Jumat, 05 Agustus 2016

Kepada Tuan di 'Rahasia Langit'

Untuk mu yang tengah menuju...
Apakah iya, tidak, atau entahlah
Apakah ada, tidak ada, atau euforia
Aku telah bersepakat pada do'a bahwa diri ini harus yakin bahwa Allah Maha Memperkenankan harapan baik jika memang itu baik.

Jika membangun peradaban akan dimulai dari membangun bahtera 'itu', apakah hal ini perkara sepele?
Jangan terpedaya oleh geriap gempita mereka yang memamerkan suka gembiranya, karena bisa jadi itu hanya ilusi akut yang menyeret pada kedangkalan pikiran, penyempitan makna, dan kenestapaan. 

Kita harus bersiap untuk membangunnya dengan kemurnian niat, kekuatan iman,  kesungguhan tekad, kebugaran fisik dan keluasan ilmu. Sebab estimasi yang ingin kita tuju bersama akan menerjang ombak-ombak ganas, melawan badai kejam, iklim yang tak menentu, aral melintang yang entah seberapa dahsyat perih untuk melewatinya. Perjalanan yang akan kita titi bersama adalah perjalanan yang memayahkan dan meletihkan. Sebab pulau impian yang ingin dicapai adalah kampung halaman tercinta, Syurga. Maka bahtera 'itu' kita bangun demi ibadah dan perjalanan bersama akan membuatnya semakin berenergi dengan cinta dari langit yang dikanfas dengan keimanan. Susah, lelah, jengah, dan apapun kendala dalam perjalanan kita mengarungi lautan lepas adalah ibadah kita. Aku tak mau lelah menjadi penyejuk yang  menemani dan meneguhkan nahkoda yang telah Allah tetapkan untuk memimpinku menuju pulau impian itu dibawah langit keridhoan-Nya.

Dari sekian banyak korban yang tertipu tentang membangun bahtera 'itu' semoga aku, kau, kita terselamatkan. Mereka yang meremehkan tentang bahan-bahan terbaik untuk mengkonstruksinya terpaksa kembali berenang ketepian pantai akibat kerusakan hebat menerjang karang dan ada yang akhirnya terbenam lalu mati rasa. Na'udzubillah...

Bahwa membangun bahtera 'itu' membutuhkan akumulasi upaya yang membumi dan do'a yang membujur hebat ke kaki langit. Sebab bahtera 'itu' lah yang akan membawa kita menghadang lautan lepas yang tiada penolong selain Dia. 
Gejala-gejala kerusakan itu mesti diantisipasi dengan ilmu, sebab ilmu bahan terbaik dalam menjaga performa bahtera kita kedepan. Jangan lelah memperbaharui akal dengan khazanah yang menyegarkan dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan pada diri. Untuk merawatnya, kita butuh keimanan yang kokoh. Senantiasa mewarnai bahtera 'itu' dengan atmofser ketakwaan membuatnya akan semakin indah lagi menyejukkan hati dari masing-masing kita. 

Aku sedang mempersiapkan, dan aku yakin kau pun begitu. Saat waktu yang tertera di catatan langit datang. Kita siap membangun bahtera 'itu' dengan mantap.

Amin amin amin 

Dari sekian kali fitrahnya terjatuh dan tertatih pada hati yang kurang hati-hati ditanai oleh diri, kita belajar bangkit untuk menjadi lebih baik dalam mengelola hati dan menempatkan manusia pada kadar seadanya saja. Hanya boleh Dia, Allahu ta'ala, yang menempati rating tertinggi di kerajaan hati. Sehingga apa pun yang ingin kita mulai didasari oleh keimanan termasuk jatuh hati. Dari sana kita menjadi lebih pandai memaknai kehendak-Nya, bahwa tak semestinya orang yang sempat kita cintai akan menjadi jodoh kita. Tidak..! Tidak selalu begitu jalan ceritanya. Namun orang yang menjadi jodoh kita kelak sudah semestinya kita cintai sejak akad berkumandang menggetar arasy hingga nanti Allah takdirkan keberpisahan dengannya di dunia ini. Itulah jalan cerita indah lagi mengindahkan yang sebenarnya. Tentang cinta yang ditumbuhkan saat dua hati telah sah berpadu dalam ketetapan-Nya. Menghadirkan tabur-tabur rasa yang menyempurkan segenap kerinduan. Cerita sebelumnya hanya sandiwara...seumpama lakon perasaan yang mesti diperankan sebagai insan yang memiliki hati nan fitrah. Cukup ! Itu saja, hanya sandiwara. Realita kisah cinta hanya untuk dia, cukup padanya, seseorang yang akan memperjuangkan kita hingga titik tepi 


Kepada Tuan yang masih menjadi rahasia langit.
Untuk mu,  yang kini tengah  ku upayakan  menjaga hati  dan belajar tuk membersihkan dari segala sesuatu yang merusuhkannya. Karena aku pun tengah mendo'akan agar Allah menjaga hatimu selalu.

Kita akan menghapus semua cerita masa lalu yang akan menodai hati ini. Sebersih-bersihnya tanpa ada satupun yang menodai. Dengan senantiasa menjaga kedekatan pada-Nya. Kita akan mampu menebas semua perasaan-perasaan yang sia-sia itu. Kelak di hati ini hanya ada cinta untuk mu seutuhnya demi ku renggut cinta-Nya.
Aku tengah menyiapkan hati yang akan ku tumbuhkan cinta hanya untuk mu, Tuan. Hanya untuk mu demi Dia dan agar dapatkam ridho-Nya.

Semoga Allah jaga kita selalu dalam keimanan yang terus membaik dan ketaatan yang kian meningkat. Sebab cinta kita akan berhenti di stasiun ketaatan. Kita pun akan memulai dengan keimanan, melangkah dengan keimanan, dan dengan keimanan itulah cinta kita terarah pada sakinah, mawaddah, warrahmah, dan dakwah.

Aku akan menjaga hati ini untuk mu. Karena ini sangat berharga untuk seseorang yang sangat menghargaiku kelak.
Untuk kamu yang tengah bersabar memperjuangkanku dalam do'a dan ikhtiar.
Untuk kamu yang tengah menjaga hati.
Untuk kamu yang lagi sibuk menghafal Qur'an dan memperbaiki diri.
Untuk kamu yang ingin bersamamu kucapai syurga.
InsyaAllah...

Allahumma aamiin ya Mujib 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar