Mungkin ada sebagian dari kita yang bertanya-tanya, bagaimana agar hidup ini tak melulu urusan cinta-perasaan-hati ?. Sebab di era buncahnya perfilm-an anak alay sekarang membuat produksi orang-orang yang baper berkuantitas lebih.
Barangkali kita perlu mengurusi problematika perasaan bila sudah berkeyakinan akan komitmen untuk memperjuangkan rasa itu. Andai belum ada hasrat yang serius, legakan semua perasaan yang datang tanpa harus dilipat di laci hati. Kelarkan waktu-waktu untuk mewujudkan impian, untuk berbakti pada ortu, untuk memperbanyak kontribusi. fokuslah disana sampai tiba masa untuk serius.
Dengan merepotkan diri bersama pencapaian-pencapaian kita, dengan kebaikan-kebaikan, setidaknya meminimalisir hal-hal yang tidak perlu dipikirkan serta menurunkan dosis baper. Pada akhirnya kehadiran perasaan itu tidak mendistorsi akal dan batin. Tanamlah software alarm anti baper, untuk mewaspadai jika satu saat datang, maka alarm akan mengirim sinyal kesadaran yang berisi "urusan perasaan ini akan aku layani seketika aku telah siap dan yakin untuk berkomitmen mengupayakannya. Bila tidak, maka impian lebih menggiurkan untuk disegerakan."
Sebagai manusia normal, kita tidak bisa membentengi diri dari urusan cinta-perasaan-hati. Disanalah perlunya keimanan. Meletakkan iman di atas akal dan hati akan otomatis menciptakan alarm anti baper. Disaat iman telah berselancar menggandrungi kita, tak ayal keselamatan pun mampu kita raih. Kita selalu punya kesempatan untuk memilih, mengikuti perasaan itu atau membiarkannya saja. Dalam hal ini kita telah menapaki ujian keimananan sekaligus berlari menuju kedewasaan. Semoga lulus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar