Minggu, 05 Juni 2016

La Tahzan Ada yang Lebih Baik

Ada ketentuan untuk mendapatkan yang lebih baik: bersabar. Tenang saja ! Jodoh itu sederhana, seperti pusat gravitasi, setinggi apapun ia ingin terbang tetap akan kembali ke bumi, ke kamu. Hidup ini memang tak selamanya mulus. Di waktu kapan, oleh siapa, di tempat mana, kamu akan menyicipi sesuatu yang masih bagaimana. Memang tidak akan pernah mengerti, bila saatnya  perasaan itu akan dijungkirbalikkan hingga tak berdaya. Namun, jangan hentikan perjuangan, jangan berhenti. Teruslah melangkah. Ada yang lebih baik sedang menanti di depan sana. Jika kamu tak melangkah mungkin kita tidak akan pernah sampai.

Tersenyumlah, mulailah menjadi orang yang baik dan teruslah lebih baik. Jangan cemas. Bila memang dia adalah bagian dari yang ditakdirkan. Dia akan kembali dan kamu akan senyum takjub dengan skenario-Nya.

Bila Bidadari Jatuh Cinta

Menjelma lah bidadari itu dari kedekatannya pada Sang Pencipta.
Bidadari itu kini ada di dunia, lalu ia dapat jatuh cinta.
Cintanya pun dapat terus melulu pada seseorang.
Jelas cintanya begitu sangat sulit diperjuangkan.
Cinta bidadari bukanlah cinta sampah, cinta murah, cinta abal-abal.
Bidadari hanya dapat jatuh cinta pada seorang Ksatria.
Yang dengan gagah jiwa dan dalam ketundukkan hatinya pada Tuhan datang menghampiri taman istana.
Taman istana hati badadari itu.
Menjemputnya dengan nilai-nilai keimanan, keberanian, dan kehormatan.
Bidadari akan jatuh cinta pada Ksatria yang kelak setia melindunginya di dunia hingga akhirat.
Bidadari hanya akan jatuh cinta dalam jalan yang diberkahi Tuhannya.


Sahabat Syurga

Pernah ada di suatu waktu, hati memburam dan terguyur kekesalan dari sebab yang entah. Tetiba hadir seseorang dengan sekedar perbincangan sederhana melupakan sejenak apa yang terasa bahkan menghapusnya. Itulah sahabat syurga. Setiap kata-katanya adalah kebaikan, auranya menentramkan, nasihatnya tidak menggurui namun mengisahkan hikmah. Bersamanya kerusakan hati kembali direhabilitas. Bersamanya waktu-waktu terlewati menjadi ibadah. Bersamanya kita akan belajar menjadi manusia yang bermakna.

Pernah ada di suatu kesempatan, pikiran ini begitu kacau. Jiwa sesak dari segumpal masalah, lelah dan jengah. Tetiba datang seseorang yang dengan kehadirannya telah menjadi penawar segala sakit raga dan batin. Walau dengan pertemuan yang sejenak dapat menyampakkan penatnya pikiran dan remuknya jiwa dari keseharian yang panjang. Itulah, sahabat syurga. Tak butuh pamrih untuk diminta datang melipur lara. 

Perbanyaklah sahabat syurgamu, dan jadilah sahabat syurga bagi sesama. Semoga hidup selalu diliputi bahagia.

Meyakini Takdir



Kamu  sebuah ‘ada’ yang takdir tiadakan saat ini. Aku pun sebuah 'ada' yang ketetapan-Nya tiadakan saat ini untukmu. Memang hati dan kenyataan rumit untuk dipadukan jika takdir tidak berkata ‘ya’. Ikhlaskan hati dan kenyataan menuju tujuannya masing-masing. Kita tetap akan bersua di ruang yang disebut masa depan, walau ketetapan-Nya masih entah didapati.

Usia sudah semestinya menjadikan kita mengerti lebih banyak hikmah. Dengan melompati lebih cepat dari usia, kita bisa lebih bijak dalam bersikap. Termasuk tentang takdir yang telah menjadi kewajiban untuk diimani bagi setiap hamba yang berTuhan. Barangkali, kita tengah diasah oleh-Nya untuk mendalami hati, untuk mengasah kepekaan, untuk belajar lagi dalam mempertahankan kesabaran. 

Allah Yang Maha Baik masih meniadakan keberadaan kita masing-masing untuk sebuah penjagaan. Agar kita berjalan menuju titik temu di atas jenak-jenak keridhoan-Nya. Bukan kah yang kita prioritaskan adalah ridho Allah ?. Jika Allah Yang Maha Baik telah ridho, hati kita akan lega untuk berjalan di vektor masing-masing. Biarkan jarak merenggut hadir kita. Karena dari sanalah kita menempa diri untuk terus meminta.

Sabtu, 04 Juni 2016

Memaafkan itu Membahagiakan

      Setiap dari kita tidak perah luput dari masalah, tidak pernah lepas dari salah, tidak sekalipun benar selalu. Ada suatu waktu kita akan diuji Allah dengan kehadiran seseorang. Awalnya mungkin biasanya, lalu saat hati mulai diganggu kenyamananya maka emosi akan mulai mengambil andil, kan ? Misalnya kita sempat menjadi pergunjingan seorang teman yang selama ini kita yakini kebaikkannya. Tentu akan sangat sulit hati menerima. Betapa berat untuk seketika itu juga mengikhlaskan kesalahannya. Yah, karena kita memang manusia dhoif, yang tak seindah akhlak Rasulullah SAW. Kita kita bayangkan, fitnah apa yang belum sempat dikecamkan pada Manusia Teragung ini SAW. Dengan kebesaran jiwa Rasulullah SAW selalu mengikhlaskan kesalahan orang yang mendzalimi, bahkan mendoakannya. MasyaAllah.

      Tapi tidak menutup kemungkinan jiwa pemaaf itu bisa kita miliki. Memang butuh latihan. Kita harus menyadari bahwa menjadi pemaaf tidak akan mengurangi kadar kemuliaan kita di hadapan Allah, bahkan membuat derajat kita semakin menjulang di sisi-Nya. Jangan lupa pula untuk melapangkan hati untuk segera meminta maaf jika memang kita terindikasi salah. Sebab memita maaf bukan berarti kita salah dan mereka benar. Perbuatan tersebut menunjukkan kita mampu mendewasakan diri dengan menaklukkan ego.

Semoga Allah menjaga kita untuk berjiwa pemaaf dan selalu peka jika berbuat salah, terutama jika berbuat salah pada Allah Yang Maha Baik. Sungguh memaafkan itu membahagiakan...!

Lebih Bijaksana

Salah satu sifat Allah SWT adalah Maha Bijaksana. Dari 99 nama-nama-Nya yang indah dan agung. Maha Bijaksana adalah  nama yang menjadi sifat baik dan banyak dikagumi orang. Bagaimana tidak dengan kebijaksaannya seseorang menjadi lebih rendah hati dengan keluasan ilmunya. Kebijaksaan telah membuat orang yang berwawasan luas lebih suka mendengar, orang yang pandai kian giat menuntut ilmu, orang yang terdidik bertambah membumi.


Mensyukuri Waktu

 Mari kita belajar memaknai waktu, Kita mulai dari waktu di lapisan teratas dalam firman-Nya:

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong". (Q.S. al-Baqarah: 123).

Ini sangatlah peringatan yang sangat maha dahsyat. Menguliti qalbu-qalbu orang yang beriman untuk kembali mentafakuri nikmat waktu selama ini. Sebab di waktu nantinya kita tidak dapat menebus diri kita selain yang menebusnya adalah amal kebaikan kita di waktu kini. Lalu tidak ada yang dapat memberi manfaat selain poin-poin amal kebaikan yang kita tabung sejak kini.

Kini kita tafakuri kembali lapisan waktu yang dibawah. Tentang waktu kita di dunia ini. Betapa luasnya nikmat dan keadilan Allah,bukan ?Sungguh Allah telah  memberikan nikmat waktu kepada semua manusia secara merata, tak ada yang dilebihkan, tak ada yang dikurangkan. Kita mempunyai waktu yang sama, 24 jam sehari, 86.400 detik setiap harinya. Lantas mengapa ada orang yang memiliki kapasitas dan pencapaian lebih besar dari kita. Ada orang yang mendapatkan ilmu lebih banyak dari kita dengan waktu yang persis sama.  Ada orang yang bisa menebarkan banyak manfaat yang lebih hebat dari kita pada waktu yang sangat serupa. 

Kita perhatikan, dengan 24 jam sehari ada pemuda yang menghabiskannya dengan kerja keras, banyak belajar, hingga 365 hari berlalu ia mampu melahirkan banyak karya besar yang mengagumkan, bukan hanya memberhasilkan dirinya, namun untuk mengembangkan sayap kontribusi pada orang banyak.  Sayangnya, dikebanyakan fenomena, kita menyaksikan ada pemuda yang 365 hari dilaluinya tanpa sejengkalpun keberhasilan rela mendekat padanya, bagaimana tidak ia habiskan 24 jam sehari dengan hura-hura tanpa usaha lebih yang penuh arti, terus menyita waktu pada ruang yang tak menyukseskanya. Semoga kita bukan pemuda yang begitu.

Sekiranya sangat perlu kita tumbuhkan rasa bersalah tatkala waktu yang Allah karuniakan kita lalaikan untuk sesuatu yang tidak menghebatkan masa depan kita, terlebih tidak menghebatkan masa depan akhirat kita.

Kebaikan

Teruslah melakukan kebaikan.
Teruslah dalam kebaikan.
Kita tidak tahu entah kebaikan yang mana akan melahirkan kebaikan kembali.
Kita tidak tahu kebaikan yang mana yang ikhlas.
Kita tidak tahu kebaikan yang mana yang lenyap.
Kita tidak tahu kebaikan mana yang akan memberatkan timbangan penghakiman-Nya.
Yang kita tahu kebaikan satu akan memanggil sohib-sohibnya, kabaikan lagi.

Barangkali kebaikan yang kita lakukan tak seberapa, Namun Allah dengan Maha Baiknya menjadikan kebaikan itu menjadi raksasa sebab ketulusan yang dijaga.
Barangkali juga, kita harus memberi nafas bagi kebaikan itu agar mampu bertahan lama, yakni kesabaran.
Jika tidak mampu untuk bersabar, bisa jadi kebaikan itu mati tak bernyawa.

Jangan

Jangan mencari bahagia telalu jauh.
Sebab bahagia ada di rumah mu.
Jangan mencari sukses gterlalu jauh.
Bahagiakan dulu orang tua mu.
Jangan mencari cinta terlalu jauh.
Cintai dulu Tuhan mu.
Jangan mencari uang terlalu jauh.
Sedekahkan dulu hartamu.

Teruslah Berkarya

Lalu aku menjadi tidak peduli setelah menyadari bahwa "

"Allah akan menurunkan rahmat kepada seseorang yang menyadari kemampuan dirinya dan mengamalkannya" dr.Gamal Albinsaid

Aku ingin terus menulis, ingin terus berupaya mengamalkan apa yang aku tulis. Ingin meresapi banyak dari ilmu para ulama dan ingin berupaya mengamalkannya selalu..selalu...selalu. Sebab waktu muda ini akan berakhir, masa muda akan pergi, masa muda akan berlalu. Harus ada karya sebentuk kesyukuran atas masa muda ini.  Orang yang tidak percaya diri adalah orang yang tidak bersyukur dan orang yang berputus asa akan binasa.

Jika kelak Allah bertanya akan masa mudaku, aku ingin ada bekal untuk menjawabnya. Jawabannya adalah saat ini, jawabannya adalah apa yang kulakukan saat ini, jawabannya adalah apa saja yang telah kuperjuangkan saat ini untuk memantik cinta-Nya atas impian-impian itu.

Kita harus meyakini sepenuh jiwa; pemuda itu ibarat matahari pukul 12.00, saat bersinar paling terang, paling panas, dan membara! Saatnya berlari lebih kencang pake gas 120 km/jam, melaju dengan karya yang berkah.

Mulailah dari yang sederhana, mulailah dari sekarang ! Sungguh jika impianku ini tidak aku tuntaskan maka kelak aku akan menuntaskan mimpi-mimpi mereka. Semoga tidak begitu !


Jangan lupa untuk mensyukuri rasa lelah, barangkali apa yang kau keluhkan ini adalah harapan-harapan orang di belahan bumi lain. Bersyukurlah dan bersabarlah ! Sukses mu sebentar lagi datang.  Mari diri, teruslah bergerak, terus...terus.. pada akhirnya nanti kau akan menjadi pusat gravitasi dari impian-impian mu.

Namun ingat bahwa dalam segala upaya pencapaian itu, mesti ada keikhlasan, ketabahan, pengorbanan, dan kebaktian pada orang tua. Disanalah kau akan dapatkan rasa nikmat dalam memperjuangkan impian itu.

Selamat sukses hai diri !

Bait-Bait Rindu Anak Ayah

Kepada hujan aku ingin bercerita.
penuh harap hujan kan mendermakan telinga.
Bahwa anak-anak rinduku lahir kembali.
Rindu untuknya, untuk seseorang yang telah dulu beranjak dariku, dari kami, dari bumi.
Kepada dinginnya malam aku ingin bercerita.
penuh harap ia pun mau mendermakan telinga untuk menyimakku.
bahwa anak-anak rinduku menghangatkan suhu dalam beku.
Menemaniku dalam ketiadaannya.
Ayah… semoga disana selalu dalam rahmat dan ampunan Allah Yang Maha Baik
Salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah.
Disini, ditempat yang lagi hujan.
Disini, disuhu yang lagi mendingin.
Ayah takkan lagi merasakan ini, Semoga Ayah selalu dalam lindungan-Nya dan kehangatan kasih sayang-Nya.
Yaaaah….anakmu RINDU

Alarm Qalbu

Ini sudah berbeda kontras, kini sangat tak lagi sama
Kala rintik hujan  tak lagi terasa, selain hanya rembesannya  diresapi bumi lalu  melumpuri yang tersisa.
Kala siang dan malam sama-sama kelam.
Kala sepi menjadi pasti.
Kala hampa telah selamanya.
Kala harta dirampok seluruhnya oleh dunia.
Kala jabatan telah disita.
Lalu kekasih tetiba tak setia..
kekasih hanya menyinggahi di ambang pintu masuk saja.
Kini kekasih  bukan lagi dia
Aduh ! kekasih itu ternyata memang bukan dia
Sesal terkuak disaat tubuh telah disumpal tanah.
Satu persatu ulat-ulat  datang menyeringai takjub, makanannya telah datang.

Sudah tak ada lagi yang peduli, sendiri, mati !
Anak-anak amal pun berlarian menuju, sayang mereka tak dapat membantu.
Sebab ternyata anak-anak amal buruk lebih  produktif.
Mereka menohok sakit demi sakit, menimpal siksa demi siksa.
Bisa apa ?, mereka adalah anak-anak amal yang dulu telah ada, merekalah yang  terlahirkan semasa di atas bumi kemarin.
Sedang anak-anak amal kebaikan hanya menyaksikan dari jauh, sejak mentari tak lagi masuk kesini mereka binasa oleh sesal bertubi tubi.

Mau kemana lagi ? semua sudah diakhiri waktu !
Mau bilang apa lagi ? Dusta takkan lagi berlaku !
Tak dapat kembali, tak dapat kembali, tak dapat kembali.
kau sudah mati !

Sangat  terbangun, syukurnya semua adalah mimpi !

Jumat, 03 Juni 2016

Alarm Qalbu

Sudah sedari kapan kita berpikir serius untuk melakoni kebercandaan hidup ini.
Sedang waktu tetap dengan kerjanya menebas satu persatu bagian dari kehidupan yang tengah dilakoni.
Pada daun yang berguguran sejalan takdir-Nya, kita lalaikan tentang peringatan ini.
Segala sesuatu akan pasti dipaksa gravitasi kembali ke bumi.
Seperti tubuh ini yang pada akhirnya rebah pasrah kehariban liang lahat.
Atas nikmat yang terdustakan membuat angkuh kian merajalela.
Karena syukur yang pelit diutarakan menjadikan hedonisme menguasai diri.
Menuruti kehendak hati hingga melampaui larangan Ilahi Rabbi.
entah kapan lagi ingin serius untuk menjalani kebercandaan hidup ini.
Sedang tanah tak mau putus asa untuk menghimbau di saatnya nanti.
Sampai waktu penetapan untuk mengakhiri tiba, mulailah penyesalan menjadi-jadi "andai dulu aku begini dan begitu pasti kesengsaraan ini tak akan dirasai".

Aku Ingin

Aku ingin menjadi senyap yang tak terdengar, hampa yang tak tersentuh, bisu yang tak diriuhkan. Barangkali, dengan itu, aku dapat menikmati apa pun yang ingin kulakukan tanpa perlu ada rasa ke- aku-an dan tak pula pengakuan.

Akan Tiba Waktunya untuk Mu Ksatria

Akan tiba waktunya, perjuanganmu atas perasaan selama ini dituntaskan di depan taman istananya. Saat itu kamu yang dengan kesungguhan jiwa dan raga terus mengupayakan untuk dapat menculik putri dari istana itu. Yah, menculik hati sang raja lebih tepatnya, agar kamu dapat diizinkan untuk merenggut putrinya dan kamu bawa berlayar mengarungi samudra kehidupan. Saat itulah jiwa Ksatria mu teruji.  Kamu akan berjanji dihadapan sang raja untuk menjaga putrinya dengan nilai-nilai keimanan, kesetiaan, keberanian, dan kehormatan. Kamu bersumpah dihadapan semesta untuk melindunginya dari marabahaya dunia dan dari kebengisan api jahannam. Sebab kamu bukan sedang menawarkan diri, melainkan tengah menjemput tanggung jawab baru yang akan dimintai pertanggung jawaban di yaumul akhir kelak di hadapan Rajanya dari segala raja.


Akan tiba waktunya, hadir seseorang wanita yang lembut hatinya  untuk menyudahi pencarianmu. Seseorang yang mungkin bukanlah siapa-siapa, sangat sederhana, mungkin tidak memiliki harta berlimpah, dan  suka tampil apa adanya. Namun dia adalah orang yang cukup penuh kasih sayangnya lagi santun polah tingkahnya untuk  melayani apa-apa yang kamu butuhkan. Dia adalah wanita yang teramat menjaga kehormatannya untuk seorang yang kelak menjadi ksatrianya dunia dan akhirat Cukup berlimpah kasih sayangnya pada anak-anak.  Cukup kuat kakinya untuk kamu ajak jalan bersama. Sekiranya itulah yang kamu yakini dan informasi dari orang-orang terdekatnya. Sebab cinta bukanlah menjawab pertanyaan ‘siapa yang lebih baik?’. Tapi, ‘kepada siapa hatimu dengan yakin berkata ‘ya !’.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan keimanannya dapat mamantapkan yakinmu. Dia yang dengan keindahan akhlaknya meruntuhkan tembok keegoisanmu. Dia yang kamu butuhkan ternyata bukanlah yang kamu inginkan. Bukan pula seseorang  yang kamu kagumi bahkan sempat jatuh hati. Kamu lah satu-satunya lelaki yang pertama menggenggam erat tanggannya sekali seumur hidupnya. Sungguh romantis. Ialah yang akan menjadi sandaran emosionalmu. Kamulah kelak orang yang akan dipatuhi dalam semua kebaikan dan semua kepatutan. Sebab dia bukan hanya mencintaimu, tapi juga yang menyayangi orang tua dan saudaramu. Dia bukan hanya pandai tampil indah dihadapanmu, tapi juga dia sangat pandai menghidangkan makanan kesukaanmu. Dia  bukan hanya siap melayanimu, tapi dia akan berjuang menjaga anak-anakmu tumbuh dalam kebaikan, keimanan, dan kasih sayang berlimpah dari seorang ibu. Dia adalah ruang tempatmu menghela lelah setelah seharian bekerja, dia adalah orang yang sangat teliti memperhatikan pakaian, ruang kerja, dan kesehatanmu.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan kesabaranya mampu menguatkanmu menapaki kehidupan. Dia adalah orang yang Selalu menjaga ketaatannya pada Allah dan Rasulullah, yang tidak pernah mengabaikan apa yang telah menjadi hak dan kewajibannya terhadap Rabb-nya. Bersama itulah ia merawatmu dengan cinta yang beralaskan iman. Mematuhi dengan penuh rasa sabar, tidak berani meninggikan suaranya melebihi suaramu, dengan kebijaksanaannya menjaga hartamu , dan akan segera meminta maaf jika ada perihal yang membuatmu gerah. Apa yang tersimpan dalam sanubari kadang-kadang terpancar pada air mukanya. Wajahnya memesona, seindah tutur katanya sewaktu dia berbicara kepadamu.
Akan tiba waktunya, kelak dibalik punggungmu ia  beribadah dan berdoa, dan diwaktu yang sama kamu pun menjadi bagian dalam doa-doanya. Dari rahim-nya nanti, akan lahir anak-anak sholeh dan sholehah, generasi tangguh layaknya Muhammad al-Fatih dan Sholahuddin al-Ayyubi. Malaikat mungil dan lucu yang akan melengkapi kebahagian mu bersamanya. Dia yang menjaga anak-anak ketika kamu sibuk bekerja, sedang kamu yang akan mengajarkan anak-anak dan dia untuk sholat dan mengaji. Menuntut keluargamu menuju jalan Ilahi.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan kesederhanannya akan mencintai masa lalumu. Masa kini mu. Masa depan mu. Mencintai yang kamu  miliki dan yang tidak kamu miliki. Mencintai yang kamu bisa dan yang tidak kau bisa. Mencintai pekerjaanmu. Mencintai keluargamu. Mencintai teman-temanmu. Mencintai mimpi-mimpimu. Mencintai tempat tinggalmu. Mencintaimu saat kamu dekat dan saat kamu jauh. Mencintaimu saat kamu bicara dan saat kamu diam. Lalu menghargai, menghargai setiap potong perbedaan yang kamu dan dia punya. Menghargai keputusan-keputusan yang kau pilih.
 Dengannya kamu tidak perlu menjadi orang lain atau  untuk mempertahankannya kamu mesti menjadi bukan dirimu sendiri, tidak perlu. Dia adalah orang yang siap menerima mu dengan apa pun yang kamu miliki. Tetap jadilah diri sendiri. Pun kamu jangan menuntut dia menerima keadaanmu bila ia memang tidak mampu menerimanya. Tidak ada keindahan cinta dalam pemaksaan, kan ? Mencintai adalah membahagiakan satu sama lain, bukan menuntut satu pihak untuk membahagiakan pihak lain.
Tahu kan, orang baik itu banyak sekali dan hanya ada satu yang tepat. Karena yang baik belum tentu tepat. Selebihnya hanyalah ujian. Kamu tidak pernah tahu siapa yang tepat sampai datang hari akad. Tetaplah jaga diri selayaknya  menjaga orang yang paling berharga untukmu. Karena kamu sangat berharga untuk seseorang yang sangat berharga buatmu nantinya. Kamu hanya cukup melangitkan do'a-doa dan membumikan ikhtiar untuk menemukan wanita itu.

Bila kamu perlu mencari, telusurilah sesukamu. Jika pada akhirnya wanita itu adalah aku, jangan salahkan siapa-siapa.

Selamat mencari hai Ksatria !


Kamis, 02 Juni 2016

Harapku pada Tuan

Tuan, bila nanti  harapan kita tepat di satu titik temu, jangan tarik tanganku sebab aku ingin kita saling berjalan beriringan. Tidak perlu ada yang berlari karena  kita bukan sedang berlomba tapi kita tengah berjuang bersama untuk memantik cinta dari langit dengan  cinta kita yang beralaskan keimanan.

Tuan, bila nanti harapan kita tepat di satu titik temu. Ajari aku agar tak lena oleh dunia ini. Wanita adalah makhluk yang pada kodratnya berlebihan pada sisi perasaan. Aku ingin tuan dapat mengerti jika suatu saat aku akan menangis terisak hanya disebabkan melihat anak kucing yang tergilas kendaraan. Mungkin bagi tuan itu hal yang biasa, kan ? Tapi, perasaan wanita itu sangat halus. Untuk itu, ku pinta jika tuan melihat ada celah kekurangan padaku dalam melayani tuan, tolong nasihati aku dengan santun dan hikmah.  Bantu  aku untuk tidak terlampau gusar pada apa pun yang dunia hadapkan. Aku ingin kita bersama menjalani hidup ini dengan derap optimisme. Langkah yang menggebubu di hatinya untuk bersama menemui Rabb kita, Tuhan Yang Maha Baik.

Tuan, bila nanti harapan kita tepat di satu titik temu. Ku harap tuan bersedia mengajakku dan anak-anak untuk senantiasa bersama al-Qur'an. Jangan bosan untuk melatih ku menghafal, memahami, dan mengamalkan isi Kalamullah itu. Jangan bosan untuk menagih setoran hafalan dan muraja'ah dari ku dan anak-anak. Lalu aku akan dengan  sangat hikmat dan bahagia untuk mendengarkan pengajaran dari tuan tentang apa pun itu yang menjadikan keimananku  semakin memuncak. Aku tidak akan mau bosan untuk menyimak bacaan Qur'an dari tuan. Karena aku sangat menginginkan dari kita terlahirkan mujahid-mujahidah  Rabbani, yang meletakkan al-Qur'an di dada dan di kehidupannya. Maka aku ingin kita selalu menyesakkan telinga-telinga kita bersama dengan lantunan ayat-ayat-Nya dan ilmu-ilmu.

Tuan, bila nanti harapan kita tepat di satu titik temu. Aku ingin kelak kita bisa hidup dengan optimisme tinggi, bisa hidup penuh kepercayaan bahwa segala sesuatu untuk kita telah Allah persiapkan setara dengan kebutuhan kita. Selanjutnya, kita harus berupaya bersama untuk mengejar karunia-Nya. Aku ingin kelak kita hidup tanpa kegetiran, kekhawatiran, dan rasa takut. Kita tak usah merasa kurang  dengan segala patokan yang dunia buat. Kita harus berpatokkan pada apa yang telah Kekasih SAW kita ajarkan.

Tuan, bila nanti harapan kita tepat di satu titik temu. Aku ingin kelak kita tidak terpengaruh terhadap anggapan orang dan jangan menggadaikan diri kita dengan penilaian makhluk. Aku ingij kita fokus untuk mengejar penilaian dari-Nya saja. Aku ingin kita mengabaikan derajat-derajat yang manusia susun sekehendak nafsunya, kita telah mengerti bersama bahwa derajat kita bukan diukur dari harta, jabatan, dan kekuasaan namun dari ketakwaan kita dihadapan-Nya. Aku ingin tuan terus mengingatkan ku agar aku tak hanyut oleh mereka-mereka yang masih hobi memkomparasi kabahagiaan versi mereka dengan hidup kita. Tuan, kelak ajari aku untuk selalu bisa menemukan gelak tawa dalam sesulit apa pun kondisi yang tengah dihadang . Aku ingin kelak kita pandai menemukan kebahagian dalam sedemikan rupa takdir yang Allah tetapkan. Kita mesti saling belajar bersabar dan bersyukur. Kita mesti saling mengingatkan dalam kebaikan dan kasih sayang.

Semoga kelak kita dipertemukan pada pemahaman yang identik. Sehingga tidak ada satu sama lain dari kita yang terkesan menggurui dan digurui. Kita akan menjalani kehidupan untuk satu urusan yang besar yakni membuat-Nya tersenyum melihat upaya kita menuntaskan apa-apa yang Dia SWT anjurkan. Semoga Alqur'an yang kita jaga kelak melembutkan hati kita sehingga kita tak lupa bagaimana caranya hidup membumi. Semoga do'a-do'a ku terealisasi dalam diri tuan dan aku menjadi jawaban dari do'a-do'a yang tuan langitkan.
Semoga begitu ! 

Cinta-Perasaan-Hati


Mungkin ada sebagian dari kita yang bertanya-tanya, bagaimana agar hidup ini tak melulu urusan  cinta-perasaan-hati ?. Sebab di era buncahnya perfilm-an anak alay sekarang  membuat produksi orang-orang yang baper  berkuantitas lebih.

Barangkali kita perlu mengurusi problematika perasaan bila sudah berkeyakinan akan komitmen untuk memperjuangkan rasa itu. Andai belum ada hasrat yang serius, legakan semua perasaan yang datang tanpa harus dilipat di laci hati. Kelarkan waktu-waktu untuk mewujudkan impian, untuk berbakti pada ortu, untuk memperbanyak kontribusi. fokuslah disana sampai tiba masa untuk serius.

Dengan merepotkan diri bersama pencapaian-pencapaian kita, dengan kebaikan-kebaikan, setidaknya meminimalisir hal-hal yang tidak perlu dipikirkan serta menurunkan dosis baper. Pada akhirnya kehadiran perasaan itu tidak mendistorsi akal dan batin. Tanamlah software alarm anti baper, untuk mewaspadai jika satu saat datang, maka alarm akan mengirim sinyal kesadaran yang berisi "urusan perasaan ini akan aku layani seketika aku telah siap dan yakin untuk berkomitmen mengupayakannya. Bila tidak, maka impian lebih menggiurkan untuk disegerakan."

Sebagai manusia normal, kita tidak bisa membentengi diri dari urusan cinta-perasaan-hati. Disanalah perlunya keimanan. Meletakkan iman di atas akal dan hati akan otomatis menciptakan alarm anti baper. Disaat iman telah berselancar menggandrungi kita, tak ayal keselamatan pun mampu kita raih. Kita selalu punya kesempatan untuk memilih, mengikuti perasaan itu atau membiarkannya saja. Dalam hal ini kita telah menapaki ujian keimananan sekaligus berlari menuju kedewasaan. Semoga lulus 

Rabu, 01 Juni 2016

Menetapkan Hati

Sekiranya beberapa lapisan rasa mesti disublimkan ke angkasa. Dengan begitu hati dapat lebih jernih dan pikiran terasa lega. Lalu, saat kita telah yakin atas sebuah jawaban, tak perlu lagi menunda-nunda jika memang 'tidak' telah menjadi keputusan akhir. Pun jika ia masih memelihara harap dan masih memilih tetap berupaya, lepaskan saja dia sesuai yang ia inginkan. Izinkan ia belajar dewasa bersama kecewa, lama-lama ia akan sadar bahwa sekuat apa pun perjuangan yang telah dilaksanakan pada akhirnya ia akan kembali pada meminta dan memasrahkan diri di hadapan-Nya.

Sangat penting untuk dimengerti bahwa perihal pasangan hidup bukan sekadar siapa yang datang menawarkan diri, tapi bagaimana tujuannya untuk menjadikan kita sebagai pasangannya. Seterusnya sudah sejauh mana pemahamannya mengenai visi kebersamaan nanti, apa yang terbersit dalam harapannya jika kita kelak telah berpasangan. Sebab kita bukan akan saling melengkapi hidup di dunia namun kita akan saling menggenapkan agama satu sama lain dari ketidaksempurnaan yang kita miliki. Ini bukan sekadar romansa siapa yang sanggup membuat hati berbunga-bunga. Tapi perihal apa yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak atas kebersamaan kita di dunia.

Jangan berhenti berupaya melakukan yang terbaik, sebisa kadar diri kita. Akan lebih mendamaikan jika kita berbaik sangka pada Allah atas urusan hari depan. Jelas, kita tetap harus komitmen atas konsekwuesi dari keputusan yang telah diambil. Sebab kita telah menetapkan hati pada prinsip. Buang rasa gusar yang menjadi katastropik jiwa. Allah Yang Maha Baik itu tidak akan menyia-nyiakan hamba-hamba-Nya yang taat.

Alarm Qalbu

Sungguh apa yang kita lihat dari seseorang tidak lebih dari apa yang mereka tampakkan.
Mereka juga tidak mampu mengetahui apapun tentang kita kecuali apa yang sempat kita tunjukkan.
Memahami hal tersebut menarik diri kita untuk lebih banyak mengintropeksi diri, muhasabah.
Sebab keburukan yang tak sengaja kita dapati pada diri seseorang bisa jadi perbuatan yang hanya ia lakukan saat itu saja, lalu selepas waktunya yang panjang diisi oleh catatan amal kebaikan yang padat.
Kita tidak pernah tahu, kan ?.
Lantas apa yang  mereka dapati dari diri kita yang menurut mereka baik, luar biasa, mengagumkan, sangat menginspirasi tidak lain sebab Allah Yang  Sangat Baik itu  masih menutupi segenap compang-camping diri dengan karunia-Nya.

Kita akan diukur dari akhir riwayat kehidupan ini, maka tidak perlu ada rasa bangga dengan segala kebaikan, amal, dan ibadah yang atas izin Allah terjadi.
Pun jangan menilai orang lain dari proses hidupnya yang nihil catatan Malaikat Atid. Sebab bisa saja ada satu amal yang setara dengan semua catatan amal yang sepanjang umur kita upayakan.

Hanya Allah SWT lah Dzat yang memiliki hak menilai. Lantas kita hanya perlu mencari penilaian-Nya. Dengan itu, hidup ini sedikit tidaknya bisa kita sederhanakan.

©SN
#Alarm_Qalbu

Mesti yang Tak Semestinya

Kepada bumi  yang tengah menemani kita berotasi, sembunyi-senyap bercerita tentang banyak hal–termasuk rindu yang kerap mencuar, Namun  mesti dipertahankan pada koridor-Nya. Kelak kita pun  tersenyum-senyum sendiri mengurai benang kenangan. Terasa geli kala mengingat-ingat kembali waktu itu kita sering  memerangkap rindu ini hingga terasa pengap, kadang jadi salah tingkah jika berpapasan dan harus menahan diri dengan cara-cara yang aneh sebab kita takut melangkahi apa yang Allah langgar. Kita merasa sama-sama takut kepada Allah, kan ?

Kini, barangkali kita butuh melangkah mundur  pelan-pelan, memperkenankan   jarak tercipta  pada apa yang belum diperkenankan.  Walau yang kita  rasa perjuangan telah lepas sebesar kemampuan yang dipunya, namun yang kita  temui hasilnya adalah tidak. Maka kita  mesti menancapkan komitmen untuk perasaan itu agar tidak lagi bertebaran di hati dan pikiran. Semoga  harapan yang kita  estimasi tak berlabuh selain pada-Nya. Sekalipun apa yang kita  yakini tidak kita  dapati dikenyataan. Seperti apa yang memang semestinya terjadi, kita tidak memiliki  andil  lebih selain melatih diri untuk berkemampuan menerima sebentuk apa pun keputusan langit.

Perjalanan hidup ini sinema belaka. Pada tujuan mana hati kan berlabuh, Dia Maha Tahu, sedang kita hanya suka sok tahu. Bisa saja berhenti pada semenanjung yang tak sempat menjadi pilihan. Memang ada mesti yang pada perhitungan-Nya tak semestinya. Demikianlah kenyataan yang harus dihadapi. Jangan buang waktu dan membuat setan menyeringai atas apa yang telah disia-siakan. Lepaskanlah perasaan itu dengan keberanian. Tempatkan satu rasa di ceruk hati ,ruang khusus yang hanya dihuni oleh Dia.