Minggu, 05 Juni 2016

Meyakini Takdir



Kamu  sebuah ‘ada’ yang takdir tiadakan saat ini. Aku pun sebuah 'ada' yang ketetapan-Nya tiadakan saat ini untukmu. Memang hati dan kenyataan rumit untuk dipadukan jika takdir tidak berkata ‘ya’. Ikhlaskan hati dan kenyataan menuju tujuannya masing-masing. Kita tetap akan bersua di ruang yang disebut masa depan, walau ketetapan-Nya masih entah didapati.

Usia sudah semestinya menjadikan kita mengerti lebih banyak hikmah. Dengan melompati lebih cepat dari usia, kita bisa lebih bijak dalam bersikap. Termasuk tentang takdir yang telah menjadi kewajiban untuk diimani bagi setiap hamba yang berTuhan. Barangkali, kita tengah diasah oleh-Nya untuk mendalami hati, untuk mengasah kepekaan, untuk belajar lagi dalam mempertahankan kesabaran. 

Allah Yang Maha Baik masih meniadakan keberadaan kita masing-masing untuk sebuah penjagaan. Agar kita berjalan menuju titik temu di atas jenak-jenak keridhoan-Nya. Bukan kah yang kita prioritaskan adalah ridho Allah ?. Jika Allah Yang Maha Baik telah ridho, hati kita akan lega untuk berjalan di vektor masing-masing. Biarkan jarak merenggut hadir kita. Karena dari sanalah kita menempa diri untuk terus meminta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar