Ini sudah berbeda kontras, kini sangat tak lagi sama
Kala rintik hujan tak lagi terasa, selain hanya rembesannya diresapi bumi lalu melumpuri yang tersisa.
Kala siang dan malam sama-sama kelam.
Kala sepi menjadi pasti.
Kala hampa telah selamanya.
Kala harta dirampok seluruhnya oleh dunia.
Kala jabatan telah disita.
Lalu kekasih tetiba tak setia..
kekasih hanya menyinggahi di ambang pintu masuk saja.
Kini kekasih bukan lagi dia
Aduh ! kekasih itu ternyata memang bukan dia
Sesal terkuak disaat tubuh telah disumpal tanah.
Satu persatu ulat-ulat datang menyeringai takjub, makanannya telah datang.
Sudah tak ada lagi yang peduli, sendiri, mati !
Anak-anak amal pun berlarian menuju, sayang mereka tak dapat membantu.
Sebab ternyata anak-anak amal buruk lebih produktif.
Mereka menohok sakit demi sakit, menimpal siksa demi siksa.
Bisa apa ?, mereka adalah anak-anak amal yang dulu telah ada, merekalah yang terlahirkan semasa di atas bumi kemarin.
Sedang anak-anak amal kebaikan hanya menyaksikan dari jauh, sejak mentari tak lagi masuk kesini mereka binasa oleh sesal bertubi tubi.
Mau kemana lagi ? semua sudah diakhiri waktu !
Mau bilang apa lagi ? Dusta takkan lagi berlaku !
Tak dapat kembali, tak dapat kembali, tak dapat kembali.
kau sudah mati !
Sangat terbangun, syukurnya semua adalah mimpi !
Kala rintik hujan tak lagi terasa, selain hanya rembesannya diresapi bumi lalu melumpuri yang tersisa.
Kala siang dan malam sama-sama kelam.
Kala sepi menjadi pasti.
Kala hampa telah selamanya.
Kala harta dirampok seluruhnya oleh dunia.
Kala jabatan telah disita.
Lalu kekasih tetiba tak setia..
kekasih hanya menyinggahi di ambang pintu masuk saja.
Kini kekasih bukan lagi dia
Aduh ! kekasih itu ternyata memang bukan dia
Sesal terkuak disaat tubuh telah disumpal tanah.
Satu persatu ulat-ulat datang menyeringai takjub, makanannya telah datang.
Sudah tak ada lagi yang peduli, sendiri, mati !
Anak-anak amal pun berlarian menuju, sayang mereka tak dapat membantu.
Sebab ternyata anak-anak amal buruk lebih produktif.
Mereka menohok sakit demi sakit, menimpal siksa demi siksa.
Bisa apa ?, mereka adalah anak-anak amal yang dulu telah ada, merekalah yang terlahirkan semasa di atas bumi kemarin.
Sedang anak-anak amal kebaikan hanya menyaksikan dari jauh, sejak mentari tak lagi masuk kesini mereka binasa oleh sesal bertubi tubi.
Mau kemana lagi ? semua sudah diakhiri waktu !
Mau bilang apa lagi ? Dusta takkan lagi berlaku !
Tak dapat kembali, tak dapat kembali, tak dapat kembali.
kau sudah mati !
Sangat terbangun, syukurnya semua adalah mimpi !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar