Windu demi windu berlalu, kamu masih saja pada jarak yang masih entah akan berakhir. Disana, ada seorang wanita yang menahan rindu teramat dalam padamu. Kadang isaknya harus disembunyikan agar kamu tetap terjaga dalam perasaan yang damai. Agar bisa belajar menggapai cita di nun jauh disana.
Rumah, tempat paling antusias dituju dalam fase rindu ini, pada jarak yang terbentang dari wanita yang paling dicintai gadis itu. Senyum tulusnya yang setia menyungging kala menyambut simatawayangnya pulang. Aduhai...betapa lelahnya enggan diungkapkan asalkan gadis mungilnya yang dulu itu telah membura dihadapannya dalam keadaan baik maka jerihpun sirna, ujarnya.
Teringat, ketika satu waktu kamu begitu resah untuk mengutarakan maksudmu itu, bahwa ingin mu yang sangat besar untuk kembali melajutkan studi. Lalu, dengan Maha Baiknya Allah semua tujuanmu pun dimudahkan. Keputusan yang berat bagi wanita itu, melepaskan kamu kembali merantau teramat jauh. Rindu selalu menjadi rasa yang melanda tak kunjung tahu waktu. Namamu selalu menjadi tajuk utama dalam doa doanya. Agar study kamu penuh keberkahan dan agar kamu cepat pulang tuk memeluk tubuh wanita yang telah renta itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar