Mulai dari melayani mustahik, penerima manfaat, samapai muzakki, pemberi manfaat ada di sini. Kelihatannya simpel dan teramat sederhana.Mengambil dari yang memberi dan menyalurkan kepada yang membutuhkan. Jadi amil itu gak rempong donk ?. Hah...! Yang menyatakan tugas seorang amilin seringan membalikkan telapak tangan adalah keliru kelas kakap. Neh, saya buktinya. .....apa sih, gak ngerti ? Sabar ya.... nanti akan saya jelaskan. hehehe
Amilin adalah seorang Profesor Psikolog. Dalam melayani karakter mustahik yang berwarna-warni spektrumnya menempah mental, atau lebih tepatkan mengharuskan, seorang amilin pintar membaca air muka mustahik. Sempat pangling tujuh keliling saya. Datang mustahik yang memasang anggaran wajah sangar sambil mebentak-bentak. Kok permohonan saya belum keluar ? brlakudfabjrfuygsbjakhsdwgeua/...*&&^#@^(*(*^%#(*)__*&................! Stop saya mebatin. Ocehan itu terlalu panjang deru nafas saya muai tersekat. MasyaAllah, jika bukan rahmat dari Allah mungkin saya tidak mampu berlaku lemah lembut. Untunglah bekal saya mengikuti training-training di kampus plus baca-baca buku, Si Bapak bertubuh kekar berjawah sangar mampu ditaklukkan.
Sekali lagi saya tegaskan. Amilin adalah Psikiater. Semua mustahik yang datang meminta penyelsaian masalah, abaik itu tentang sang suami yang telah pergi, yang selingkuh, yang tidak bertanggung jawab, anak yang tidak sekolah, minta perlengkapan sekolah anak, mengadu nasib karena kesasar, kecopetan, gak ada ongkos pulang, gak ada belanja di rumah, aneka ragam sakit, rumah terbakar, ada acara. Beuh !!! bejibun masalah untuk satu pintu solusi, katanya. Yah mereka menganggap PKPU adalah solusi kesengsaraan maupun himpitan hidup yang berlangsung. Ya Allah, Semoga Allah meringankan pundak-pundak amilin. amin terkhususnya saya. Hehehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar