Tentang masa depan adalah pokok bahasan bagi kawula muda era milenials yang kerap berujung pada kegalauan (red. antara harap dan cemas). Hal-hal sedemikian makin saya rasakan. Ketika tuntutan kehidupan berbenturan dengan harapan dan cita. Seringkali didapatkan belakangan ini lipatan-lipatan beban amanah yang rasanya tak kuasa untuk dibawa oleh pundak diri. Namun, tetiba saja sebuah kesadaran menghadiri diri yang kembali mengingatkan saya akan memohon pertolongan pada yang Maha Kuat.
Benar adanya bahwa bila Allah menghendaki seorang hamba untuk lebih kuat maka ia pun niscaya diberi tantangan yang hebat, ujian yang dahsyat, serta amanah yang berlipat-lipat. Agar dengan semua pemberian itu, diri pun kian terpicu dan terpacu untuk mengasah kesabaran dan terlatih untuk yakin pada pertolongan Allah. Bahwa dalam satu kesulitan ada dua kemudahan.
Jika merefleksikan apa yang tengah dihadapi saat ini jelas semua itu hanya kegalauan receh dibandingkan apa yang dihadapi oleh para Sahabat Nabi saw. Memang saya patut malu pada diri sendiri jika ingin mengeluh. Bagaimana mungkin memohon syurga yang sama dengan para sahabat sedang tantangan yang dijalani hanya remah-remah, yang semua hanya berkisar tentang harapan dan capaian duniawi.
Dunia remeh temeh ini, tak semestinya mengisi porsi yang besar di hati dan pikiran. Ada akhirat yang lebih utama untuk diperjuangkan.
Berjuanglah untuk Allah dan di jalan Allah. Berdetaklah dengan jantung sendiri, bernafaslah dengan tarikan nafas masing-masing. Melajulah pada takdir yang ditetapkan dengan kesungguhan mengharapkan keridhoan-Nya. Berlarilah menuju-Nya dengan kemampuan sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Jangan mengisi jawaban atas soal yang diberikan pada orang lain. Jawablah soal sesuai dengan apa yang Allah berikan untuk diri. Karena setiap kita punya soal yang berbeda dan cara menjawab yang tak sama. Sekali lagi...selesaikan perjuangan hidup ini bukan untuk kesuksesan dunia dan makhluk tapi untuk menjalani kalimat takwa.
Melembutlah wahai hati...
Ittaqillah nona, baik-baik dengan iman ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar