Rabu, 05 April 2017

Pendidikan Bertauhid

        Sepertinya sebagian besar orang telah sepakat bahwa dalam dunia pendidikan, manusia adalah aktor utamanya, berperan menjadi subjek dan objek. Boleh dianalogikan pula bahan  dalam pendidikan adalah ilmu pengetahuan. Pencapaian dari  Ilmu pengetahuan yang akan mengendalikan perkembangan potensi peserta didik dari kecakapan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. selanjutnya, orientasi pencapaian ilmu pengetahuan dalam sistem pendidikan tidak jauh dari memanusiakan kembali manusia tersebut. Tuntutan pendidikan yang berkesesuain dengan tujuan pendidikan dalam UU  No.20 Tahun 2003   mendesain sedemikian rupa  dunia  pendidikan yang kompleks dan integratif. Sebab segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia memiliki pendekatan tersendiri yang agak rumit. 

       Di sisi lain, kepesatan ilmu pengetahuan dan teknologi akan melakukan seleksi alam terhadap manusia yang tidak mampu menguasainya. Fakta-fakta sedemikianlah menambah kompleksitas  ruang pergerakan dunia pendidikan. Dalam menghadapi persoalan dan tantangan yang makin kompleks tersebut, diperlukan generasi yang mampu bertahan dalam kimpetisi global. Diharapkan hasil akhir dari produk pendidikan tidak hanya menelurkan generasi yang cakap dalam menghadapi tantangan zaman melainkan generasi yang memiliki ketahanan mental dan spiritual untuk dapat melesat dalam tantangan kompetisi global  tersebut. 

       Kelebihan demografi adalah karunia Tuhan Semesta Alam  yang patut disyukuri, khususnya jumlah populasi usia produktif yang melimpah untuk siap ditranformasi menjadi SDM yang berdaya guna. Ini adalah modal utama bagi Bangsa Indonesia untuk menyambut 100 tahun kemerdekaan negri ini di Tahun 2045. Tugas dunia pendidikan adalah memanfaatkan momentum  bonus demografi tersebut (jumlah prediksi 2050 adalah 9 milyar) sebagai ladang subur untuk menumbuhkan tunas-tunas generasi emas yang siap membangun Bangsa Indonesia dengan kesadaran tauhid yang mengakar kuat. Sebagaimana tujuan pendidikan itu sendiri.
Langkah awal untuk menyegarkan dunia pendidikan Indonesia yakni melalui  penanaman kesadaran kolektif tentang pentingnya  pendidikan yang berbasis nilai-nilai ketauhidan. Mulai jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi, diberikan secara merata pada segenap spektrum usia. Aspek-aspek yang perlu dibangun antara lain:
1. Kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa
2. Kesadaran akan tantangan global yang rentan mendistorsi moral.
3. Kesadaran dalam integrasi intelektual, emosional, dan spiritual.
4. Kesadaran akan inovasi dan akselerasi peradaban emas berbasis nilai-nilai religius. 

Indonesia layaknya kapal raksasa-kapal induk; untuk menggerakkannya memerlukan energi masif. Sumber utama energi itu adalah SDM yang memiliki potensi intelektual, emosional, dan spiritual yang terintegrasi baik satu sama lainnya. 

Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai intelektual, emosional, dan spritual dapat dikenal sebagai "Pendidikan yang Bertauhid", dalam artian pendidikan yang menjadikan tauhid sebagai poros utama dalam menggerakan aspek-aspek lain dalam kebutuhan pendidikan. Pendidikan Bertauhid sangat relevan dengan harapan Bangsa Indonesia dalam  Rencana jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan berada berdasarkan falsafal Pancasila.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar