Sabtu, 27 Agustus 2016

Menahan dengan Ma'ruf, Melepas dengan Ihsan

فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَان

"...Menahan dengan ma'ruf atau melepaskan dengan ihsan...." (Q.S. al-Baqarah: 229)

Ah...
Aku kesandung dengan salah satu ayat Qur'an ini. Pas di sesi ini bener gak kuat nahan senyum, kok nyindir aku banget ya. ^_^
Khoir biar soleha menulis sajah..

Sekuatnya aku berpayung dengan iman dari kehujanan masa lalu. InsyaAllah... Tentang hati yang katanya pernah jatuh pada satu rasa. Lalu  menahan perasaan itu dengan ma'ruf. Hamba dhoif yang sempat menyimpan sepeti rasa dalam kotak hati yang sekuatnya diamankan sehingga keadaannya tetap terjaga dalam koridor Allah . Mudah-mudahan... Walau ketidak-hati-hati-an begitu rentan merusak keamanan rasa itu. Aku masih percaya bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Tetaplah aku manusia yang tidak bisa menyelisihi fitrahnya. Mendekat pada-Nya menjadi benteng perlindungan utama dari segenap tipu muslihat rasa. Maka aku akan terus mengemis  pengampunan-Nya.

Sebisanya aku mengubur kenangan ke liang terdalam di ceruk ulu bumi dengan perangkat keimanan. InsyaAllah...Tentang melepaskan perasaan itu dengan ihsan. Setelah menjaga dengan keimanan maka rasa itu butuh masanya dilepaskan pada cara yang baik. Dengan cara yang  tak merusak apapun dari kedamaian hati. Entah apa cara yang baik itu. Karena-Nya maka rasa itu harus dilepaskan dengan sebaik-baik cara. Melepaskan dengan melibatkan Allah di dalamnya. Melepaskan tanpa ada nawaitu selain mengharapkan keridhoan-Nya. Melepaskan untuk tak perlu lagi rasa itu dijaga dan tak perlu ada. Karena Dia lebih pantas merajai singgasana taman indah di hati ini.

MasyaAllah...
Indah lagi Mengindahkan !
"Menahan dengan ma'ruf atau Melepaskan dengan Ihsan" . Aku mengimplikasikan kalimat ini pada atmosfer hati. Tak ada yang lebih aman bukan selain menahan perasaan itu dengan ma'ruf dan tak ada yang lebih berizzah selain melepaskan perasaan itu dengan ihsan.

Hati-hati dengan memendam rasa. Maka pelihara ia dengan iman, agar yang terlanjur ada tak membuatnya sakit bila pada akhirnya rasa itu diminta takdir untuk dihilangkan. Bila rasa itu ada karena kesholihan  seseorang maka dengan menemukan sosok lain yang memiliki kesholihan  yang sama atau bahkan lebih baik akan menjadikan rasa itu terganti tanpa ada rasa perih. Bila rasa itu ada karna dunia yang dimilikinya-rupa, harta, tahta- , ketahuilah rasa itu sulit dikikis karena bahan dasarnya adalah nafsu bukan iman.

Manusia normal akan  memiliki rasa, kecendrungan pada seseorang yang fitrah baginya untuk menaruh rasa. Boleh kan memendam rasa? Silahkan pendam dalam keimanan yang baik jika waktu untuk mengutarakan belum tepat. Pada waktu yang tepat, ungkaplah untuk mem-pertanggungjawabkan-nya. Setelah menjaga rasa itu dengan ma'ruf, hingga bila ada kehendak lain yang lebih baik bagi diri maka rasa itu mesti dilepaskan dengan cara yang ih san.

Jaga keimanan maka Allah akan jaga hati kita. Jaga ketataatan maka Allah akan damaikan hati kita. Bersyukur aku dari semua perjalanan rasa itu akhirnya di papah Allah hingga titik aku hanya ingin Allah saja yang menyesakkan hati, jiwa, dan akal. Dengan itu kini cukup buat Allah suka dengan apa-apa yang dilakukan. Anteng gitu hidup ini...nikmat aih ! Dah lah yang penting mohon pada Allah agar diridhoi jadi hamba Nya. Pesen nya, kalau jatuh hati jaga perasaan dengan ma'ruf. Bila rasanya sudah mengganggu minta tolong sama Allah agar dapat dilepaskan dengan cara yang ihsan. Nah itu dia ! ^_^

Menenangkan Diri

Dulu sekali Fatimah ra meminta kepada Rasulullah saw seorang pembantu untuk meringankan pekerjaannya. Sebab kerja-kerja itu amatlah melelahkan. Maka Rasululullah saw berikan pembantu untuk menenangkan hati putrinya dan sekaligus meringankan semua himpitan lelah putrinya dalam menuntaskan pekerjaan sehari-hari. Pembantu itu adalah DZIKRULLAH: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.

Begitulah sunnatullahnya. Hanya dengan mengingat Allah hati pun meleraikan ketenangan. Rasa tenang meneruskan tubuh untuk bekerja dalam energi lebih dan pikiran yang santai. Sehingga semua menjadi mudah.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
(Q.S al-Baqarah: 152)

Jika ingin Allah ingat dengan kita, maka kita mesti mengingat-Nya. Dalam segala kondisi dan segala rasa. Betapa syahdunya seorang hamba yang selalu diingat Allah. Karena jika Allah selalu mengingat seorang hamba pastilah hamba tersebut adalah hamba yang dicintai-Nya. Kita tak punya kebutuhan cinta termegah selain cinta Allah. Cinta nya Sang Maha Cinta. Energi yang mengubah segala duka menjadi bahagia, sempit menjadi lapang, sukar menjadi mudah, lemah menjadi kuat. Disanalah lubuk ketenangan yang terdalam, saung kedamaian rahasia. Allah is enough !

Ittaqillah ya shohibul Qur'an calon Ratu dari sejagad bidadari syurga.
Allahumma amin ya Mujib

Kamis, 25 Agustus 2016

Selamat Pagi Mentari

Selamat pagi soleha...
Tersenyumlah untuk masa depan mu yang indah lagi mengindahkan.
Optimislah untuk hari di depan mu yang cemerlang.
Semangatlah menjadi mata air jernih yang bergairah untuk menghidupkan kehidupan.

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Q.S. An-Nisa:32)

Kejarlah karunia Allah ! Capai ridho Allah, berjuanglah untuk membuat Allah suka, cinta, dan ridho dengan apa yang kamu lakukan. Jadikan tiap mili detik yang terlalui membuat rekah senyum untuk akhirat mu kelak. Karena catatan yang diterima dari tangan kanan mu. Menangkan dirimu dan berlindunglah pada Allah dari semua tipu daya setan.

Hidup ini tak selalu menawarkan kemulusan. Tetap akan ada luka yang dikecap. Tinggal memilih entah luka yang menyakiti atau luka yang akan mengubah. Semua tergantung sikap kita dalam menyelesaikannya. Buruk baiknya hari itu ditentukan oleh sikap kita. Padukan jiwa dan keberhasilan dengan aset mental komitmen dan integritas. Truly that...jangan terlambat menyadari bahwa kebahagiaan terbaik  itu adalah saat  diri dapat menjadi 'bernilai' bagi sesama.

Kita jadi menemukan makna baru bahwa kebahagiaan adalah saat kemanfaatan diri digelarkan untuk memperjuangkan keridhoan Allahu Ta'ala.  Ada Ibnul Qoyyim yang kemanfaatannya terasa kentara dari karya tulisan-tulisannya yang menyejarah. Ada Eyang Habibie yang kemanfaatannya berasa banget dalam improvisasi teknologi inovatif demi kemashlahatan sesama. Ada Abbdurrahman bin Auf yang kemanfaatannya menjamur ke seantaro negri melalui hartanya yang berlimpah dan berkah. Ada juga Izzuddin al Qasam yang kemanfaatannya terimplementasi dalam jihad fi sabillah hingga kobar ghirahnya menyentuh dan memanggil jiwa-jiwa sepenjuru dunia untuk berkontribusi sama.

Apa pun itu  pilihlah. Karena terlambat memilih artinya menunda untuk melangkah. Lalu Melangkahlah dengan antusias dalam pilihan itu, kedepankan prasangka baik pada Allah sebab Allah sesuai dengan prasangka kita. Tidak pernah salah setiap keinginan yang baik sekalipun keinginan itu tidak menjadi bagian dari kehendak Allah. Karena Allah yang paling mengerti tentang kita dan jangkauan kita tentang diri masih terbatas. Pasti Allah berikan yang terbaik asalkan kita dekat dengan Allah dan terus menerus taubatan pada-Nya.

Jadilah pemimpi yang tak pernah menyerah hingga titik akhir impian itu dicapai. MELIHAT WAJAH ALLAHU TA'ALA . Akan terasa energi besar  Itu saat hidup untuk memperjuangkan sesuatu yang besar, Allahu wal Jannah

Ittaqillah !

Al-Qur'an itu Menggembirakan

Quality time bukan lagi soal bersama dengan ini dan itu, menghabiskan waktu disini dan disitu. Kini cerita quality time adalah tentang bersama al-Qur'an dan menghabiskan waktu terbanyak dengannya. Membawa alQur'an di hati, pikiran, lisan, dan tindakan merupakan implementasi komitmen seorang shohibul Qur'an. Sebab baginya Al-Qur'an adalah variabel utuh  yang mampu menggembirakan kehidupan ini.

"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,"( Q.S al-Isra': 9)

Di Syahrul Shiam Kalamullah agung pun diturunkan. Sebagai rahmat bagi alam semesta. Petunjuk dan pembeda sekaligus pemberi kabar gembira bagi mukminin dan mukminat. Makanya Setan tidak suka dengan al-Qur'an dan tidak suka dengan orang yang terus  bermujahadah  dekat dan ingin selalu mencintai  al-Qur'an. Orang yang telah jatuh cinta dengan al-Qur'an ia tak butuh hiburan yang lain selain al-Qur'an karena ia sudah merasa gembira dengan al-Qur'an. MasyaAllah...

"Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),"
(20:1-2)

Truly soleha !

Allah turunkan surat cinta untuk memberi kelapangan. Tapi kelapangan itu tak didapati kecuali saat hati telah khusyuk pada-Nya saja dan menghalau setiap inci perihal yang selain Dia. Orang yang senang belajar Qur'an maka akan menerima sakinah, rahmat, ditemani malaikat, serta disebut spesial oleh Allah. Nikmat bukan ?

Jadilah wanita dambaan Qur'an ya soleha ....

Rabu, 24 Agustus 2016

Berfikir Sebelum Bersedih

Pikirlah kembali. Kita tak layak untuk bersedih jika optimisme dan rekah senyum lebih baik untuk hari kelak.

Pikirlah kembali. Kita tak patut untuk bersedih sedang karunia Allah tak henti tercurahkan, kesehatan, oksigen gratis, rumah berteduh, pakaian yang indah, makanan, minuman, buahan, dan banyak lagi yang semestinya membuat kita malu untuk bersedih.

Jika memang membutuhkan sesuatu maka sujudlah, katakan ya Allah Yang Maha Kaya berilah kebutuhanku

Jika memang tengah tersakiti maka sujudlah, katakan ya Allah yang Maha Kuat, kuatkan kesabaranku.

Jika memang kita tengah membutuhkan cinta. Tak akan didapati rasa cinta terbaik selain dari-Nya. Maka sujudlah lalu pintalah dengan sungguh-sungguh cinta-Nya. Kadang cinta-Nya terselip dalam kepahitan hidup. Lantas hanya qalbun salim, jiwa suci, dan hati yang bening lah yang mampu merasakannya. Manis dan legit ! Indah dan menawan, sejuk dan mendamaikan, tenang dan menentramkan. Ah..sudahlah ! Fokus untuk cinta-Nya saja dan tetapkan itu sebagai maqam tertinggi di hati. Jika memang harus bersedih cukup karena-Nya dan jangan sia-siakan untuk hal sepele tentang makhluk dan dunia ini.

Tetaplah taat dan jangan jauh dari al-Qur'an ya soleha
Ittaqillah !

Whatever good you do (be sure) Allah knows it ! Do good dan be better, la tahzan Allahu Qorib

Selasa, 23 Agustus 2016

Jual lah Air Mata mu pada Allah

Bukan manusia jika tidak pernah mengeluarkan air mata. Dengan fitrah yang memiliki perasaan maka dengan sendirinya menghadirkan sistem suka dan duka dalam perjalanan rasa itu. Sering kita lakukan jika dalam himpitan, dalam masalah, dalam kesedihan kita mencurahkan semua itu dalam air mata. Kadang kita berharap adalah kiranya  orang yang berbaik hati  membeli air mata itu dengan kebahagiaan. Sayangnya tumpah ruah air mata itu tidak lain hanya menyisakan rasa simpati atau empati saja di hati orang yang menyaksikannya. Tidak bisa membeli lebih dari itu.

Sebenarnya Allah ciptakan air mata itu benar-benar untuk suatu hal yang sangat berharga. MasyaAllah. Kita terlalaikan untuk mengetahui bahwa Allah lah satu-satu nya yang akan membeli setiap tetes air mata setiap manusia. Air mata yang tercurahkan karena takut pada-Nya, air mata yang membanjiri pipi sebab bencana dosa yang di istighfarkannya di hadapan Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Baik bagi setiap hamba-Nya. Tahu Allah membelinya dengan apa ? Dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 2 mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka yakni mata yang menangis karena takut dengan Allah dan mata yang berjaga karena jihad fisabilillah. Itulah yang kita terima dari penjualan air mata kita kepada Allah, terbebas dari kebengisan jahannam.

Jangan lagi buang air mata untuk hal yang mubazir ya soleha...karena semua diciptakan Allah untuk tujuan yang jelas. Menangislah karena keimanan, menangislah karena-Nya dan jangan tangisi urusan dunia ini. Air mata itu sangat berharga saat kau menjualnya pada Allah bukan pada makhluk apalagi dunia yang hina dina ini.

Tak perlu satu pun yang tahu tentang suka duka yang kita lewati, kemarin, hari ini, atau apa-apa yang ada di depan kelak. Cukup pada mereka kita pancarkan spektrum kebaikan, kemanfaatan, dan kontribusi. Menjadilah mata air jernih yang hidupnya untuk menghidupkan kehidupan. Biar nama kita tercatat dalam tinta sejarah dan Allah ridhoi semua itu menjadi amal jariyah.

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

(Q.S al-Baqarah: 128)

Senin, 22 Agustus 2016

Pecinta Ilmu

Dan aku betah di ruangan ini sampai 24 jam. Beginilah kalimat hiperbola yang ideal untuk rasa yang terkecambah saat ini.Ketika kembali menjadi pendengar ilmu dari orang-orang yang Allah jadikan mereka luar biasa. Bersama dengan segenap mereka pecinta ilmu membuat mata ini terus menyala bara, hati berkobar akbar, jiwa menggelora, pikiran terus tersejukkan, dan otak kian tajam. Betapa menjadi pembelajar menjadi suatu nikmat yang tak mampu didefenisikan gegap gempita bahagianya. Ah mau terus belajar dan menimba ilmu..terus dan terus...! Semakin kesini, kian terus belajar semakin merasa bahwa tak punya apa-apa lah diri ini. Betapa fakir ilmunya diri ini.

Melihat bunda-bunda tangguh itu kian menyeruak kekaguman diri. MasyaAllah, dengan anak balita dalam gendongan. Tak membuat mereka surut untuk menimba ilmu. Mata bunda-bunda itu berbinar, sorotan matanya berbeda karena ada pancaran perjuangan lebih di dalamnya. Tak boleh kalah semangat oleh mereka dan semestinya harus bisa mendapatkan dan meraih yang lebih dari mereka karena punya waktu yang lebih lapang, pikiran yang tak bercabang, dan bebas kemana-mana mau terbang. ^_^ memang jomblo itu menegarkan ! Hihi

Calon bunda peradaban harus cerdas karena ia akan mempersiapkan generasi-generasi hebat.  Semangat menjadi cerdas dan mencerdaskan soleha !

Bekal yang Terbaik

Tidak baik melakukan perjalanan tanpa bekal. Bahaya ! Terlebih perjalanan di hutan rimba yang amat menggenaskan ancaman dalamnya. Sangat klise kita dapati bahwa peran kita di dunia ini tak lebih dari seorang musafir. Ada dimensi waktu yang terjal perbedaannya dalam perspektif kita dengan dalam perhitungan-Nya. Pada hakikatnya kelak kita dapati bahwa tak lama memang kita menjadi penghuni kerak bumi ini. Dalam sesingkat waktu itu pun kita sangat butuh bekal. Mari kita rujuk bekal terbaik itu dalam surat cinta-Nya.

".... Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (Q.S.al-Baqarah: 197)

See...
Yang menyampaikan ini adalah Rabb yang menciptakan kita dan segala sesuatu di langit, di bumi, dan di antara keduanya. MasyaAllah...
Maka memahami tentang bekal itu menjadi bagian prioritas bagi kita untuk selamat dan aman hingga akhir peran sebagai musafir ini.

Mari kita simak beberapa defenisi takwa yang Alhamdulillah dapat disadur dari: https://pencerahqolbu.wordpress.com/2011/05/25/definisi-taqwa/#more-533

Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah :

1. Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.

2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia.

3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.

4. Orang yg menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati.

Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.

Seorang sahabat Rasulullah SAW, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”

Menghadapi duri di jalanan saja sudah takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka di akhirat kelak, seharusnya kita lebih takut lagi. Permasalahan yang dihadapi biasanya adalah “duri” semacam apakah yang dihindari oleh orang-orang bertaqwa itu dan sejauh manakah kita mampu untuk menghindari “duri” itu.

Syekh Abdul Qadir pernah memberikan nasihat :

”Jadilah kamu bila bersama Allah tidak berhubungan dengan makhluk dan bila bersama dengan makhluk tidak bersama nafsu. Siapa saja yang tidak sedemikian rupa, maka tentu ia akan selalu diliputi syaitan dan segala urusannya melewati batas.”

Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, kerana gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus akan berubah menjadi dosa besar.

Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang ditinggalkan oleh orang-orang bertaqwa, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka ditinggalkan pula dengan penuh keikhlasan.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Pernyataan ulama besar salaf ini memiliki kandungan yang lebih spesifik lagi. Orang bertaqwa berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Allah murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya.

Di sinilah peran penting dari perintah Rasul SAW untuk menuntut ilmu dari mulai lahir hingga liang lahad. Ketaqwaan sangat memerlukan landasan ilmu yang benar dan lurus, sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT sangat mencela kepada orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang batasan-batasan yang telah disampaikan kepada Rasul-Nya. Hal ini sejalan pula dengan firman Allah bahwa Alah akan meninggikan orang-orang berilmu beberapa darjat.

Dalam perjalanan meraih darjat taqwa diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darjat taqwa.

Minggu, 21 Agustus 2016

Pelita Lorong Gelap di Seantaro Negri

Menjadi pendidik yang bukan hanya mediator tranferisasi ilmu dan  pengetahuan namun sekaligus menjadi jembatan inspirasi untuk setiap hati yang tercucur bagi mereka ilmu tersebut.

Maka untuk saat ini mesti melengkapi diri dengan berbagai instrumen untuk siap terjun menjadi kontributor pejuang pendidikan di kemudian hari.

Jangan senang mempelajari hal yang sudah kita tahu dan paham. Karena kita tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengeksprolasi ilmu baru. Bersyukurlah saat belajar kita tidak mengerti karena kita dituntut untuk belajar lebih banyak dan lebih giat untuk mengeksplorasi ilmu lebih berlimpah. Sebab menjadi pendidik bukan sebatas kekuatan intelektual namun juga memiliki kematangan emosional dalam memanajemen masalah. Termasuk dalam problematika mencari ilmu pengetahuan.

Esok ada sebuah tuntutan baru. Maka gunakan setiap waktu seproduktifnya  untuk ilmu dan ilmu. Kamu adalah yang Allah pilih menjadi PELITA GELAP DI LORONG-LORONG SEANTARO NEGRI.  Ciptakan masa depan gemilang untuk anak bangsa di kancah nuansa global yang kompetitif dan komperatif. Allahu Akbar !

Berjuanglah !
Tetap lah taat !
Ittaqillah !

Hasbiyallah (Cukuplah Allah)

Cukup di hati ini Allah saja, apapun itu cukup Allah saja

Fokus Bersyukur

Kita tidak kan pernah bahagia selama masih terjajah. Selagi diri terjajah oleh dunia, oleh nafsu, oleh syahwat, dan oleh tipu daya setan maka selama-lamanya tidak akan pernah bahagia. Pasti...! Kita sengsara bukan karena kurang karunia tapi karena kurang dua hal, yakni sebab kurang syukur dan kurang sabar. Orang sulit bersyukur karena salah fokus. Lebih fokus pada keinginan, fokus pada yang belum dicapai. Padahal tambahan karunia dari Allah datang karena keahlian bersyukur . Kalau kita tenggelam  dalam syukur udah dah berenanglah diri dalam kenikmatan yang teramat luas. So...Fokus untuk mensyukuri yak soleha !

Sempurnakan kesempatan yang ada untuk melakukan yang terbaik. Kita mah dah untung diciptakan oleh Allah ya. Nikmat penciptaan tidak ada tawar menawar lagi. Harus disyukuri. Coba deh direnungi tentang penciptaan kita nih. Benar benar mesti bertemika kasih sama Allah  diciptakan jadi manusia. Lalu ditambah nikmat pengurusan dari Allah, dari mulai satu sel lalu membelah, lalu berkembang jadi segumpal daging, kemudian dikuatkan oleh tulang, selanjutnya disempurnakan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Lalu setelah lahir gak bawa apa-apa tetap aja bisa makan dan minum. Enak kan ya? Siapa nih yang atur ? Tiap hari diberi nafas gratis, pakaian, tempat berteduh, bisa jalan, bisa bicara, bisa lihat, bisa dengar, Fabiayya ala iRobbika tukadziban ? Jantung berdetak otomatis Allah yang atur, makanan masuk dilumat oleh gerak peristaltik masuk ke lambung lalu dicerna dengan sangat baik. Siapa yang atur semua itu? ALLAH. tidak ada celah untuk tidak bersyukur soleha.

Ada nikmat lain yang perlu disyukuri yakni nikmat hidayah. Selanjutnya nikmat taufik. Semua kebaikan hanya karunia Allah. Bersyukur bisa dimudahkan langkah untuk selalu beramal dan ibadah. Sebab tak semua orang yang mendapatkan kesempatan dan keringanan hati untuk seperti ini. Makanya kalau lihat orang maksiat kita mesti syukur karena bukan kita yang maksiat lalu do'akan mereka untuk diberi hidayah dan taufik agar bisa merasakan apa yang kita rasakan.

Kalau kita kurang syukur maka terus menderitalah diri. Kalau ada yang menghina kita, ya wes lah tetap aja  bersyukur,  karena kan cuma sedikit yang berbuat demikian ke kita. Kalau ada orang yang berbuat buruk pada kita maka  ya wes lah tetap juga kudu bersyukur, karena diberi kesempatan untuk muhasabah. Maka kita jadi kembali tersungkur mohon ampun pada Allah mungkin diwaktu lalu,  kita juga pernah melakukan kejelekan yang sama dengan yang diterima saat ini  kepada orang lain. Bisa jadi Allah ingatkan kita biar tidak melakukan perbuatan buruk itu pada orang lain.

Kalau kita sakit, dihina, diremehkan, difitnah, dikucilkan, dipermalukan, dikecewakan, kehilangan, ujian, dan sejenis musibah menerpa, itu bukan hal yang buruk namun untuk mentarbiyah kita jadi ahli syukur. Semua tergantung cara kita dalam memandangnya. Tapi bersyukur atas semua itu adalah tindak lanjut terbaik dan paling Allah suka setelah bersabar. Jangan berburuk sangka pada Allah. (2:216) Di titik itulah Allah mengajarkan kita untuk menaruh keyakinan seutuhnya pada pertolongan Allah. Dengan itu kita jadi bermesraan dengan Allah. Aduhai nikmat nih. Bener !  Berbagai kepahitan yang membuat kita berputus dari kebergantungan  pada manusia adalah kenikmatan yang patut disyukuri. Lihat kebaikan Allah atas ujian yang diberikan. Semua yang Allah beri bagian dari kebaikan Allah, sebab sifat Allah Maha Baik. Maka fokus pikirkan kebaikannya.

"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?"

(Q.S. Fathir:3)

Ibadah kurang tapi Allah sayang dengan kita dan mau kita berada dikedudukan yang kita harapkan disisi Allah. Maka akan Allah uji berkali-kali agar kita dapatkan maqam itu disisi Allah. Beres dah ! Anteng aja. Mau di ambil Allah apa-apa yang kita cintai ya wes lah, yang utama  Allah ridho dan Allah jadikan kita lebih dekat dengan-Nya. Cukup itu ! Gak ada yang lebih nikmat dari dapat izin bisa lebih dekat dengan Allah, lebih lapang hatinya, lebih salim qalbunya, lebih suci jiwanya. Karena dah bersih dari dunia ini dan serahkan aja sama Allah terhadap apa yang Allah sukai maka kita pun suka. Itulah namanya bagian dari takwa. Dan itulah bekal terbaik untuk melihat wajah-Nya. Allahu Akbar !

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(Q.S.Azzumar:53)

Ittaqillah ya soleha !

Rabu, 17 Agustus 2016

Nasihat untuk mu Dek

Dek...
Baik semoga masa depan mu yah
Semoga Allah meridhoi hidup mu sayang
Sampai ke yaumul akhir semoga selalu dalam rahmat dan cinta Allah

Jangan tergoda oleh dunia ini ya dek, ini mah cuma tempat mampir. Merdeka kan diri dari keterbudakan nafsu dunia. Tidak ada keselamatan selain ridho Allah, tak ada kemuliaan selain ridho Allah, dan tak ada kebahagiaan sejati selain ridho Allah. Cukup ridho Allah maka cukuplah semuanya.

Dek..
Jauhkan dan selamatkan diri dari keinginan kotor dan hina. Ingin dipuji, ingin  dikagumi, ingin disanjung-sanjung, dan ingin  dibesar-besarkan. Na'udzubillah..
Hanya bagi Allah lah segala puja dan puji.
Penilaian makhluk tidak akan mempengaruhi kualitas penilaian diri dalam pandangan Allahu Ta'ala. Cukup fokus untuk penilaian Allah dan disiplin untuk mencari posisi terbaik dalam penilaian Allah.
Dunia ini indah dan beragam panorama tipu muslihatnya. Kalau tidak mewaspadai larutlah pula hati dalam pernak-pernik hiasan yang tak pernah menghiasi akhirat.
Jauh-jauh dek...sejauh-jauhnya, dan jangan dekati ya sayang !

Dek...
Baik-baik dengan hati ya...
Biar Allah saja yang memenuhinya, izinkan Allah saja yang mendominasi hidup, dan biarkan Allah mengatur sebaik-baik jalan cerita untukmu.
Dek..
Jadi wanita yang sholihah ya, nanti kalau sudah menikah jadilah yang taat pada suami, kalau diamanahkan jadi ibu jadilah bunda peradaban yang melahirkan, merawat, dan membesarkan para mujahid dan mujahidah berakhlak  Rabbani, berjiwa Qur'ani, dan kontributor Islam sejati.

Dek...
Teruslah bertumbuhan di taman taqwa, bermekaranlah bersama ketaatan, dan nutrisi diri dengan iman dan ilmu.
Jagalah Allah selalu dalam sempit dan lapang, dalam suka dan duka.
Semoga Allah ridhoi dirimu jadi wanita syurga ya sayang, ratunya dari sejagad bidadari syurga.

Allahumma amin ya sami'un mujib

Senin, 15 Agustus 2016

Sukanya Kita atau Sukanya Allah

Bukan sesekali kita rasakan bahwa apa-apa yang kita inginkan dan bahkan sangat sukai terlanjur lugu diterlantarkan oleh ketetepan-Nya. Tidak mudah untuk menerima hal yang sedemikian. Saat jiwa dan akal berperang dalam qalbu. Tidak memiliki upaya bagi  keimanan  saat qalbu diselisihi nafsu dunia. Kebeningan qalbu yang keruh membuat diri tak mampu melihat dengan jernih hikmah-hikmah yang Allah sajikan. Dan aku masih percaya bahwa setiap manusia dari dulu, kini, dan hingga nanti akan banyak mengalami perbedaan keinginan dan kenyataan dalam hidupnya. Maka dengan itulah surat cinta dari-Nya pun dilayangkan kepada setiap kita.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(Q.S.al-Baqarah:216)

Ada suka kita yang tidak Allah sukai dan kita wajib untuk menyukai apa-apa yang Allah tetapkan. Karena ada banyak kebaikan yang dijanjikan oleh Allah atas kerelaan kita untuk menyukai segenap ketetapan-Nya. Apalagi jika kita menghiasi diri dengan sikap sabar dan takwa maka lihatlah pertolongan Allah yang Maha Dahsyat.

"Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda."
(Q.S.Ali-'Imran: 125)

Ittaqillah !

Godaan Dunia

Bagaimana bisa kita tak bersabar dengan godaan dunia sedang azab neraka kelak tak kuat membuat kita tuk bersabar. Sunatullah memang dijadikan dunia ini indah lagi sesak dengan hiasan yang menyilaukan hati-hati yang lalai dari mengenal kemilau syurgawi.

Menjaga Keimanan

Pada hari kelima memijaki kota pendidikan, aku menemani wanita yang paling kucintai, IBU, beli kaca mata. Sudah bolak balik di toko optik itu sebenarnya. Kok bisa-bisanya baru kelihatan hari ini. Subhanallah...

Dari cerita-cerita serius tentang kaca mata, entah dari mana muasalnya kok malah wanita yang paling kucintai itu jadi curcol sama akang penjual kaca mata. Haha

Tepat pada titik cerita tentang aku, mata gak mau lagi lihat-lihat kaca mata di toko itu. Aku palingkan arah keluar menuju pemandangan lalu lalang orang di jalan. Kan malu ih, dicerita-ceritain gitu. Nih dialognya

Ibu: nih si anak gadis saya makin tinggi jenjang pendidikan, kian jauh pula merantaunya

Akang kaca mata: mau cari jodoh neng disini?

Aaaaaarrrrggghhhhh......! Stop!!!!!
Aku mesti bilang MasyaAllah apa Subhanallah yak untuk pertanyaan yang nonjok hebat perasaan akuh. *tratakdengces*
Kesini aku mau cleansing kang tapi kenapa disemprot pertanyaan semengenaskan itu, berontakku dalam hati.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S.al-Baqarah:155)

Aku harus yakin bahwa pertanyaan ini akan menggembirakanku jika aku kuat untuk tetap bersabar. Terkadang memang mesti di uji sekian kali perasaan kita sampai sejenis apapun ucapan yang dituju ke hati tak membuatnya salah sangka. Allah tidak akan meluluskan jika kita belum maqamnya untuk lulus. Lantas aku ingin lulus untuk kali ini. Sudah terlalu jauh matahari yang aku kelilingi maka tidak boleh berlama-lama mengulangi ujian yang itu-itu aja. HARUS LULUS !!!

Kesini waktu membuat aku dapat ilmu lagi bahwa kelulusan itu ditentukan oleh kapasitas keimanan. Jadi yang terurgen untuk hidup hari ini dan kedepan adalah mensistem waktu sedemikian rupa untuk dapat mengisi pundi-pundi diri dengan keimanan yang terus bertambah baik.

Dah ceritanya selesai...^_^

Minggu, 14 Agustus 2016

Terima Kasih

Apa-apa yang kita terima bukan untuk kita seutuhnya tapi untuk kita  memberikannya kembali. Begitulah nikmat Allah yang telah kita terima selayaknya kita syukuri dengan mencurahkan nikmat itu pada sesama. Hal sederhana dari karunia Allah adalah kesehatan. Sungguh dahsyatnya nikmat sehat itu. Lantas apa yang dapat kita berikan dari nikmat kesehatan? Memang bila hati masih disibukkan oleh dunia dan hiasannya membuat kita kurang pandai mentafakuri tentang diri sendiri. Dari sehat itu kita dapat melakukan banyak hal. Betapa beruntungnya orang-orang yang menggenapkan setiap aktifitasnya dalam sehat itu untuk menghidupkan kehidupan, menebar manfaat dan meneruskan nawaitu Lillah.

Pelajaran-pelajaran ini mencetus keinginan baru dan bergelora untuk seorang aku untuk menjadi motivaQur'an. Sadar akan dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

 

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. 

Semakin sehat kita semakin bisa untuk menjadi yang paling utama dan paling baik. Tidak inginkah nama kita menjadi bagian yang termaktub dalam hadist Rasulullah? Semoga kita bisa menjadi pengasih saat kita sudah Allah izinkan jadi penerima. TERIMA KASIH, setelah diterima cepat-cepat kasih. Terima kesehatan kasih kemanfaatan dengan al-Qur'an menjadi pedoman dan sumber inspirasi untuk menjadi yang lebih bermanfaat.

Kalau ada kesibukan, pilih dan lakukan kesibukan yang mendekatkan kita pada Allah. Biasakan diri dalam dzikir dan kebaikan.  Jangan berhenti belajar untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang tak bertepi itu. Bermujahadah untuk berakhlak mulia. Tetaplah taat dan jangan khawatir dengan masa depan. Allah menjamin kemudahan bagi orang-orang yang berjuang mengejar ridho-Nya.

Ittaqillah !
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.

(Q.S Faathir:29-30).

Jumat, 12 Agustus 2016

Wanita Imijinatif

Banyak yang tak mengerti bahwa wanita yang imijinatif lebih suka menciptakan  epilog dan meneruskan pada monolog. Begitulah teater pikiran yang berkelebat senantiasa.Ada lelaki yang cerdas mengerti hal ini. Dia yang akan mengubah sedemikian unik monolog itu menjadi seindahnya  dialog. Itulah pemenang hati wanita imijinatif itu. Susah memang memperjuangkannya. Untuk tahu tentangnya bukan dari apa-apa yang ia sampaikan, namun dari isyarat. Lelaki itu adalah seorang yang teramat sabar dalam memperjuangkannya dan begitu kuat kesungguhan untuk menyempurnakan cerita wanita itu.  Kadang untuk meyakinkannya butuh waktu, karena  sulit untuk menakar dialog yang tepat pada kerangka monolog yang diciptakannya.

Diri dan Masa Depan

Siapa lagi yang akan mencintai diri ini selain kita sendiri. Setuntas semua yang dijejaki, menaruh aku pada ruang jiwa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Ketika aku disadarkan betapa banyaknya kelalaian yang telah dilakukan hingga menzalimi diri sendiri. InnaKa 'afuwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu'anna...Aku ingin memperbaiki cinta untuk diri ini, untuk diri sendiri.

Mencintai diri sendiri lebih dekat pada istilah mensyukuri sekian perangkat diri yang telah Allah karuniakan beserta variabel-variabel menyokong untuk perangkat itu mengeksekusi tugasnya. Jarang betul bukan, kita bercermin dengan ketakjuban atas penciptaan diri kita oleh Sang Maha Pencipta. MasyaAllah...ketika Allah bawa aku pada kedalaman hati, aku dapat merasakan bahwa aku tanpa-Nya bukanlah apa-apa dan memang tak punya apa-apa. Apalah aku...!

Kedepan menjadi perduan kegetiran dan harapan. Lalu aku seseguk kesanggupan  untuk menguatkan harapan, sekiranya itu  dapat mencabut kegetiran hingga ke akarnya. Allah...! Energi yang tetap membuat aku bisa melaju bersama berjuta harapan itu. Sekian harapan untuk satu pencapaian, ridho-Nya untuk kelak dengan syahdu menikmati wajah Dzat Nan Maha Karim di sebaik-baik tempat kesudahan. Allahumma amin ya Mujib

Kamis, 11 Agustus 2016

Istiqamah

Istiqamah yakin pada Allah, untuk segala sesuatunya
Istiqamah menjaga kedekatan pada Allah dalam segala kondisinya
Istiqamah menjalani ketaatan pada Allah sewalau apapun cobaannya
Istiqamah selalu merasa diawasi oleh Allah, baik perbuatan hati hingga tindak laku perbuatan
Istiqamah untuk sabar pada semua keadaan dan ketetapan Allah

Ya Rabbal 'Alamin bantu kami bermujahadah untuk istiqamah dalam jalan-jalan ridho Mu,

Rabu, 10 Agustus 2016

Memperbaiki Hati

Bila kita memberbaiki batin maka lahir pun akan baik. Jika kita memperbaiki  hubungan dengan Allah, maka Allah akan baikin semua hubungan kita dengan kehidupan ini. Jika kita mengorientasikan hati dan amal untuk akhirat, maka Allah cukupkan semua baginya untuk di dunia ini. Allah lah sebaik-baik penolong. Semua bisa kita lakukan dengan baik bukan karena kita pintar, hebat, dan berkompetensi. Tapi karena Allah menyanggupkan kita untuk melakukan semua dengan baik.

Mari berlomba-lomba memperbaiki hati, pada akhirnya akhlak akan mengikuti arus dari hati itu sendiri. Yang nikmat dalam hidup ini adalah saat kita dimampukan istiqamah untuk menjaga kedekatan dengan Allah. Dunia  ini tak pernah menjanjikan bahagia, namun ridho Allah lah yang mencukupi segenap kebahagiaan yang diharapkan. Terus lah jaga Allah dalam setiap kondisi, lapang dan sempit. Tetap berpositif prasangka pada Allah. Teruslah perbaiki ibadah, khusus perbuatan hati. Biar ringan langkah untuk menapaki aral melintang didunia yang memayahkan ini.

Perbaiki diri dan lakukan yang terbaik.

Ittaqillah ya sholihah !

Akhlak Baik

Kembali kita kenang bahwa misi Rasulullah saw  diutus  menyempurnakan akhlak. Ada akhlak yang baik namun semakin diperindah oleh kehadiran Rasul saw. Akhlak terindikasi dari kualitas keimanan. Suatu bangsa dikatakan mulia saat bangsa itu dapat menunjukkan akhlak yang mulia. Membangun akhlak adalah kerja bersama dan kerja sama. Setiap dari kita berkewajiban untuk membangun akhlak mulia bangsa ini dan bukan hanya tugas ustad dan pendidikan agama disekolah. Sebab memang misi keren seorang muslim adalah akhlaqul karimah. Variabel ini pula lah yang akan menjadi poin-poin pemberat timbangan di yaumul akhir.

Kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya. Sumber akhlak adalah qalbun salim. Aqidah kita mesti memberi dampak pada kecintaan pada Allah dan rasa khouf saat menyelisihi perintah-Nya, sehingga timbul lah akhlak yang manis dan dapat dinikmati buahnya akhlak itu oleh sesama.

Saat qalbu kita sudah mulai membaik maka akan menghadirkan rasa yakin pada-Nya. Allah SWT yang telah menciptakan kita dan Allah pula lah yang akan mengatur dan menjaga kita. Yakinlah semua karunia milik Allah, yakin Allah lah yang memberi karunia itu, dan yakin bahwa jika kita bersyukur Allah akan tambah karunia itu. Jika hati ini yakin Allah Maha Baik maka apapun yang Allah perbuat terhadap diri kita maka kita akan ridho, pasti adil karena Allah Maha Adil. Jika kita yakin Allah Menguasai segala sesuatu maka kita tidak akan lebay, tidak akan meminta pada makhluk, tidak merendah pada makhluk, tidak akan tergesa-gesa meminta, dan tidak merasa gundah dan gelisah sebab telah menghadirkan keberserahan totalitas pada Allah semata. Galau itu sederhana penyebabnya yakni kurang yakin pada Allah. Bagaimana kita bisa tenang minta tolong sama yang lemah. Kita lebih sering bersandar pada yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak berdaya menolak mudharat.

Mari kita memberbaiki misi hidup ini bahwa sukses itu salah satunya adalah akhlak mulia. Walau juara tapi akhlak biasa-biasa itu belum mampu mengkondisikan hidup dengan cerdas. Efek pintarnya hanya bersifat pribadi dan tidak dapat memberi manfaat bagi sesama.

Aku padamu Fisika

Tertakdir sebagai pengampu bidang fisika memberikan banyak makna dalam lini kehidupan yang aku jalani. Walau sedari kecil aku tak pernah membayangkan bahwa masa depanku akan dihabiskan bersama sekelumit manis pahitnya mempelajari, menelaah, merenungi, dan mengajarkan ilmu-ilmu fisika. Karena cita-cita yang didamba sedari kecil menjadi seorang astronout bukan yang lain. Cita-cita setinggi angkasa. Benar-benar tinggi dan bila aku terjatuh kuharap terdambar diantara para bintang. (^_^)

Selama aku menyelami ilmu fisika, sekian lama itu pula waktu kuhabiskan bersama hal-hal yang tak terlihat. Banyak ditemani oleh varibel yang tak pernah kujumpai wujudnya, seumpama energi, vektor, grafitasi, hingga ke partikel nanosize. Sungguh mengagumkan, saat empat aku mempelajari energi ada sekian banyak penerjemahan formulasi  yang memproduksi sedemikian ragam variabel fisis untuk kemashlahatan hidup. MasyaAllah... Aku tak dapat jabarkan, bila Allah beri kesempatan aku ingin menulis buku khusus tentang semua ini. Allahumma Amin ya Mujib

*padahal lagi dalam perjalanan otw Bandung, kok  malah cerita ini. Hadeuh..kumaha ini mah? Hihi

Senin, 08 Agustus 2016

Segumpal Iri Padamu

Dik...kamu terlalu kecil untuk serangan semengerikan itu, tapi tekad mu untuk menghafal Qur'an terus berkobar akbar.
MasyaAllah...

Iri padamu dik !

Dik..kamu sangat lugu untuk tahu kejamnya dunia ini, tapi semangatmu untuk bersama Qur'an tak pernah layu.

Iri padamu dik !

Dik...disana dentum demi dentum bertalu tak kenal waktu tapi gerak bibirmu adalah tilawah, kemanapun yang adik tuju adalah muraja'ah.
MasyaAllah..

Iri padamu dik !

Dik...pedih memang tak memiliki ayah tapi adik malah tak punya ayah dan ibu, ya Allah...semua tak membuat adik enggan tuk tersenyum karena binar hatimu adalah Qur'an. MasyaAllah.

Iri padamu dik.

Dik...kakak mau memiliki jiwa seperti, setangguh kamu, sekuat tekad dirimu tuk selalu mencintai Qur'an. MasyaAllah

Iri padamu dik.

Salam dari kakak untuk dirimu dik di Aleppo sana ya sayang...

Minggu, 07 Agustus 2016

Jadilah Mata Air yang Jernih

Manusia yang menyadari  siapa dirinya, untuk Siapa ia hidup, mengapa ia yang terpilih ada di dunia,  kepada Siapa dirinya akan kembali, mudah-mudahan dapat mengenal  hakikat kehidupan yang sebenarnya. Percayalah, setiap digit  perintah sel-sel otak ke sistem tubuh  akan selaras dengan vibrasi sugesti yang di input pada diri sendiri.
Maka sangat perlu lah kiranya kita mensinergikan energi-energi positif dalam menjalani aktifitas dari hari-ke hari. Fakta sainsnya adalah "Energi diam suatu objek (matter) sangatlah luar biasa dan sebaliknya sejumlah besar energi bisa dihasilkan dari massa yang sangat kecil." *Semoga tidak bingung*.  Adalah manusia itu luar biasa, begitulah singkatnya.

Pernah gak kita terfikirkan bahwa luas alam semesta hingga 10 pangkat 24 itu terpadatkan oleh milyaran galaksi? Lantas Allah menempatkan manusia itu di satu planet bumi yang mungil lagi indah. Mengapa?*mari berfilsafat* Jawaban singkatnya adalah jika manusia itu mau berfikir maka ia akan menyadari sekaligus memahami bahwa hadirnya di muka bumi ini memiliki peran yang besar dan tujuan yang mulia, penyeimbang alam semesta.

Allah SWT berfirman:

وَالسَّمَآءَ  رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,"
(QS. Ar-Rahman: Ayat 7)

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman: Ayat 8)

Silahkan merenung sendiri-sendiri....

Karunia akan dipercaya sebagai makhluk penjaga keseimbangan alam semesta mengharuskan kita selalu bersyukur bahwa manusialah yang dipercaya akan amanah itu. Ini contoh sederhana, Bukti bahwa kita bersyukur atas kesehatan adalah kita dapat memaksimalkan diri dalam sehat itu untuk melakukan kebaikan dan menebar manfaat. Walau hanya dengan membaca, mendengarkan, dan menulis kembali setiap ilmu yang didapatkan sebentuk pengikatnya dan mewariskannya dalam catatan perjalanan yang penuh energi positif dalam hidup ini.

Dunia ini luas dan indah sebagai ladang terbaik untuk bercocok tanam dengan amal kebajikan. Waktu yang singkat di dunia ini menjadi penentu kehidupan abadi kelak. Jika kelalaian lebih mendominasi dari kesadaran itu adalah nelangsa. Maka keimanan akan menjaga stabilitas kesadaran tersebut.Lantas,  implementasi dari keimanan adalah amal kabajikan.  Iman bermuara dari ilmu, dan bukti iman adalah amal.

Terlalu banyak peluang karunia Allah yang semestinya diupayakan dalam tindakan yang hebat, optimisme, dan tujuan yang terarah. Komoditas berharga kita adalah waktu dan kita melintasi hidup ini didalamnya. Sungguh diri kita tidak  sesempitnya asumsi mereka yang jauh dari cahaya Al-Qur'an. Bila mau mentafakuri lebih hikmat kandungan dalam al-Qur'an maka didapati bahwa setiap  kita yang  terlahirkan kedunia ini ditakdirkan sebagai seorang  pemenang, dari itu  sungguh kita telah memiliki aset untuk menjadi insan yang luar biasa, jika kesadaran diri rela kita aktivasi kembali.  Ada raksasa besar yang minta dibangunkan dalam diri itu. Kekuatan besar dari Sang Maha Besar untuk modal untuk menjadi mata air jenih yang menghidupkan kehidupan. Untuk menjadi sumber cahaya yang menerangi peradaban.

Terlahir sebagai muslim adalah anugrah yang tidak dapat dirincikan nikmatnya. Terlahir sebagai muslim adalah karunia untuk menjadi insan yang hebat dan manfaat. Maka sudah selayaknya kita menjadi mata air jernih yang mampu menghidupkan kehidupan bagi siapapun yang membutuhkan. Pernah mendengar Sahabat ra menanyakan tentang amalan apa yang paling memberatkan timbangan di yaumul akhir? Itulah dia akhlak yang baik. Itulah dia menjadi mata air jernih untuk menghidupkan kehidupan.

Izinkan Allah yang mengatur semua untuk keinginan baik itu. Kita hanya perlu memiliki hati yang lebih tulus, menjalani ibadah yang bagus, hidup di atas jalan yang lurus, mengeksekusi ikhtiar dengan serius, dan taubat tak putus-putus. Semoga Allah berkahi tiap jengkal langkah yang tujuannya adalah ridho Allah. Allahumma aamiin ya Mujib

Ittaqillah !

*100% ditujukan untuk diri sendiri
©SN

Setelah Hilang Damba Jatuhlah Cinta Kembali

Hilanglah damba. . .
Siapa dalam kehidupan ini yang tidak pernah merasakan hilang harapan, yang menjadi dambaan kandas digilas takdir. Pernah begini? Memang begitu prosesi hidup ini. Tetaplah tersenyum didepan cermin. Pandanglah diri itu, ia terlalu muda untuk tidak memiliki gelora jiwa nan berapi-api. Harapan yang baik tidak pernah salah peran. Karena ia hadir untuk menggairahkan kehidupan. Hanya saja, saat yang didamba diminta untuk hilang dalam langkah  perjalanan kedepan, kita tetap menaruh yakin pada Allah. Bahwa pendambaan itu akan digantikan dengan yang sangat baik untuk jalan cerita kita.

Jatuh cinta lah kembali. . .
Ada kekuatan dalam cinta, menampung energi yang mampu menggerakkan seluruh diri untuk berdedikasi penuh terhadap yang dicintai. Maka jatuh cintalah ! Jatuhkan cinta pada variabel yang membuat kita bahagia. Bukan kebahagiaan semu tapi kebahagiaan sejati. Jatuh cintalah pada Sang Maha Cinta, Pencipta rasa cinta itu. Dengan-Nya kita akan terjaga, terlindungi,  terselamatkan, serta terbahagiakan.  Jatuh cintalah pada diri sendiri, dengan itu kita selalu mengupayakan hal terbaik untuk membuat diri kita tenang, tentram, dan penuh semangat. Jatuh cintalah pada impian-impian kita. Dengan itu, kita selalu merindukan mentari esok dengan senyum jumawa menjemput cita seiring hasrat tuk merealisasikannya. Bila hati telah ranum di putik Ksatria tuk mengarungi samudra, jatuh cintalah padanya. Dengannya kita akan melangkah tepat menuju syurga.

Selepas yang didamba hilang. Tetaplah bersabar  agar kebaikan tetap tercurahkan.
Jatuh cintalah kembali. Syukuri setiap fasenya dan biarkan bahagia mendekap bersama rahmat-Nya.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Rencana Baru dan Strategi Baru

Hai diri, aku menyapa mu dengan cinta....Semoga Allah mencintai mu pula hai diri. . Aku sangat mencintaimu diriku sendiri. Untuk mu aku berjuang mencemerlangkan masa depan itu. "Masa Depan yang Bercahaya" yang cahayanya abadi hingga ke taman syurga. Aduhai...inginnya itu terwujud. Allahumma amin ya Mujib*senyum tak karuan^_^*

Bersin-bersin saat mengibas debu di perpustakaan pribadi. Bukan..bukan buku bacaan, bukan novel, seri motivasi, atau sejenis buku religi itu *hihi*. Ini mah buku yang sudah dua tahun lalu cuma aku tatap-tatap aja. Subhanallah, tanpa sedikit pun mau menyapa untaian angka dan huruf-huruf di dalamnya. Ada haru yang bergelut dengan tawa. Buku-buku itu kembali menyetel tembang memory selama 3 tahun 10 bulan di masa lampau. Rindu pada mu dear. *hehe*. Rindu belajar di depan layar LCD dan papan tulis.Masya Allah.....Satu puzel impian yang selama dua tahun ini ditahan dalam dada yang mengemuruh untuk meraihnya. Kembali meneguk nikmatnya ilmu seiring pencapaian cita menuju angkasa. Alhamdulillah ya Rabbal 'Alamin

Seperti biasa setiap akan masuk ke satu fase kehidupan yang berbeda nuansa dengan sebelumnya, aku menyusun beberapa langkah-langkah perencanaan untuk maksimalisasi fungsi potensi diri dalam fase tersebut dan mengoptimalkan peran dalam segenap potensi yang dimiliki. *Ais lah serius beud aih*. Iya la...! aku mah gitu orangnya.*SMILE*. Nah semua itu agar aku lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, kegiatan harian, dan aktifitas saat fase itu berjalan. Sebenarnya aku tu mau ngapain sih? Eh, tu pembaca bingung. *maap-maap*. Ceritanya mau melanjutkan studi lagi nih. Karena aku selalu percaya tidak ada batasan usia untuk terus menimba ilmu. terlebih untuk calon BUNDA PERADABAN. *What ? Hadeuh kesini lagi..eits, huhu*. Karena anak-anakku kelak wajib lahir dari seorang ibu yang cerdas. *Asek*

Biasanya, aku akan nulis kata-kata motivasi yang akan menggerakkan aku untuk menyelesaikan studi dengan baik ntar ditempel di dinding kamar,  bukan hanya cepat selesai tapi juga dapat banyak ilmu. Lalu merincikan target-target harian, bulanan, sampai tahunan. Contoh di tahun ini planningnya mau khatam hafalan Al-Qur'an *Ya Allah...mudahkan. aamiin*. Eh mau S2 tapi targetnya khatam Al-Qur'an, gimana la aku tuh. *hihi*. Gak papa sis & bro ! Biar hidup terasa lebih hidup maka visinya harus besar dan misinya mesti cetar. Nah selanjutnya aku mau launching buku kedua* yeye lalala* (bukunya masih rahasia dulu yak). Terus mau banyak deh, cukup itu aja yak yang di info in. Namanya juga kasih contoh, iya toh. 

Karena semua rencana yang sudah disusun di awal tahun kemarin berbeda dengan realisasi. *haha*. Parah nih. Baru kali ini lo aku mengalami kegagalan fatal dalam merelasikan rencana. *geleng-geleng* Sebab bagian dari rencana itu tidak bisa digapai pakai ikhtiar doang ada konspirasi semesta didalamnya *hayo apakah itu?*. Saat kuliah sampai tahun 2015 lalu aku buat perencanaan tahun sekian dapat ini dan itu, raih ini dan itu, punya ini dan itu, buat ini dan itu. Alhamdulillah dengan tekad dan kesungguhan, ketulusan hati, perjuangan yang istiqamah, optimisme yang terarah, do'a-do'a yang membusur kaki langit, sebagian besar biidznillah dan karena keMahabaikkan Allah terwujud dalam realita. Dari sebatas tulisan di atas kertas sampai menjadi kenyataan. Karena aku suka pakai metode 'Pretending Success". Tapi untuk rencana sakral tahun ini, aku tak berdaya melakukan perjuangan lebih itu.*hks hks*. Ah..sudahlah ! Life must go on...

"Jadi muslim memang harus selalu merepotkan diri dengan kebaikan. Jedanya adalah inpirasi untuk karya, geraknya merelealisasikan karya, tujuan karyanya adalah kontribusi.  Ayoklah berkarya...! hingga nama kita patut dicatat sejarah"

Mencoba mengungkit-ngungkit semangat. Jadi, aku nih sebenarnya lagi packing barang. Karena capek jadi  aku bawa nulis biar pulih energinya.*tratakdengces*.  ^_^

dah yak, lanjut dulu resberes. Na nana na...


Jumat, 05 Agustus 2016

Kepada Tuan di 'Rahasia Langit'

Untuk mu yang tengah menuju...
Apakah iya, tidak, atau entahlah
Apakah ada, tidak ada, atau euforia
Aku telah bersepakat pada do'a bahwa diri ini harus yakin bahwa Allah Maha Memperkenankan harapan baik jika memang itu baik.

Jika membangun peradaban akan dimulai dari membangun bahtera 'itu', apakah hal ini perkara sepele?
Jangan terpedaya oleh geriap gempita mereka yang memamerkan suka gembiranya, karena bisa jadi itu hanya ilusi akut yang menyeret pada kedangkalan pikiran, penyempitan makna, dan kenestapaan. 

Kita harus bersiap untuk membangunnya dengan kemurnian niat, kekuatan iman,  kesungguhan tekad, kebugaran fisik dan keluasan ilmu. Sebab estimasi yang ingin kita tuju bersama akan menerjang ombak-ombak ganas, melawan badai kejam, iklim yang tak menentu, aral melintang yang entah seberapa dahsyat perih untuk melewatinya. Perjalanan yang akan kita titi bersama adalah perjalanan yang memayahkan dan meletihkan. Sebab pulau impian yang ingin dicapai adalah kampung halaman tercinta, Syurga. Maka bahtera 'itu' kita bangun demi ibadah dan perjalanan bersama akan membuatnya semakin berenergi dengan cinta dari langit yang dikanfas dengan keimanan. Susah, lelah, jengah, dan apapun kendala dalam perjalanan kita mengarungi lautan lepas adalah ibadah kita. Aku tak mau lelah menjadi penyejuk yang  menemani dan meneguhkan nahkoda yang telah Allah tetapkan untuk memimpinku menuju pulau impian itu dibawah langit keridhoan-Nya.

Dari sekian banyak korban yang tertipu tentang membangun bahtera 'itu' semoga aku, kau, kita terselamatkan. Mereka yang meremehkan tentang bahan-bahan terbaik untuk mengkonstruksinya terpaksa kembali berenang ketepian pantai akibat kerusakan hebat menerjang karang dan ada yang akhirnya terbenam lalu mati rasa. Na'udzubillah...

Bahwa membangun bahtera 'itu' membutuhkan akumulasi upaya yang membumi dan do'a yang membujur hebat ke kaki langit. Sebab bahtera 'itu' lah yang akan membawa kita menghadang lautan lepas yang tiada penolong selain Dia. 
Gejala-gejala kerusakan itu mesti diantisipasi dengan ilmu, sebab ilmu bahan terbaik dalam menjaga performa bahtera kita kedepan. Jangan lelah memperbaharui akal dengan khazanah yang menyegarkan dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan pada diri. Untuk merawatnya, kita butuh keimanan yang kokoh. Senantiasa mewarnai bahtera 'itu' dengan atmofser ketakwaan membuatnya akan semakin indah lagi menyejukkan hati dari masing-masing kita. 

Aku sedang mempersiapkan, dan aku yakin kau pun begitu. Saat waktu yang tertera di catatan langit datang. Kita siap membangun bahtera 'itu' dengan mantap.

Amin amin amin 

Dari sekian kali fitrahnya terjatuh dan tertatih pada hati yang kurang hati-hati ditanai oleh diri, kita belajar bangkit untuk menjadi lebih baik dalam mengelola hati dan menempatkan manusia pada kadar seadanya saja. Hanya boleh Dia, Allahu ta'ala, yang menempati rating tertinggi di kerajaan hati. Sehingga apa pun yang ingin kita mulai didasari oleh keimanan termasuk jatuh hati. Dari sana kita menjadi lebih pandai memaknai kehendak-Nya, bahwa tak semestinya orang yang sempat kita cintai akan menjadi jodoh kita. Tidak..! Tidak selalu begitu jalan ceritanya. Namun orang yang menjadi jodoh kita kelak sudah semestinya kita cintai sejak akad berkumandang menggetar arasy hingga nanti Allah takdirkan keberpisahan dengannya di dunia ini. Itulah jalan cerita indah lagi mengindahkan yang sebenarnya. Tentang cinta yang ditumbuhkan saat dua hati telah sah berpadu dalam ketetapan-Nya. Menghadirkan tabur-tabur rasa yang menyempurkan segenap kerinduan. Cerita sebelumnya hanya sandiwara...seumpama lakon perasaan yang mesti diperankan sebagai insan yang memiliki hati nan fitrah. Cukup ! Itu saja, hanya sandiwara. Realita kisah cinta hanya untuk dia, cukup padanya, seseorang yang akan memperjuangkan kita hingga titik tepi 


Kepada Tuan yang masih menjadi rahasia langit.
Untuk mu,  yang kini tengah  ku upayakan  menjaga hati  dan belajar tuk membersihkan dari segala sesuatu yang merusuhkannya. Karena aku pun tengah mendo'akan agar Allah menjaga hatimu selalu.

Kita akan menghapus semua cerita masa lalu yang akan menodai hati ini. Sebersih-bersihnya tanpa ada satupun yang menodai. Dengan senantiasa menjaga kedekatan pada-Nya. Kita akan mampu menebas semua perasaan-perasaan yang sia-sia itu. Kelak di hati ini hanya ada cinta untuk mu seutuhnya demi ku renggut cinta-Nya.
Aku tengah menyiapkan hati yang akan ku tumbuhkan cinta hanya untuk mu, Tuan. Hanya untuk mu demi Dia dan agar dapatkam ridho-Nya.

Semoga Allah jaga kita selalu dalam keimanan yang terus membaik dan ketaatan yang kian meningkat. Sebab cinta kita akan berhenti di stasiun ketaatan. Kita pun akan memulai dengan keimanan, melangkah dengan keimanan, dan dengan keimanan itulah cinta kita terarah pada sakinah, mawaddah, warrahmah, dan dakwah.

Aku akan menjaga hati ini untuk mu. Karena ini sangat berharga untuk seseorang yang sangat menghargaiku kelak.
Untuk kamu yang tengah bersabar memperjuangkanku dalam do'a dan ikhtiar.
Untuk kamu yang tengah menjaga hati.
Untuk kamu yang lagi sibuk menghafal Qur'an dan memperbaiki diri.
Untuk kamu yang ingin bersamamu kucapai syurga.
InsyaAllah...

Allahumma aamiin ya Mujib