Jumat, 03 Juni 2016

Akan Tiba Waktunya untuk Mu Ksatria

Akan tiba waktunya, perjuanganmu atas perasaan selama ini dituntaskan di depan taman istananya. Saat itu kamu yang dengan kesungguhan jiwa dan raga terus mengupayakan untuk dapat menculik putri dari istana itu. Yah, menculik hati sang raja lebih tepatnya, agar kamu dapat diizinkan untuk merenggut putrinya dan kamu bawa berlayar mengarungi samudra kehidupan. Saat itulah jiwa Ksatria mu teruji.  Kamu akan berjanji dihadapan sang raja untuk menjaga putrinya dengan nilai-nilai keimanan, kesetiaan, keberanian, dan kehormatan. Kamu bersumpah dihadapan semesta untuk melindunginya dari marabahaya dunia dan dari kebengisan api jahannam. Sebab kamu bukan sedang menawarkan diri, melainkan tengah menjemput tanggung jawab baru yang akan dimintai pertanggung jawaban di yaumul akhir kelak di hadapan Rajanya dari segala raja.


Akan tiba waktunya, hadir seseorang wanita yang lembut hatinya  untuk menyudahi pencarianmu. Seseorang yang mungkin bukanlah siapa-siapa, sangat sederhana, mungkin tidak memiliki harta berlimpah, dan  suka tampil apa adanya. Namun dia adalah orang yang cukup penuh kasih sayangnya lagi santun polah tingkahnya untuk  melayani apa-apa yang kamu butuhkan. Dia adalah wanita yang teramat menjaga kehormatannya untuk seorang yang kelak menjadi ksatrianya dunia dan akhirat Cukup berlimpah kasih sayangnya pada anak-anak.  Cukup kuat kakinya untuk kamu ajak jalan bersama. Sekiranya itulah yang kamu yakini dan informasi dari orang-orang terdekatnya. Sebab cinta bukanlah menjawab pertanyaan ‘siapa yang lebih baik?’. Tapi, ‘kepada siapa hatimu dengan yakin berkata ‘ya !’.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan keimanannya dapat mamantapkan yakinmu. Dia yang dengan keindahan akhlaknya meruntuhkan tembok keegoisanmu. Dia yang kamu butuhkan ternyata bukanlah yang kamu inginkan. Bukan pula seseorang  yang kamu kagumi bahkan sempat jatuh hati. Kamu lah satu-satunya lelaki yang pertama menggenggam erat tanggannya sekali seumur hidupnya. Sungguh romantis. Ialah yang akan menjadi sandaran emosionalmu. Kamulah kelak orang yang akan dipatuhi dalam semua kebaikan dan semua kepatutan. Sebab dia bukan hanya mencintaimu, tapi juga yang menyayangi orang tua dan saudaramu. Dia bukan hanya pandai tampil indah dihadapanmu, tapi juga dia sangat pandai menghidangkan makanan kesukaanmu. Dia  bukan hanya siap melayanimu, tapi dia akan berjuang menjaga anak-anakmu tumbuh dalam kebaikan, keimanan, dan kasih sayang berlimpah dari seorang ibu. Dia adalah ruang tempatmu menghela lelah setelah seharian bekerja, dia adalah orang yang sangat teliti memperhatikan pakaian, ruang kerja, dan kesehatanmu.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan kesabaranya mampu menguatkanmu menapaki kehidupan. Dia adalah orang yang Selalu menjaga ketaatannya pada Allah dan Rasulullah, yang tidak pernah mengabaikan apa yang telah menjadi hak dan kewajibannya terhadap Rabb-nya. Bersama itulah ia merawatmu dengan cinta yang beralaskan iman. Mematuhi dengan penuh rasa sabar, tidak berani meninggikan suaranya melebihi suaramu, dengan kebijaksanaannya menjaga hartamu , dan akan segera meminta maaf jika ada perihal yang membuatmu gerah. Apa yang tersimpan dalam sanubari kadang-kadang terpancar pada air mukanya. Wajahnya memesona, seindah tutur katanya sewaktu dia berbicara kepadamu.
Akan tiba waktunya, kelak dibalik punggungmu ia  beribadah dan berdoa, dan diwaktu yang sama kamu pun menjadi bagian dalam doa-doanya. Dari rahim-nya nanti, akan lahir anak-anak sholeh dan sholehah, generasi tangguh layaknya Muhammad al-Fatih dan Sholahuddin al-Ayyubi. Malaikat mungil dan lucu yang akan melengkapi kebahagian mu bersamanya. Dia yang menjaga anak-anak ketika kamu sibuk bekerja, sedang kamu yang akan mengajarkan anak-anak dan dia untuk sholat dan mengaji. Menuntut keluargamu menuju jalan Ilahi.
Akan tiba waktunya, seseorang dengan kesederhanannya akan mencintai masa lalumu. Masa kini mu. Masa depan mu. Mencintai yang kamu  miliki dan yang tidak kamu miliki. Mencintai yang kamu bisa dan yang tidak kau bisa. Mencintai pekerjaanmu. Mencintai keluargamu. Mencintai teman-temanmu. Mencintai mimpi-mimpimu. Mencintai tempat tinggalmu. Mencintaimu saat kamu dekat dan saat kamu jauh. Mencintaimu saat kamu bicara dan saat kamu diam. Lalu menghargai, menghargai setiap potong perbedaan yang kamu dan dia punya. Menghargai keputusan-keputusan yang kau pilih.
 Dengannya kamu tidak perlu menjadi orang lain atau  untuk mempertahankannya kamu mesti menjadi bukan dirimu sendiri, tidak perlu. Dia adalah orang yang siap menerima mu dengan apa pun yang kamu miliki. Tetap jadilah diri sendiri. Pun kamu jangan menuntut dia menerima keadaanmu bila ia memang tidak mampu menerimanya. Tidak ada keindahan cinta dalam pemaksaan, kan ? Mencintai adalah membahagiakan satu sama lain, bukan menuntut satu pihak untuk membahagiakan pihak lain.
Tahu kan, orang baik itu banyak sekali dan hanya ada satu yang tepat. Karena yang baik belum tentu tepat. Selebihnya hanyalah ujian. Kamu tidak pernah tahu siapa yang tepat sampai datang hari akad. Tetaplah jaga diri selayaknya  menjaga orang yang paling berharga untukmu. Karena kamu sangat berharga untuk seseorang yang sangat berharga buatmu nantinya. Kamu hanya cukup melangitkan do'a-doa dan membumikan ikhtiar untuk menemukan wanita itu.

Bila kamu perlu mencari, telusurilah sesukamu. Jika pada akhirnya wanita itu adalah aku, jangan salahkan siapa-siapa.

Selamat mencari hai Ksatria !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar