembaca yang lembut hatinya.
Begini saya ingin menyungguhkan sebuah kisah masih juga terkait cinta. Hehehehe, jangan Suudzon dulu ya....!. Dia adalah wanita dengan 5 orang anak yang bersama kata cintanya,'Shadaqah...shadaqah......!.'
Terik mentari menjilat-jilat enak kekulitan insan di bumi. Sembari menikmati perihnya gigitan sinar matahari dia terus menyusuri jalan untuk mencapai tujuan yakni kantor PKPU simpang By Pass Padang. Wanita itu paruh baya, kulitnya putih berseri, dengan padanan gamis yang lusuh dan jilbab pendek seadanya. Assalamu'alaikum', sapanya padaku. Wa'alaikumsalam, silahkan masuk bu, ada yang bisa dibantu, Balas saya dengan santun dan ramah. Singkat cerita saya memahami tekanan ekonomi yang tengah menghantamnya. Sekali-sekali suara ibu itu tersedu sedan, kadang senyum, ada juga geram. Bagian mana yang membuat beliau tersedu sedan itu adalah saat menguraikan pedihnya menjalani derap-derap kemiskinan, cacian, keterasingan, bahkan penghinaan. Lalu senyumnya mengambang kala memotivasi saya untuk bersedekah. Subhanallah. Sekalipun kondisi kehidupan beliau teramat memilukan, namun tidak secuilpun memagari dirinya untuk senantiasa selalu bersedekah. Betapa kagumnya saya. Ingat benar saya kalimatnya. Mereka yang datang itu kan digerakkan hatinya oleh Allah, maka bermakna telah dikirimnya orang untuk menolong kita. Hah, menolong bukannya para pengemis yang datang kerumah itu akan menambah menyusahka. Gumam hati saya, bisa jadi saja pengemis itu lebih baik hidupnya dari ibu itu. Beliau yang datang itu dek menolong mendoakan kita dan menolong hidup kota lebih berkah. MasyaAllah......
Satu kata cinta bagi beliau, Shadaqah......!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar