Bila kita merenungi lembaran-lembaran al-Qur'an, akan didapati ayat-ayat kauniyah tentang matahari. Hendaknya akal kita menyentuh makna lebih teliti akan dihadirkannya matahari itu bagi kehidupan manusia agar semakin takjub dengan Sang Pencipta, lalu mengikat kuat keyakinan akan pertemuan dengan-Nya. Memang cerita tentang matahari itu MasyaAllah....hingga-hingga ada satu kaum yang menyembahnya karena ketidakmampuannya menjangkau ilmu yang lebih lengkap dizamannya. Di tatanan tata surya ia menjadi pusat orbit planet-planet terdekatnya. Untuk bumi ia menjadi sumber kehidupan baik itu tumbuhan untuk kebutuhan fotosintesisnya, laut untuk siklus hidrologi, makhluk hidup sebagai penerangnya, dan butuh berlembar-lembar untuk merincikannya. Pun para pujangga tak pernah luput memungut kata matahari dalam tajuk prosa, puisi, dan romansanya.
Terlepas dari semua itu, ada yang sangat menarik dari peran matahari kekinian setelah diadon oleh temuan inovasi teknologi di bidang sains. Hadirnya teori dualisme cahaya sebagai partikel dan gelombang yang dirumuskan sekitar abad ke-18 oleh para fisikawan mencemerlangkan kebutuhan manusia saat ini akan energi. Bermula dari eksperimen dan inferensi logika para "paguyuban ingin tahu"*read fisikawan* terkait efek fotolistrik dan berakhir pada konstruksi alat yang mampu mengubah cahaya matahari menjadi sumber elektron berjalan (arus listrik). Dengan itu, matahari tidak hanya mampu menerangi bumi Allah pada durasinya diizinkan terbit, meninggi hingga pulang ke ufuk barat, tapi saat dewi malam yang menguasai langit pun cahaya matahari yang telah diserap oleh solar cell (pengkonversi cahaya matahari menjadi listrik) dan disimpan lalu dapat dimanfaatkan kembali dalam bentuk cahaya lain (lampu penerang dari listrik). Tapi disana ada cahaya mataharinya tanpa kita sadari. MasyaAllah...
Pelajari selengkapnya tentang fisika modern pada bab dualitas cahaya,efek fotolistrik, dan sistem kerja sollar cell ya ^_^
Salam fisikawan abad -21 !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar