Layaknya absisi, akan ada waktunya nanti semua rasa penasaran kita atas jawaban dari ikhtiar itu akan lepas dengan sendirinya seiring bertumbuhnya pemahaman akan ketetapan terbaik. Boleh saja berusaha keras untuk mencapai keinginan. Namun, jangan sampai menuhankan usaha dan mendikte Tuhan untuk pengambulan pinta.
"Silahkan anda melakukan sebab (ikhtiar/usaha) apapun yang terbaik. Tetapi kosongkan hatimu selalu dari sebab agar selalu terarah kepada Allah"
-Ibnu Qoyyim al-Jauzi-
Ungkapan ini sekiranya telah menjadi prinsip empiris, bahwa kita hanya diminta untuk melakukan yang terbaik. Selanjutnya, Tuhan lah yang berhak menentukan hasil terbaik selaras dengan yang kita butuhkan bukan sekedar yang diinginkan.
Bersyukur masih bisa terus belajar untuk mengasah jiwa agar kian tajam kebijaksanaannya. Sehingga dapat memangkas rapi kejahilan diri dalam memutuskan mana yang harus dilakukan dan mana yang mesti diupayakan. Sehingga diripun bisa bergerak layaknya mesin analitis mutakhir pada sekelumit persoalan hidup. Kemudian ketundukan nalar dan ego pada iman mensintesis hikmah-hikmah nan terlerai itu.
Kita juga menjadi lebih menerima akan penundaan atau tak terkabulnya harapan. Karena kita tahu, hidup di dunia ini hanyalah kesementaraan. Dengan keyakinan bahwa hidup hanyalah kesementaraan menghadirkan makna indah bagi hati untuk lebih menerima ketetapan. Bahwa tidak semua yang kita inginkan akan terwujud. lalu dengannya, kita tetap mampu bertahan. sebab kita yakin keinginan yang terbaik hanyalah apa yang ada disisi Allah, keinginan ternikmat hanyalah apa yang ada ditaman Syurga. Kemudian kita pun sadar dan lebih rendah hati. Kemudian kita lebih mampu untuk bersabar. Kemudian kita belajar untuk memperbaiki doa-doa. Sekarang pinta tak hanya kebaikan untuk hadiah di dunia, tapi kebaikan yang bisa kita terima sebagai balasan paling menyelamatkan kita di akhirat. Pada akhirnya, setiap ikhtiar yang akan diayunkan dalam perjalanan adalah langkah-langkah yang semakin mendekatkan kita pada Allah. Mendekatkan kita untuk melihat wajah-Nya di taman Syurga.
ah....itu aduhai !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar