Dari sekian banyak wanita di kampus itu masih segelintir yang menggunakan busana muslimah yang rapi. Modernisasi telah mewarnai perilaku dan fasion kaula muda terkhususnya wanita. Kewajiban menjaga aurat sebenarnya tidak ada istilahtawar menawar. Selain menjaga kehormatan wanita juga berfungsi menghindari wanita dari terpaan fitnah. Tidak semua bisa memahami ini, atau lebih tepatnya kurang mau memahami. Oh ya...ini bukan kampus biasa melainkan kampus Favorit di Dunia, Oxford University. Selain kultur Weternisasi yang kental disini juga di suport oleh keyakinan beragama yang beragam, dan muslim adalah masih relatif minoritas disini.
Bagi seorang muslimah yang menempuh pendidikan di sini, jelas bukan perihal mudah untuk mempertahankan diri tetap menjalankan syari'at Allah dalam berbusana. Kisah ini adalah suatu cerminan bagi para muslimah di seantaro bumi. Bahwa Barang siapa yang menjaga Allah maka dengan langsung Allah lah yang menjadi penjaga disetiap tapak kehidupannya.
Thahirah seorang muslimah asli Indonesia asal minang yang sering dipanggil Irah. Ia adalah wanita yang ulet dalam menuntut ilmu, pantang menyerah, dan pekerja keras. Anak dari seorang kuli bangunan dan penjaja goreng keliling ini mengecap pahit hidup sedari umur 3 tahun. Ia anak simatawayang yang menjadi tumpuan harapan orangtuanya. Memang Allah selalu punya cara sendiri untuk menjadikan hamba-Nya menjadi lebih kuat dan menguji ketahanan serta kesetiaannya untuk dapat meletakkannya mulia di sisi Sang Maha Rahim. Sejak umur 3 tahun, Irah ditinggalkan oleh ayah tercintanya. Ia harus menanggung hausnya kasih sayang dari seorang ayah. Tidak lama setelah itu ibunya pun menyusul kembali kehadirat Allah. Semenjak itu ia di asuh oleh orang tua angkat dan di boyong ke Jakarta.
Siapa sangka ternyata Irah kecil dijadikan bahan kekejaman orang tua angkatnya. Di usianya 4 tahun, Irah harus menjadi pengemis di jalanan yang uangnya disetor ke juragan, yang tak lain orang tua angkatnya. Pernah suatu ketika rambutnya dijambak dan di pukul dengan rotan hingga berdarah di sekujur punggungnya karena uang setoran kurang dari biasanya. Benar-benar memilukan tak terperi. Hari-hari Irah di pelataran jalan kota menyisakan sejarah yang tak pernah dilupakannya. Ia baru dapat makan kalau uang yang diperoleh lebih dari batas minimum setoran.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan laki-laki renta yang menyebrang jalan. Kakek itu terseok-seok sambil menjinjing plastik berwarna hitam, entah apa isinya. Melihat kakek in Irah pun meraih tangannya dan menyebranginya sampai ke sebrang. Begitu terkejutnya Irah saat kakek itu menyodorkan padanya sebuah bungkusan petak yang berbalut koran. Apa ini kek ? Tanya Irah kebingungan. Ternyata kakek itu bisu dan menjawab dengan isyarat tangannya. Irah semakin tida mengerti. Kakek itu pun berlalu.....dan Irah harus terus menyambari setiap orang yan lalu larang sembari menyodorkan kalengnya. Tiba-tiba hujan mngguyur deras dan Irah kelimpungan mencari perteduhan sementara. Ia lupa memwawa payung yang biasanya di gunakan untuk mencari uang tambahan dengan jasa payung. Terpaksa ia istirahat sejenak di depan warung nasi bukan untuk makn tapi untuk melihat betapa menggiurkannya makanan itu, perutnya pun mulai meilit, suasana yang mendung dan dinginnya suhu membuat laparnya semakin akut. Tapi belum boleh makan karena baru jam 14.00 wib dan uang setoran belum terpenuhi. Dibukanya pemberian kakek tadi, ternyata isinya adalah uang dan tidak sedikit. langsung ia sembunyikan, takut teman-temannya memperhatikan. Sudah genap 1,5 tahun lebih Irah dipekerjakaan tidak manusiawi, dan bukan Irah sendiri. Ia dan 23 temannya yang lain juga mengalami hal yang serupa, bakan ada yang diamanahkan untuk menjadi pencopet. Tapi Irah belum pandai untuk tugas yang seperti ini, oleh karena itu Ia hanya dipekerjakan sebagai peminta jalanan.
Perasaan Irah tak karuan, Ia mulai gelisah. Mau diapakan uang sebanyak ini. Ia menyadari mata-mata juragannya tersebar di pelosok kota ini, jadi untuk lari adalah suatu yang mustahil. Kejenuhannya akan penderitaan hidup membuatnya mengambil keputusan diluar perkiraan. Irah memang masih terlalu dini untuk merasakan kekerasan hidup ini. Di antara teman-temannya hanya Ia sendiri yang masih berusia 6 tahun. Uang yang ada di sakunya itu 3 ikatan uang seratus ribuan, dan satu ikatan senilai Rp. 10.000.000,-. Bayangan kakek itu terus menghantuinya. Mengapa ada orang yang sebaik ini, Irah membatin. Kekalutanya sudah memuncak, toh kalau IA pulang uang ini terpaksa harus diserahkan pada juragan. Maka, Ia perhatikan kendaraan yang lalu lalang. Lalu.....
ARghhhhhhhhhh ! semua pekikan menghempa, anak kecil itu di lindas mobil yang berplat putih, merck Toyota Alvard. Teman iRah langsung histeris. Suasana langsung ricuh.
Irah di tabrak bang !, ujar teman Irah menelpon juragan. Ah, biar sajalah anak ingusan itu pendapatannya segitu-gitu aja, kita doakan aja langsung mati, Ujar Juragan dari sebrang telpon. mengetahui hal itu maka semua anak anak di komandoi untuk tidak menggubris Irah yang tertelentang di tengan jalan itu.
Keluarlah seorang ibu berjilbab ungu dari mobil itu, raut wajahnya begitu merah dan cemas melihat darah Irah telah memuncrat di depan mobinya. Ibu itu langsung meminta pertongan agar anak ini di masukkan kemobilnya. Saat itu juga Irah di bawa ke rumah sakit.dengan kecepatan ekstra. Dan dirawat di ruang ICU. Sudah satu bulan Irah koma. Melawan kematian sementara. Wanita paruh baya itu kian merana melihat kondisi Irah. Ia harus bertanggung jawab, dan sampa kapanpun Irah tidak akan di sia-siakannya, wanita itu bertekad. Hingga akhirnya Irah siuman pada bulan kedua dan diizinkan untuk pulang.
Uang itu sekarang ada di tangan Ibu Karsih, seorang Dosen di Fakultas MIPA salah satu Universitas Swasta. Ibu karsih adalah janda tanpa anak, sehingga kehadiran Irah di kehidupannya membuka harapan baru untuk dapat meniti hidup bersamanya. Walaupun cara Alllah mempertemukannya tidak seindah yang dikira. Tidak ada terbersit dihatinya untuk mengambil hak anak yatim piatu yang sedang bersamanya saat ini. Uang itu dikembalikan kepada Irah, mengetahui Irah tidak punya orang tua dan perjalanan hidup Irah selama ini, Bu KArsih pun mengangkatnya menjadi naka. Betapa senangnya Irah, terkadang Ia masih dihantui juragannya itu, kalau juragan tau Ia masih hidup, habislah hidupnya.
Secara mendadak Ibu KArsih mendapat panggilan mendadak untuk pindah tugas mengajr ke negri Johor. Dengan girang tak terkira Irah menyetujui untuk ikut Ibu Karsih ke Malaysia. HAri-demi hari berganti, bulan demi bulan belalu, tahun pun beringsut maju.Irah tumbuh sehat dan cerdas dalam asuhan Ibu Karsih. Irah benar-benar menunjkkan prestasi yang luar biasa di sekolah. Sudah 4 kali Irah memenangkan Olimpiade Sains tingkat SD Nasional. Namanya sering di gembor-gembor oleh media. Ibu Karsih adalah sosok perempuan religius, selain menggenjot Irah dengan modal akademk juga mengiringinya dengan pendekatan agama. Sejak kelas 4 SD Irah sudah hafal 10 juz al-Qur'an.
Irah kini sudah remaja. Sangat pemalu dan tidak banyak bicara. Teman sehari-harinya hanya buku dan al-Qur'an serta laptop. Seusai pendidikannya di Malaysia, Ia beniat untuk melancong ke benua lain yakni Inggris. Sudah banyak Universitas ternama yang memintanya namun Ia memilih Oxford University.
Sedari bangku sekolah Irah sudah berpakaian muslimah yang rapi, menggunakan rok, baju kurung dan khimar lebar yang menutupi dada. Ibu Karsih sempat sangsi melepaskannya jauh. Namun, Irah memiliki karakter yang keukeuh. Baginya menuntut ilmu adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Kecintaannya pada sains membuatnya mengambil Jurusan Fisika terapan di Oxford University. Disana Irah tidak perlu tes dan tidak perlu memikirkan masalah biaya, karena sampai tamat Irah menerima beasiswa penuh beserta keperluan hidupnya.
Akhirnya Ibu Karsih harus mengalah dan mengikhlaskan Irah pergi ke Inggris. Jelas akan menjadi sebuah tantangan baru bagi Irah. Penampilan Irah telah menyita banyak perhatian lingkungan kampusnya. Terkadang Irah merasa risih. Keyakinannya akan janji Allah membuat Ia teguh untuk mempertahankan khimarnya. Beberapa bulan setelah Irah menjalani hari-harinya di ngeri asing datang kabar bahwa Ibu Karsih telah tiada. Bukan main terpukulnya Irah saat itu. Penyesalan pun mencuar ke ubun-ubun jiwanya. Jikalah Ia mendengan kata Ibu angkatnya itu tentu Ia dapat merawatnya ketika terbujur sakit dan melepaskan kepergiaannya. Ternyata berita itu datang setelah seminggu Ibu Karsih dikebumikan.
Sekarang Ia sebatang kara, hidup tanpa keluarga. Untuk mencari dana tambahan Irah sering kerja Freelance di rumah makan Muslim dan kadang harus mengajar. Ia bertekad bahwa kesuksesan akan ia raih dari cucuran keringat saat ini. Tidak ada istirahat nayaman di dunia, karena dunia tempat beramal. Irah memang tak kenal letih. Kesibukannya bekerja untuk mencari uang tambahan tidak mengurangi prestasinya di kampus
Di suatu waktu, Irah memang menyempatkan diri untuk berkunjung ke komunitas muslim yang ada disana. Irah berwudhu sebelum masuk mesjid. sontak Ira terkejut ketika ada laki-laki yang masuk ke ruang wudhu wanita dan saat itu ira sedang tidak menggunakan khimar dan tangan serta kakinya terlihat. Serasa turun semua darah Irah dari kepala ke kaki, sangat lemas rasanya. Laki-Laki itu pun terkejut dan langsung beristighfar, dengan cepat berlalu meninggalkannya. Irah menangis sesegukan di Mesjid, sesuai pertemuan komunitas muslim khusus akhwat itu Irah masih mlanjutkan tangisnya di mesjid hingga sore. Irah tidak menyadari bahwa dari mulai Ia menangis aki-laki yang tadi tidak sengaja masuk kerunag wudhu wanita itu ada di mesjid itu pula. menunggu Irah keluar. Irah merasa sangat malu. Matahari mulai masuk ke peraduannya, Irah tidak boleh pulang malam. Maka Ia memutuskan untuk pulang kerumah. Lagi-lagi Irah terkejut untuk kedua kalinya. Laki-laki itu menatap Irah yang keluar dari mesjid dan langsung menghamprinya. Irah pun merasa takut dan dengan cepat-cepat mengambil diri untuk menjauhinya. Laki-laki itu mengejarnya. Irah semakin menciut. Akhirnya laki-laki itu angkat bicara. Tunggu ! saya mau minta maaf, tadi saya tidak sengaja masuk kesana. Saya begitu meyesal untuk menebusnya maka saya akan menikahi ukhti.What ?. Dada Irah kian menderu-deru. pikirannya mulai tidak stabil, tangannya dingin, hatinya tak karuan. Bagaimana mungkin Ia menikah dengan orang yang bari di kenalnya dalam beberapa menit saja. Tanpa mengetahui siapa dia, agamnya, asalnya, dan lainnya. Ini mimpi, dalam hatinya. dicubitnya sedikit tangannya ternayata ini nyata bukan mimpi. Irah berhenti, menghadap laki-laki itu sambil tertunduk dengan mata yang sembab. Irah ingat dengan do'anya bahwa ia ingin auratnya di jaga sama Allah dan dipenuntukkan bagi pendamping hidupnya kelak. Lalu ia bertanya dalam hati, mengapa Allah tidak mengabulkan doanya. Atau memang laki-laki yang di depannya sekarang ini jodoh yang telah Allah takdirkan. Namun kata yang terucap dari lisan Irah berbeda dengan apa yang ada di hatinya. Kamu telah menzhalimi ku, ucap Irah.
Setelah kejadian itu Irah menjadi pemurung. Selera belajarnya berkurang. Membuatnya sakit selama seminggu. Irah begitu meratapi dirinya, ia merasa sangat hina sekali. Ia begitu kokoh menjaga auratnya, karena Ia sangat takut dengan azab Allah. Keinginannya yang menjulang untuk menjadi wanita yang diridhoi Allah membuatnya begitu terguncang saat ada laki-laki yang bukan mahramnya melihat auratnya. Ia menangis sesegukan di sepanjang ibadahnya kepada Allah. Beristighfar tak henti-henti. Tentu tidak ada guna menyesali dalam kekalutan tak berujung ini. Gumam Irah. Lebih baik memperbanyak amal lagi. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa, tekadnya.
Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, Irah senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya. Laki-laki normal mana yang tidak tertarik pada Irah. Jika pelangi papat membuat kita tersenyum walaupun tak bisa menggenggamnya, Irah pun dapat membuat lelaki terkagum walaupun hanya sekali bertemu dengannya.
Hari terus menyulam menjadi bulan dan tahun. Irah kini telah menyelesaikan studinya dengan baik dan mendapatkan prediksi terpuji dengan IPK 4.00. Rasanya tidak ada lagi pencapaian yang belum didapatinya. bertubi-tubi piagam penghargaan diraihnya. Masalah harta sekarang Irah adalah seorang jutawan dengan menjadi direktur di salah satu perusahaan software ternama di sana. Namun, kesendiriannya sering mengusik rasa. Sudah lima tahun Ia menderita kesendirian dalam keramaian aktifitasnya. Dari kecil memang sudah haus akan belai kasih keluarga. Meskipun kehadiran Ibu Karsih telah melegakan kesedihannya. Tentu tidak sesempurna mereka yang memiliki ayah, ibu, dan keluarga. Irah sangat merindukan kehadiran seorang pendamping hidupnya. Sosok yang mampu menemani hari-harinya dengan penuh pesona takwa dan taat. Usianya yang sudah beranjak 23 tahun. Baginya tidak ada salah untuk memulai kehidupan yang lebih bermakana dengan menunaikan separuh bagi agama dan menyongsong kehidupan dunia yang lebih bermakna. Tapi dengan siapa ? Ia membatin. Hanya helaan panjang yang saat itu mencuar.
Krrriiingggggg ......ponsel Irah berdering berkali-kali. Ternyata ada panggilan dari guru mengajinya. Irah diminta untuk segera menemuinya dirumah kediaman beliau. Tanpa Ba-Bi-Bu. Irah langsung menuju rumah Ustadzah Syaidah. Setiba disana ustadzah langsung mengutaran maksud dan tujuanya memanggil Irah kerumahnya. Bahwasanya ada seorang pemuda yang ingin meminang Irah. Ia asli orang Indonesia yang baru saja menyelesaikan gelar masternya di negri ini. Tutur Ustadzah. Irah hanya manggut-manggut, dihatinya tersaji sup yang terisi cincangan haru, bahagia, bingung, dan penasaran. Sekarang pemuda itu ada disini, sudah sedari tadi menunggumu. Bukan main debaran jantung Irah, berdetak tidak pada kodrat kenormalannya. Seketika pemuda itu menghampiri ke ruang dimana Irah betengger. Irah mengangkat wajahnya dan mengamati pemuda itu. Serasa bukan di alam dunia ia berpijak. badannya langsung lemas dan Irah pun pingsan.......
Ustadzah mengambil tubuh Irah dan langsung memboyongnya ke kamar. Barulah semuanya mengerti dari cerita pemuda itu. Bahwa sebelumnya ia pernah bertemu Irah, dan ia lah pemuda yang membuat Irah sakit selama seminggu itu. Setelah Irah siuman, ustazdzah menanyakan kembali kepada Irah dan Irah meminta waktu untuk menjawabnya.
Irah menyimak baik-baik profil laki-laki yang akan menjadi pasangan hidupnya itu. Ia di Indonesia, dan berarti jika Irah menerimanya mesti meninggalkan pekerjaannya sekarang. Matanya terpanelah ita pada baris "Hafidz 30 juz.". Seminggu setelah istikharah, entah kenapa hatinya semakin mantap. Diputuskannya untuk melanjutkan proses selanjutnya.
Sholahuddin al-Qayyim namanya. Sekarang telah resmi menjadi pendamping hidup Thahirah. Ia baru menyedari bahwa doanya memang dikabulkan oleh Allah. Bahwa memang orang yang pernah melihat auratnya dulu sudah ditetapkan menjadi kekasihnya yang halal. Tentu saja tidak ada dosa baginya karena kisah di tempat wudhu kemarin bukanlah faktor kesengajaan. Namun itu adalah salah satu cara Allah untuk mempertemukan mereka meskipun dengan bentuk yang sangat unik dan nyentrik. Lengkap sudah kebahagiaan Irah kini.
Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, Irah senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya. Laki-laki normal mana yang tidak tertarik pada Irah. Jika pelangi papat membuat kita tersenyum walaupun tak bisa menggenggamnya, Irah pun dapat membuat lelaki terkagum walaupun hanya sekali bertemu dengannya.
Hari terus menyulam menjadi bulan dan tahun. Irah kini telah menyelesaikan studinya dengan baik dan mendapatkan prediksi terpuji dengan IPK 4.00. Rasanya tidak ada lagi pencapaian yang belum didapatinya. bertubi-tubi piagam penghargaan diraihnya. Masalah harta sekarang Irah adalah seorang jutawan dengan menjadi direktur di salah satu perusahaan software ternama di sana. Namun, kesendiriannya sering mengusik rasa. Sudah lima tahun Ia menderita kesendirian dalam keramaian aktifitasnya. Dari kecil memang sudah haus akan belai kasih keluarga. Meskipun kehadiran Ibu Karsih telah melegakan kesedihannya. Tentu tidak sesempurna mereka yang memiliki ayah, ibu, dan keluarga. Irah sangat merindukan kehadiran seorang pendamping hidupnya. Sosok yang mampu menemani hari-harinya dengan penuh pesona takwa dan taat. Usianya yang sudah beranjak 23 tahun. Baginya tidak ada salah untuk memulai kehidupan yang lebih bermakana dengan menunaikan separuh bagi agama dan menyongsong kehidupan dunia yang lebih bermakna. Tapi dengan siapa ? Ia membatin. Hanya helaan panjang yang saat itu mencuar.
Krrriiingggggg ......ponsel Irah berdering berkali-kali. Ternyata ada panggilan dari guru mengajinya. Irah diminta untuk segera menemuinya dirumah kediaman beliau. Tanpa Ba-Bi-Bu. Irah langsung menuju rumah Ustadzah Syaidah. Setiba disana ustadzah langsung mengutaran maksud dan tujuanya memanggil Irah kerumahnya. Bahwasanya ada seorang pemuda yang ingin meminang Irah. Ia asli orang Indonesia yang baru saja menyelesaikan gelar masternya di negri ini. Tutur Ustadzah. Irah hanya manggut-manggut, dihatinya tersaji sup yang terisi cincangan haru, bahagia, bingung, dan penasaran. Sekarang pemuda itu ada disini, sudah sedari tadi menunggumu. Bukan main debaran jantung Irah, berdetak tidak pada kodrat kenormalannya. Seketika pemuda itu menghampiri ke ruang dimana Irah betengger. Irah mengangkat wajahnya dan mengamati pemuda itu. Serasa bukan di alam dunia ia berpijak. badannya langsung lemas dan Irah pun pingsan.......
Ustadzah mengambil tubuh Irah dan langsung memboyongnya ke kamar. Barulah semuanya mengerti dari cerita pemuda itu. Bahwa sebelumnya ia pernah bertemu Irah, dan ia lah pemuda yang membuat Irah sakit selama seminggu itu. Setelah Irah siuman, ustazdzah menanyakan kembali kepada Irah dan Irah meminta waktu untuk menjawabnya.
Irah menyimak baik-baik profil laki-laki yang akan menjadi pasangan hidupnya itu. Ia di Indonesia, dan berarti jika Irah menerimanya mesti meninggalkan pekerjaannya sekarang. Matanya terpanelah ita pada baris "Hafidz 30 juz.". Seminggu setelah istikharah, entah kenapa hatinya semakin mantap. Diputuskannya untuk melanjutkan proses selanjutnya.
Sholahuddin al-Qayyim namanya. Sekarang telah resmi menjadi pendamping hidup Thahirah. Ia baru menyedari bahwa doanya memang dikabulkan oleh Allah. Bahwa memang orang yang pernah melihat auratnya dulu sudah ditetapkan menjadi kekasihnya yang halal. Tentu saja tidak ada dosa baginya karena kisah di tempat wudhu kemarin bukanlah faktor kesengajaan. Namun itu adalah salah satu cara Allah untuk mempertemukan mereka meskipun dengan bentuk yang sangat unik dan nyentrik. Lengkap sudah kebahagiaan Irah kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar