Senin, 30 Desember 2013

Berteladan dari Kesempurnaan, Menjauhi Kecacatan

   Rasanya kalau tidak ada ilmu yang dapat dibagikan hari ini, jemari ku meronta untuk protes. Kenapa kamu tidak menulis? Bagaimana kalau besok atau satu jam lagi nikmat tangan ini di cabut. Oh, Allah izinkan aku berbagi, semoga Engkau ridho dan tulisan ini menjadi ilmu yang bermanfaat. Amin
     Wanita tidak terlepas dari kebiasaannya berbagi cerita menumpahkan segala rasa, ada yang disebut ngerumpi, ada yang dikatakan arisan,  ada pula yang baiknya yakni, ibu majelis ta'lim. Tapi kami berkumpul tidak termasuk ketiga kategori itu, ini cerita lepas sehabis makan batalam. Tiba-tiba masuklah pada tema VMJ( Virus Merah Jambu), ampun deh....!. Entah dari mana mulanya, mencuar kisah-kisah para aktivis dakwah yang futhur ( Menurunnya semangat melakukan kebaikan) Jika dalam bahasa Fathiyakan , Yang Berguguran di Jalan Dakwah, eh lebay.....! Hehehe. 
     Apa kata Allah tentang futhur ? Yuk di simak dalam Q.S al-Mulk ayat 3, dalam ayat ini muncul satu kata futhur, yang artinya cacat. Dapat dipahami bahwa kecacatan itu berawal dari terjadinya ketidakseimbangan. Nah begitulah pula halnya manusia. Kesempurnaan itu di sintesis dari keseimbangan, jasad, akal, jiwa. Jikalah seseorang terus menyempurnakan ikhtiar untuk mencari karunia sehari semalam, namun mengabaikan amunisi akal untuk menunttut im dan jiwa dengan ibadah ruhiyah. Tentu jadinya cacat. Ada juga orang yang terus beribadah sehari semalam berdzikir, shalat, belajar agama, tapi tidak memperhatikan kebutuhan fisik tentu hasilnya fatal. Ada  pula yang cuma kerjanya belajar menuntut ilmu melulu, namun mengabaikan sisi iman akhirnya jatuh ke jurang kesesatan. Okey..... Oleh sebab itulah kita sebagai manusia diminta oleh Allah untuk menjadi insan yang adil, seimbang, dan namun tidak setengah-setengah.
   Sekarang masuk ke cerita futhurnya para aktifis dakwah kampus itu. Ada yang menyatakan, kemarin ane punya teman, dari sma sudah ikut kegiatan rohis, sampai kuliah, sudah banyak para sahabatnya yang mampu disesatkan kejalan kebenaran, alias dapat hidayah dari tangannya. Lalu tibalah saat si akhwat ini, katakan namanya fulanah, kecewa dengan sebuah hasil keputusan musyawarah dalam suatu rapat. Lalu seiring terkikisnya waktu maka sisi religius dari sang akhwat pun kian menciut. Awalnya kaus kaki lepas, terus jilbabnya mengerucut,  di imbangi dengan menggunakan jeans, diakhiri dengan melepas jilbab. Na'udzubillah....!, coba kita telusuri lagi ya. Apakah dikarenakan pendapat kita tidak diterima maka kita akan mengingkari Perintah Allah. Maka harus diluruskan. Kekecewaan kta pada seseorang atau forum, tidak semestinya menjadikan kita menjauhi Allah. Oleh karena itulah Allah menurunkan surat 'abasa, yang menyatakan seorang Rasul sekalipun juga manusia dan tidak pernah lepas dari kekhilafan. Makanya, yang harus dijadikan rujukan adalah al-Quran dan as-Sunnah, segala sesuatu cek kebenarannya di kedua pedoman ini. Bukan menjadikan manusia sebagai figuritas, Tapi yang terus menjadi idola hanyalah Allah dan Rasul saja, agar kekecewaan tak berani menghinggap. Ops iya, lalu jelas aja VMJ mudah lengket, toh hubungan dengan Allah gak d asah, jadinya ya hubungan sama keburukan yang kian erat.
   InsyaAllah akan dilanjutkan pada cerita selanjutnya ya, benar-benar teguran Allah, baru saja setelah menulia tentang nikmat jari, maka 10 menit setelah itu, tangan ku terjepit pintu, Subhanallah....Astaghfiruka wa atubu ilaik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar