(Q.S.al-Qasas:77)
Minggu, 20 Agustus 2017
Mari Upayakan
(Q.S.al-Qasas:77)
Orang-Orang yang Bahagia
Tetap Berjuang dan Memperjuangkan
Pada garis hidup yang telah ada sebelum semua ada.
Pada sebuah cerita dimana manusia adalah pemeran utamanya.
Dimulai dengan sebuah pemahaman, bahwa bentuk takdir yang ditemui, semua diciptakan dengan tujuan baik. Hanya butuh waktu untuk menafsirkan semua. Bisikkan saja keluhan pada bumi di sepanjang tubuh sepertiga malam, agar langsung bumi menyampaikan pesan ini pada Pemangku Langit.
Kita ingin mengabdi, kita ingin dalam ridho Ilahi. Sedari dulu, kini, dan nanti kita tak pernah tahu di titik mana akan bertemu solusi. Bersabarlah lalu merengeklah akan pertolongan Allah. Ia senjata mukmin yang tak pernah tumpul. Pada hakikatnya zaman terus berevolusi pada satu poros yang pasti yakni kiamat. Untuk itu, ikutlah berevolusi bersama tasbih bumi mengelilingi matahari.
Ketika bahan bakar habis dan kita tidak memungkinkan lagi melanjutkan perjalanan. Jiwa kita mesti memberontak bahwa kita tak boleh berhenti !, karena dunia ini bukanlah tempat yang nyaman tuk istirahat. Temukanlah bahan bakar itu diselubung alam semesta. Ia setia bersembunyi disana hingga kita mau menjemputnya. Para sufi menceritakan bahwa ia bisa kita ambil di sepertiga malam, saat kebanyakan manusia senyap dalam tabur mimpinya masing-masing. Mengendap-endaplah bentangkan sajadah. Luruskan hati pada Sang Maha Luas Kekuasaannya, Raja dari segala Raja, Pemilik Segala Sesuatu tanpa terkecuali. Lantunkan nada-nada tasbih dalam kekhusyukan. Rendahkan kepala tepat diatas bumi. Memintalah. Disana transfer energi terjadi. Sepanjang Mentari menemani hari kita sibuk dengan aktifitas yang beragam. Energi itu akan menjaga kita tetap kuat untuk melanjutkan perjalanan. Berjuanglah bersamanya….
Kekhusyukan
Selasa, 08 Agustus 2017
Nak jadi CikGu je la
Hari ini, kembali ke anak-anak. Melihat perkembangan kualitas belajar anak SMA di salah satu sekolah negri di Bandung. Senang...banget. Ada perasaan yang gak bisa saya rasakan saat kerja di kantoran. Jadi ingin menghabiskan masa depan bersama mereka. Bersama putra-putri terbaik di negri ini. Untuk bangsa dan negara...Saya harus berkontribusi dan mengabdi.
Sedih melihat keluhan siswa, karena yang saat ini mereka masih memiliki pola pandang yang buruk terhadap ilmu. Kalau dalam psikologi pendidikan mereka masih terbentur pada bab merencanakan strategi masa depan. Saya juga sulit mengatasi apa yang tengah mereka butuhkan. Yah...mereka sudah terlanjur menjalani masa remajanya dalam arus globalisasi yang mendistorsi potensi-potensi terbaik yang ada pada diri mereka. Contohnya aja. Saat saya masuk kelas, mereka langsung curhat bahwa hampir semua pelajaran itu tidak menyenangkan. Hhmmm, tapi ada yang menghunus hebat hati saya bahwa mereka menyatakan, belajar itu menyenangkan jika gurunya asik. Nah...disini ketemu kan garis merahnya. Sikap mereka terhadap ilmu yang tengah saya hadapi saat ini tak dapat dielakkan bagian dampak dari paparan pengajaran dari seorang guru.
Senin, 07 Agustus 2017
Jangan Meremehkan
MasyaAllah....
Saya banyak tercenung dengan sekian skenario yang Allah pilihkan dalam hidup ini. Selalu ada jalan hikmah yang tersibak atas apa-apa yang saya alami. Misalnya saja, kejadian baru-baru ini. Qadarullah...Allah mengajari saya tentang 'jangan meremehkan'. Apa ? Kita terkadang suka mengestimasi orang-orang yang profesinya biasa-biasa saja itu tidak lebih beruntung dari kita (saya lah, agar tidak tergeneralisasi). Padahal, seringkali mereka menutupi diri mereka yang sesungguhnya, kehebatannya serta keunggulan yang dimiliki. Benar-benar tertampar saat tahu seseorang yang pernah menjaga gerai (salah satu usaha) itu adalah mahasiwa di kampus ternama di Indonesia. Ini untuk kesekian kali saya temui. Kadang saat saya pulkam sering banget yang jualan di pasar beduk (pasar yang jualan aneka makanan buka puasa) itu adalah orang-orang hebat *menurut saya*. Setelah ngobrol ini itu barulah sampai pada cerita, eh saya juga lagi kuliah S3 di jepang (pengen cekek leher tahu yang ke ginian). Trus coba deh perhatian sikap-sikap orang-orang yang tidak mengerti tata krama dalam mu'amalah jual-bel, mereka suka banget berlaku angkuh padahal mereka tidak sadar dengan siapa ia sedang berhadapan. Duh, inget ya...siapa pun yang kamu temui itu sumber ilmu. Entah ilmu yang baik atau tidak baik. Kalau baik diambil dan kalau tidak baik jadikan pelajaran untuk tidak melakukannya.
Ngerti gak sih? Ya udah yang penting saya cerita aja. Yang belum dipahami semoga dapat ilham setelah shalat malam.
Apa coba yang buat saya kagum dengan pengajaran dari Allah. Baru-baru ini saya dibuat penasaran aja sama seseorang yang baru saya kenal, gak tahu seperti punya feeling orang itu gak asing deh sebelumnya. Nah, yang lucunya *qadarullah* ternyata orang yang saya penasarankan itu memang orang yang masih terpintal erat dengan orang-orang terdekat saya. Aneh ya, saya belum pernah tetiba firasat keknya kenal tapi akhirnya memang orang yang masih dekat dengan lingkungan masa lalu. Tapi bener deh, yang kali ini gak salah firasat. Luar biasa....Darinya pula saya pembelajaran tentang 'jangan menyerah'. Walau itu sangat melelahkan. Bener sih, kadang kita suka pesimis kalau sudaj dihadapi kenyataan hidup yang pahit di kota-kota besar. Namun, sebenarnya tugas kita kan cuma menyempurnakan ikhtiar ya.*mau ucapin terima kasih, tapi dalam do'a aja. Semoga usahanya menghimpun rizki berkah dan melimpah. Amin*
Ngerasa kocak aja yang kali ini. Kenapa saya harus penasaran (Huffttt), kenapa harus ada firasat kenal. Bener-bener aneh bin ajaib. . . kalian gak bakal ngerti kecuali telah menyelemai pada hati yang terdalam. Mungkin Allah meminta darinya harus belajar untuk lebih baik dalam memandang kehidupan. Karena tidak semua yang kau lihat sepele itu tidak menyimpan pelajaran berharga.
*sekali lagi terimakasih !!!